Anda di halaman 1dari 46

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE QUESTION STUDENT HAVE


SISWA KELAS VB SDN-3 PETUK KATIMPUN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
RAHMI AMALIYAH
203020212067

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN DAN PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023

1
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengembangkan kemampuan siswa, seorang pendidik harus mampu

menciptakan proses pembelajaran yang efektif salah satunya dalam proses

pembelajaran IPS. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa

dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosialnya. Sebab dalam

proses pembelajaran aktivitas yang menonjol ada pada siswa. Kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,

pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau sebagian

besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran, di samping menujukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat

belajar yang besar dan percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil pembelajaran

dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku positif, tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dan siswa tuntas belajar (Susanto, 2013:54).

Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah hasil belajar siswa yang baik.

Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah

mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada

apa yang dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar

mengajar paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di

akhir pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh

3
siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau

prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. Menurut

Purwanto (2014:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses

yang mangakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah

perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw

materials) menjadi barang jadi (finished goods).

Pembelajaran juga dipengaruhi oleh penggunaan model atau cara mengajar

yang telah disusun untuk melihat tingkat pemahaman peserta didik terhadap

pengetahuan yang diberikan oleh guru.Pengetahuan akan mudah untuk diterima

peserta didik jika cara mengajarkannya mudah diterima dan peserta didik akan

terlihat lebih aktif jika yang digunakan sesuai dengan yang diinginkan peserta

didik itu.

Model pembelajaran diperlukan untuk membantu dalam mengajar peserta

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam setiap pembelajaran. Sehingga

guru dengan mudah memberi penekanan- penekanan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan dalam setiap pembelajaran yang kita lakukan (Tayeb 2017).

Model pembelajaran adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu

memudahkan dalam memberi suatu pelajaran kepada peserta didik agar bisa cepat

memahami pelajaran yang diberikan serta teknik juga digunakan untuk

memaksimalkan waktu yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran. Diperlukan

4
model pembelajaran yang sesuai digunakan dalam memberi pelajaran.

Peserta didik dapat lebih paham mengenai materi yang akan diberikan dan

pengetahuan itu secara tidak langsung akan masuk ke benak peserta didik tanpa

sadar dan akan diingat lebih lama dibanding mengulang-ulang pembelajaran dan

memaksakan pengetahuan masuk kebenak peserta didik. Fungsi model

pembelajaran adalah pedoman yang dibuat untuk memberi petunjuk kepada guru

dalam membuat langkah- langkah pembelajaran untuk memberikan kemudahan

dalam mencapai tujuan dan memudahkan peserta didik untuk menerima

pengetahuan (Asyafah, 2019) .

Menurut Soemantri (2001) pendidikan IPS adalah disiplin ilmu- ilmu sosial

dan disiplin ilmu dan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang

ditampilkan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat

pendidikan dasar dan menengah (Soemantri di dalam Darsono & Karmilasari,

2017). Kesimpulannya pelajaran IPS merupakan ilmu yang berkaitan dengan

kehidupan sosial yang ada di dalam kehidupan sehari hari.

Namun di sekolah SDN-3 Petuk Katimpun ini guru hanya memberikan

pelajaran menggunakan metode yang sama setiap hari seperti ceramah dan lain

lain yang membuat peserta didik itu menjadi bosan atau kurang aktif ketika belajar.

Maka dari itu peneliti ingin memberi solusi untuk membuat pembelajaran lebih

aktif dan membuat peserta didik lebih memahami apa yang telah di pelajari serta

membuat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan selama pembelajaran.

Model pembelajaran yang ditetapkan dalam Tindakan kelas di sekolah

5
SDN-3 Petuk Katimpun adalah model pembelajaran cooperative learning. Karena

model Cooperative learning adalah kegiatan yang digunakan untuk membantu

peserta didik dalam menguasai akademis dan berbagai keterampilan untuk

mencapai berbagai target dan tujuan sosial serta yang berhubungan dengan antar

manusia ( Arends dalam Mukminan et al,2017). Maksud dari model pembelajaran

ini adalah untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam menerima pembelajaran

dan juga membuat peserta didik lebih mudah memahami pelajaran yang di berikan

oleh guru dan juga membuat pembelajaran lebih menarik dan tidak monoton saat

melakukan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tigatujuan

penting: nilai prestasi akademis, toleransi di dalam kehidupan sehari-hari dan

penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial di

masyarakat ( Richard dalam Mukminan et al 2017). Pada model cooperative

learning memiliki beberapa type, namun pada penelitian ini peneliti menggunakan

model cooperative learning type question student have.

Model question student have adalah model yang sangat mudah digunakan

untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Dalam penggunaan model

ini dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah memahami

pembelajaran yang sudah dilaksana kan dilihat dari pertanyaan yang sudah ditulis

siswa (Yani & Sejarah, 2021).

Tipe Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta

didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya. Tipe Question

6
Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien

untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif (Nurfattahiyya, 2014).

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa model cooperative

learning merupakan model yang membantu peserta didik dalam meeksplorasi

pengetahuan yang mereka dapat dengan cara bekerja sama atau menuliskan

pertanyaan sebagai bentuk atas sesuatu yang ingin merekaketahui.

Peneliti akan melakukan pengembangan hasil belajar peserta didik

dengan menggunakan model cooperative learning agar bisa menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS. Dengan demikian, perlu

dilakukan perbaikan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) melalui

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Menggunakan Model Cooperative Learning Type Question Student

Have pada Siswa Kelas Vb SDN-3 Petuk Katimpun Tahun Pelajaran 2023/2024.

Berdasarkan pengamatan selama observasi yang dilakukan di SDN-3

Petuk Katimpun, peneliti melihat bahwa proses pembelajaran yang terjadi didalam

kelas kurang aktif. peserta didik lebih banyak diam dan mendengar yang membuat

pembelajaran menjadi membosankan. Hasil observasi ini diperoleh setelah

melakukan pengamatan di kelas Vb pada mata pelajaran IPS. Wawancara yang di

lakukan dengan guru atau wali kelas dari kelasVb yang bernama Ibu Sri Wahyuni

S.Pd di sekolah ini terutama di kelas Vb pada mata pelajaran IPS, peneliti

mengetahui peserta didik memiliki keaktifan belajar yang kurang dalam mengikuti

pembelajaran. Hasil belajar yang kurang mencukupi untuk ketuntasan dari jumlah

7
22 orang yang mencapai nilai ketuntasan hanya 11 orang. KKM yang ditetapkan

di sekolah untuk muatan pelajaran IPS adalah 70. Sebagian dari peserta didik

kurang memiliki pemahaman terhadap pembelajaran IPS, kurangnya penggunaan

model dalam pembelajaran yang membuat pembelajaran menjadi monoton.

Terdapat 50% siswa (7 orang) yang memperoleh nilai sangat kurang dengan

rentang 10-50, 13,6% siswa (4 orang) yang memperoleh nilai kurang dengan

rentang 51-65, 22,7% siswa (8 orang) yang memperoleh nilai cukup dengan

rentang 70-80, dan 13,6% siswa (3 orang) yang memperoleh nilai sangat baik

dengan rentang 90-100. Dari data tersebut persentase siswa yang tuntas sebanyak

50% (11 orang) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 50% (11 orang) dari KKM

yang ditetapkan yaitu 70 dengan nilai rata-rata siswa dikelas adalah 63,0.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa model pembelajaran

kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dapat dijadikan sebagai

alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

IPS agar lebih bermakna. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan

Model Cooperative Learning Type Question Student Have pada Siswa Kelas Vb

SDN-3 Petuk Katimpun Tahun Pelajaran 2023/2024"

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti perlu menentukan fokus

masalah dalam penelitian ini. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

8
1. Penelitian hanya meneliti tentang peningkatan hasil belajar IPS di kelas Vb

menggunakan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda

disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi pada siswa kelas Vb

SDN-3 Petuk Katimpun Tahun Pelajaran 2023/2024.

2. Materi yang diteliti hanya pada muatan Pelajaran IPS kelas Vb SDN-3 Petuk

Katimpun dengan materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok”

tema 9 benda-benda disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi.

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana aktivitas g u r u d a l a m pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas

Vb menggunakan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda

disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi SDN-3 Petuk

Katimpun?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada muatan pelajaran IPS setelah penerapan

model cooperative learning type question student have dengan materi “Jenis

ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda disekitar kita

sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi SDN-3 Petuk Katimpun?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas Vb setelah penerapan model

cooperative learning type question student have dengan materi “Jenis ekonomi

yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda disekitar kita sub tema

9
2 benda dalam kegiatan ekonomi di SDN-3 Petuk Katimpun?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas guru pada muatan pelajaran IPS menggunakan

model cooperative learning type question student have dengan materi “Jenis

ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda disekitar

kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi di kelas Vb SDN-3 Petuk

Katimpun.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada muatan pelajaran IPS

menggunakan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-

benda disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi di kelas Vb

SDN-3 Petuk Katimpun.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPS

menggunakan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-

benda disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi di kelas Vb

SDN-3 Petuk Katimpun.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka hasil penelitian

ini diharapkan dapat memberikan maanfaat terhadap semua pihak yang berkaitan.

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

10
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai bentuk untuk

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan

model cooperative learning type question student have pada mata pelajaran IPS

di kelas Vb.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik:

a) Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat

lebih memahami pembelajaran yang di berikan oleh guru.

b) Dapat membuat pembelajaran lebih menarik yang tidak monoton.

c) Bisa membuat peserta didik menjadi lebih aktif karena bervariasinya

model pembelajaran nya yang membuat mereka lebih bisa mengeksplorasi

kemampuannya.

b. Bagi Guru:

a) Hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan

dalam melaksanakan proses pembelajaran pada peserta didiknya, sehingga

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bisa lebih terarah dan bisa membuat

suasana kelas lebihnyaman dan berkembang.

b) Untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran dengan manfaat

model pembelajaran yang tepat.

11
c) Membantu guru mengembangkan model pembelajaran secara professional

serta meningkatkan rasa percaya diri guru.

c. Bagi Sekolah:

a) Sebagai bahan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam-

dalam menentukan keberhasilanpengelolaan pembelajaran di sekolah.

b) Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN-3

Petuk Katimpun.

d. Bagi Peneliti Lain:

Bisa digunakan sebagai bahan referensi dan sumber infomasi mengenai

penggunaan model cooperative learning type question student have dalam

pembelajaran IPS dan bisa dikembangkan lagi terkait penggunaan.

12
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Konsep Penelitian Tindakan

1. Pengertian Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu sarana untuk mengetahui secara

sistematis yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah untuk mengetahuibagaimana

pembelajarannya ( Mill dalam Mu’alimin & Hari, 2014). Dari pendapat di atas

peneliti melihat kunci dari penelitian tindakan ini adalah apayang di lakukan oleh

guru, sekolah dan peserta didik saat melakukan pembelajaran dan untuk membuat

perubahan jika perlu dilakukan jika hasil yang di inginkan belum tercapai.

Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kondusif untuk membuat guru menjadi

lebih peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya. Guru menjadi

reflektif dan kritis terhadap apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik

(Juanda, 2016).

Penerapan PTK dalam pendidikan memiliki tujuan untuk memperbaiki

atau meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkaitan sehingga meningkatkan

mutu, mengembangkan keterampilan guru dalam mengajar, meningkatkan

efisiensi dalam mengelola instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada

komunitas guru (Mu’alimin & Hari, 2014). Tujuan dari penelitian tindakan ini

dilakukan untuk mengembangkanpembelajaran yang bisa membuat peserta didik

lebih mudah paham dan bisa meningkatkan kepintaran peserta didik dalam

13
memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru. Proses pelaksanaan PTK adalah

berbentuk siklus/ putaran. Siklus atau putaran adalah prosedur tahapan dalam

tindakan perbaikan yang dilakukan. Satu siklus dalam PTK pada umumnya terdiri

atastiga kali pertemuan, dengan pertemuan pertama berisi kegiatan mencobakan

alternatif tindakan yang sudah dirumuskan sebelumnya, pertemuan kedua berisi

kegiatan membenahi hasil percobaan alternatif tindakan dan pertemuan ketiga

berisi kegiatan pemantapan guna melihat peningkatan kualitas pembelajaran.

Dalam satu kali melakukan PTK, jumlah siklusnya minimal 2.Hal itu disebabkan

karena jika hanya dilakukan dalam satu siklus, maka belum dapat dirasakan

kelancaran prosesnya oleh si guru.

2. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan

Ciri dari penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang

dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di kelas

secara langsung. Dengan kata lain, PTK dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan

dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas serta membantu

memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pada saat pembelajaran di

sekolah (Mu’alimin & Hari, 2014). dari ciri ini diketahui bahwa penelitian ini

berfokus untuk meningkat kan apa yang kurang disistem pembelajaran dan

mengembangkan sistem yang ada agar bisa memajukan pendidikan di sekolah itu

serta membantu peserta didik untuk bisa lebih berprestasi dan mendapat

pengetahuan yang lebih banyak.

14
B. Konsep Model Tindakan yang Dilakukan

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan Model penelitian Kurt Lewin. Model penelitian kurt lewin

menjelaskan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Kurt Lewin menyatakan “Action research is proceeds in a spiral of steps,

each of which is composed of a circle of planning, action andfact‐finding about the

result of the action”. Dari pendapat atas Penelitian tindakan adalah sebuah

tindakan yang mencakup penemuan fakta atau permasalahan yang ada di sekolah,

perencanaan dimana dibagian ini peneliti akan melakukan perencanaan dalam apa

saja yang akan di lakukan tindakan selama penelitian dan meneliti apa saja masalah

yang ada di sekolah itu, pengambilan tindakan adalah tahap lanjutan setelah

dilakukan nya perencanaan sebagai bentuk pelaksanaan apa yang telah

direncanakan. evaluasi tahap ini dilakukaan untuk melihat bagaimana tingkat

keberhasilan dari apa yang telah di rencanakan dan di laksanakan di lapangan

saat penelitian dan selanjutnya.(Tanujaya dan Mumu, 2016: 18).

Tahapan melakukan PTK dari Model Kurt Lewin adalah:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah hasil penyelidikan yang digunakan untuk acuan untuk

merancang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian (jalaludin,2021).

Pada tahap perencanaan ini guru atau peneliti akan melihat apa saja

kekurangan atau kelemahan selama pembelajaran yang telah dilakukan agar bisa

15
ditemukan sumber masalahnya dan bisa diberikan solusi misalnya seperti

lemahnya peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari atau kurang

aktifnya peserta didik disaat proses pembelajaran. Jadi pada tahap ini guru

menentukan apa saja yang akan ditindak lanjuti nanti untuk mengatasi

permasalahan yang ada saat pembelajaran.

2. Tindakan (Acting)

Tahap tindakan merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan. Pada

tahap ini, tindakan yang diambil adalah tindakan yang bisa memperbaiki akar

permasalahan dalam proses belajar mengajar yang di dapat setelah melakukan

pengamatan. untuk mengambil tindakan ini guru atau peneliti juga harus

mempertimbangkan dengan keadaan sekolah dimana itu harus di lihat sarana

prasarana, kondisi kelas, sekolahnya serta bagaimana siswa agar saat pelaksaan

tindakan tidak terjadi kendala yang tidak diinginkan. Setelah terpilihnya tindakan

yang akan di lakukan selanjutnya adalah pembuatan RPP sebagai rancangan untuk

tindakan yang akan dilakukan agar tindakan bisa terarah dan bisa tercapai tujuan

yang ingin diraih dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

3. Pengamatan (Observing)

Pada model Kurt Lewin, kegiatan observasi dilakukan dengan mandiri.

Observasi di lakukan untuk melihat apakah RPP dan tindakan yang di lakukan telah

sesuaidengan apa yang telah di targetkan dalam penelitian ini. Kegiatan observasi

ini dapat dilakukan dengan kolaborasi antara guru dan peneliti atau dilakukan

dengan sesama peneliti atau teman yang sedang melakukan PKL di tempat yang

16
sama. ditahap observasi ini kita harus menyiapkan lembar observasi untuk melihat

perkembangan apa saja yang telah di lakukan dan bagaimana berjalannya

penelitian tindakan ini di lakukan. Lembaran observasi ini juga di jadikansebagai

data untuk hal hal penting di dalam penelitian ini baikyang dilakukan yang terlihat

peserta didik atau yang tidak. Selain menggunakan lembar observasi juga

menggunakan dokumentasi sebagai bukti tindakan yang telah dilakukan dan bisa

sebagai peninjauan ulang untuk melihat apakah ada yangkurang dalam pelaksanaan

kegiatan.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti melihat keberhasilan

tindakan yang dilakukannya. ini adalah tahap akhir saat siklus pertama. Pada tahap

refleksijika peneliti merasa kurang maka akan melakukan siklus kedua.

Gambar 1. Model Kurt Lewin

Dengan penelitian tindakan yang akan dilakukan di sekolah SDN-3

Petuk Katimpun yaitu melakukan peningkatan pada sistem pembelajaran agar

bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik dan menambah pengetahuan

17
peserta didik agar pendidikan di sekolah semakin maju. Permasalahan di sekolah

SDN-3 Petuk Katimpun pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah

rendahnya daya serap pelajaran yang di berikan oleh guru, kurangnya

penggunaan model atau model yang bervariasi agar pembelajaran tidak

monoton, kurangnya keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar. Maka

dari itu peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengatasi permasalahan

di sekolah ini dengan menggunakan model yang berbeda dari yang guru

terapkan di sekolah.

Pada bagian ini merupakan penjabaran dari teori dengan permasalahan

peneliti saat ini. teori yang dijabarkan berdasarkan temuan para ahli pada topik

yang sejalan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

1. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu untuk suatu

perubahan disebut dengan belajar (Riyanti, 2020:1). Belajar merupakan

kegiatan yang dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis. Dengan

kata lain, semua aktivitas yang dilakukan oleh inidividu tidak akan terlepas dari

makna belajar (Hapudin, 2021:1).

Sardiman A.M. dalam (Isti'adah, 2020:7) menyatakan belajar merupakan

suatu perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan

misalnya: dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Sedangkan menurut Slameto (1995:4) belajar adalah suatu proses

18
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru atau secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Lestari, 2013:117).

Dari beberapa pernyataan diatas belajar dapat dikatakan sebagai suatu

proses yang dilakukan secara sadar oleh setiap individu untuk memperoleh

perubahan yang dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu akibat dari proses belajar yang berkaitan

dengan perubahan pada diri dari orang yang belajar. Bentuk perubahan sebagai

hasil dari belajar dapat berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap,

tingkah laku, keterampilan dan kecakapan (Lestari, 2013:118).

Kpolovie, Joe, & Okoto, ( 2014) menyatakan sebagai salah satu

patokan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, hasil belajar

merefleksikan hasil dari proses pembelajaran yang menunjukkan sejauh mana

murid, guru, proses pembelajaran, dan lembaga pendidikan telah mencapai

tujuan pendidikan (Andriani & Rasto, 2019:81). Adapun menurut Sinar

(2018:22) hasil belajar adalah hasil seseorang setelah melakuan proses belajar

dari sejumlah mata pelajaran dengan dibuktikan melalui tes yang berbentuk

nilai.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah

sebuah perubahan perilaku yang terjadi pada seorang siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tiga ranah

19
kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu ranah kognitif

(Pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan)

yang mana perubahan tersebut dapat dibuktikan melalui tes dalam bentuk nilai.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar pada siswa baik dari

dalam diri siswa itu sendiri (internal) maupun dari luar diri siswa itu sendiri

(eksternal). Faktor internal adalah segala faktor yang berasal dari dalam diri

siswa, diantaranya faktor jasmaniah dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal

adalah segala faktor dari luar diri siswa, diantaranya lingkungan keluarga,

sekolah dan faktor masyarakat (Hapnita, Abdullah, Gusmareta, & Rizal, 2018:

2175).

Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2015:184) dalam (Jayanti, Arifin,

&Nur, 2020:3) yang menyatakan ada dua faktor yang menyebabkan kesulitan

belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan

faktor yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor lain yang menjadi sangat penting

dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah memanfaatkan media

pembelajaran oleh guru. Media sebagai alat bantu mengajar, membantu

mengkomunikasikan materi pembelajaran lewat suatu alat atau media (Pingge

& Wangid, 2016:150).

Jadi dari beberapa pernyataan di atas banyak faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa baik dalam diri siswa itu sendiri maupun dari

20
luar diri siswa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

adalah penggunaan media pembelajaran pada saat proses belajar mengajar.

d. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada seseorang

setelah melakukan proses pembelajaran. Perubahan tersebut dapat berupa

kemampuan berpikir, keterampilan, maupun sikap. Dalam menentukan hasil

belajar tentunya ada yang harus dipertimbangkan baik dari ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik yang mana setiap ranah tentunya saling berkaitan antara satu

dengan yang lainnya. Adapun yang dimaksud dengan ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Pada ranah ini setiap individu akan memperoleh pengetahuan dalam bentuk

kemampuan berpikir yang melibatkan cara kerja otak dari aktivitas yang

dilakukannya saat proses pembelajaran.

2. Ranah Afektif

Pada ranah ini setiap individu akan memperoleh perubahan sikap yang mana

dapat dilihat pada perbuatan, prilaku dan tindakan yang dilakukannya

kepada orang lain .

3. Ranah Psikomotorik

Pada ranah ini setiap individu akan memperoleh kemampuan berupa sebuah

keterampilan dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan fisik.

e. Pembelajaran IPS

21
Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan kajian dari berbagai ilmu

sejarah, pemerintahan (ilmu politik) dan geografi. Kemudian bertambah

soisologi, ekonomi, antropologi, psikologi, filsafat, dan hukum. Pendidikan IPS

penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar, karena peserta

didik sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan

lingkungannya (Rahmadi, 2016). Menurut Eb Wesley menyebutkan bahwa IPS

merupakan penyederhanaan ilmu-ilmu sosial yang sudah dipilih dan

diterapkani atau disesuaikan untuk diterapkan di sekolah- sekolah (Mukminan

et al., 2017).

Menentukan hasil belajar dengan model cooperative learning, peneliti

memilih mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Materi jenis usaha

ekonomi yang di kelola sendiri atau kelompok. Materi ini berisi tentang

berbagai jenis usaha yang ada di lingkungan sekitar mulai dari yang dilakukan

sendiri atau individu dan usaha yang dikerjakan oleh lebih satu orang atau

kelompok, konsep usaha ekonomi yang di kelola sendiri atau kelompok sebagai

materi yang dipelajari peserta didik dilakukan melalui rangkaian prosedur

kegiatan belajar.

Pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak di kelas V dengan materi

jenis usaha ekonomi sendiri dan kelompok dalam pembelajaran ini akan

menjelaskan tentang pengertian jenis usaha sendiri dan kelompok, macam-

macam usaha sendiri dan kelompok serta kelebihan dan kelemahan usaha

sendiri dan kelompok. Pembelajaran ini menggunakan model cooperative

22
learning dengan tipe question student have yang dilaksanakan komunikasi, dan

kooperatif, artinya peserta didik saling bekerja sama dengan kelompok

dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan melalui

kegiatan diskusi kelompok dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

f. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang,dengan struktur kelompok yang

secara heterogen (komalasari,2010:62).

g. Model Pembelajaran Questions Students Have

Model yang akan di terapkan peneliti di sekolah adalah model pembelajaran

cooperative learning dengan tipe question student yang dimana model ini

menekankan nilai akademis dan nilai sosial untuk peserta didik nya dimana ini

sudah sesuai dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang di

dalam mata pelajaran ini banyak mengandung nilai akademis dan nilai sosial

yang tinggi untuk di ajarkan kepada peserta didiknya. Jika pembelajaran Ilmu

pengetahuan sosial ini tidak di lakukan dengan cara yang bervariasi akan

menbuat pembelajaran menjadi monoton yang membuat pengetahuan yang

dapat kita berikan kepada peserta didik menjadi lebih sedikit.

Questions Students Have adalah suatu variasi dari pembelajaran aktif yang

berarti pertanyaan siswa yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan

23
harapan peserta didik, teknik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh

partisipasi peserta didik secara tertulis (Zaini, dkk, 2008 : 17).

Model pembelajaran Questions Students Have adalah suatu metode

belajar yang menggunakan cara berpikir kreatif dan dipasangkan/diurutkan

menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan pikiran sebagai

media dalam proses pembelajaran. Cara berpikir kreatif ini menjadi faktor

utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru

sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan dari siswa yang akan ditampilkan

baik dalam bentuk kartu tulisan atau dalam bentuk lainnya.

i. Langkah-langkah cooperative learning type question student have. Tahapan

dari tipe question student have antara lain:

a. Memotong motong kertas untuk di bagikan kepada peserta didik untuk

menulis pertanyaan

b. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswasecara garis besar

c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang

materi yang belum dipahami

d. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

e. Guru membagikan kertas kosong kepada setiap kelompok dan meminta

setiap kelompok menuliskan beberapa pertanyaan (dari penjelasan guru )

pada saat pembelajaran

f. Peserta didik diminta mengumpulkan kertas yang sudah berisi pertanyaan

24
g. Kemudian guru menukarkan kertas dengan pertanyaan kepada kelompok

lain

h. Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan jawaban dan memberikan

tanda cek ( apabila ada pertanyaan yang sulit dimengerti)

i. Guru mempersilahkan salah satu perwakilan dari masing- masing

kelompok, untuk membacakan jawaban dengan keras

j. Setelah semua perwakilan maju dan memberikan jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah diskusikan

k. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi dan presentasi setiap

kelompok untuk mengetahui jawaban yang telah diberikan sudah benar atau

kurang, sambil memberikan penjelasan pada hal- hal yang dianggap perlu

penegasan

l. Mengadakan tanya jawab dengan peserta didik untuk meningkatkan

pemahaman tentang materi yang telah disampaikan

m. Guru meminta salah satu peserta didik untuk menjelaskan kembali materi

yang telah dipelajari

ii. Kelebihan dan kekurangan model cooperative learning type question student

have:

Adapun kelebihan dari tipe question student have antara lain :

1. Dapat menarik dan memfokuskan perhatian siswa di dalam proses

pembelajaran di mana saat proses belajar mengajar siswa dituntut untuk

25
mengembangkan kognitif nya sendiri dalam membuat soal dan jawaban

2. Dapat membantu merangsang pemikiran kritis peserta didik serta

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan

dengan membuat soal dan jawaban

3. Mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan

pendapat berupa jawaban atau soal yang mereka buat saat proses

pembelajaran

Adapun kekurangan Strategi Pembelajaran Question student have (QSH):

1. Adanya peserta didik yang tidak mampu membuat pertanyaan karena tidak

samanya tingkat kemampuan peserta didik

2. waktu yang di gunakan terbatas karena lamanya proses pembuatan soal dan

memberikan jawaban kepada masing masingpeserta didik

3. Waktu menjadi lebih lama karena menunggu peserta didik selesai dalam

membuat soal dan jawaban

4. Peserta didik kadang merasa takut karena merasa soal dan jawaban yang

mereka kira salah dan membuat mereka sulit mengungkapkan nya (Nisa et

al 2015)

Dengan penelitian tindakan yang akan dilakukan di sekolah SDN-3

Petuk Katimpun yaitu melakukan peningkatan pada sistem pembelajaran agar

bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik dan menambah pengetahuan

26
peserta didik agar pendidikan di sekolah semakinmaju. Permasalahan di sekolah

SDN-3 Petuk Katimpun pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah

rendahnya daya serap pelajaran yang di berikan oleh guru, kurangnya

penggunaan model atau model yang bervariasi agar pembelajaran tidak

monoton, kurangnya keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar. Maka

dari itupeneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengatasi permasalahan

di sekolah ini dengan menggunakan model yang berbeda dari yang guru

terapkan di sekolah.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang di lakukan oleh Aminudin (2017) dengan Judul

"Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa

Kelas IV". Persamaan penelitian ini dengan yang akan di lakukan peneliti adalah

persamaan menggunakan metode question student have dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik, sedangkan perbedaannya adalah mata pelajaran yang

diambil sebagai hal yang di teliti peneliti yaitu mata pelajaran IPS. Dari

penelitian sebelumnya menghasilkan Pelajaran matematika di kelas IV dari 30

siswa yang telah mengalami belajar tuntas baru 14 siswa (46,7%) sementara 16

siswa (53,3%) mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

atau belum memenuhi belajar tuntas dengan nilai rata-rata 59,1. Padahal KKM

yang telah ditentukan pada pelajaran matematika adalah 70. Untuk mengatasi hal

tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan memilih model pembelajaran

27
yang tepat. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi

hitung perkalian dan pembagian pada kelas IV SDN Sukorejo 1 Kota Blitar.

Penelitian yang di tulis oleh Ni Nyoman Sukerti Universitas

Pendidikan Ganesha Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Rancangan

masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi

dan refleksi. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar tematik siswa kelas III SD Negeri 2 Kampung Baru semester II tahun

pelajaran 2019/2020. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa yaitu

pra siklus sebesar 66,33% yang tergolong cukup, siklus I sebesar 74,00% yang

tergolong cukup dan meningkat pada siklus II sebesar 79,33% yang tergolong

baik.

Penelitian yang di tulis oleh Zerri Rahman Hakim Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Serang yang berjudul "Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student

Have (Qsh) Pada Siswa Kelas IV SDN Saga V Tangerang Banten". Persamaan

penelitian ini dengan yang akan di lakukan peneliti adalah persamaan

28
menggunakan metode question student have dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan: 1) Aktivitas

belajar siswa secara sosial studi setelah menggunakan Question Student Have

(QSH) dalam Model Pembelajaran Kooperatif, 2) Siswa hasil belajar dalam IPS

setelah menggunakan Question Student Have (QSH) dalam Koperasi Model

Pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan Stephen Kemmis dan Mc. Taggart Model yang

terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, implementasi, observasi dan

refleksi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dalam dua Siklus. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, wawancara, dan tes

terakhir daur. Dari analisis data, peneliti menemukan bahwa ada peningkatan

dalam hasil belajar siswa. Pada nilai dasar, hanya ada 43,33% siswa yang

berprestasi Penguasaan pembelajaran. Pada siklus pertama, siswa yang

mencapai ketuntasan belajar adalah Meningkat, sekitar 30% dari nilai dasar,

mencapai 73,33%. Pada siklus kedua, siswa yang mencapai penguasaan belajar

meningkat sekitar 26,70% dari siklus I, menjadi 100%. Hal yang sama juga

terjadi pada kegiatan belajar siswa. Yang pertama Siklus kegiatan belajar siswa

sebesar 71,42% dan pada siklus II aktivitas belajar siswa Kegiatan meningkat

sekitar 21,43% dari siklus pertama, menjadi 92,85%. Berdasarkan analisis data

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Question Student Have

(QSH) dalam Model Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan kegiatan belajar siswa kelas IV SDN Saga V dalam IPS.

29
D. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal pembelajaran IPS di kelas Vb SDN-3 Petuk

Katimpun, materi Jenis ekonomi sendiri dan kelompok mata Pelajaran IPS

belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Ditambah dengan rendahnya minat

belajar siswa terhadap muatan Pelajaran IPS ini menjadi problem tersendiri

pada saat belajar mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, rendahnya hasil belajar

siswa tersebut disebabkan dari beberapa faktor yaitu adanya rasa malu atau takut

pada diri siswa dalam mengajukan pertanyaan terhadap materi yang kurang

dipahami dan kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran seperti

masih ada siswa yang mengobrol, bercanda atau melamun (faktor internal), serta

aktivitas siswa dalam kelas kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam proses

pembelajaran karena hanya mendengar dan mencatat saja sehingga siswa

cenderung mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari dan cenderung bosan

dalam belajar, hal ini dikarenakan guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional dan jarang menggunakan media dalam

pembelajarannya (factor eksternal)

Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu upaya mengatasi

permasalahan tersebut adalah guru harus berusaha agar anak didik aktif dan

kreatif secara optimal. Pemilihan suatu model dan alat bantu yang tepat, akan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti merasa perlu melakukan

penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

30
mengatasi masalah tersebut menggunakan model pembelajaran cooperative

learning type question student have.

Kondisi Awal Tindakan Guru Kondisi Akhir

Teknik bekum Guru Menggunakan Siklus I Model


digunakan Model Cooperative Cooperative Learning
Learning Type Type Question Student
Question Student Have meningkatkan
Have hasil belajar siswa

Hasil belajar
siswa<KKM

Hasil belajar siswa Siklus II


Cooperative
dengan materi
Learning Type
Jenis ekonomi Question Student
dikelola sendiri Have
dan kelompok meningkatkan hasil
belajar siswa >KKM

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu dilaksanakan di SDN 3

Petuk Katimpun yang beralamat di Jalan Tjilik Riwut , Raflesia Km. 11, Petuk

Katimpun, Kecamatan Jekan Raya, Kabupaten Kota Palangka Raya, Provinsi

Kalimantan Tengah 73112.

Untuk waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada

semester ganjil pada tahun Pelajaran 2023/2024. Penentuan waktu penelitian

mengacu pada kalender akademik sekolah dimana pada penelitian ini akan

memerlukan beberapa siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar npada

siswa kelas Vb SDN- 3 Petuk Katimpun.

B. Metode Penelitian

PTK adalah model pembelajaran yang memiliki transparansi tinggi dalam

menilai prestasi peserta didik setiap harinya ( Robert dalam jalaludin, 2021).

Penelitian ini dilakukan dengan kerja sama bersama guru untuk saling mencari

solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar wawancara, lembar

observasi Question Student Have untuk guru dan siswa, dan soal evaluasi. Dalam

pelaksanaan tindakan question student have penelitian dibantu oleh seorang guru

32
untuk menjadi observer (pengamat) yaitu guru kelas Vb SDN-3 Petuk Katimpun

yang bertugas mengamati dan memberi masukan dalam berjalannya penelitian.

Analisis serta pengelolaan data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif

dan data kualitatif. Untuk menguji dan menjaga keaslian data, dengan

menggunakan model triangulasi data yang melibatkan peneliti, siswa dan observer.

Indikator keberhasilan diambil dari hasil wawancara dengan guru yang di tetapkan

di sekolah yaitu ketuntasan dalam penilaian adalah mendapat nilai 70.

Langkah-langkah dari penelitian tindakan kelas antara lain perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam

dua siklus, masing-masing siklus dua pertemuan. Penelitian ini dimaksudkan

untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS

dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning type question

student have di kelas Vb SDN-3 Petuk Katimpun.

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa tahapan antara lain Rancangan

siklus 1

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang

diambil untuk diteliti

b. Mempersiapkan materi untuk penerapan

c. Menyiapkan media apa saja yang di perlukan untuk pembelajaran

33
d. Menyiapkan soal-soal tes untuk menguji kemampuan peserta didik

e. Mempersiapkan lembar pengamatan tentang prilaku peserta didik

2. Tindakan

a. Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa

2. Guru mengecek kehadiran peserta didik

3. Guru melakukan apersepsi atau mengaitkan pembelajaran yang sudah di

pelajari

4. Guru melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuanpeserta didik

b. Inti

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indicatorkeberhasilan

dalam pembelajaran

2. Guru membagi kertas kepada peserta didik untuk membuat soal dalam

rangka penggunaan model question student dimanapeserta didik akan

menulis pertanyaan untuk di jawab peserta didik lain

3. Guru memberikan materi dan penjelasan terkait apa saja yangakan ditulis dan

apa saja materi terkait untuk soal

4. Guru menugaskan setiap peserta didik untuk memahami soal yang telah di

buat teman sekelasnya

34
5. Guru meminta perwakilan peserta didik untuk membacakanapa saja yang

telah di jawab dan menilai apakah jawaban tersebut sudah benar.

c. Penutup

1. Guru mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan terkaitapa yang telah

di pelajari selama proses pembelajaran

2. Guru memberikan arahan serta evaluasi terkait apa yang telah peserta didik

kerjakan dan memberikan saran agar peserta didik itu bisa berkembang lagi.

3. Observasi

Pada tahap ini peneliti melihat bagaimana keaktifan peserta didik selama

pembelajaran berlangsung serta bagaimana tingkat pemahaman peserta didik

memahami apa yang telah di sampaikan oleh guru pada saatpembelajaran dan

bagaimana hasil yang di dapat peserta didik selama proses pembelajaran.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti akan melakukan evaluasi terhadap apa sajayang harus di

perbaiki dan apa saja yang harus di tingkatkan untuk pelaksanaan pembelajaran

agar tingkat pemahaman mereka semakin tinggi dan menghasilkan hasil belajar

yang baik.

Rancangan siklus 2

Siklus 2 merupakan rancangan yang di gunakan untuk memperbaiki kekurangan

yang terjadi pada siklus 1 adapun urutan dari siklus 2 antara lain:

35
3. Pengamatan/Observing

Pada tahap ini peneliti melihat bagaimana keaktifan pesertadidik selama

pembelajaran berlangsung serta bagaimana tingkat pemahaman peserta didik

memahami apa yang telah di sampaikan oleh guru pada saat pembelajaran dan

bagaimana hasil yang di dapat peserta didik selama proses pembelajaran dan

membandingkan hasil yang sudah di lakukan pada siklus pertama untuk melihat

apakah ada perbedaan setelah dilaksanakan nya siklus 1 dan 2.

4. Refleksi

Pada tahap ini di siklus 2 peneliti akan melihat seberapa besar peningkatan

yang terjadi pada peserta didik setelah di lakukan nya siklus 1 dan 2 jika sudah

memiliki peningkatan di banding siklus 1 maka siklus 2 di katakan berhasil dan

bisa di hentikan penelitian nya. Dikatakan meningkat jika nilai yang mereka dapat

memiliki rata-rata persentase nilai yang diperoleh minimal baik pada setiap

indikator aktivitas tersebut meliputi: 1) Aktivitas bertanya, 2) Aktivitas dalam

bekerja sebagai kelompok, 3) Aktivitas tanya jawab, 4) peserta didik mampu

mempresentasikan apa yang telah mereka dapat dan buat. Indikator keberhasilan

untuk aktivitas pembelajaran yaitu jika sudah mencapai kriteria baik atau mencapai

diatas 74%. Sedangkan hasil belajar peserta didik memperoleh nilai KKM 70 dan

persentase ketuntasan memperoleh 70%. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan

presentase yaitu membandingkan aktivitas dan hasil belajar siswa antara Siklus 1

dan Siklus II .

36
D. Kriteria Keberhasilan Data

Kriteria keberhasilan data berpacu pada kriteria ketutasan minimal

(KKM) mata pelajaran di setiap sekolah. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang digunakan pada muatan Pelajaran IPS di kelas Vb SDN-3 Petuk

Katimpun adalah 70. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila presentase

ketuntasan klasikalnya mencapai 85%.

Kriteria keberhasilan tindakan yaitu penggunaan model cooperative

learning type question student have akan dikatakan berhasil jika jumlah yang

tuntas belajar mencapai 85% yakni dengan nilai rata-rata diatas 70. Jika hal

tersebut sudah terpenuhi maka penelitian tindakan akan dikatakan berhasil

dan siklus penelitianpun dapat dihentikan.

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu hasil belajar

siswa baik dari pre test, post test siklus I, dan siklus II. Namun, jika belum

mendapatkan hasil yang diinginkan maka akan dilaksanakan siklus

selanjutnya. Selain itu data hasil wawancara, dokumentasi, juga observasi

aktivitas belajar mengajar guru dan siswa dengan tindakan yang dilakukan di

setiap siklusnya pada muatan pelajaran IPS dengan model cooperative

learning type question student have dengan materi “Jenis ekonomi yang

dikelola sendiri dan kelompok” tema 9 benda-benda disekitar kita sub tema 2

benda dalam kegiatan ekonomi Kelas Vb SDN-3 Petuk Katimpun tahun ajaran

2023/2024.

37
F. Teknik pengumpulan data

Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data merupakan kegiatan yang

penting, sebab tanpa data maka penelitian tidak akan berhasil. Teknik

pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses tindakan

(Djajadi, 2019:41).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan melakukan wawancara, tes, observasi, maupun dokumentasi sehingga

peneliti memiliki data yang akurat sebagai penunjang kegiatan penelitian.

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan

kegiatantanya jawab yang dilakukan terhadap seseorang untuk mengetahui apa,

mengapa dan bagaimana suatu bisa terjadi. Dari proses wawancara peneliti

mendapatkan penyebab kesulitan belajar siswa, kriteria ketuntasan minimal

(KKM) pada mata pelajaran yang diteliti.

2. Tes

Tes merupakan sederetan pertanyaan yang sifatnya menguji untuk

mengukur sejauh mana kemampuan orang yang di tes. Pada penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengetahui

bagaimana perkembangan hasil belajar siswa.

Pada penelitian ini dilakukan tes sebanyak tiga kali, yang mana setiap

tes memiliki fungsinya masing-masing dalam menunjang keberhasilan suatu

penelitian. Tes pertama, yaitu pre test untuk mengetahui hasil belajar siswa

38
sebelum menggunakan media pembelajaran Kaperja. Kemudian tes kedua dan

ketiga berupa post test pada siklus I dan siklus II untuk mengevaluasi hasil

belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran Kaperja.

Ketiga tes tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui keefektifan

penggunaan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema, 9 benda-

benda disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas Vb SDN-3 Petuk katimpun tahun

ajaran 2023/2024.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

seseorang dengan cara melakukan pengamatan terhadap apa saja yang

dilihatnya lalu mencatatnya. Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan teman

sejawat dan guru untuk melakukan pengamatan di kelas selama pembelajaran

berlangsung.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data berupa

gambar maupun video untuk memperkuat data yang diperoleh peneliti pada saat

proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini dokumentasi yang

digunakan berupa gambar aktivitas belajar mengajar guru dan siswa dengan

menggunakan model cooperative learning type question student have dengan

materi “Jenis ekonomi yang dikelola sendiri dan kelompok” tema, 9 benda-

39
benda disekitar kita sub tema 2 benda dalam kegiatan ekonomi.

G. Validasi Data

Triangulasi bisa dikategorikan sebagai model pengecekan keaslian

informasi dengan menggunakan suatu yang lain. Diluar informasi itu buat

keperluan pengecekan ataupun bagaikan pembanding terhadap informasi itu

(Moleong, 2016 dalam andarusni Alfansyur, 2020). Triangulasi data yang

akan digunakan adalah Triangulasi sumber berarti menguji data dari berbagai

sumber informan yang akan diambil datanya. Triangulasi bisa dikategorikan

sebagai model pengecekan keaslian informasi dengan menggunakan suatu yang

lain. Diluar informasi itu buat keperluan pengecekan ataupun bagaikan

pembanding terhadap informasi itu (Moleong, 2016 dalam andarusni Alfansyur,

2020). Triangulasi data yang akan digunakan adalah Triangulasi sumber

berarti menguji data dari berbagai sumber informan yang akan diambil datanya.

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,

yang mana untuk memvalidasi datanya dapat dikalukan melalui triangulasi data

(Perdana & dkk, 2021:58). Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Juanda, 2016:193).

Adapun uji keabsahan data data dilakukan melalui uji kredibilitas data

(Sugiyono, 2008:368), yaitu dengan meningkatkan ketekunan dan kecermatan

dalam analisis data yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan

perpanjangan

40
H. Teknik Analisis Data

Menurut Sinegar (1998:79) analisis data merupakan upaya yang

dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara

akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan

benar (Juanda, 2016:193). Penelitian tanpa melakukan analisis data tidak

mungkin bisa menjawab persoalan yang mendorong seseorang melakukan

penelitian (Djajadi, 2019:45).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data secara deskriftif (Perdana & dkk, 2021:58). Tujuan penelitian deskriptif

menurut Darmawan (2013:134) untuk membuat penjelasan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah

tertentu (Ervayani, Holisin, & Shoffa, 2016:115). Data dapat disajikan dalam

bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara membagi suatu

skor dengan totalnya dan mengalikan 100 (Juanda, 2016:206).

Untuk hasil observasi data dianalisis melalui teknik skor berskala Likert

Sugiyono (2008:135) dengan skala sangat positif/sangat baik, sangat

negative/kurang baik. Untuk kriteria masing-masing skala yang diamati

kemudian diberi penilaian dalam bentuk skor, yaitu skor 1 = kurang baik, skor

2 = cukup, skor 3 = baik, skor 4 = sangat baik. Jumlah skala ini dihitung

persentasenya untuk masing-masing indicator yang diaamati sehingga tindakan

yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa terhadap strategi mengajar yang

digunakan dapat dianalisis berdasarkan skor skala yang diberikan (Fitriana,

41
2018).

Dalam menentukan ketuntasan hasil belajar siswa kelas Vb SDN-3

Petuk Katimpun muatan Pelajaran IPS dengan materi “Jenis ekonomi yang

dikelola sendiri dan kelompok” tema, 9 benda-benda disekitar kita sub tema 2

benda dalam kegiatan ekonomi ” dapat diketahui dengan melakukan

penghitungan hasil belajar siswa melalui hasil nilai rata-rata yang mereka

peroleh serta mengacu pada ketentuan berikut ini.

P= Jumlah siswa yang tuntas X 100%


Jumlah seluruh siswa

Belajar tuntas adalah memungkinkan 75% sampai 90% siswa untuk

mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok terpandai dalam

pengajaran klasikal (Zulisyanto, 2018:19). Berdasarkan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran dikatakan tuntas apabila ≥85% siswa

telah mencapai KKM (Zulisyanto, 2018:21).

Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS di

SDN-3 Petuk Katimpun adalah sebesar > 70. Jadi siswa akan dikatakan

tuntas belajar apabila hasil nilai akhirnya mencapai KKM yang telah ditetapkan

oleh pihak sekolah.

Kriteria keberhasilan tindakan dapat dikatakan berhasil pada model

cooperative learning type question student have ini apabila siswa yang tuntas

hasil belajarnya mencapai persentase 85% dengan nilai rata-rata > 70. Jika

42
kriteria keberhasilan tindakan sudah mencapai, maka penelitian dapat

dihentikan atau tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

43
DAFTAR PUSTAKA

Almutairi, B. A., Alraggad, M. A., & Khasawneh, M. (2020). The impact of

44
Servant Leadership on Organizational Trust: The Mediating Role of
Organizational Culture. European Scientific Journal ESJ, 16(16), 1–10.
https://doi.org/10.19044/esj.2020.v16n16p49
Aminudin. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question
Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Pengukuran pada Siswa Kelas IV. http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
index.php/briliant,2(November),434–440.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.28926/briliant .v2i4.106
Andarusni Alfansyur, M. (2020). SENI MENGELOLA DATA : PENERAPAN
TRIANGULASI TEKNIK , SUMBER DAN WAKTU PADA PENELITIAN
PENDIDIKAN SOSIAl. http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis, 5(2),
146–150.
Asyafah, A. (2019). MENIMBANG MODEL PEMBELAJARAN ( Kajian Teoretis-
Kritis atas Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam ). 6(1), 19–32.
Chamalah, E., Wardani, O. P., & Press, U. (2013). Model dan metode
pembelajaran (1 ed.). UNISSULA PRESS.
Darsono, & Karmilasari, W. A. (2017). Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017
Kompetensi Profesional Mata Pelajaran : Guru Kelas Sd Unit Iv : Ilmu
Pengetahuan Sosial. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat,
1–43.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 6.
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar Dan Pembelajaran. In CV Kaaffah
Learning Center. CV. KAAFFAH LEARNING CENTER.
hardani.helmina andriani, D. (2022). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif. In A. Husnu Abadi, A.Md. (Ed.), Jurnal Multidisiplin Madani
(MUDIMA) (Vol. 1, Nomor 1). CV. Pustaka Ilmu Editor
Hayati, S. (2017). BELAJAR dan PEMBELAJARAN BERBASIS
PEMBELAJARAN KOOPERATIF (1 ed.). graha cendekia.
Hendracita, N. (2021). Model Model Pembelajaran SD (Vol. 2). Multikreasi
Press, 2021vii + 124.
jalaludin. (2021). PENELITIAN TINDAKAN KELAS prinsip dan praktik
instrumen pengumpulan data) ( nurani ike Budiatmawati (ed.); 1 ed.).
2021.
Juanda, A. (2016). penelitian tindakan kelas (1 ed.). deepublish.
Mu’alimin, & Hari, R. A. C. (2014). Penelitian tindakan kelas Teori dan Praktek.
Ganding, 44(8), 1–87.

45
46

Anda mungkin juga menyukai