Oleh :
Risky Januar Syah
(F1051181030)
Dosen Pengampuh
Dra. Haratua Tiur Maria S, M.Pd
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Model Pembelajaran Think
Pair Share”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
A. Latar Belakang
Inovasi pembelajaran berasal dari kata inovasi dan pembelajaran. Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang artinya perubahan dan pembaruan.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan atau
ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukan dengan sengaja
dan berencana. Istilah perubahan dan pembaruan memiliki perbedaan dan
persamaan. Perbedaan diantara keduanya adalah jika pembaruan terdapat
unsur kesengajaan, sedangkan perubahan lebih cenderung pada unsur
ketidaksengajaan. Persamaan dari pembaruan dan perubahan adalah sama-
sama akan menimbulkan suatu unsur yang berbeda dari sebelumnya. Salah
satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang
diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
dilakukan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena
pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah
satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu,
kami membuat makalah yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning
Tipe Think Pair and Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta
didik”.Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit
sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan
digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di sekolah.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik
dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling
memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas
yang kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur
kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-
Pair-Share (TPS).Model pembelajaran TPS sepertinya akan diterapkan
dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak
biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki
fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana sejarah Metode pembelajaran Think Pair Share?
3. Bagaimana sintaks pembelajaran kooperatif think pair share ?
4. Apakah manfaat model pembelajaran dari Think pair Share?
5. Sebutkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think pair share?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa pembelajaran kooperatif.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembelajaran kooperatif think
pair share.
3. Untuk mengetahui sintaks pembelajaran model pembelajaran think pair
share
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran
dari think pair share
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif
learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yang
dikemukakan oleh Johnson & Johnson yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan
proses kelompok. Sedangkan Lie (2005) menyebutkan model pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-
unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan
suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi
kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara
maksimal. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator,
moderator, organisator dan mediator terlihat jelas.
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya, (a) siswa bekerja dalam
kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (b) anggota-anggota
dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang,
dan tinggi, (c) jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok
kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin, (d) sistem penghargaan
yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan
kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong
menolong dalam beberapa perilaku sosial. Sharan menyebutkan bahwa siswa
yang belajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif akan memiliki
motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Jadi,
siswa tidak lagi memperoleh pengetaghuan itu hanya dari guru, dengan belajar
kelompok seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman
lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara mengharagi pendapat
orang saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama
lainnya.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan terlatih untuk mendengar
pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat-pendapat tersebut
dalam bentuk tulisan. Tugas–tugas orang lain akan memacu siswa untuk
bekerja sama, saling membantu dalam mengintegrasikan pengetahuan-
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki.Ada tiga tujuan yang
diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
1. Prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa
berkemampuan tinggi maupun rendah. Khususnya bagi siswa berkemampuan
tinggi, secara akademik akan mendapat keuntungan karena pengetahuan
semakin mendalam.
2. Penerimaan terhadap keanekaragaman
Heterogen yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan
mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima perbedaan yang ada
antara dirinya dan orang lain
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan mengarahkan kepada keterampilan-
keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini kelak akan sangat
bermanfaat bagi siswa ketika mereka
Keuntungan guru menggunakan pembelajaran kooperatif ialah dapat
menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan
sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional
yaitu camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi
motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva
model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup
dan lebih bermakna. Selain itu, pembelajaran kooperatif mampu
mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-
permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan bekerja
kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang
mengalami kesulitan sehingga mampu mengembangkan sosial skill siswa.
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut. Bagi siswa
sebaiknya siswa meningkatkan aktivitas membaca, sehingga mempermudah
dalam menghafal dan memahami materi . Tingkatkan pula rasa percaya diri,
agar selalu aktif mengikuti pembelajaran. Sedangkan saran bagi guru adalah
hendaknya guru bisa menerapkan model pembelajaran think pair share. Agar
siswa lebih aktif dan mampu mengidentifikasi masalah sosial dan
pemecahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Idonbiu,2009. http://www.idonbiu.com/2009/05/pembelajaran-cooperative-
learning.htm).
Sahrudin,2011.http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-think-pair-
and- share.html.
Saukah, Ali dkk. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang:
Universitas Negeri Malang