Anda di halaman 1dari 9

VO. 3. NO.

2 (2022) E-ISSN: 2715-2634

Penerapan Pendekatan Kontekstual Menggunakan Model Group Investigation Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang Lawas
Utara Tahun Pelajaran 2018/2019

Dewi Z Fivere
Abstrak

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Terpadu
melalui penerapan model group investigation pada siswa kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang Lawas
Utara. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-1 dengan jumlah 30 orang siswa. Penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari II siklus, siklus I dan siklus II. Sebelum
dilakukan tindakan pada siklus I peneliti melakukan pre test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan desain PTK dengan tindakan pembelajaran melalui penerapan model
group investigation. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes dan observasi. Untuk mengetahui
perubahan hasil belajar IPA Terpadu siswa. Data dianalisis dengan menggunakan persentase analisis
kualitatif. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa pada saat pre test terdapat sebanyak 6 orang (20
%) mendapat nilai tuntas belajar dan 24 orang (80 %) mendapatkan nilai tidak tuntas belajar dengan
nilai rata-rata 65,8. Pada siklus I diperoleh 16 orang (53,3 %) mendapatkan nilai tuntas belajar dan 14
orang (46,7 %) mendapatkan nilai tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 72. Dan Pada siklus II
diperoleh 28 orang (93,3 %) mendapatkan nilai tuntas belajar dan sebanyak 2 orang (6,7 %)
mendapatkan nilai tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 80,5. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa melalui penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar IPA Terpadu pada siswa kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang Lawas Utara Tahun Pelajaran
2018/2019.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Group Investigation, IPA Terpadu.

PENDAHULUAN menimbulkan perubahan dalam dirinya yang


memungkinkan untuk berfungsi dengan baik
Salah satu yang menentukan masa dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam
depan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
adalah suatu proses dalam rangka No.20 Tahun 2003 desebutkan bahwa
mempengaruhi siswa supaya mampu “Pendidikan adalah usaha sadara dan terencana
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
lingkungannya yang nantinya dapat pembelajaran agar peserta didik secara aktif

~ 333 ~
mengembangkan potensi dirinya untuk strategi atau media dalam penyampaian
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pembelajarannya, oleh karena itu siswa juga
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, menjadi susah dalam menerima pesan atau
akhlak mulia, serta keterampilan yang materi yang di sampaikan oleh guru sehingga
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan menjadikan hasil belajar siswa belum sesuai
Negara” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003). dengan KKM.
Pendidikan merupakan sebuah Berdasarkan pengamatan yang lakukan
program. Program yang melibatkan sejumlah adalah tidak seimbangnya interaksi antara
komponen yang bekerja sama dalam sebuah siswa dengan guru, dan tidak fahamnya siswa
proses untuk mencapai tujuan yang di dengan materi yang disampaikan. Hal ini
programkan. Sebagai sebuah program, mengakibatkan siswa menjadi malas dalam
pendidikan merupakan aktivitas sadar dan mengikuti pembelajaran dan ada saat
sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu pembelajaran dimulai siswa lebih menyukai
tujuan. Tujuan dari diselenggarakan pendidikan aktifitasnya sendiri seperti bermain sendiri dan
adalah agar peserta didik secara aktif tidak memperhatikan materi yang disampaikan.
mengembangkan potensi yang ada dalam Sehingga membuat hasil belajar siswa menurun
dirinya. Pendidikan merupakan suatu proses dan belum sesuai dengan KKM.
untuk menyampaikan pesan kepada anak didik. Seorang guru harus dapat
Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran mengembalikan konsentrasi dan fokus siswa
yang dikemas dan disajikan dengan berbagai pada saat pembelajaran dengan cara memilih
metode atau model pembelajaran oleh guru model-model pembelajaran yang sesuai dengan
dalam setiap pembelajarannya (Purwanto, pembelajaran yang dipelajari, di karenakan
2016, hal. 1). pada saat ini sekolah sudah menggunakan
Hal yang sangat penting dalam kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013,
pendidikan itu adala cara penyampaian pesan Kurikulum 2013 ini berusaha untuk lebih
atau materi yang sesuai dengan tujuan menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada
pendidikan. Untuk manyampaikan sebuah sikap dapat berbanding lurus dengan
materi pelajaran banyak sekali caranya salah keterampilan yang diperoleh siswa melalui
satunya yaitu dengan menggunakan model pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata
pembelajaran yang sesuai dengan materi, lain antara soft skills dan hard skills dapat
model pembelajaran merupakan kerangka tertanam secara seimbang, berdampingan dan
konseptual yang melukiskan prosedur yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
sistematis dan terencana dalam hari. Dengan adanya Kurikulum 2013
mengorganisasikan proses pembelajaran harapannya siswa dapat memiliki kompetensi
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dapai dicapai secara efektif. Model meningkat dan berkembang sesuai dengan
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi jenjang pendidikan yang sedang ditempuh
perancang kurikulum maupun guru dalam siswa (Fadlillah, 2014, hal. 16-17).
merencanakan dan melaksanakan proses Supaya soft skills dan hard skills siswa
pembelajaran di kelas. dapat seimbang maka dalam pembelajaran
Sekarang ini masih banyak sekali guru tematik ini tidak ada lagi mata pelajaran
atau pendidik yang masih belum bisa melainkan pembelajaran tematik atau
menyampaikan pesan dengan baik dan sesuai pembelajaran terpadu, pembelajaran tematik
dengan tujuan pendidikan, di karena kan atau pembelajaran terpadu menurut Sugiyar,
banyak guru yang tidak dapat memilih atau dkk, (2009:1.6). adalah pembelajaran yang
mengunakan dengan baik metode, model, menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan
~ 334 ~
antara beberapa isi mata pelajaran dengan akhir pembelajaran. Berdasarkan uraian
pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa- permasalahan di atas, maka peneliti melakukan
siswi, sehingga dapat memberikan pengalaman penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul :
bermakna bagi mereka. Agar pembelajaran “Penerapan Pendekatan Kontekstual
yang di berikan oleh guru dapat lebih bermakna Menggunakan Model Group Investigation
maka guru harus dapat mencari atau memilih Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
model-model pembelajaran yang sesuai dengan Terpadu Siswa Kelas VIII-1 MTs Negeri 2
materi yang akan di berikan, dan dapat Padang Lawas Utara Tahun Pelajaran
membuat siswa semangat dalam belajar dan 2018/2019”.
dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Hasil belajar siswa masih belum METODE PENELITAN
berkembang dengan baik, maka penulis Penelitian dilakukan di kelas VIII-1
memilih salah satu model pembelajaran yang di MTs Negeri 2 Padang Lawas Utara. Penelitian
anggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilaksanakan pada semester ganjil mulai dari
yaitu model pembelajaran Group Investigation bulan Juli s/d September 2018.
(GI). Group Investigation merupakan salah satu Subjek dalam penelitian tindakan kelas
bentuk Model Pembelajaran Kooperatif yang ini adalah siswa kelas VIII-1 yang berjumlah 30
menekankan pada partisipasi dan aktivitas orang siswa dengan rincian 13 laki-laki dan 17
siswa untuk mencari materi (informasi) perempuan di MTs Negeri 2 Padang Lawas
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan- Utara.
bahan yang tersedia, misalnya dari buku Metode penelitian yang di lakukan
pelajaran, siswa dapat mencari melalui internet dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
ataupun siswa dapat terjun langsung ke alam. kelas (PTK) melalui dua siklus. Tiap siklus
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam dilakukan tahapan pembelajaran yang terdiri
menentukan topik maupun cara untuk dari empat tahapan yaitu (1) perencanaan, (2)
mempelajari nya melalui investigasi. Tipe ini pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
menutut para siswa untuk memiliki Prosedur kerja dalam penelitian
kemampuan yang baik dalam komunikasi tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan,
maupun dalam dalam keterampilan proses pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
kelompok (Depdiknas,2006:5). Tahapan tersebut disusun dan direncanakan
Tipe Group Investigation dapat melatih siswa dalam 2 siklus. Pada setiap siklus terdiri dari
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir 3 kali tatap muka, untuk tatap muka 1 dan 2
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat masing-masing 3 jam pelajaran.
terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap
Prosedur penelitian dapat dilihat dari bagan di bawah ini :

Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
~ 335 ~
?
Keterangan :
Data yang terkumpul tidak akan
PHB : Penilaian Hasil Belajar
bermakna tanpa dianalisis yakni diolah dan B : Skor yang diperoleh siswa
N : Skor total
diinterpretasikan. Oleh karena itu, pengolah
Kriteria :
dan interpretasikan data merupakan langkah
PHB ≤ : siswa belum tuntas dalam belajar
penting dalam penelitian tindakan kelas, maka
PHB ≥ : siswa sudah tuntas dalam belajar
perlu dilakukan dianalisis data. Menganalisis
2. Menentukan Nilai Rata-Rata
data adalah suatu proses mengelolah dan
Memperoleh nilai rata-rata siswa
menginterpretasikan data dengan tujuan untuk digunakan rumus Aqib (2009:41) sebagai
∑𝑋
mendudukkan berbagai informasi sesuai berikut : × = ∑ 𝑁

dengan fungsinya hingga memiliki makna dari Keterangan :


X : Nilai Rata-Rata
arti yang jelas sesuai dengan tujuan pendidikan.
∑ 𝑋 : Nilai Semua Siswa
Analisis ini dihitung dengan menggunakan ∑ 𝑁 : Jumlah Siswa

statistik sederhana, yaitu sebagai berikut: 3. Persentase Hasil Belajar Klasikal

1. Menganalisis Hasil Belajar Siswa Dari uraian diatas dapat diketahui

Setelah skor diperoleh maka ditentukan bahwa siswa belum tuntas atas sudah tuntas

hasil belajar siswa. Dalam petunjuk belajar dinilai secara individu. Selanjutnya

pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk mengetahui apakah ketuntasan siswa

terdapat kriteria hasil belajar individu dan secara klasikal telah tercapai, dapat dilihat dari

klasikal. Untuk mengetahui hasil belajar persentase siswa yang sudah tuntas dalam

secara individu digunakan rumus, yaitu : belajar dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐵 𝑓
PHB = 𝑁 𝑥 100 PKK = 𝑛 𝑥 100 %

Keterangan :
~ 336 ~
P : Persentase ketuntasan klasikal penerapan model group investigation.
f : Jumlah siswa yang mengalami perubahan
Observasi dilakukan selama proses belajar
n : Jumlah seluruh siswa
mengajar berlangsung guna mengamati 2 hal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika
yaitu keberhasilan guru dan siswa dalam
kelas tersebut terdapat 85 % siswa yang
pembelajaran sebagai upaya peningkatan hasil
mencapai nilai ≥ 75.
melalui penerapan model group investigation.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi yang dilakukan mulai Adapun yang dinilai observer dapat dilihat pada

dari awal pelaksanaan tindakan melalui tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Siklus I


Siklus Penilaian
Aspek Yang
Deskripsi P1 P2
Diamati
1 2 3 4 1 2 3 4
a. Menarik perhatian siswa √ √
Apersepsi b. Memberi motivasi kepada siswa √ √
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ √
a. Menjelaskan materi pembelajaran √ √
b. Membagi siswa dalam kelompok √ √
Model Group c. Menjelaskan prosedur model group √ √
Investigation investigation
d. Membimbing siswa pada saat √ √
pembelajaran dilaksanakan
a. Upaya guru melibatkan siswa dalam √ √
pembelajaran
Melibatkan siswa
b. Mengamati kegiatan siswa melalui √ √
dalam proses
model group investigation dan
pembelajaran
menyelesaikan tugas yang
diberikan kepada siswa
a. Menggunakan pertanyaan yang √ √
jelas dan tepat
Komunikasi
b. Memberi tanggapan kepada siswa √ √
dengan siswa
c. Keberanian siswa mengembangkan √ √
dalam mengemukakan pendapat
a. Memberikan evaluasi kepada siswa √ √
Menutup
b. Membuat kesimpulan bersama √ √
pelajaran
dengan siswa dan memberikan PR
Jumlah skor 33 44

~ 337 ~
Rata-Rata 62,1 73,4

Hasil belajar IPA Terpadu siswa materi dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk mencapai 80 %. Berdasarkan lembar hasil
hidup setelah diberikan tindakan melalui observasi aktivitas (afektif, psikomotorik)
penerapan model group investigation diperoleh siswa pada siklus I, maka dapat disimpulkan
rata-rata nilai sebesar 72. Dari 30 orang siswa bahwa aktivitas siswa yang tergolong kategori
terdapat 16 orang siswa (53,3 %) dinyatakan cukup karena persentase keberhasilan hanya
telah tuntas belajar dengan memperoleh nilai ≥ mencapai 68,5.
75, sedangkan sebanyak 14 siswa (46,7 %) Hasil penelitian tindakan kelas yang
siswa dinyatakan masih belum tuntas dimana dilakukan pada kelas VIII-1 MTs Negeri 2
mereka memperoleh nilai ≤ 75. Padang Lawas Utara selama dua siklus dan
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing siklus dilakukan sebanyak 3
hasil belajar IPA Terpadu siswa tentang materi kali pertemuan menunjukkan bahwa melalui
ajar setelah diberikan tindakan (post tes) siklus penerapan model group investigation dapat
I melalui penerapan model group investigation meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa
mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dan dapat dilihat dari rata-rata nilai kelas
diberikan tindakan (pre tes). Namun karena maupun persentase jumlah siswa yang telah
persentase jumlah siswa yang telah dinyatakan mencapai ketuntasan belajar minimal yang
tuntas 53,3 % atau masih kurang dari 85 %, dipersyaratkan mulai dari pre tes hingga hasil
maka secara klassikal para siswa masih post tes II. Persentase aktivitas guru pada siklus
dinyatakan belum mencapai ketuntasan dalam I sebesar 62,1 dengan katagori baik dan pada
belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II meningkat menjadi 73,4 dengan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil kategori baik. Hal ini disebabkan adanya
belajar IPA Terpadu siswa, maka dilanjutkan perbaikan pada persiapan maupun tindakan.
dengan pelaksanaan siklus II. Dari hasil observasi terhadap aktivitas
Dari hasil observasi guru pada siswa pada siklus I diperoleh rata-rata aktivitas
pertemuan I diperoleh nilai rata-rata sebesar siswa sebesar 68,5. Angka ini belum maksimal,
62,1 atau tergolong cukup, dan pada pertemuan karena dari observasi, masih ada siswa yang
II peningkatan nilai diperoleh rata-rata sebesar kurang perhatian pada saat guru memberi
73,4 dan masih dalam kategori cukup guru apersepsi dan menjelaskan, tidak aktif saat
~ 338 ~
diskusi, kerjasama menyelesaikan tugas sesuai observasi siklus I yang dilakukan guru dimana
waktu yang ditentukan. Tapi setelah diberi siswa belum optimal dalam bekerjasama dan
motivasi dan dilakukan perbaikan, aktivitas belum terlatih untuk menyelesaikan tugas
siswa mulai meningkat. Hal ini dapat kita lihat dengan waktu yang ditetapkan. Analisis data
pada persentase yang diperoleh dari data siklus dan hasil observasi pada siklus I diperoleh
II yaitu 76,8. kesimpulan sementara bahwa melalui
Berdasarkan hasil analisis hasil belajar penerapan model group investigation yang
siswa diperoleh data sebelum diberikan dilakukan guru belum optimal dalam
tindakan siswa diberikan pre tes, dari pre tes meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
yang telah dilakukan maka dapat di dapat nilai perlu perbaikan dan pengembangan
rata-rata 65,8 dan 6 orang siswa (20 %) dari 30 pembelajaran pada siklus II.
orang siswa keseluruhan yang mendapatkan Pada siklus II merupakan perbaikan pembelajaran
nilai ketuntasan yang telah ditetapkan. Hasil yang dilaksanakan pada siklus I, guru melakukan
yang telah didapat masih sangat jauh dari nilai inovasi dalam pembelajaran melalui penerapan
ketuntasan yang ingin dicapai maka model group investigation pada siswa agar seluruh
dilaksanakan tindakan melalui penerapan isi materi yang diajarkan dapat dimengerti dan
model group investigation mata pelajaran IPA dapat dipahami oleh siswa dan aktivitas siswa
Terpadu di kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang bermakna. Pelaksanaan pada siklus II hasil yang
Lawas Utara. Kemudian setelah itu guru didapat menunjukkan hasil yang signifikan,
melakukan post tes siklus I untuk mengetahui dimana nilai rata-rata 80,5 dan siswa yang tuntas
tingkat keberhasilan belajar siswa. dalam belajar adalah 28 orang siswa dengan
Berdasarkan hasil post tes siklus I telah persentase keberhasilan mencapai 93,3 %. Hasil
terjadi peningkatan dari perolehan prestasi observasi siklus II kegiatan pembelajaran semakin
belajar siswa dari pre tes sebelumnya dimana optimal dan siswa semakin aktif selama kegiatan
nilai post tes siklus I dinilai rata-rata kelas pembelajaran berlangsung. Peningkatan hasil
sebesar 72. Dari 30 orang siswa sebanyak 16 belajar IPA Terpadu dan nilai rata-rata kelas siswa,
orang siswa (53,3 %) memiliki nilai ≥ 75 dan aktivitas guru dan siswa menunjukkan seluruh
dinyatakan tuntas secara klassikal dan yang tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran
tidak tuntas sebanyak 14 siswa (46,7 %). Dari merupakan keberhasilan penerapan model group
30 jumlah siswa keseluruhan dari hasil investigation.

~ 339 ~
Grafik Berdasarkan Hasil Observasi Siswa

30

25

20
jumlah siswa

15

10
Tuntas
5 Belum Tuntas

0
Pre Tes Siklus I Siklus II
Tabel Perbandingan

Dari keseluruhan tindakan 1. Penerapan model group investigation pada


menunjukkan adanya peningkatan mulai dari siswa kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang
aktivitas guru, siswa dan hasil belajar siswa, Lawas Utara dapat meningkatkan aktivitas
maka dapat disimpulkan bahwa melalui belajar siswa dalam pembelajaran IPA
penerapan model group investigation dapat Terpadu. Hal ini dapat dilihat dari hasil
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA observasi aktivitas belajar oleh siswa
Terpadu siswa. tersebut diperoleh hasil dari siklus I dan
siklus II yaitu 68,5 dan 76,8.
2. Penerapan model group investigation
KESIMPULAN dapat meningkatkan hasil belajar IPA
Terpadu di kelas VIII-1 MTs Negeri 2
Kesimpulan yang dapat diambil
Padang Lawas Utara. Adapun peningkatan
berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
tersebut dibuktikan dengan hasil yang
pada siklus I dan II yaitu bahwa penerapan
dicapai dari kegiatan tanya jawab latihan-
model group investigation dalam pembelajaran
latihan tersebut dengan baik. Berdasarkan
IPA Terpadu dapat meningkatkan aktivitas
data dan pengamatan guru, hasil pengisian
belajar juga dapat meningkatkan hasil belajar
instrumen hasil belajar pada pelajaran IPA
siswa kelas VIII-1 MTs Negeri 2 Padang Lawas
Terpadu diperoleh dari 30 orang siswa
Utara sehingga mengalami peningkatan setelah
terdapat 16 orang siswa tuntas dalam
pembelajaran.
belajar dan 14 orang siswa belum tuntas
Berdasarkan hasil analisis data dan
pada siklus I. Sedangkan siklus II dari 30
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
~ 340 ~
orang siswa terdapat 28 orang siswa tuntas Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang
dalam belajar dan 2 orang siswa belum mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
tuntas. Cipta.

Slavin, Robert E.. 1995. Cooperative Learning:


REFERENSI Theory, Research, And Practice.
Boston: Allyn and Bacon
Anita Lie. 2005. Cooperative Learning:
Mempraktikkan Cooperative Learning
Surya Mohammad. (2004). Psikologi
di ruang-Ruang. Jakarta: Grasindo
Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Dimyati, Mudjiono. 1993. Belajar dan
Pembelajaran, Studi dan Pengajaran.
Sunarto. (2012). Pengertian prestasi belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fasilitator idola [online]. Tersedia :
Ibrahim, Muslimin, Rachmadiarti, Fida, dkk. http://sunartombs.wordpress.com/200
2000. Pembelajaran Kooperatif. 9/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ [1
Surabaya : UNESA Press. April 2012]

Muijs Daniel, Reynolds David. 2008. Effective


Teaching.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa, Enco. 2003. Kurikulum Berbasis


Kompetensi Konsep, Karakteristik
dan
Implementasi.

Nur, Mohammad. 2005. Pembelajaran


Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.

Nur, M. Wikandari,P.R (2000). Pengajaran


Berpusat kepada Siswa dan
Pendekatan Kontruktivs dalam
Pengajaran, Surabaya: PSMS
Program Pasca Sarjana IKIP Surabaya

Purwanto. 2003. Administrasi dan supervisi


pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Sanjaya, W. 2006. Strategi


Pembelajaran.Jakarta: Kencana
Prenada MediaGroup

~ 341 ~

Anda mungkin juga menyukai