Anda di halaman 1dari 4

Sosiolinguistik/PBIN 4431/Inisiasi 4

Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada tutorial online minggu ini.
Dengan mempelajari Inisiasi 4 ini, saya yakin Anda masih memiliki semangat untuk
belajar. Benar, bukan? Pada Inisiasi 4 ini, kita akan membahas tentang
bilingualisme. Apa yang dimaksud dengan bilingualisme? Ada berapa tipe
bilingualisme? Dengan membaca inisiasi ini, semoga Anda lebih memahami apa itu
bilingualisme. Selamat belajar.

Saudara. Masih ingatkah Anda dengan penjelasan tentang jenis masyarakat tutur
yang terdapat dalam Inisiasi 2? Bagus bila Anda masih ingat.

Pada Inisiasi 2 telah dijelaskan bahwa masyarakat tutur berdasarkan pemerolehan


dan kepandaian berbahasa terbagi atas masyarakat ekabahasa (monolingual),
dwibahasa (bilingual), dan multibahasa (multilingual). Di antara ketiga jenis
masyarakat tutur tersebut, mungkin yang paling banyak Anda temui adalah
masyarakat bilingual. Anda sering mendengar dua orang yang berasal dari suku
yang sama ketika berkomunikasi menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
dan bahasa daerah. Nah, kebiasaan menggunaan dua bahasa oleh penutur dalam
sebuah komunikasi lazim disebut bilingualisme. Bilingualisme ini berlaku baik
secara perorangan maupun kelompok masyarakat.

Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga


kedwibahasaan. Beberapa pengertian bilingualisme/kedwibahasaan diungkapkan
oleh beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut.
Sosiolinguistik/PBIN 4431/Inisiasi 4

❑ Bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam


pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey, 1962:12, Fishman,
1975:73)
❑ Kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama
atau hampir sama baiknya. (Robert Lado, 1964:214)
❑ Bilingualisme adalah pemakaian dua bahasa atau lebih oleh penutur bahasa
atau oleh suatu masyarakat tutur. (Kridalaksana, 1982: 25)

Bilingualisme memiliki dua tipe, yaitu:


1. Bilingualisme setara
Bilingualisme setara terjadi pada penutur yang memiliki tingkat penguasaan
bahasa secara relatif sama. Untuk lebih memahaminya perhatikan ilustrasi
berikut.

Keluarga Sutoyo berasal dari suku Jawa. Semua anggota keluarganya


memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa Sunda dengan
baik. Oleh sebab itu, ketika berkomunikasi mereka menggunakan dua
bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Sunda

2. Bilingualisme majemuk.
Bilingualisme majemuk terjadi pada penutur yang memiliki tingkat penguasaan
bahasa tidak sama. Untuk lebih memahaminya perhatikan ilustrasi berikut.

Tatang berasal dari Bandung. Ia baru saja pindah ke Jakarta. Kemampuan


bahasa Indonesianya masih kurang baik tetapi ia selalu berusaha
menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan
tetangganya yang bukan berasal dari suku Sunda. Seringkali terdengar ia
masih menggunakan kosakata bahasa Sunda, jika ia kesulitan mencari
kosakata bahasa Indonesia dan ada beberapa lafal yang kurang tepat
pengucapannya karena pengaruh bahasa Sunda, misalnya kata film
dilafalkan pilem.
Sosiolinguistik/PBIN 4431/Inisiasi 4

Berdasarkan ilustrasi tersebut terlihat adanya gejala interferensi dalam


komunikasi. Apa itu interferensi? Menurut Suparno (2007:3.8), interferensi
adalah masuknya unsur suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Unsur-unsur
bahasa tersebut meliputi lafal, kosakata, bentukan kata, bentukan kalimat, dan
lain-lain. (penjelasan lebih mendalam tentang tentang interferensi akan dibahas
pada inisiasi 6)

❑ Perpindahan penduduk. Perpindahan penduduk terjadi karena faktor


ekonomi, faktor agama, politik, bencana alam, transmigrasi, dll.
Kedwibahasaan terjadi manakala pendatang berkontak dengan penduduk
pribumi, lalu pihak satu belajar bahas pihak lain, yaitu bahasanya sendiri
dan bahasa orang lain saling dipelajari.
❑ Gerakan Nasionalisme. Gerakan nasionalisme menimbulkan kebutuhan
adanya bahasa nasional yang digunakan untuk mempersatukan seluruh
bangsa sebagai bahasa resmi untuk digunakan dalam komunikasi formal.
❑ Pendidikan dan kebudayaan. Bahasa dan budaya tertentu tersebar
keberbagai wilayah lalu dipelajari sebagai bahasa yang dominan. Oleh
karena itu, orang menggunakan disamping bahasanya sendiri juga
bahasanya yang dipelajarinya itu.
❑ Agama. Pemelajaran agama dan penyebaran agama menyebabkan orang
mempelajari bahasa lain, baik yang digunakan kitab suci atau literature
keagamaan

Penutur melakukan tumpang tindih antara kedua sistem bahasa yang


dipakainya atau menggunakan unsur-unsur dari bahasa yang satu.
Sosiolinguistik/PBIN 4431/Inisiasi 4

❑ Bilingualisme menjadi perhatian pendidikan karena ada kebutuhan untuk


menguasai bahasa kedua di samping bahasa pertama.
❑ Bilingualisme dibutuhkan dalam pendidikan karena sebagai bahasa
pengantar yang dapat digunakan bagi murid yang heterogen
❑ Siswa dihadapkan pada pelajaran bahasa asing untuk mempersiapkan
mereka kejenjang pendidikan yang lebih lanjut dan kemudian ke pendidikan
tinggi, khususnya pula bahas yang merupakan wahana ilmu dan teknologi,
yang bertalian dengan agama. Jadi jelaslah adanya kebutuhan untuk menjadi
orang terdidik dan umumnya sekaligus menjadi dwibahasawan.

Bagaimana Saudara, apakah Anda telah memahami apa itu bilingualisme? Bagus
bila sudah. Bila belum, baca kembali Inisiasi ini dan baca kembali Buku Materi
Pokok (BMP) Sosiolinguistik/PBIN4431 modul 3 KB 1.

Anda mungkin juga menyukai