Anda di halaman 1dari 10

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Semarang, 24 Juni 2023

Peningkatan Model PBL Terhadap Hasil Belajar PKN pada


Siswa Kelas I SDN Gayamsari 02

Kikit Anggreany Novitasari1, Joko Siswanto2, Espiyati3


1 Progam Studi Pendidikan Profesi Guru, Universitas PGRI Semarang, Jl. Sidodadi Timur No.24,50232
2 Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Semarang, Jl. Sidodadi Timur No.24, 50232
3 SDN Gayamsari 02 Semarang, Jl. Brigjen Sudiarto No.140, 50161

*kikitanggreany@gmail.com 1)
jokosisupgris@gmail.com 2)
espiyatispd@gmail.com 3)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan model Problem Based Learning terhadap
hasil belajar PKn pada siswa kelas I SD Negeri Gayamsari 02 Semarang. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian dilakukan dalam tiga siklus dengan tiga kali pertemuan.
Pertemuan dari setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode tes, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan
hasil penelitian yang berlangsung selama tiga siklus, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas I SD Negeri Gayamsari 02 Semarang, yakni pada pra siklus dengan nilai rata – rata 66,4
dengan presentase ketuntasan 48% maka perlu diadakan perbaikan, pada siklus I dengan nilai rata-
rata 75,6 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 68% belum mencapai hasil belajar dengan
baik, pada siklus II prestasi belajar meningkat dengan nilai rata-rata 84,44 dengan presentase
ketuntasan belajar sebesar 84%.

Kata kunci: Problem Based Learning; PKn; Hasil Belajar

ABSTRACT

This study aims to determine the increase in the Problem Based Learning model for Civics learning
outcomes in class I SD Negeri Gayamsari 02 Semarang. This research is a class action research
(CAR), the research was conducted in three cycles with three meetings. The meeting of each cycle
consists of planning, action, observation and reflection stages. Methods of data collection is done
through the method of testing, observation and documentation. Based on the results of the research
which lasted for three cycles, it can be concluded that the implementation of learning using the
Problem Based Learning model can improve the learning outcomes of class I SD Negeri Gayamsari
02 Semarang, namely in the pre-cycle with an average score of 66.4 with a completeness percentage
of 48 % it is necessary to make improvements, in cycle I with an average score of 75.6 with a
percentage of learning completeness of 68% did not achieve good learning results, in cycle II
learning achievement increased with an average value of 84.44 with a percentage of learning
completeness of 84%.

Keywords: Problem Based Learning; PKn; Learning outcomes

471
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 472

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

1. PENDAHULUAN pelajaran yang tepat, maka akan


Pendidikan nasional bertujuan memengaruhi minat belajar siswa
untuk meningkatkan kehidupan bangsa sehingga pelajaran lebih aktif dan hasil
dan mengembangkan manusia seutuhnya. belajar dapat meningkat (Siregar &
Pendidikan diharapkan dapat Sentosa, 2015:2). Fathurrohman (2015)
meningkatkan kemampuan, mutu berpendapat bahwa model pembelajaran
kehidupan serta dapat menghasilkan adalah kerangka konseptual yang
manusia terdidik. Pendidikan jenjang mengartikan prosedur yang sistematik
sekolah dasar sangat berperan penting dalam mengorganisasikan pengalaman
dalam menentukan kualitas suatu belajar dan pembelajaran agar dapat
pendidikan. Kegagalan dalam mencapai tujuan belajar dan berfungsi
penyampaian ilmu pengetahuan kepada sebagai sebuah pedoman dalam
siswa pada tingkat pendidikan sekolah perencanaan pembelajaran bagi guru
dasar akan berdampak pada kurangnya dalam melaksanakan aktifitas belajar.
pemahaman materi pembelajaran pada Salah satu yang direkomendasikan dalam
siswa (Lestari, 2021). Dalam proses kurikulum MERDEKA adalah model
pembelajaran, terjadi interaksi pembelajaran Problem Based Learning
antara siswa dengan siswa, interaksi (PBL). Menurut Mustamilah (2015:3)
antara guru dan siswa, maupun Model Pembelajaran Problem Based
interaksi antara siswa dengan sumber Learning (PBL) adalah pembelajaran
belajar. Berkaitan dengan proses yang memberikan masalah kepada
interaksi dalam pembelajaran, ada siswa dan siswa diharapkan dapat
beberapa faktor yang perlu diperhatikan menyelesaikan masalah yang diberikan
antara lain adalah hasil belajar dan dengan pembelajaran yang aktif. PBL
strategi pembelajaran. Dapat dikatakan mendorong siswa untuk menemukan
bahwa hasil belajar adalah hasil yang pemecahan masalah yang diberikan dapat
telah dicapai dalam belajar berupa membantu untuk meningkatkan atau
pengetahuan, penguasaan, atau menaikkan kemampuan diri siswa
ketrampilan, dan sikap yang diperoleh (Hardiyanti, 2017).
siswa selama mengikuti pelajaran di Pendidikan pada hakekatnya adalah
sekolah yang dinyatakan dalam usaha membudayakan manusia atau
bentuk angka. Akan tetapi menurut memanusiakan manusia, pendidikan
Rusman (2014:129), hasil belajar sangat strategis untuk mencerdaskan
merupakan sejumlah pengalaman yang kehidupan bangsa dan diperlukan guna
diperoleh siswa yang mencakup ranah meningkatkan mutu bangsa secara
kognitif, efektif, dan psikomotorik. menyeluruh. Mata pelajaran PKn sangat
Disinilah guru dituntut untuk membutuhkan aktivitas siswa dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang proses pembelajaran untuk membantu
mampu mengembangkan kompetensi, tercapainya tujuan pembelajaran PKn
baik dalam ranah kognitif, ranah afektif dan tercapainya prestasi belajar siswa.
maupun psikomotorik siswa. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Guru memiliki peran yang amat adalah mata pelajaran yang memfokuskan
berpengaruh dalam pembelajaran, bukan pada pembentukan warganegara yang
sekedar memberikan pengetahuan saja, memahami dan mampu melaksanakan
melainkan guru dituntut untuk membuat hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
pembelajaran berlangsung lebih aktif. warga negara Indonesia yang cerdas,
Metode atau model yang dipakai oleh guru terampil, dan berkarakter yang
tentu berpengaruh pada aktivitas siswa, diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
apabila guru menggunakan model yang 1945. Selain itu PKn juga merupakan mata
melibatkan siswa agar belajar lebih rajin, pelajaran yang memiliki fokus pada
sebaliknya jika guru hanya menjelaskan pembinaan karakter warga Negara dalam
saja maka siswa merasa bosan dan jenuh perspektif kenegaraan, dimana
saat pelajaran. Penggunaan model diharapkan melalui mata pelajaran ini
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 473

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

dapat terbina sosok warga Negara yang


baik (good citizenship).
2. METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan hasil pengamatan
Penelitian ini menggunakan
selama observasi di kelas, siswa kurang
penelitian tindakan kelas (PTK). (Alawia,
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.
2019), mengemukakan penelitian
Anak cenderung tidak begitu tertarik
tindakan kelas (PTK) adalah suatu
dengan pelajaran PKn karena selama ini
pengamatan yang menerapkan tindakan
pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran
didalam kelas dengan menggunakan
yang hanya mementingkan hafalan
aturan sesuai dengan metodologi
semata, kurang menekankan aspek
penelitian yang dilakukan dalam beberapa
penalaran sehingga menyebabkan
periode atau siklus. Berdasarkan pendapat
rendahnya minat belajar PKn siswa di
diatas maka, disimpulkan bahwa
sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor
suatu metode peneliian yang menerapkan
internal dan eksternal dari siswa. Faktor
tindakan didalam kelas dan dilakukan
internal antara lain: motivasi belajar,
dalam beberapa siklus serta cenderung
intelegensi, kebiasan dan rasa percaya
untuk memperbaiki proses pembelajaran
diri. Sedangkan faktor eksternal adalah
(Lusidawaty et al., 2020).
faktor yang terdapat di luar siswa,
Desain dalam penelitian
seperti; guru sebagai Pembina kegiatan
menggunakan Model Penelitian Tindakan
belajar, startegi pembelajaran, sarana dan
dari Kurt Lewin (dalam Arikunto, 2009)
prasarana, kurikulum dan lingkungan.
yang terdiri dari empat tahap yaitu
Hal ini terlihat dari data prasiklus
perencanaan, tindakan, observasi, dan
peserta didik kelas 1 dengan 25 anak
refleksi. Dalam penelitian ini aktivitas
sebanyak 13 anak atau 52% yang
guru dan siswa dalam pembelajaran PKn
mendapat nilai dibawah KKM dan hanya
melalui pendekatan kooperatif model
12 anak atau 48% yang mendapat nilai
Problem Based Learning (PBL) dengan
diatas KKM. Standar ketuntasan klasikal
metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
minimal (KKM) pada tingkat satuan
permainan, dan penugasan menghasilkan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri
kerangka berfikir sebagai berikut:
Gayamsari 02 mata pelajaran PKn adalah
75. Menurut Sukaptiyah (2015:114-121)
strategi pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan peciptaan suasana yang
menyenangkan sangat diperlukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran PKn. Dalam model
pembelajaran PBL guru bukan sebagai
“tokoh utama” dalam kegiatan
pembelajaran namun tugas guru sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa tetap
fokus dengan materi yang didiskusikannya
dan menjadi lebih aktif. Selain itu dengan
adanya pembagian kelompok kecil
diharapkan siswa dapat belajar
bekerjasama untuk memecahkan suatu
masalah dengan teman lainnya. Penelitian dilaksanakan pada
Berdasarkan identifikasi masalah di semester genap tahun ajaran 2022/2023.
atas permasalahan penelitian yang akan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan
dipecahkan dalam PTK ini mencari selama 3 bulan tahun 2023. Pelaksanaan
informasi untuk mengetahui “Peningkatan dan pengumpulan data dilaksanakan
model PBL terhadap hasil belajar PKn sesuai dengan jadwal mata pelajaran PKn
pada siswa kelas 1 SDN Gayamsari 02”. di kelas I SD Negeri Gayamsari 02 Kota
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 474

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Semarang. Penelitian dilaksanakan di sangat baik pada setiap siklusnya


kelas I SD Negeri Gayamsari 02 Kota digunakan tabel kategori hasil belajar
Semarang. Jumlah keseluruhan siswa seperti pada tabel 1.
pada kelas yaitu 25 orang, terdiri dari 13
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Tabel 1. Kategori Presentase
Adapun teknik pengumpulan data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
observasi, tes dan dokumentasi. Teknik ini Presentase
Kriteria
dilakukan pada saat berlangsungnya Ketuntasan
pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 80 – 100% Sangat Baik
Gayamsari 02 Semarang di kelas maupun 66 – 79% Baik
di luar kelas yaitu: pengamatan, yang
56 – 65% Cukup
dilakukan selama proses pembelajaran.
Wawancara dilakukan setelah 40 – 55% Kurang
pengamatan dan atas dasar hasil <40% Kurang Sekali
pengamatan di kelas maupun diluar kelas. (Arikunto & Jabar, 2014; 35)
Kajian dokumen dilakukan terhadap
Sedangkan skor rata-rata tes siswa
berbagai arsip yang ada seperti Modul
Ajar dan hasil penilaian guru pamong. dapat dihitung dengan rumus:
Kemudian tes atau soal evaluasi yang
dimaksud untuk mengukur seberapa jauh
hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan. X = nilai rata-rata
Analisis data merupakan tindak ∑ = jumlah skor keseluruhan
lanjut kegiatan peneliti sesudah data N = jumlah siswa
terkumpul untuk segera digarap oleh
peneliti untuk mengolah data. Data dari 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil pengamatan diolah dengan analisis Hasil belajar PKn siswa kelas I SD
deskriptif untuk menggambarkan keadaan Negeri Gayamsari 02 Kota Semarang
peningkatan pencapaian indikator masih banyak yang kurang dari KKM,
keberhasilan tiap siklus dan untuk yaitu dengan standar KKM yang telah
menggambarkan keberhasilan. Menurut ditentukan adalah 75. Data-data yang
Sudjono (2008:81) bahwa rumus dijadikan dasar dalam menganalisis
menghitung nilai presentase siswa adalah meliputi: data aktivitas siswa dalam
sebagai berikut: proses pembelajaran, respon siswa
terhadap pembelajaran, dan data hasil
belajar siswa. Secara rinci hasil penelitian
diuraikan sebagai berikut:

P = nilai ketuntasan belajar klasikal 1. Hasil Belajar Pra Siklus


∑ = jumlah siswa tuntas belajar Setelah peneliti melaksanakan
individu pembelajaran pra siklus, kemudian
peneliti mengadakan tes formatif dan
∑ = jumlah total siswa
memperoleh hasil sebagai berikut :
Setelah nilai persentase ketuntasan
hasil belajar siswa didapat, untuk
mengetahui kategori hasil belajar siswa
dalam posisi kurang, cukup, baik, atau
Tabel 2. Hasil Belajar Pra Siklus
Aspek Deskripsi
Nilai terendah 20
Nilai Tertinggi 90
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 475

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Jumlah Siswa yang Tuntas 12 Siswa (48%)


Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 13 Siswa (52%)
Jumlah Nilai 1660
Rata – rata 66,4
Keaktifan Siswa Belum tampak

Pra Siklus

Tidak Tuntas
48% 52%
Tuntas

Gambar Diagram 1. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar


pembalajaran agar siswa yang tuntas
meningkat. Kelemahan yang ditemukan
adalah :
1. Siswa masih malu bertanya
Dari analisis hasil belajar tabel 2 dan tentang materi yang belum
gambar 1 yang dicapai oleh siswa pada Pra jelas.
Siklus diketahui bahwa nilai yang tuntas 2. Siswa dalam bekerjasama
adalah 12 siswa dan nilai belum tuntas kurang.
adalah 13 siswa . Dengan demikian dapat 3. Penjelasan guru tentang
disimpulkan bahwa pembelajaran pengisian LKPD kurang jelas.
prasiklus masih banyak kekurangan
dengan kriteria termasuk kedalam 2. Hasil Belajar Siklus I
pembelajaran yang kurang karena Setelah peneliti melaksanakan
direntang 40% – 55%. Oleh karena itu, pembelajaran siklus I, kemudian
pembelajaran memfokuskan pada peneliti mengadakan tes formatif dan
pengamatan dengan penerapan model memperoleh hasil sebagai berikut :
problem based learning dan penggunaan
media LKPD modifikasi dalam proses

Tabel 3. Hasil Belajar Siklus I


Aspek Deskripsi
Nilai terendah 0
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Siswa yang Tuntas 17 Siswa (68%)
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 8 Siswa (32%)

Jumlah Nilai 1890


Rata – rata 75,6
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 476

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Keaktifan Siswa Masih Pasif

Siklus I

32%
Tidak Tuntas
68%
Tuntas

Gambar Diagram 2. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar

Dari analisis hasil belajar tabel 3 ada siswa yang belum tuntas.
dan gambar 2 yang dicapai oleh siswa Kelemahan yang ditemukan adalah :
pada perbaikan siklus I diketahui 1. Sebagian siswa masih malu
bahwa nilai yang tuntas adalah 17 bertanya tentang materi yang
siswa dan nilai yang belum tuntas belum jelas.
adalah 8 siswa dan ada peningkatan 2. Masih adanya siswa yang kurang
dalam ketuntasan belajar peserta dalam bekerjasama.
didik. Dengan demikian dapat 3. Penjelasan guru tentang pengisian
disimpulkan bahwa perbaikan LKPD kurang jelas karena siswa
pembelajaran siklus I yang yang kurang kondusif.
memfokuskan pada pengamatan
dengan penerapan model problem 3. Hasil Belajar Siklus II
based learning dan penggunaan Setelah peneliti melaksanakan
media LKPD modifikasi dalam proses pembelajaran siklus II, kemudian
pembalajaran sudah ada kemajuan, peneliti mengadakan tes formatif dan
nilai rata - rata kelas meningkat dari memperoleh hasil sebagai berikut :
66,4 menjadi 75,6 walaupun masih

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus II


Aspek Deskripsi
Nilai terendah 40
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Siswa yang Tuntas 21 Siswa (84%)
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 4 Siswa (16%)
Jumlah Nilai 2111
Rata – rata 84,44
Keaktifan Siswa Masih Pasif
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 477

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Siklus II

16%
Tidak Tuntas

84% Tuntas

Gambar Diagram 3. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar

Setelah dilaksanakan perbaikan Hasil belajar menurut Mawardi &


pembelajaran siklus II dengan Supriyati (2015:6) adalah keterampilan
penerapan model problem based dan kecakapan yang dimiliki oleh siswa
learning dan penggunaan media setelah mengalami proses belajar. Hasil
LKDP berbentuk puzzle, suasana belajar siswa berikatan dengan
kelas menjadi sangat hidup. pengukuran, kemudian akan terjadi
Pertanyaan - pertanyaan dari guru penilaian dan mengarah ke evaluasi tes
dalam diskusi siswa lebih menantang atau non tes. Pengukuran, penilaian, dan
untuk ditanggapi oleh siswa secara evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi
kelompok dari analisis hasil belajar didahului dengan assessment (penilaian),
siswa, mengalami kemajuan dari sedangkan penilaian didahului dengan
siklus I rata-rata kelas 75,6 sedangkan pengukuran menurut Widoyoko (2009:5)
pada siklus II rata-rata kelas Pada bagian ini, memaparkan hasil
meningkat menjadi 84,44. Pada tahap analisis dan data penelitian tentang hasil
siklus II, hanya saja masih terdapat belajar muatan PPKn pada kelas I di salah
siswa yang mendapat nilai di bawah satu SD Negeri Gayamsari 02 kota
KKM. Dalam hal ini siswa tersebut Semarang dengan menggunakan model
diberi perhatian khusus agar tidak pembelajaran Problem Based Learning
ketinggalam materi pembelajaran. (PBL). Peningkatan aktivitas guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II


No Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Kriteria
1. Jumlah Siswa yang Tuntas 12 (48%) 17 (68%) 21 (84%) Meningkat
Sangat Baik
2. Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 13 (52%) 8 (32%) 4 (16%) Menurun
3. Jumlah Nilai 1660 1890 2111 Meningkat
4. Rata – rata 66,4 75,6 84,44 Meningkat
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 478

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Berdasarkan tabel 5 perbandingan ditentukan peneliti, maka dari itu peneliti


rata-rata skor hasil belajar siswa dapat mengadakan perbaikan pada Siklus II.
diketahui mengalami peningkatan. Setelah Pada Siklus II mengalami peningkatan
melaksanakan siklus I dan II mengalami rata-rata kelas dari 75,6 menjadi 84,44.
peningkatan yang sangat baik, total Berdasarkan pencapaian ketuntasan pada
keseluruhan peningkatan jumlah siswa Siklus II maka pelaksanaan tindakan
yang tuntas adalah 36%. Meningkatnya Siklus II mencapai indikator ketuntasan
aktivitas belajar siswa berdampak pada yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Hasil
hasil belajar yang mengalami peningkatan peningkatan tiap-tiap siklus dari pra
nilai pada Siklus I rata-rata kelas 66,4 siklus, siklus I hingga siklus II dapat
menjadi 75,6 dengan demikian pencapaian dilihat dengan jelas pada gambar diagram
pada Siklus I belum memenuhi target yang dibawah ini:

90%
80%
70%
60%
50% Tuntas
40% Belum Tuntas
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar Diagram 4. Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar

Berdasarkan gambar diagram 4 (PBL) dengan beberapa tahap yaitu


perbandingan ketuntasan hasil belajar memeberikan orientasi tentang
siswa pada muatan pelajaran PPKn dapat permasalahannya kepada siswa,
diketahui terdapat peningkatan hasil mengorganisasikan siswa untuk meneliti,
belajar dari prasiklus, siklus I, dan siklus membantu menginvestigasi mandiri dan
II. Pada kondisi awal atau prasiklus kelompok, mengembangkan dan
terdapat 12 siswa atau 48% yang telah mempresentasikan hasil, menganalisis
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan mengevaluasi proses mengatasi
(KKM ≥ 75). Pada siklus I jumlah siswa masalah. Dengan demikian siswa lebih
yang mencapai KKM 17 siswa atau 68%. aktif berpartisipasi selama proses
Sedangkan pada siklus II siswa yang telah pembelajaran berlangsung, meningkatkan
mencapai ketuntasan 21 siswa atau 84%. rasa percaya diri dan meningkatkan
Dilihat dari hasi belajar muatan pelajaran tanggung jawab, dan berdampak pada
PPKn ketuntasan hasil belajar pada siklus hasil belajar yang meningkat khususnya
II dapat diketahui bahwa indikator pada muatan pelajaran PPKn.
keberhasilan tindakan penelitian
menggunakan model pembelajaran 4. KESIMPULAN
Problem Based Learning (PBL) yang telah Berdasarkan hasil penelitian dan
ditentukan peneliti sudah tercapai. pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan paparan di atas, maka penggunaan model pembelajaran Problem
peneliti ini telah memberikan kontribusi Based Learning (PBL) pada pembelajaran
ilmu yaitu penggunaan model gotong royong pada muatan pelajaran
pembelajaran Problem Based Learning PPKn dapat ditingkatkan. Peningkatan
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 479

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

hasil belajar sebesar 68% pada Siklus I DAFTAR PUSTAKA


dan 84% pada Siklus II. Meningkatnya Alawia, A. (2019). Penerapan Media
aktivitas belajar siswa berdampak pada Gambar Lingkungan Sekitar dalam
hasil belajar siswa yang juga meningkat Meningkatkan Kemampuan Menulis
dari rata-rata kelas Siklus I sebesar 75,6 Karangan Deskripsi di Sekolah
dengan mencapai ketuntasan 68%. dengan Dasar. Pedagogik Journal of Islamic
demikian pencapaian tersebut belum Elementary School, 2(2), 147–158.
mencapai indikator yang ditentukan oleh https://doi.org/10.24256/pijies.v2i2
peneliti, oleh karena itu diadakan .959
perbaikan pada Siklus II. Pada siklus II
diperoleh rata-rata nilai kelas meningkat Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian;
75,6 menjadi 84,44 dengan pencapaian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
ketuntasan belajar mencapai 84%. Rineka Cipta.
Berdasarkan pencapaian ketuntasan pada
Siklus II maka hasil pelaksanaan Siklus II Fathurrohman, M. (2015). Model-model
mencapai indikator yang sudah Pembelajaran Inovatif Alternatif
ditentapkan oleh peneliti. Dengan Desain Pembelajaran yang
demikian hal ini membuktikan bahwa Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruz
penerapan model pembelajaran Problem Media.
Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar terutama pada Hardiyanti. 2017. Keefektifan Model
muatan pelajaran PPKn siswa kelas 1 SD Problem Based Learning untuk
Negeri Gayamsari 02 Semarang. Meningkatkan Ketrampilan proses
Kemudian berdasarkan analisis dan Sains Siswa. Jurnal Inovasi
simpulan yang sudah dipaparkan oleh Pendidikan Kimia. 1862-1671.
peneliti maka, peneliti memberikan
beberapa saran, yang dapat digunakan Lestari, L. W. (2021). Media Tangga Pintar
untuk meningkatkan hasil belajar dengan (Smart Stair) untuk Meningkatkan
menggunakan pembelajaran Problem Pemahaman Siswa pada Materi
Based Learning (PBL). Satuan Alat Ukur. Pemerintahan,
Pembangunan, Dan Inovasi Daerah,
3(1), 24–31.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih kepada Lusidawaty, V., Fitria, Y., Miaz, Y., & Zikri,
ALLAH SWT yang telah memberi A. (2020). Pembelajaran Ipa Dengan
kesehatan dan kesuksesan dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk
menjalankan kegiatan PPL dalam Meningkatkan Keterampilan Proses
rangka pembuatan PTK untuk perbaikan Sains Dan Motivasi Belajar Siswa Di
pembelajaran kedepan. Kepada rekan Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(1),
PPL, guru pamong yang telah bekerja 168–174.
sama dan membimbing dalam kegiatan ini, https://doi.org/10.31004/basicedu.v
dan menyampaikan terima kasih kepada 4i1.333
pihak sekolah khususnya kepada Kepala
sekolah juga guru-guru di SDN Mawardi dan Supriyati. (2015).
Gayamsari 02 Semarang yang telah Keefektifan Model Pembelajaran
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kooperatif The Group Investigation
PPL. Saya juga mengucapkan (GI) Dan Inquiry Dalam
terimakasih terutama kepada Universitas Pembelajaran IPS Kelas V SD.
PGRI Semarang yang telah memberikan Scholaria, 5 (2) 6
fasilitas, membina, dan memonitor
kegiatan ini sehingga dapat berjalan Mustamilah. (2015). Peningkatan
lancar dan mencapai tujuan dengan baik. Keterampilan Proses Pemecahan
masalahdan Hasil Belajar
Mengguanakan Model Problem
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 480

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Based LearningPada Sub Tema


Merawat Tubuhku Siswa Kelas 1 SD
Negeri 1 Gosono-Wonosegoro.
Scholaria, 5 (1) 3

Rusman. (2012). Model-Model


Pembelajaran (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Edisi Kedua.
Jakarta: PT Raja Grafinda Persada

Siregar, E. S. & Sentosa, S. U. (2015).


Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match dan
Minat Belajar terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu di SMP Negeri 2
Tantom Angkola. Jurnal Kajiaan
Pendidikan Ekonomi, 2(2), 1-13.

Sudijono, A. (2008). Statistik Pendidikan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukaptiyah, S. (2015). Peningkatan hasil


belajar PKN melalui model problem
based learning pada siswa kelas VI
SD Negeri 1 Mongkrong,Wonosegoro.
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 5(1), 114-121.

Widoyoko, Eko Putra. (2009). Evaluasi


Program Belajar.

Anda mungkin juga menyukai