Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA
Aspariadi
E-mail: aspariadi003@gmail.com
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi asmaul husna pada
siswa kelas IV di UPT SDN 03 Muaradua Kecamatan Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2023. Penelitian tindakan kelas
ini menggunakan metode kooperatif jigsaw dengan cara siswa melakukan diskusi secara berkelompok , sehingga pelajaran yang dipelajari lebih
berkesan secara mendalam. Penelitian ini merupakan PTK dengan 1 siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penelitian dilakukan di UPT SDN 03 Muaradua Kecamatan Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan subyek penelitian ini
sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi. teknik analisis data dengan rumus untuk mengetahui nilai rata-rata dan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar pada siklus I sebesar 46, % atau 12 siswa , siklus II sebesar 88 % atau 22 siswa dengan KKM
70 untuk materi Asmaul Husna Al-Malik dan Al-Aziz. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 23,05 % dengan KKM
70.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang, nampaklah kenyataan
bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses
Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang terdapat dua subjek yaitu guru (pendidik) dan
peserta didik sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif,
Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan
berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, dengan tujuan akhir yang
Umumnya, persiapan awal yang dilakukan adalah membuat suatu perencanaan pembelajaran, yaitu mulai dari membuat
perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. tujuan pembelajaran ini selanjutnya
menjadi tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah berikutnya, yaitu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guru selama
Pencapaian tujuan ini setiap guru diharuskan untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat
minat belajar peserta didik dan pada akhirnya dapat mempengaruhi penguasaan atau prestasi belajar peserta didik yang dihadapi.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman sebagai hasil pengamatan peneliti di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata
disebabkan oleh rendahnya minat belajar peserta didik dimana hanya sekitar 40 % dari peserta didik yang aktif dalam hal seperti
bertanya, menjawab ataupun menyampaikan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Sehingga nilai belajar rata-rata peserta didik
pada mata pelajaran PAI materi Asmaul Husna pada kelas IV UPT SDN 03 Muaradua Tahun pelajaran 2023/2024 cukup rendah, yaitu
1610
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632
Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.
hampir 55 % dari jumlah peserta didik mendapat nilai dibawah 70. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran PAI materi
Asmaul Husna pada kelas IV UPT SDN 03 Muaradua kurang berhasil karena hanya sekitar 45% dari jumlah peserta didik yang dapat
dinyatakan tuntas dalam mata pelajaran PAI materi Asmaul Husna. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya
menggunakan metode ceramah atau ekspositori dimana proses belajar mengajar hanya berpusat pada guru, dan kurang memberikan
kesempatan atau peluang kepada peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Inilah yang menjadi tolak ukur
peneliti bahwasanya minat belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Untuk itu dibutuhkan suatu kreatifitas dalam menggunakan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
jigsaw.
Jasiah, (2021) menyatakan model adalah suatu pola yang digunakan guru dalam proses pembelajaran menggunakan langkah-
langkah yang sistematis untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Muhammad Syahrul Kahar, (2020) menyatakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model belajar yang
mempersyaratkan siswa untuk bertanggung jawab pada tugas masing masing dan mengajarkan pada anggota kelompok lainnya,
sehingga mampu saling memahami antar siswa lainnya Wulandari (2022) menyatakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
mendorong siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka
Menurut pendapat diatas diatas kooperatif jigsaw lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, proses
pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Pada model ini hubungan antara guru dan siswa menjadi
hubungan yang saling belajar dan saling membangun sehingga diharapkan minat belajar peserta didik bisa meningkat dan selanjutnya
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran PAI materi Asmaul Husna.
Metode/Metodologi
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa kata-kata tertulis atau lisan dan
mempertimbangkan pendapat orang lain yang bisa disebut dengan narasumber dan Variabel yang digunakan adalah variable bebas dan
variable terikat. Variabel bebasnya disebut cara belajar dengan Metode best learning, dan variable terikatnya disebut Hasil belajar Siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di UPT SDN 03 Muaradua kecamatan Mauaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS)
1. Populasi
Penelitian ini akan difokuskan pada seluruh siswa UPT SDN 03 Muaradua kelas IV.A
2. Sampel
Penelitian dilakukan pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang waktu pembelajarannya selama 3 Jam pelajaran dalam 1
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2016 : 26). Dalam penelitian ini penulis
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama (Sumadi, 2003 : 93).
Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV (empat) UPT SDN 03 Muaradua
b. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.
Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini observasi dan tes menjadi sumber
skunder.
Identifikasi Subbagian
Teknik pengamatan langsung dengan alat observasi untuk mengambil data Penerapan Model Pembelajaran kooperatif jigsaw yang
dilakukan oleh guru, guna mengetahui situasi dan aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Teknik tes dengan
alat tes tertulis / tes kognitif untuk mengambil data tentang hasil belajar peserta didik dalam materi Meneladan Nama dan Sifat Allah
1611
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632
Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.
Agar data-data yang diperoleh melalui instrumen penelitian seperti telah tersebut di atas dapat digunakan untuk membenarkan atau
Analisis tes hasil belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang diperoleh dari tiap
siklus. Penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh peserta didik untuk setiap siklus. Untuk menetapkan nilai hasil
Nilai = X 100 %
Skor maksimal
Ketuntasan klasikal dinyatakan berhasil jika persentase peserta didik yang tuntas belajar atau peserta didik yang mendapat nilai = 65
% jumlahnya lebih besar atau sama dengan 75 % jumlah peserta didik didalam kelas.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV.A di UPT SDN 03 Muaradua dengan jumlah peserta didik 25 orang, yang
terdiri dari peserta didik laki-laki 12 anak dan peserta didik perempuan 13 anak. Penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa prestasi peserta didik belum optimal. Hal ini nampak pada perolehan nilai rata-rata peserta didik di kelas ini
Desain penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, 2 kali pertemuan dan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Apabila pada siklus I belum memperlihatkan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya
(siklus II).
Adapun materi yang diajarkan sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di Kelas IV. A UPT SDN 03 Muaradua dengan materi Asmaul Husna Al-Azim dan Al-Aziz
Siklus 1
Adapun tujuan tersebut adalah tujuan akademik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. .
2. Guru merencanakan skenario pembelajaran yang berupa rencana perbaikan pembelajaran.
3. Guru menyiapkan media berupa video pembelajaran
5. Guru merancang alat evaluasi yang diberikan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik
Pelaksanaan
Mengucap salam yang dijawab serempak oleh peserta didik, dilanjutkan menyiapkan kondisi peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran, mengabsen peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selain itu peneliti juga memberikan gambaran
mengenai model pembelajaran jigsaw . Setelah itu peneliti membentuk kelompok belajar yang telah peneliti susun sebelumnya,
awalnya peserta didik tidak mau dengan teman sekelompoknya, kelas mulai gaduh dan peserta didik sulit di kendalikan. Peneliti
dengan sabar memberi peringatan agar peserta didik tenang dan memulai pembelajaran menggunakan metode jigsaw. Setelah peserta
didik duduk sesuai kelompok masing-masing. Peneliti menjelaskan materi secara klasikal yaitu materi al-Asma‟ al-Husna. Setelah
selesai peneliti memberikan lembar kerja peserta didik, tiap kelompok mendapat satu lembar kerja peserta didik. pada saat peserta
1612
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632
Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.
didik sedang berdiskusi kelas mulai gaduh dan waktu mulai habis, peneliti meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan kedepan hasil diskusi yang telah dikerjakanya. Selain itu peneliti dan kelompok yang mendengarkan temannya
berpresentasi di depan, selanjutnya peneliti juga membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil diskusi yang telah di lakukan
bersama-sama tersebut. Pada tahap terakhir peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait materi
yang belum mereka pahami. Setelah itu peneliti bersama sisa mengambil kesimpulan dari materi yang di pelajari pada pertemuan
pertama kali ini. Dan sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti tidak lupa terus memberikan motivasi agar peserta didik tetap rajin
belajar di rumah karena pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan kooperatif jigsaw . Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan
Siklus II
Pada pertemuan ini masih sama seperti pertemuan yang lalu yaitu pada tahap pertama peneliti mengucap salam,
kemudian men gabsen peserta didik dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengulas
materi yang telah di pelajari. Dan setelah itu peneliti memberikan penjelasan terkait pelaksanaan yaitu peserta didik duduk di meja
kelompok masing- masing sesuai dengan kemampuan akademiknya. Pada terdapat lima meja yang masing-masing meja terdiri dari
3-4 peserta didik yang homogen dari kemampuan akademiknya. Soal jigsaw terdiri dari 10 soal. Peserta didik dalam kelompok diberi
materi yang berbeda yakni, satu anak mendapat materi satu Asmaulhusna dan penjelasan artinya Kelompok dari anggota yang
berbeda yang telah mempelajari materi berkumpul dalam satu kelompok baru untuk mendiskusikan materi mereka Setelah diskusi
antar kelompok kemudian setiap perwakilan tiap-tiap kelompok mempresentasikan didepan seluruh kelompok dan kelompok lain
mendengarkan dan memperhatikan juara kelompok. Juara yang di ambil yaitu juara 1, 2 , dan 3. Untuk kelompok yang mendapat
juara 1 akan mendapat 3 bintang, juara 2 mendapat 2 bintang dan juara 3 akan mendapat 1 bintang. Tahap terakhir peneliti
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait materi maupun terkait soal jigsaw yang belum di pahami.
Setelah itu peneliti menyampaian kepada peserta didik untuk kegiatan evaluasi yaitu berupa tes individu. Sebelum tes tindakan I di
mulai, peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik selama 15 menit untuk belajar terlebih dahulu. Dan mengingatkan
kepada peserta didik bahwa dalam tes ini tidak lagi berkelompok melainkan tes individu dan harus dikerjakan oleh individu
Data hasil tes formatif pada keadaan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta didik pada Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama
Kondisi awal
No Kriteria ketuntasan Keterangan
Jumlah siswa Persentase
2. Tuntas 14 56 %
Belum tuntas 11 44 %
Jumlah 25 100 %
Nilai terendah 50
Nilai tertinggi 80
Rata-rata 64,83
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui adanya peningkatan hasil belajar sebelum tindakan pada akhir siklus I. Nilai rata-rata dan presentase
ketuntasan belajar sudah meningkat dari data awal yaitu dari nilai rata-rata sudah meningkat dari data awal menjadi 64,83 dan ketuntasan secara
klasikal menjadi 61,54%. Akan tetapi, ketuntasan belajar siklus I hanya mencapai 60 % belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan, ketuntasan
klasikal yang telah ditetapkan yaitu 75% peserta didik belajar yang tuntas sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
Kondisi awal
No Kriteria ketuntasan Keterangan
Jumlah siswa Persentase
Tuntas 22 88 %
1613
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
e-ISSN: 2807-8632
Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.
Belum tuntas 3 12 %
Jumlah 25 100 %
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 90
Rata-rata 77,24
Ketuntasan 88 %
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui adanya peningkatan hasil belajar sebelum tindakan pada akhir siklus II. Nilai
rata-rata dari presentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari data siklus I yaitu nilai rata rata menjadi 61,54 dan ketuntasan secara
klasikal menjadi 54 %. Ketuntasan belajar siklus II sudah mencapai 88 % dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 77,24. Hal tersebut
membuktikan bahwa pada pelaksanaan siklus kedua sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah
Kesimpulan
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui adanya peningkatan hasil belajar sebelum tindakan pada akhir siklus II. Nilai
rata-rata dari presentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari data siklus I yaitu nilai rata rata menjadi 61,54 dan ketuntasan secara
klasikal menjadi 54 %. Ketuntasan belajar siklus II sudah mencapai 88 % dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 77,24. Hal tersebut
membuktikan bahwa pada pelaksanaan siklus kedua sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah
ditetapkan yaitu 85% dan KKM=70 Hasil observasi dalam penggunaan model dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi Asmaul Hussna . yang diikuti oleh peserta didik pada waktu tindakan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik
yang berkategori baik dan memuaskan dengan rentang pada siklus II. Penggunaan model kooperatif jigsaw juga dapat meningkatkan
efisiensi pembelajaran PAI di UPT SDN 03 Muaradua dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi peserta
didik
Referensi
Jasiah. 2019. Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Budaya Lokal di IAIN Palangka Raya, : Palangka Raya ←Journal
Wulandari, 2022 upaya peningkatan kebugaran jasmani dengan metode jigsaw universitas muhamadiya Surakarta : jurnal porkes
Muhammad Syahrul Kahar1*, Zakiyah Anwar2 , Dimas Kurniawan Murpri3 (2020) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Type Jigsaw Terhadap
Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, 2000, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program pasca Sarjana UNESA
University Press.
Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati. 2020. PAI dan Budi Pekerti Kelas 7. Kemdikb
Muhamad syahul kahar.2020 Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar. Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika
Dimyati &Mujiono . 2022 upaya peningkatan hasil belajar melalui metode sharing dan media audio visual. journal.stiaprimabone.ac.id
Modul model pembealajaran PPG. 2019. System pembealajaran aktif lesrning bebasis student centred menggunakan scientific approach dalam
Taufiqurrochman. 2015. "Busuu.com: Model Belajar Bahasa Arab Mandiri Berbasis Website”, Laporan Penelitian UIN Maulana Malik
Al-Khalidi, Khalid Yunus. 1999. al-Yahud fi ad-Daulah al-Islamiyyah fi al-Andalus, disertasi pada Universitas Baghdad. ←Thesis
1614
Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”