Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari

diri manusia. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua,

manusia mengalami proses pendidikan yang diperoleh dari orang tua, masyarakat

serta lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha

menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan dan makna kehidupan ini.

Manusia membutuhkan pendidikan melalui penyadaran yang berusaha menggali

dan mengembangkan potensi dirinya melalui metode pengajaran atau dengan cara

lainnya yang telah diakui masyarakat.

Pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.

Pendidikan tidak terlepas dari belajar, belajar bukanlah sekedar mengumpulkan

pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang yang

selalu menunjukan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Model pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Model pembelajaran sangat diharapkan dapat membangun interaksi antara guru

dengan para siswa dan mempertajam lingkungan/suasana saat proses

pembelajaran, sehingga beberapa praktek dalam penerapan metode pembelajaran

menjadi sasaran kajian formal, diteliti dan dimanipulasi/dipoles sehingga menjadi

model yang dapat digunakan dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan


profesional untuk tugas-tugas pembelajaran.

Pembelajaran saat ini, masih banyak guru yang masih menggunakan

model pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah sebagai

metode utama dalam pembelajarannya, sehingga siswa mudah bosan dalam

mengikuti pembelajaran. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang didapatkan siswa.

Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran kurang tepat, sehingga menyebabkan kurangnya partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa (Nugroho &

Wardani, 2019).

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh para pakar

penelitian pendidikan dalam upaya meningkatkan keaktifan dan keterampilan

siswa adalah model pembelajaran kooperatif yang dikenal dengan cooperative

learning.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe

model pembelajaran kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa

dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas serta menambah cara berfikir

siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think pair Share).

Metode pembelajaran kooperatif tipe NHT guru diharapkan semakin

meningkatkan kreatifitasnya dalam menciptakan proses pembelajaran yang mampu

membangkitkan semangat kerja sama dan hasil belajar siswa dengan penggunaaan

berbagai metode pembelajaran. Salah satunya guru dapat menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar
siswa. Penggunaan metode kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar

siswa lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah (Istiani, Dewi K &

Sulasmono, 2013).

Penggunaan model pembelajaran kooperatif, baik tipe TPS maupun NHT, dibandingkan

dengan penggunaan pembelajaran konvensional. Bila dibandingkan antara model pembelajaran TPS

dan NHT, ternyata tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan pada hasil belajar. Sedangka pada

aspek motivasi belajar siswa, Penggunaan model pembelajaran kooperatif, baik tipe TPS maupun

NHT berpengaruh positif pada motivasi siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran kooperatif untuk lebih menggali kekuatan dan kelemahannya. Mengingat

pentingnya bagi berkembangan berpikir siswa, guru dalam menyampaikan pelajaran perlu memilih

model pembelajaran yang tepat, yang dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif

berpikir dalam kegiatan proses belajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa.

Keaktifan dan kekreatifan peserta didik dalam proses belajar mengajar ini dapat meningkatkan daya

tarik bagi siswa, sehingga mereka lebih mencintai pelajaran tersebut (Maryoto, 2016).

Pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together dan Think

Pair Share dapat membuat siswa lebih aktif dan berfikir kritis oleh karena itu

Kepala Sekolah hendaknya mengadakan sosialisasi tentang model pembelajaran

Numbered Heads Together dan Think Pair Share kepada para guru agar dapat

digunakan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Numbered Heads

Together dan Think Pair Share dapat menjadi salah satu cara yang digunakan

guru dalam mengemas proses pembelajaran dengan membuat belajar sebagai

suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat, sehingga dapat meningkatkan


hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian yang sejenis dengan materi yang berbeda, variabel yang berbeda dan

ruang lingkup yang luas lagi sehingga dapat berdampak baik pada peningkatan

kompetensi siswa dalam dunia pendidikan (Harsanti, 2017).

Penggabungan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

dengan strategi pembelajaran tugas dan paksa merupakan suatu model

pembelajaran yang masih harus dikembangkan lebih lanjut, agar menjadi suatu

model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di sekolah. Penggabungan model

NHT dengan strategi tugas paksa ini dapat membuat siswa menjadi disiplindan

aktif saat pembelajaran berlangsung. Jika tidak mengerjakan dengan tepat waktu

maka dituntut untuk mempertanggung jawabkannya dengan cara mendapatkan

sanksi. Menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together

(NHT) dengan strategi tugas dan paksa, melainkan diajarkan metode konvensional

dengan model pembelajaran penemuan, berada pada kategori rendah jika

dibandingkan dengan hasil kemampuan (Iskandar & Leonard, 2019).

Menurut Rahmawati, Sumardi & Nana Ganda (2018), rendahnya minat

siswa terhadap pembelajaran IPS karena kurangnya model pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran sehingga berakibat kurangnya pemahaman

siswa. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa salah

satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), siswa

memulai tiga tahap yaitu Think atau berfikir secara individu, Pair atau
mendiskusikan apa yang telah siswa pikirkan pada tahap Think dengan kelompok,

dan Share atau berbagi dengan teman. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan

aktif terlibat dalam proses pembelajaran, serta dapat memecahkan masalah, karena

siswa saling berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok, sedangkan guru

berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Selain itu pada tahap thinking dan

sharing, siswa diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan logis yang mereka

miliki secara optimal dan saling membantu anggota kelompok yang mengalami

kesulitan dalam memecahkan pertanyaan/permasalahan pada saat kegiatan belajar

mengajar.

Sedangkan Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu model

pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab

atas tuga kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu

dengan yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima

antara satu dengan yang lainnya.

Sry Indrayani, Munjiatun & Otang Kurniaman (2015) mengatakan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) dapat dijadikan salah satu alternative model pembelajaran pada mata

pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar

IPS siswa, karena dengan model ini dapat menarik minat belajar siswa, berani

menyampaikan pendapat dengan teman kelompoknya, meningkatkan kerja sama

siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas terdapat perbedaan

yang mendasar dalam pencapaian hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan menggunakan NHT

(Numbered Heads Together). Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul : “Perbandingan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Tipe Numbered Heads

Together Pada Siswa Kelas IV SD 1 Patuno”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar penelitian ini lebih fokus pada permasalahan yang akan

diteliti. Peneliti hanya meneliti perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan NHT

(Numbered Heads Together).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) di kelas IV SD Patuno?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model NHT (Numbered

Heads Together) di kelas IV SD Patuno?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan NHT

(Numbered Heads Together) di kelas IV SD Patuno?


D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) di kelas IV SD Patuno.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model Numbered

Heads Together (NHT) di kelas IV SD Patuno.

3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair

Share) dan NHT (Numbered Heads Together) di kelas IV SD Patuno.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat bermanfaat:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk pengembangan

mutu pendidikan di masa mendatang sekaligus sebagai bahan masukan dan

informasi tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dan NHT (Numbered

Heads Together) pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai pengetahuan dan bukti perbedaan hasil belajar yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)

dan NHT (Numbered Heads Together) pada pembelajaran IPS.


b. Bagi Guru

Memberi pengetahuan pentingnya model pembelajaran kooperatif

tipe TPS (Think Pair Share) yang dapat merangsang keaktifan pembelajaran

untuk meningkatkan nilai hasil belajar IPS siswa.

c. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam

mengaitkan IPS di kehidupan sehari-hari.

F. State Of The Art

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan topik penelitian model

pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Tipe Numbered Head

Together. Penelitian tersebut dijelaskan ke dalam tabel berikut :

Tahun Nama Penulis dan Sampel Hasil Penelitian


Jurnal
2018 Deutelina S. Lagur, 29 Siswa Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
Alberta P. Makur, dan bahwa kemampuan komunikasi matematis
Apolonia H. Ramda siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih
Jurnal PendidikanMatematika
tinggi dibandingkan dengan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran
langsung.

2020 Muhammad Erfan, 21 Siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari


Nursina Sari, Nani siklus pertama hanya terdapat sedikit
Suarni, Mohammad peningkatan, namun setelah para peserta
Archi Maulyda, Dyah didik kelas IV diberikan petunjuk dan
Indraswati penguatan, hasil belajar kognitif pada tema
Ikatan Alumni Pgsd perkalian dan pembagian pecahan
Unars meningkat melebihi nilai KKM.
2019 410 Siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1)
Rendika Vhalery
terdapat pengaruh model pembelajaran
Journal Of Education
koperatif tipe group investigation terhadap
aktivitas belajar siswa, 2) terdapat pengaruh
model pembelajaran koperatif tipe numbered
head together terhadap aktivitas belajar
siswa, 3) terdapat perbedaan aktivitas belajar
melalui model pembelajaran koperatif tipe
group investigation dan numbered head
together.
2019 Afri Mardicko Kelas
Jurnal Pendidikan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
Eksperimen analisis probabilitas (sig)= 0,569 > α
Pembelajaran Dasar 31 dan (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kelas Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan
Eksperimen kemampuan pemecahan masalah matematis
30 antara kelas eksperiment dengan kelas
control yang berarti bahwa model
pembelajaran tipe TPS ini tidak memiliki
pengaruh terhadap kemampuan pemecahan
masalah.
2018 Fitri Meiharty 26 Siswa Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada
Jurnal Pendidikan Guru siklus 1 diperoleh rata-rata 73,26 dan siklus
Sekolah Dasar II dengan rata-rata 88,33. Dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri 21 Balai Makam.

Anda mungkin juga menyukai