Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


PESERTA DIDIK di MADRASAH AT-TARBIYYAH 2 KABUPATEN
KARAWANG
Proposal Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi UTS Metode Penelitian Pendidikan

Oleh
Ayuning Nurul Khasanah
2010631110055

PROGRAM STUDI GURUAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat
dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Agar mereka dapat
mengenali potensi-potensi yang dimiliki dan dapat mengembangkannya secara
optimal, serta mampu menghadapi masalah yang dihadapi, maka diperlukan
bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga mereka dapat berbuat dengan
tepat sesuai dengan potensi atau keadaan yang ada pada dirinya. Melalui
pendidikan mereka dapat mengembangkan secara optimal, serta mampu
menghadapi masalah yang dihadapi. Karena dalam kegiatan pembelajaran yang
berkualitas menuntut terpenuhinya seluruh standart pelajaran, yang antara lain
adalah standar persiapan, proses, dan hasil.
Rendahnya kualitas belajar siswa bisa disebabkan oleh banyak faktor,
Damyati dan Mudjiono mengidentifikasikan adanya faktor yang mempengaruhi
hasil belajar menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
yaitu faktor yang dialami dan dihayati siswa yang berpengaruh pada proses dan
hasil belajar meliputi sikap terhadap belajar, minat dan motivasi belajar,
konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan ajar, kemampuan menyimpan
perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, rasa
percaya diri siswa, intelegasi dan keberhasilan belajar siswa serta kebiasaan siswa.
Sedangkan faktor ekstern meliputi hal-hal seperti guru sebagai pembina belajar,
prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa
di sekolah dan di rumah serta kurikulum sekolah.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada
hakikatnya bukan hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan
aktifitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasar
mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien. Oleh karena itu dalam
pembelajaran, guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan memilih model
pembelajaran belajar yang menarik minat siswa. Salah satunya yaitu dengan
melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
dilakukan secara kelompok.
2

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena kurangnya motivasi dan


keaktifan peserta didik dalam mata pelajaran Tarikh Islam. Dalam proses
pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor antara lain guru, peserta didik, sarana,
media dan lingkungan. Agar pembelajaran berlangsung efektif guru memiliki
peran yang sangat penting, guru tidak hanya berfungsi sebagai sumber ilmu
melainkan guru juga harus berperan sebagai motivator. Namun pada
kenyataannya guru masih kesulitan untuk mengaktifkan peserta didik dalam
belajar. Hal ini disebabkan hasil belajar peserta didik rendah. Hasil belajar peserta
didik dapat dilihat dari nilai ulangan atau nilai PTS mata pelajaran Tarikh Islam.
Hasil observasi terhadap proses kegiatan belajar di Madrasah At-
Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang menunjukkan perhatian siswa dalam
pembelajaran kurang, siswa ada yang mengantuk, keluar kelas untuk jajan saat
pembelajaran masih berlangsung, mencoret-coret buku saat guru sedang
menjelaskan materi, dan mengobrol sendiri dengan teman. Berdasarkan hasil
tersebut diperoleh kesimpulan sementara bahwa motivasi belajar peserta didik
rendah.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sebelumya yaitu metode
ceramah saja. Suasana belajar di kelas pun kurang kondusif karena peserta didik
kurang fokus dalam menerima pembelajaran, banyak peserta didik yang ramai
sendiri atau mengantuk karena pembelajaran dilakukan pada siang hari.
Pembelajaran yang mampu membuat motivasi belajar peserta didik
meningkat adalah pembelajaran yang menarik, menyenangkan, bermakna dan
memberi tantangan. Pembelajaran yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan
memberi tantangan kepada peserta didik tersebut dapat dilakukan dengan metode
pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana
peserta didik bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan
menggunakan metode ini, peserta didik diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Salah satu
metode pembelajaran kooperatif yaitu Think Pair Share (TPS).
3

Berdasarkan permasalahan yang ada di Madrasah At-Tarbiyyah 2


Kabupaten Karawang, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang
sebelumnya proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah saja.
Penggunaan Think Pair Share juga dapat memberikan kesempatan peserta
didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, pesera didik tidak
hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru tetapi peserta didik ikut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik dituntut untuk
berpikir sesuai dengan pembelajaran. Selain itu, kita juga mengajak peserta didik
untuk berperan aktif ketika pembelajaran dan membentuk suatu kelompok kecil
agar ketika pembelajaran peserta didik mampu berinteraksi dengan teman
sekelompoknya dan menyatukan pendapatnya menjadi satu. Kemudian peserta
didik akan merasa percaya diri untuk menyampaikan hasil diskusinya. Disini yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di madrasah tersebut karena
madrasah tersebut itulah yang cocok untuk dijadikan sampel dari penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu adanya suatu
tindakan melalui penelitian pendidikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang masalah tersebut dengan mengangkat judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Madrasah At-Tarbiyyah 2
Kabupaten Karawang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan


permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Madrasah At-Tarbiyyah 2
Kabupaten Karawang?
2. Bagaimana tingkat motivasi belajar peserta didik di Madrasah At-
Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang?
4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) di Madrasah At-Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang.
2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik di Madrasah
At-Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang.
B. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dipaparkan, maka dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru,
lembaga yang diteliti, peserta didik, dan bagi peneliti. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran bagi
pembaca dan peneliti lain agar dapat menambah wawawsan mengenai
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
b. Upaya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat
memberikan solusi alternatif bagi sekolah dari berbagai masalah
pembelajaran yang ada dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik.

D. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti menemukan beberapa karya tulis (skripsi) yang relevan dengan


penelitian ini. Diantaranya skripsi yang berjudul :
Pertama, penelitian yang dilakukan Habibah, Institut Agama Islam
(IAIN), Metro, 2018: “Penggunaan Metode Cooperative Learning tipe Think Pair
Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta
Didik Kelas XI SMK Wiratama Kotagajah Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan dekriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, interview, dokumentasi, dan tes. Peneliti
mengatakan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah sebelum karena
metode yang digunakan selama ini belum optimal dan hasil belajar peserta didik
5

mengalami peningkatan saat menggunakan metode cooperative learning Think


Pair Share.
Kedua, penelitian yang ditulis oleh Roni Andris Irawan, Universitas Islam
Negeri raden Intan, 2017 tentang “ Penerapan Model Pembelajaran tipe Think
Pair Share (TPS) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) Peserta Didik Kelas VIII SMP N 31 Bandar Lampung”. Analisis data yang
digunakan peneliti adalah analisis kualitatif yang bersifat induktif, dimana peneliti
menggunakan gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian. Peneliti
mengatakan pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran cooperative tipe TPS dan dibutkikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif think pair share dapat
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII di
SMP N 31 Bandar Lampung.
Beliau melakukan penelitian yang sama dengan penulis namun terdapat
perbedaan pada variabel tujuan yang digunakan yaitu Habibah dan Roni Andris
Irawan menggunakan metode kooperatif TPS untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik sedangkan penulis menggunakan metode kooperatif TPS untuk
meningkatkan motivasi belajar. Kemudian perbedaan lainnya adalah waktu
penelitian yaitu Habibah dan Roni Andris Irawan melakukan penelitian pada
tahun 2017 sedangkan peneliti melakukan penelitian pada tahun 2023.
E. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah At-Tarbiyyah 2 Kabupaten
Karawang.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini terhitung dari tahap perencanaan sampai
dengan pelaksanaan tindakan dalam waktu kurang lebih 1 bulan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan masing-masing
siklusnya 2 pertemuan. Alokasi waktu 1 jam pelajaran setiap pertemuan 2
x 40 menit.
6

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen


a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, metode yang penulis gunakan
yaitu:
1. Metode Observasi
“Observasi dapat didefinisikan sebagai pilihan, pengubahan,
pencatatan dan pengkodean serangkaian prilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan-tujuan
emperis”.
Berdasarkan pengertian tersebut maka metode observasi dapat
diartikan sebagai metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang
diselidiki.
Dalam penelitian ini, observasi ditunjukkan pada saat
aktivitas pembelajaran Tarikh Islam, hal yang akan diamati adalah
bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran serta peserta didik juga ikut diobservasi untuk
mengetahui bagaimana ketertarikan peserta didik dalam menerima
dan memahami metode pembelajaran yang disampaikan pendidik,
gejala-gejala tersebut kemudian dicatat menggunakan lembar
observasi yang telah disediakan.
2. Metode Interview
Metode interview atau wawancara adalah suatu proses tanya
jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam rangka
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaan
wawancara, peneliti membawa kerangka pertanyaan untuk
disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai
dengan kebijaksanaan peneliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara dalam mengumpulkan data-data
yang diperlukan melalui gambar atau catatan tertulis. Metode ini
7

digunakan untuk memperoleh data mengenai data-data yang


berkaitan dengan sekolah dan kelas yang menjadi subjek tindakan,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, buku atau
materi pelajaran, sejarah dan keadaan sekolah, serta tentang jumlah
pendidik dan karyawan, maupun jumlah peserta didik.
4. Metode Tes
“Penelitian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran”. Dalam
pengumpulan data, data diperoleh dari hasil tes dalam bentuk
tertulis di akhir siklusnya.
b. Instrumen Penelitian
Secara umum, instrument dalam penelitian dapat dikategorikan
sebagai perangkat keras (hard instrument) dan perangkat lunak (soft
instrument) yang termasuk perangkat keras dalam penelitian ini yaitu:
kelengkapan catatan lapangan dan yang termasuk perangkat lunak
pada penelitian ini yaitu: Pedoman wawancara dan pedoman
observasi (Ibrahim, 2015:135),
1. Lembar Observasi
Pelaksanaan penerapan model pembelajaran Think Pair
Share dalam penerapan pada beberapa mata pelajaran seperti
pelajaran Tarikh Islam dan Fiqh.
2. Pedoman Wawancara
a. Bagaimana pelaksanaan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik di Madrasah At-tarbiyyah 2
Kabupaten Karawang?
b. Bagaimana suasana kelas saat proses penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share di
Madrasah At-Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang?
8

c. Media apa yang digunakan dalam proses penerapan model


pembelajaran kooperatif Think Pair Share di Madrasah At-
Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang?
d. Apa yang dipersiapkan sebelum proses penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share di
Madrasah At-Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang?
3. RPP
G. Kerangka Berpikir
Pada penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Didik di Madrasah At-Tarbiyyah 2 Kabupaten Karawang”,

penulis telah membuat sebuah kerangka berpikir terkait judul yang telah

disebutkan sebagai berikut:

Pembelajaran Kooperatif

Think Pair Share (TPS)

Motivasi Belajar Peserta Didik di


Madrasah At-Tarbiyyah 2
Kabupaten Karawang

Salah satu pendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran

yaitu penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengoorganisasikan pengalaman belajar pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para penngajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Tepatnya pemilihan suatu


9

model pembelajaran akan mengakibatkan berubahnya kondisi kelas

menjadi lebih hidup dan membuat peserta didik tidak mudah bosan

dalam belajar. Model pembelajaran yang tepat juga akan membuat guru

lebih leluasa untuk mengembangkan materi yang diajarkan.

Salah satu model Pembelajaran adalah model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share. Model pembelajaran ini konsep belajar

yang membantu guru agar lebih mudah untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair

Share (TPS) memberi waktu lebih banyak kepada peserta didik untuk

berfikir, merespons dan saling membantu waktu berdiskusi dengan

pasangannya dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta

didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta

didik menjadi lebih aktif di kelas dan diharapkan akan menjadi lebih

mudah untuk memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai