Anda di halaman 1dari 11

e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
\MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) MELALUI PENERAPAN MODEL
DISCOVERY LEARNING

Munirah1
Email : munirahsyaher@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar PAI di SMAN 1


Marabahan yang dilakukan secara daring pada tahun pelajaran 2020/2021 lalu
yaitu hanya 57.21 % peserta didik yang mencapai KKM. Penelitian bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil belajar PAI dan menganalisis penerapan model
discovery learning pada pembelajaran PAI di SMAN 1 Marabahan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XII IPA 1
SMA Negeri 1 Marabahan berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian (1) hasil belajar PAI di SMAN 1 Marabahan pada pra tindakan
23.33 % tuntas dengan nilai rata-rata 54.66, Siklus 1 menjadi 60 % tuntas dengan
nilai rata-rata 70.17, dan Siklus 2 meningkat menjadi 90% tuntas dengan nilai-
rata 86.66 (2) Aktivitas mengajar guru siklus 1 72.22 % kategori baik, aktivitas
belajar peserta didik 68.75 % kategori aktif. Kemudian Siklus 2 aktivitas
mengajar guru meningkat menjadi 77.78 % kategori sangat baik aktivitas belajar
peserta didik meningkat menjadi 78.12 % kategori sangat aktif. Artinya hasil
belajar PAI berhasil meningkat dan penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan hasil belajar PAI di SMAN 1 Marabahan.
Kata Kunci : Hasil Belajar PAI, Model Discovery Learning

PENDAHULUAN

Kondisi saat ini dimana pandemi covid-19 yang melanda Indonesia


bahkan negara lainnya memberikan efek perubahan pada berbagai aspek
kehidupan, termasuk pendidikan. Pada awal masa pandemi dan
diberlakukannya sistem Belajar dari Rumah (BDR) atau belajar dalam jaringan
(DARING) para guru tidak langsung dapat menyesuaikan diri, sehingga
pembelajaran terkesan pasif. Guru mengirim materi dan tugas melalui google
classroom atau grup whatsapp kemudian peserta didik mengerjakan secara
mandiri. Cara ini dapat dikatakan tidak efektif karena guru tidak dapat

932
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
mengontrol bagaimana peserta didik belajar, dan apakah peserta didik
mempelajari materinya atau tidak. Bagi peserta didik yang minat belajarnya
tinggi hal demikian tidak menjadi masalah, tetapi bagi peserta didik yang
minat belajarnya rendah, maka tidak akan merespon pembelajaran yang
berlangsung. Berdasarkan observasi penulis dan infromasi yang didapatkan
dari rekan guru PAI hasil belajar kognitif peserta didik pada materi Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XII semester ganjil tahun 2020 hanya 57.21
% mencapai KKM, yakni ada 89 orang dari 208 peserta didik kelas XII yang
belum tuntas hasil belajarnya. Hal demikian tentu menjadi masalah bagi guru
sehingga diperlukan alternatif solusi atas permasalahan tersebut.
Penerapan model-model pembelajaran yang menunjang keaktifan
peserta didik menjadi salah satu alternatif yang kiranya dapat dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik (Surawan : 2020).
Menciptakan pembelajaran yang mendorong peserta didik berpartisipasi aktif
dan kreatif serta mendesain suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan diharapkan dapat membantu kesulitan belajar, meningkatkan
minat peserta didik, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yang
diharapkan. Salah satu materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerta kelas XII semester ganjil adalah materi Meyakini Qadha dan
Qadar melahirkan semangat bekerja. Materi ini sering dianggap mudah karena
sudah pernah dipelajari sejak Sekolah Dasar sehingga peserta didik menjadi
kurang perhatian. Materi ini menitikberatkan pada pemahaman faktual,
konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif serta
kompetensi dasar yang akan dicapai pada materi ini mengarah pada
taksononomi menganalisis dan mengevaluasi sehingga dapat diterapkan
dengan model discovery learning. Menurut Budiningsih model pembelajaran
discovery learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yaitu Penelitian Tindakan
Kelas berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Peserta Didik Kelas XI IPA.5 SMA Negeri
1 Ogan Komering Ulu yang ditulis oleh St. Karamah pada Tahun Pelajaran
2019/2020, Penelitian Tindakan Kelas berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas XII IPA-1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku
Jujur dan Perintah Berbakti kepada Orang Tua dan Guru Melalui Penerapan
Model Discovery Learning Pada SMA Negeri 1 Peudada yang ditulis oleh Anidar
Rahman, dan Tesis berjudul Penerapan Metode Discovery Based Learning dalam

934
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI SMA NEGERI 3
Parepare” yang ditulis oleh Muh Ridwan pada tahun 2019, ketiganya
menunjukkan keberhasilan penerapan model discovery learning dalam
meningkatkan hasil belajar. Perbedaan ketiga penelitian relevan ini dengan
penelitian yang akan penulis lakukan adalah pada materi yang diajarkan dan
cara pembelajarannya, ketiga penelitian ini dilakukan melalui pembelajaran
tatap muka, sedangkan yang akan penulis lakukan melalui pembelajaran
daring sesuai dengan kondisi saat ini.
Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan
penemuan peserta didik, dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi
aktif dan kreatif, dapat menghindarkan cara belajar tradisional (mutlak
ceramah) dan memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk
mengumpulkan dan mengolah informasi agar dapat memperdalam materi
yang dipelajari sehingga mampu bertahan lama dalam ingatan. Pembelajaran
dengan menggunakan model discovery learning mengarahkan peserta didik
untuk aktif mencari dan mengolah sendiri informasi. Pembelajaran discovery
juga dapat melatih peserta didik untuk lebih kreatif menemukan suatu konsep
dan mampu untuk mencari solusi dari suatu permasalahan, penemuan konsep,
ide, prinsip yang dilakukan oleh peserta didik melalui proses mentalnya
sendiri, sehingga melalui pembelajaran dengan model tersebut hasil belajar
peserta didik dapat meningkat dari sebelumnya sesuai dengan target
pencapaian KKM yang ditetapkan.

METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau classroom action reseach, yaitu penelitian yang dilakukan pada sebuah
kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek
penelitian di kelas tersebut, karena dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui akibat dari tindakan penerapan model discovery learning dalam
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi meyakini qadha dan qadar
melahirkan semangat bekerja yang akan dilakukan dalam 2 siklus melalui
beberapa tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
dan refleksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Meskipun
dalam penelitian ini pendekatan kualitatif dipadukan dengan sajian data-data
dalam bentuk kuantitatif yang dibuat dalam bentuk angka dan persentase,
tetapi kemudian data-data tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian.

935
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik kelas
XII IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan dengan jumlah peserta didik 30 orang,
yang terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan.
Pemilihan sampel peserta didik didasari bahwa kelas yang dipilih merupakan
kelas yang paling rendah persentase hasil belajar PAI pada tahun sebelumnya.
Kelas tersebut juga merupakan kelas yang dianggap paling rendah tingkat
keaktifan peserta didiknya dalam pembelajaran.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1
Marabahan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan
Juli 2021 sampai dengan September 2021 pada kelas XII IPA 1. SMA Negeri 1
Marabahan berlokasi di tengah-tengah perkotaan Kabupaten Barito Kuala yaitu
di Jln. Ais Naution Marabahan Kota.
SMA Negeri 1 Marabahan dipilih sebagai lokasi penelitian karena sekolah
ini merupakan sekolah unggulan di Kabupaten Barito Kuala dengan nilai
akreditasi A, tetapi kenyataannya ketika awal masa pandemi pembelajaran
dilakukan secara daring sebagian besar hasil belajar peserta didik belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan di SMA Negeri 1
Marabahan termasuk pada mata pelajaran PAI. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan upaya meningkatkan hasil belajar, salah satunya melalui penerapan
model pembelajaran tertentu. Kelas XII IPA 1 dipilih karena kelas tersebut
memiliki nilai rata-rata terendah pada mata pelajaran PAI semester sebelumnya
sehingga peneliti perlu mencermatinya dalam penelitian tindakan kelas ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali
data tentang hasil belajar peserta didik dilakukan melalui tes dan untuk
menggali data tentang penerapan model discovery learning dilakukan melalui
observasi dan wawancara. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk
mencari data dalam dokumen tertulis atau foto-foto dokumentasi.
5. Analisis Data
Data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data
tentang penerapan model discovery learning merupakan data kualitatif, tetapi
untuk mengetahui apakah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik maka
diperlukan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu nilai atau hasil belajar peserta
didik yang diketahui melalui nilai rata-rata dan persentasi keberhasilan belajar
mencapai target KKM, selanjutnya data-data tersebut diolah dengan teknik
analisis deskriptif, untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian

936
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
indikator keberhasilan tiap siklus. Analisis data terdiri atas proses analisis
untuk mengetahui tes hasil belajar peserta didik. Untuk mengetahui
kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal evaluasi
analisisnya dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar
secara klasikal. Target KKM secara individual adalah 75 dan ketuntasan hasil
belajar secara klasikal adalah 85 %.
Untuk menghitung rata-rata nilai digunakan rumus sebagai berikut :
∑𝑥
𝑥̅ =
𝑁
Keterangan :
𝑥̅ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
∑ 𝑥 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal
digunakan rumus :
𝑆
𝑃 = × 100%
𝑁
Keterangan :
𝑃 = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑆 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu


menggambarkan keadaan apa adanya mengenai data di lapangan dalam
bentuk uraian. Data yang dideskripsikan memerlukan interpretasi mendalam
sehingga diketahui makna dari data. Dalam hal menganalisis data ini, peneliti
menggunakan tahapan analisis data sebagaimana yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman bahwa ada tiga tahapan yang dilakukan meliputi data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang muncul setelah


melaksanakan suatu pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar, tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau
937
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
kata atau simbol. Sejalan dengan teori tersebut, dalam penelitian ini hasil
belajar peserta didik diketahui melalui evaluasi yang dilakukan setelah
melaksanakan proses pembelajaran dengan model discovery learning.
Sebelumnya dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik sebagai bahan perbandingan, kemudian dilaksanakan pembelajaran
dengan model discovery learning dalam 2 siklus. Hasil belajar pada setiap siklus
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PAI Peserta
Didik Persiklus

Nilai Jumlah Jumlah Persentase


No Siklus Rata-Rata Peserta Peserta Ketuntasan
Didik Didik Hasil Belajar
Tuntas Belum
Tuntas
1. Pra 54.66 7 Orang 23 Orang 23.33%
Siklus
2. Siklus 1 70.17 18 Orang 12 Orang 60 %
3. Siklus 2 86.66 27 Orang 3 Orang 90 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan terjadinya peningkatan hasil


belajar pada setiap siklus. Pada siklus 1 mengalami peningkatan 36.67 % jika
dibandingkan dengan tahap pra siklus yakni nilai rata-rata peserta didik 54.66
dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 23.33 % menjadi nilai
rata-rata 70.17 dengan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 60 %.
Kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan 30 % jika dibandingkan
dengan siklus 1 yakni nilai rata-rata 70.17 dengan persentase ketuntasan hasil
belajar secara klasikal 60 % menjadi nilai rata-rata 86.66 dengan persentase
ketuntasan hasil belajar secara klasikal 90 %. Sedangkan kriteria minimal
ketuntasan peserta didik yang dapat mencapai nilai KKM 75 secara klasikal
adalah 85 %. Dengan demikian, berdasarkan teori hasil belajar dan data yang
disajikan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi meyakini
qadha dan qadar melahirkan semangat bekerja kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1
Marabahan berhasil meningkat dengan mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 75 dan mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal dengan nilai
persentase 90 %.

938
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
Perlu dibuktikan apakah peningkatan hasil belajar yang terjadi memang
dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran yang dilaksanakan. Apakah
ada kesesuaikan peningkatan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar
peserta didik dengan hasil belajar yang diperoleh. Oleh karena itu akan
disajikan perbandingan nilai persentase hasil observasi aktivitas mengajar guru
dan aktivitas belajar peserta didik pada setiap siklus sebagai berikut:

Tabel 2. Persentase Nilai Observasi Aktivitas Mengajar Guru dan Aktivitas


Belajar Peserta Didik Persiklus

No Siklus Aktivitas Mengajar Guru Aktivitas Belajar Peserta


Didik
Persentase Kategori Persentase Kategori
1. 1 72.22 % Baik 68.75 % Aktif
2. 2 77.78 % Sangat baik 78.12 % Sangat aktif

Data pada tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas


mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dari siklus 1 aktivitas
mengajar guru 72.22 persen meningkat menjadi 77.78 persen pada siklus 2. Dan
aktivitas belajar peserta didik dari siklus 1 68.75 % meningkat menjadi 78.12 %
pada siklus 2. Penerapan model discovery learning pada siklus 2 dilaksanakan
dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan berdasarkan hasil refleksi pada
siklus 1. Pada siklus 1 kekurangan dalam penerapan model discovery learning
yang dilaksanakan bahwa guru masih terlihat dominan dalam memberikan
komentar pada diskusi, sedangkan peserta didik masih ada sebagian besar
yang belum aktif memberikan tanggapan atas problem atau pertanyaan yang
dikemukakan oleh temannya dan belum berusaha untuk mencari berbagai data,
sumber atau referensi lain di luar materi yang diberikan guru.
Kemudian Pada siklus 2 aktivitas mengajar guru lebih baik dalam hal
pemberian motivasi dan stimulus serta sumber belajar yang lebih variatif
sehingga berdampak pada peningkatan aktivitas belajar peserta didik, pada
siklus 2 lebih banyak peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan
peserta didik menggunakan data dan referensi dalam memberikan tanggapan
sebagaimana tahapan pembelajaran yang seharusnya diterapkan dalam model
discovery learning, yakni peserta didik menemukan solusi dari problem atau

939
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
jawaban dari suatu pertanyaan berdasarkan fakta atau data yang ia temukan
melalui proses pengumpulan informasi yang dibuktikan melalui verifikasi
hingga tahap penarikan kesimpulan. Hal ini sudah sesuai dengan tahapan
model discovery learning yang terdiri dari Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan), Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah), Data collection
(pengumpulan data) dan data processing (pengolahan data), Verification
(pembuktian) dan Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
Aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik melalui
penerapan model discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar PAI
berhasil meingkat dengan kategori sangat baik. Meningkatnya keaktifan peserta
didik dan meningkatnya hasil belajar PAI melalui penerapan model discovery
learning ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad Takdir
Ilahi bahwa model discovery learning merupakan suatu cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dan hasil yang diperoleh akan tahan
lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
KESIMPULAN

1. Hasil belajar PAI di SMA Negeri 1 Marabahan meningkat dan mencapai

indikator keberhasilan pada siklus 2, yakni 27 orang dari 30 peserta didik

memperoleh nilai ≥ KKM 75 dengan rata-rata nilai peserta didik 86.66, dan

kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal 90 %.

2. Penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI di

SMA Negeri 1 Marabahan dibuktikan melalui analisis adanya kesesuaian

antara meningkatnya hasil belajar PAI dengan meningkatnya aktivitas

mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik dalam penerapan model

discovery learning dengan persentase nilai aktivitas mengajar guru dari 72.22

% kategori baik pada siklus 1 menjadi 77.78 % kategori sangat baik pada

siklus 2, dan persentase nilai aktivitas belajar peserta didik dari 68.75 %

kategori aktif pada siklus 1 menjadi 78.12 % kategori sangat aktif pada

940
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
siklus 2. Sedangkan perbandingan hasil belajar PAI dari persentase

ketuntasan 23.33 % sebelum penerapan model discovery learning (pra siklus)

menjadi 60 % pada siklus 1 dan meningkat menjadi 90 % pada siklus 2

sehingga dinyatakan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:


Rineka Cipta.
Alwi Idrus, dkk. 2014. Panduan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Pendidik dan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: Saraz Publishing.
Ardyansyah, A., & Fitriani, L. (2020). Efektivitas Penerapan Metode Discovery

Learning dalam Pembelajaran Imla’. Al-Ta'rib : Jurnal Ilmiah Program

Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 229-244.

doi:https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2257

Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press.
http://novehasanah.blogspot.com/2016/06/kelebihan-kekurangan-discovery-
learning.html Hasanah, Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning
(Pembelajaran Penemuan). diakses 12/08/2021.
https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/ Dosen Pendidikan,
Discovery Learning, diposting 11/06/2021, diakses 12/08/2021.
Ilahi, Takdir Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery, Strategi dan Mental
Vocational Skill. Yogjakarta: Diva Press.
Karamah, St. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pai Pada Peserta Didik Kelas Xi Ipa.5 Sma Negeri
1 Ogan Komering Ulu, J urnal Edukasi, Volume 5 No.2, Oktober 2019.
Khadijah, Nyanyu (2014) Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers.
Munadi, Yudi. 2019. Modul Perangkat dan Media Pembelajaran. Pendidikan Profesi
Guru dalam Jabatan, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal
Pendidikan Agama Islam
Rahman, Anidar. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA-1 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Jujur dan Perintah
Berbakti kepada Orang Tua dan Guru Melalui Penerapan Model Discovery
Learning Pada SMA Negeri 1 Peudada. Jurnal Serambi Kontruktivis Vol.1

941
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya
NO.2 2019 https://doi.org/10.32672/konstruktivis.v1i2.1143, Diakses
tanggal 26/07/2021.
Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jakarta:
Referense
Ridwan, Muh. 2019. Penerapan Metode Discovery Based Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI SMA NEGERI
Parepare. Thesis, IAIN Parepare 2019.
http://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/666 Diakses tanggal 26/07/2021
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
algesindo.
Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi Penelitian.
Yogyakarta : K-Media.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.

942
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka


Raya

943
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai