Anda di halaman 1dari 25

INTERFERENSI BAHASA IBU DALAM

MEMPELAJARI BAHASA INGGRIS SEBAGAI


BAHASA ASING

1.

Latar Belakang dan permasalahan


Kemampuan untuk menguasai dua bahasa yang tidak seimbang atau tidak sejajar

seringkali menimbulkan penyimpangan.Hal ini dikenal dengan gejala interferensi.Dalam


penguasaan sebuah bahasa asing atau bahasa kedua, seorang pelajar tidak terlepas dari
pengaruh bahasa pertama atau bahasa ibunya.Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di
Indonesia telah diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi.
Pada Tingkat universitas terutama yang memiliki jurusan bahasa Inggris, komponen bahasa
dalam hal ini bahasa Inggris telah diajarkan sejak mahasiwa kuliah di semester pertama
hingga semester kelima. Komponen bahasa meliputi fonologi, tata bahasa, lexical/kosa kata
yang disajikan melalui pembelajaran empat keterampilan berbahasa meliputi kemampuan
mendengar (Listening), berbicara(Speaking), membaca(Reading) dan menulis (Writing). Dari
proses pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kiranya memiliki
kemampuan menulis dan menerjemahkan yang baik. Namun kenyataannya meskipun
pembelajaran bahasa mencakup periode yang cukup lama, secara umum diamati bahwa
mahasiswa belum dapat menerjemahkan sebuah kalimat sederhana yang bermakna utuh tanpa
melakukan kekeliruan atau kesalahan.Kekeliruan disebabkan adanya interfensi bahasa ibu
ketika menulis dan menerjemahkan kalimat bahasa Inggris. Menurut Weinreich (cited in
Francois Grosjean: 1982) mengatakan : the term interference refer to any difference that
may exist between the speech of a monolingual and that of a bilingual.

Interferensi terjadi jika adanya penyusupan system (phonology, grammar, lexicons,


semantics) suatu bahasa ke dalam bahasa lain.
Interferensi bahasa juga terjadi pada mahasiswa semester V Sastra Inggris Universitas
Flores. Ketika diberikan tugas latihan menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris, mereka umumnya mentransfer pesan atau makna bahasa Indonesia kedalam
bahasa Inggris. Salah satu contoh interferensi adalah sebagai berikut: mereka menulis the
paragraph contains of several sentences dari pada the paragraph consists of several
sentences untuk terjemahan paragraf mengandung beberapa kalimat. Contoh kalimat diatas
merupakan interferensi bahasa dalam tingkat semantik, dimana pelajar memperkenalkan
struktur semantik baru ke dalam bahasa Inggris. Kata contains secara semantic dalam bahasa
Inggris tidak tepat digunakan untuk menerjemahkan kata mengandung dalam kalimat
bahasa Indonesia diatas. Kata contains lebih tepat digunakan untuk menyatakan bahwa the
box contains money.
Fenomena interferensi dapat terjadi pula jika seorang individu kurang memiliki
informasi (lack of fluency) tentang kebahasaan yang selayaknya dikuasai untuk
berkomunikasi dengan penutur bahasa asing. Menurut Lott (dalam Bhela:1999) interferensi
sebagai error/kekeliruan dari pelajar yang menggunakan bahasa asing yang dapat diikuti oleh
bahasa ibu. Sebagaimana dalam kutipannya:
interference as errors in learners use of the foreign language that can be traced
back to the mother tongue.

Hal yang mendasari penelitian ini adalah memahami cara mahasiswa yang
melakukan kekeliruan atau kesalahan disebabkan oleh interferensi bahasa ibu sehingga dapat
membantu mereka memahami penggunaan kosa kata (pemahaman makna) yang tepat (word
choice) dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan uraian diatas, masalah interferensi bahasa Ibu dapat diformulasikan


sebagai berikut;
1.

Aspek kebahasaan manakah

yang

mengalami

interferensi

sehingga

mempengaruhi hasil terjemahan mahasiswa dalam bahasa Inggris?


2.

Faktor apa yang mendorong terjadinya interferensi dalam tugas terjemahan


mahasiswa?

1.2. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan komponen kebahasaan yang
mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Inggris dan faktor penyebab terjadinya interferensi tersebut.

2. Study Pustaka
2.1.Kajian Pustaka
Beberapa peneliti sebelumnya telah berusaha menemukan kebenaran bahwa bahasa
ibu benar-benar mempengaruhi bahasa asing dalam penggunaannya. Dari tulisan serta hasil
penelitian tersebut yang menginspirasi untuk meneliti kembali masalah interferensi bahasa
ibu terhadap penggunaan bahasa Inggris. (a) Laporan penelitian Hibah Unggulan Udayana
tahun 2010 yang berjudul Interferensi Bahasa ibu Dalam Berkomunikasi Tulis Mahasiswa
Sastra Inggris di Bali oleh Prof. Dr. I Nengah Sudipa dkk).Dalam laporan itu, diambil
karangan berbahasa Inggris mahasiswa di empat perguruan tinggi di Bali.

Melalui pendekatan analisis kesalahan dan wawancara langsung terhadap mahasiswa yang
dipilih secara acak, ditemukan penyebab terjadinya interferensi adalah kekurangpahaman
akan hal atau kata yang ditulis (lack of knowledge) sehingga mereka menerjemahkan
langsung dari konsep bahasa Ibu ke dalam bahasa Inggris dan penyebab lainnya adalah
overgeneralization dimaksudkan kesalahan menerapkan semua entitas bahasa Inggris yang
mereka kuasai karena tidak semua entitas dalam bahasa memiliki ciri yang sama, misalnya
regular dan irregular. (b) Hasil penelitian yang dimuat dalam International Education Journal
Vol.1, No.1 tahun 1999 yang berjudul Native Language Interference in Learning a second
language (Bhela,1999). Data diambil dari 4 responden yaitu 1 dari Spanyol perempuan
berusia 21 tahun, 1 orang dari Vietnam perempuan berusia 39 tahun , 1 orang dari Kamboja
perempuan berusia 50 tahun, dan 1 warga Italia laki-laki berusia 65 tahun. Hasil analisisnya
berupa masalah yang dihadapi keempat warga negara yang memiliki bahasa ibu yang berbeda
dalam menulis kalimat bahasa Inggris yakni masalah penggunaan kosa kata,struktur tata
bahasa Inggris dan tenses. (c) Acuan makalah yang berjudul Interference and Integration
(Muin: 2008), masalah budaya, semantic, leksikal, tata bahasa dan fonologi yang menjadi
pengaruh dalam menulis kalimat bahasa Inggris. (d) Kemudian rujukan untuk interferensi
bahasa ibu dalam masyarakat bilingual dikaji dalam tulisan Interference On Bilingual Society
In Bali (Beratha:1996) yang dimuat pada majalah Linguistika Universitas Udayana, tahun III
edisi kelima September 1999 yang mengatakan bahwa masyarakat etnik Bali adalah
masyarakat bilingual dimana bahasa Bali sebagai bahasa Ibu, Bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua dan bahasa Inggris sebagai bahasa asing, yang menggunakan bahasa Inggris
dipengaruhi oleh bahasa ibu. Hasil telaah tulisan ini mengidentifikasi terjadinya interferensi
disebabkan penguasaan bahasa Inggris yang belum mencapai standar sehingga pembicara
menggunakan bahasa Inggris pasaran (Pidgin) dalam komunitas Bali. Lebih lanjut dikatakan
bahwa interferensi terjadi pada tingkat fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantic.

2.2 Kerangka Teoritis


Istilah interferensi menurut William F. Mackey (dikutip Fishman: 1972) merupakan
penggunaan aspek-aspek kebahasaan satu bahasa ketika berbicara atau menulis bahasa lain.
Sebagaimana kutipannya the use of features belonging to one language while speaking or
writing another. Aspek-aspek kebahasaan yang menjadi interferensi pada bahasa lain antara
lain: semantic, leksikal, gramatikal serta fonologi.
Lebih lanjut Mackey dalam Fishman (1972) mengatakan masalah interferensi pada
tingkat semantik terjadi ketika pembicara memperkenalkan

struktur semantik baru.

Meskipun sistim makna kedua bahasa mungkin sama, kombinasi dari satu bahasa ke bahasa
lain menimbulkan stuktur makna baru, seperti kutipan berikut ini:
In semantic level, interference occurs when a speaker introduces new semantic
structures. Even though the semantic units may be the same in both languages, a
foreign way of combining them may be introduced as a new semantic structure.
Kemudian Dulay et al (dikutip Bhela:1999) mengatakan:
Interference as the automatic transfer, due to habit, of the surface structure
of the frst language onto the surface of the target language.
Interferensi dapat

terjadi secara otomatis

ketika kebiasaan

pembicara atau penulis

menyertakan struktur grammatikal bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Hal ini
disebabkan pula karena penguasaan bahasa ibu lebih mendalam dibandingkan bahasa kedua
atau bahasa asing.
Richards (1974) menyadari bahwa interferensi bahasa Ibu

merupakan sumber

kesulitan utama dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Banyak kesalahan
penggunaan bahasa lain berasal dari pemerolehan bahasa yang tidak seimbang.

3. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu bagian penelitian yang sangat penting
dan merupakan langkah dalam mencapai tujuan.Langkah penelitian yang dimulai dari
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Uraian yang akan dibahas dalam bab ini adalah:
Sumber Data, Metode dan Teknik Pengumpulan Data, Metode Teknik Analisis Data dan
teknik penyajian data.
3.1 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland dikutip oleh Moleong: 2002). Data dalam
penelitian ini terdiri atas: data tertulis dan data lisan. Data diambil dari hasil terjemahan
mahasiswa program studi Sastra Inggris Universitas Flores di Ende Provinsi Nusa Tenggara
Timur dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mahasiswa tersebut berada pada
semester V yang memprogram mata kuliah translation I, dan telah lulus dari beberapa mata
kuliah prasyarat seperti Listening I-IV, Speaking I-IV, Reading I-IV, Writing IV, Structure IIV, phonology. Dilihat dari tingkat kelulusan beberapa mata kuliah sebelumnya, dapat
diasumsikan bahwa mahasiswa tersebut telah memiliki kemampuan menerjemahkan atau
menyampaikan isi pesan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dengan baik. Karya
terjemahan mahasiswa dalam bentuk tulisan dipilih secara acak sesuai dengan kategori
interferensinya sebanyak 10 lembar dari jumlah 30 mahasiswa semester V tersebut diatas
sebagai sample penelitian ini. Sampel oleh Moleong ( 199:165) diartikan untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan
bangunannya. Sehingga tujuannya bukanlah memusatkan diri pada
adanya perbedaan - perbedaan yang nantinya digeneralisasikan, tapi

untuk merinci kekhususan yang ada kedalam ramuan konteks yang unik
dari informasi yang akan menjadi dasar dari rancanagan dan teori yang
muncul.
Karena keterbatasan waktu penelitian, diharapkan Pemilihan jumlah sample ini bisa
mewakili

populasi

mahasiswa

Sastra

Inggris

Koentjaraningrat (1977:152), memberikan

di

Universitas

Flores

di

Ende.

asumsi yang akan dijadikan

sampel adalah dapat menjadi wakil dari keseluruhan sampel yang


diharapkan.
3.2 Metode dan Teknik pengumpuan Data
3.2.1 Pengumpulan Karya Terjemahan
Data dalam bentuk tulisan berupa hasil terjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa
Inggris di kumpulkan melalui kerjasama dengan dosen pengasuh mata kuliah translation I
yang tengah menugaskan mahasiswa yang diasuhnya untuk menerjemahkan kalimat-kalimat
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Kalimat-kalimat yang diberikan memiliki bahasa
yang sederhana dan ditentukan oleh dosen pengasuh mata kuliah tersebut. Dengan bahasa
yang sederhana diharapkan mahasiswa dapat menerjemahkan kalimat dimaksud sesuai
dengan kemampuan mereka yang tak terukur dalam memilih kosa kata dan menyusun kalimat
bahasa Inggris yang tepat.
Mengingat keterbatasan waktu,

mahasiswa diberikan waktu kira-kira 2 (dua) jam

untuk menerjemahkan masing-masing 10 kalimat sederhana yang sama. Waktu yang


diberikan sama dengan ketika mereka melakukan latihan terjemahan pada mata kuliah
Translation I. Sehingga dengan hal yang serupa pula diharapkan mahasiswa dapat melakukan
penerjemahan di dalam kelas sesuai jadwal mata kuliah tersebut.
3.2.2 Wawancara

Dalam

memperoleh

data

yang

dibutuhkan

sebagai

bahan

pembuatan laporan penelitian, ada beberapa tehnik, cara atau metode


yang dilakukan

dan disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif yaitu

wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa


wawancara adalah percakapan dengan maksud - maksud tertentu.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan
tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan yang
diteliti.
Wawancara dilakukan setelah hasil terjemahan mahasiswa dikumpulkan dan
diidentifikasi sesuai jenis-jenis interferensi yang ada dalam tulisan tersebut. Wawancara
diwakili oleh rekan dosen yang mengasuh mata kuliah Translation I karena terbentur jarak
yang jauh dan waktu yang tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan wawancara
secara langsung dengan responden. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh
pendapat atau alasan yang jelas mengenai penggunaan bahasa Inggris yang kurang standar
atau kurang baku.
3.3Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dikaji sesuai dengan tujuan dari penelitian dimaksud.
Menurut Bungin (2003:84) yang dikutip oleh Sudipa (2010: 15) mengatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif terdapat dua strategi analisis deskriptif kualitatif yang digunakan secara
bersama-sama atau secara terpisah yakni strategi analisis deskriptif kualitatif dan strategi
analisis verifikasi kualitatif.
kualitatif

Dalam menganalisis data, digunakan metode deskriptif

untuk menelaah data berupa tugas terjemahan mahasiswa menemukan aspek-

aspek kebahasaan yang (terjadi interferensi) dipengaruhi oleh bahasa Ibu. Untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab interferensi dilakukan wawancara secara mendalam dengan


menggunakan strategi verifikasi atau penarikan simpulan) kualitatif.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menemukan aspek-aspek kebahasaan yang
mengalami interferensi dengan menggunakan teknik analisis deskriptif sebagai berikut:
1.

Menganalisis data yang berkaitan dengan aspek sintaksis yaitu pemilihan dan
penggunaan kata yang tepat sesuai dengan kelas kata; nomina,verba, adjectiva, adverbia,
dan preposisi

2.

Menganalisis data yang berkaitan dengan aspek semantik/ meaning yakni


penggunaan kata atau phrasa yang bermakna yang dapat dipahami.
Kemudian, langkah selanjutnya menggunakan teknik analisis verifikasi atau

penarikan simpulan untuk memperoleh penjelasan mengenai faktor-faktor interferensi


sebagai berikut:
1.

Memeriksa/membaca

secara

keseluruhan

data

yang

dianggap

mengalami interferensi.
2.

Menemukan dan mengelompokkan kata yang mengalamiinteferensi


dari data yang terkumpul.

3.

Menganalisis informasi secara langsung dan akurat.

3.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil


Penyajian data suatu laporan dapat menggunakan dua metode, yakni metode formal
dan informal. Menurut Sudayanto (dalam Sudipa,dkk:2010), mengatakan metode formal
adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan angka,statistic, table, grafik
dan sejenisnya, sedangkan metode informal merupakan penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan uraian kata-kata yang lengkap, rinci dan terurai. Metodeinformal digunakan

dalam penelitian ini, karena laporan penelitian ini bersifat deskriptif.Hasil analisis data
interferensi ini disajikan secara deskriptif sehingga dapat memberikan penjelasan secara rinci
dan akurat.
4.

Hasil dan Pembahasan

4.1 Aspek Kebahasaan


4.1.1 Pemilihan Kosa Kata Secara Sintaksis
Mahasiswa cenderung mengangap structure bahasa Inggris sama dengan struktur
bahasa Indonesia. Hal ini dikemukakan karena adanya interferensi bahasa Indonesia ke dalam
struktur bahasa Inggris dalam tugas penerjemahan yang ditulis mahasiswa. Pemilihan kosa
kata yang sebenarnya dalam bahasa Indonesia merupakan kata kerja tetapi diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dalam bentuk sintaksis kata benda. Dapat diambil contoh sebagai
berikut : kata meraih atau memenangkan padanannya dalam bahasa Inggris to win
sedangkan pemenang padanannya adalah winner. Kedua kata Win dan Winner dilihat
dari kata dasarnya hampir tidak memiliki perbedaan. Namun kata win berfungsi sebagai kata
kerja dan kata winner berfungsi sebagai kata benda. Karena kosa kata bahasa Inggris
memiliki lebih dari satu arti atau bahkan memiliki lebih dari satu kelas kata, maka
pemahaman dan pembelajaran mengenai kosa kata bahasa Inggris dan bentuknya perlu
ditingkatkan oleh mahasiswa.
Perbedaan penggunaan kosa kata dan bentuknya akan menimbulkan perbedaan
makna. Sebagai contoh: sesorang ingin mengatakan bahwa saya tidak suka Salak, kemudian
dia menerjemahkan dalam bahasa Inggris : (1) I am not like Salak, pernyataan ini
mengandung arti yang berbeda, dimana kalimat bahasa Inggris diatas bermakna saya tidak
seperti salak. Padanan yang tepat atau cocok dengan kalimat tersebut adalah (2)I do not

like salak. Pada kalimat 1 Like berkategori kata depan (preposisi) sedangkan pada
kalimat 2 like berkategori sebagai kata kerja (verba) .
Penggunaan aspek-aspek kebahasaan seperti diatas dapat menimbulkan penggunaan
kata atau kalimat tidak tepat secara sintaksis.
4.1.1.1 Nomina
Leksikon yang memiliki kelas kata nomina sering diganti dengan leksikon berkategori
verba atau adjectiva. Dari penggunaan yang tidak tepat membuktikan bahwa proses
pembelajaran dan pemahaman bahasa Inggris mahasiswa perlu ditingkatkan lagi sehingga
pengaruh bahasa Ibu atau bahasa Indonesia tidak terjadi dalam penggunaan bahasa Inggris
sebagai bahasa asing.
(1) Ketua panitia mengatakan bahwa kami tidak..(SL)
The commitof the chairman said that we did not.(TL)

Leksikon commit berdasarkan struktur sintaksisnya diganti dengan kategori nomina


yaitu Committee. Commit memiliki kelas kata verba yang digunakan secara tepat pada
kalimat: he commits crimes, such as stealing, raping girls. etc. Dengan demikian kalimat
yang seharusnya adalah: The chairman of the committee said that we did not.
(2) Ekonomi Jepang merupakan terbesar ketiga di dunia (SL)
Japans economical is the third- largerst in the world (TL)

Leksikon economical berkategori adjektiva tidak tepat untuk padanan kalimat bahasa
sumber diatas.

Economical berperan sebagai modifier yang tepat digunakan pada frasa

nomina seperti; economical house, economical life.(Echols & Shadily:1995). Kalimat diatas

secara sintaksis memerlukan leksikon berkatergori nomina adalah economy. Maka kalimat
yang sebenarnya adalah : Japans economy is the third-largest in the world.
(3) Letusan gunung Merapi pada awal November...(SL)
The blown of Merapi mount in the early November.(TL)

Leksikon blown berkategori verba bentuk ketiga (blow-blew-blown) tidak tepat


digunakan pada kalimat sintaksis yang memerlukan leksikon berkatergori nomina.Kalimat
diatas lebih tepat menggunakan leksikon nomina; eruption. Jadi kalimatnya menjadi The
eruption of Merapi mount in the early November..
(4) Mereka tidak menarik garis pemisah antara.(SL)
They do not draw the separate line between..(TL)

Leksikon separate berkategori adjektiva tidak tepat secara sintaksis digunakan untuk
menyatakan pemisah pada kalimat bahasa sumber. Separate lebih tepat untuk maksud
berpisah jalan (separate paths), jalan hidup sendiri-sendiri (separate existences). Kalimat
diatas lebih tepat menggunakan leksikon nomina separating yang bermakna pemisah, maka
kalimat sebenarnya adalah: They do not draw the separating line between..

(5) Topeng yang digunakan dalam pertunjukan tari memiliki nilai magis.(SL)
The mask which is used in dance perform has supernatural power. (TL)

Leksikon perform berkategori verba tidak tepat secara sintaksis digunakan pada
kalimat diatas. Perform lebih tepat digunakan pada frasa; to perform on violin, perform a

role. Kalimat diatas memerlukan leksikon berkategori nomina yaitu performance. Maka
kalimat yang benar adalah; The mask which is used in dance performance has supernatural
power.
4.1.1.2 Verba
Dalam data ditemukan beberapa leksikon lain yang digunakan dalam kalimat yang
seharusnya berkategori verba sehingga tidak tepat secara sintaksis. Dapat dilihat dalam data
dibawah ini;
(1) Pramugari memberitahu para penumpanguntuk memasang sabuk pengaman (SL).
The flight attendant told the passengers to pair the seat belt (TL)
Leksikon pair berkategori nomina tidak tepat secara sintaksis digunakan pada kalimat
ini.Pair lebih tepat digunakan pada frasa: a pair of scissors, a pair of shoes. Maka kalimat
sebenarnya adalah; The flight attendant told the passengers to fasten the seatbelt.
(2) Kami harus mengklarifikasi definisi istilah itu (SL)
We should clarification the definition of the term.(TL)
Leksikon clarification berkategori nomina tidak tepat secara sintaksis digunakan pada
kalimat ini. Pada kalimat diatas diperlukan verba yang mengikuti frasa We should. Maka
kalimat yang sebenarnya adalah: We should clarify the definition of the term.
(3) Mereka akan mempresentasikan materinya minggu depan (SL)
They are going to presentation their materials next week.(TL)
Leksikonpresentationsecara

sintaksis

tidak

tepat

digunakan

dalam

kalimat

diatas.Presentation berkategori nomina lebih tepat digunakan pada frasa: good presentation.
Kalimat diatas lebih tepat menggunakan leksikon berkategori verba sehingga kalimat
sebenarnya adalah: They are going to present their materials next week.
4.1.1.3 Adjectiva

Secara sintaksis tidak tepat bila leksikon lain digunakan dalam kalimat yang
diperlukan leksikon berkategori adjektiva. Pengaruh konsep bahasa Indonesia yang tidak
memiliki kategori kelas kata yang tepat menyebabkan penggunaan leksikon bahasa Inggris
tidak tepat pula.
(1) Latar belakang pendidikan dilampirkan dalam surat lamaran(SL).
The education background is enclosed in application letter (TL).
Leksikon education diatas tidak tepat secara sintaksis digunakan pada kalimat ini.
Education berkategori nomina lebih tepat digunakan pada frasa: our education, long-life
education. Kalimat diatas memerlukan leksikon adjektiva yang menerangkan latar
belakang.Maka leksikon educational yang tepat untuk kalimat diatas. Sehingga kalimat yang
sebenarnya adalah: The educational background is required in application letter.
(2) Virgi adalah gadis yang ramah (SL)
Virgi is a friendliness girl.(TL)
Leksikon friendliness secara sintaksis tidak tepat digunakan dalam kalimat
ini.friendlinessberkategori nomina. Kalimat diatas memerlukan leksikon berkategori
adjektiva yaitu friendly. Sehingga kalimat yang sebenarnya adalah :

Virgi is a friendly

girl.
(3) Pria itu begitu kuat dalam mengangkat kotak besi (SL)
The man is so strength in lifting the iron box (TL)
Leksikon strength berkategori nomina tidak tepat digunakan dalam kalimat
ini.Strength lebih tepat digunakan pada frasa: strength of mind, strength of an argument.
Maka kalimat sebenarnya adalah the man is so strong in lifting the iron box.
4.1.1.4 Adverbia
Konsep bahasa Indonesia dijumpai dalam data, dimana mahasiswa memasukan
konsep bahasanya ke dalam bahasa Inggris. Salah satu contoh Dia dapat berbicara dua

bahasa dengan baik diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi She can speak two
languages goodly. Hal ini disebabkan mahasiswa membuat kategori baru dimana semua kata
bahasa Inggris ditambah dengan akhiran -ly dapat menjadi leksikon adverbia.Namun pada
kenyataan leksikon berkategori adverbia dalam bahasa Inggris tidak semuanya berakhiran
ly. Kalimat diatas dapat diterjemahkan secara benar adalah : She can speak two languages
well.
(1) Anak laki-laki itu berlari ke taman dengan cepat (SL)
The little boy runs to the park fastly. (TL)
Leksikon fastly tidak tepat secara sintaksis digunakan dalam kalimat ini.Leksikon
fastly tidak terdapat dalam bahasa Inggris, maka diperlukan leksikon berkategori adverbial
yakni fast. Leksikon fast juga bisa bermakna adjectiva dan verba. Kalimat yang sebenarnya
adalah: The little boy runs to the park fast
(2) Dengarlah dengan seksama percakapan itu.(SL)
Listen careful to the conversation (TL)

Leksikon careful berkategori adjektiva secara sintaksis tidak tepat untuk


diterjemahkan frasa dengan seksama yang berkategori adverbia. Maka kalimat
sesungguhnya adalah Listen carefully to the conversation
(3) Rina melakukan pekerjaannya dengan baik.(SL)
Rina did her job goodly.(TL)
Leksikon goodly tidak terdapat dalam bahasa Inggris yang berkategori adverbia.
Good yang berkategori adjektiva tidak bisa ditambahkan akhiran ly menjadi adverbia.
Padanan yang tepat untuk frase dengan baik diatas adalah well, maka kalimat yang tepat
adalah:

Rina did her job well


(4) Sebagai seorang pelajar, Kita harus belajar dengan giat(SL)

As a student, we must study hardly (TL)


Kecenderungan memahami satu pola bahwa setiap kata adjektiva bila ditambahkan
akhiran ly dapat menjadi kata yang berkategori adverbial, menimbulkan ketidaktepatan
makna dalam bahasa sasaran. Leksikon hard memiliki banyak arti, bisa bermakna adjektiva
dan juga bermakna adverbia. Sehingga kalimat yang tepat adalah: As a student, we must
study hard.
4.1.1.5. Preposisi
Pengaruh bahasa Ibu sangat melekat pada mahasiswa dalam menerjemahkan kalimat
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Salah satu contoh penggunaan kata berbeda
dengan sering diterjemahkan different with.Sementara padanan yang benar dengan
different adalah from. Hal ini disebabkan mahasiswa menerjemahkan secara langsung
berbeda dengan menjadi different with yang seharusnya mengikuti aturan bahasa Inggris
adalah different from.
(1) Saya sangat tertarik dengan kesempatan itu (SL)
I am very interested with that opportunity.(TL)
Preposisi with secara sintaksis tidak tepat berada setelah kata interested. Kalimat
seharusnya adalah I am very interested in that opportunity.
(2) Mereka hampir tidak pernah setuju kepadanya. (SL)
They hardly ever agree to him.(TL)
Kalimat diatas sebenarnya adalah:They hardly ever agree with him. Verba agree
lebih tepat digunakan dengan preposisi with.
(3) Ken Arok dilahirkan dari keluarga miskin di desa Tumapel(SL)
Ken Arok was born from the poor family in Tumapel village.(TL)
Preposisi yang tepat mengikuti kata born adalah in. Maka kalimat yang sebenarnya
adalah Ken Arok was born in the poor family in Tumapel village.

(4) Ibu itu sedang berdoa untuk anak-anaknya.(SL)


The mother is praying to her children (TL)
Kalimat diatas yang tepat adalah the mother is praying for her children. Jadi
preposisi for lebih tepat digunakan setelah kata praying.
(5) Berkaitan dengan pernyataan sebelumnya,..(SL)
Concerning to the previous statement,.(TL)
Preposisi to tidak tepat digunakan pada kalimat ini dengan mengikuti kata
concerning. Padanan preposisi yang tepat adalah with. Sehingga kalimat yang benar adalah
concerning with the previous statement,..

(6) Kantor pos berhadapan dengan rumah kami(SL)


The post office is near our house (TL)
Preposisi yang tepat untuk menerjemahkan kata berhadapan dengan adalah:
opposite. Maka kalimat yang benar adalah : The post office is opposite our house.
(7) Pertemuan akan diadakan pada hari selasa. (SL)
The meeting will be held in Tuesday (TL)
Preposisi in lebih tepat digunakan untuk menyatakan pada bulan atau pada tahun
atau tempat, sedangkan untuk hari, preposisi yang tepat adalah on. Maka kalimat
sebenarnya adalah : The meeting will be held on Tuesday

4.1.2 Pemakaian Kosa Kata Secara Semantik


Kesalahan yang ditemukan dari data terkumpul tidak hanya pada tingkat
sintaksis, melainkan juga terdapat kesalahan pada tingkat semantik.Pada tahap ini kesalahan
ditinjau dari sudut ketepatan makna yakni tidak semua makna berdasarkan kamus tetapi

dilihat juga makna kontekstual dalam sebuah kalimat. Sebagian kesalahan yang
ditelaah,merupakan kesalahan dimana mahasiswa lebih cenderung menggunakan makna
sebuah

kata

berdasarkan

kamus

(makna

leksikal)

tanpa

memperhatikan

makna

kontekstualnya. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan makna pada bahasa target tidak sesuai
dengan makna sesungguhnya dalam bahasa sumber. Acuan yang dipakai untuk memperoleh
ketepatan makna adalah berdasarkan Concise Oxford Dictionary-tenth Edition yang
dipadukan dengan konteks makna gramatikal.
(1) Dia meninggalkan rumah dan bergabung dengan kelompok anak-anak nakal yang
setiap hari melakukan kejahatan.(SL)
He left home and joined the bandits group whose daily activity in doing crimes
(TL)
Pemilihan leksikon doing merupakan terjemahan langsung dari leksikon melakukan
berdasarkan makna kamus.Berdasarkan konteks kalimat diatas yang dilakukan seseorang itu
adalah kejahatan, maka leksikon yang tepat untuk makna kontekstual ini adalah
committing. Karena to commit dipakai untuk sesuatu perbuatan yang mengarah kepada
kejahatan dibandingkan dengan to do. Menurut kamus leksikon do : perform or carry out (an
action) work on (something) to bring it to completion or to a required state. Commit:
perpetrate or carry out (a mistake, crime, or immoral act). Maka kalimat sebenarnya adalah:
He left home and joined the bandits group whose daily activity in commiting crimes such
as stealing and robbing.
(2) Pohon yang kayunya untuk membuat topeng.(SL)
The tree whose wood will be made into a mask(TL)
Sekilas terlihat tidak ada perbedaan untuk menyatakan suatu milik atau
kepunyaan.Namun leksikon which lebih tepat untuk menyatakan milik.Ketika dibandingkan
dengan pengertian kedua kata terdapat perbedaan di dalam penggunaannya. Berdasarkan
kamus leksikon whose: belonging to or associated with which person. Which: used referring
to something previously mentioned when introducing a clause giving further information.

Jadi leksikon whose lebih tepat untuk menyatakan kepunyaan manusia/seseorang sedangkan
which untuk menyatakan kepunyaan sesuatu benda. Dengan demikian kalimat yang
sebenarnya adalah: The tree of which the wood will be made into a mask
(3) Pramugari memberitahukan para penumpang untuk memasang
pengaman(SL)
The flight attendant told the passengers to fasten the save belt (TL)

sabuk

Konsep bahasa Indonesia sabuk pengaman langsung diterjemahkan dengan save


belt dalam bahasa Inggris. Terjemahan ini tidak memperhatikan makna kontekstual sehingga
kurang berterima dalam bahasa Inggris secara standar. Maksud yang ingin disampaikan
dalam kalimat diatas adalah sabuk tempat duduk , dengan demikian yang lebih tepat adalah
frasa seat belt. Maka kalimat sebenarnya adalah:
The flight attendant told the passengers to fasten the seat belt
(4) Seandainya
saya
beri
kamu
sejuta
rupiah,
akanmenghabiskannya?
If I give you one million rupiahs, how will you finish it?

bagaimana

kamu

Kesalahan yang sama pula ditemukan dalam data kalimat ini, dimana leksikon
menghabiskan diterjemahkan langsung menjadi finish. Leksikon finish dalam konteks
kalimat diatas tidak berterima dalam bahasa Inggris standar. Padanan finish dalam bahasa
Indonesia adalah menyelesaikan.
Leksikon yang tepat untuk kata menghabiskan adalah spend. Menurut Kamus,
finish memiliki arti: bring or come to an end, consume or get through the whole. Sedangkan
Spend : pay out (money) in buying or hiring goods or services. Leksikon dipakai untuk
konteks kalimat diatas karena berkaitan dengan menghabiskan uang dan sesuai dengan
pengertian spend menurut kamus. Maka kalimat sebenarnya sebagai berikut:
If I give you one million rupiahs, how will you spend it?

(5) Kalian harus berhati-hati dalam percobaan itu karena cairan itu..(SL)
You must be careful in that experience because the liquid...(TL)

Pemilihan leksikon experience pada data diatas berdasarkan kamus yang berarti
pengalaman.Yang dimaksudkan percobaan dalam data ini adalah suatu prosedur ilmiah
yang dilakukan untuk membuat suatu temuan, atau menguji sebuah dugaan (hipotesa). Maka
leksikon yang tepat untuk menggantikan experience diatas adalah:experiment. Menurut
pengertian kamus experience: practical contact with and observation of facts or events
sedangkanexperiment ; a scientific procedure undertaken to make a discovery, test a
hypothesis, or to demonstrate a known fact. Dengan demikian kalimat yang sebenarnya
adalah: You must be careful in that experiment because the liquid
(6) Salah satu prestasi pelajar Indonesia adalah(SL)
One of the prestation of Indonesians students is.(TL)
Konsep bahasa Inggris yang dipelajari dimana sebuah verba ditambahkan akhiran- ion
akan berkategori nomina. Sehingga konsep bahasa Indonesia prestasi ditambahkan akhiran
ion menjadi prestation. Kesalahan yang terjadi kemungkinan mahasiswa menggangap
leksikon prestasi merupakan kata pinjaman dari bahasa Inggris.Leksikon prestation tidak
terdapat dalam bahasa Inggris.Sehingga leksikon yang tepat untuk menerjemahkan kata
prestasi adalah achievement.Menurut kamus, achievement berarti; a thing that is
achieved. Maka kalimat yang sebenarnya adalah:
One of the achievements of Indonesians students is..
(7) Dia menerima gagasan itu dengan penuh semangat (SL)
He accepted the idea enthusiastically (TL)
Konsep bahasa Indonesia yang menyatakan menerima diterjemahkan langsung ke
dalam bahasa Inggris menjadi accepted. Dalam konteks kalimat diatas, dimaksudkan bahwa
seseorang tidak menerima sesuatu benda atau barang, tetapi dia menyambut gagasan sehingga
leksikon accepted kurang tepat digunakan dalam kalimat ini. Leksikon yang tepat adalah
welcomed. Kita bandingkan kedua arti leksikon menurut kamus; accept: consent to receive

(something offered). Welcome: be glad to receive or hear of. Maka kalimat sebenarnya adalah
sebagai berikut: He welcomed the idea enthusiastically

4.2 Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi


Faktor penyebab terjadinya interferensi bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris
adalah kurangnya pengetahuan (lack of knowledge) atau pemahaman akan kaidah-kaidah
bahasa Inggris yang standar. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil analisis dan wawancara
dengan sebagian

penerjemah

teks

Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Kekurangpahaman akan bahasa Inggris standar menyebabkan terjadinya terjemahan langsung


(direct translation) tanpa memperhatikan konteks kalimat yang sebenarnya. Sehingga kaidahkaidah bahasa Indonesia diterapkan langsung ke dalam bahasa Inggris.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa mahasiswa program studi sastra
Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Flores yang mengambil mata kuliah
Translation I pada semester V setelah data dianalisis berupa kesalahan pada tingkat lack of
Knowledge sebagai berikut;
(a) Nur Fitria Wati Yahya, menerjemahkan kalimat : Kemarin ketua panitia
mengatakan bahwa kami tidak usah dating ke pertemuan itu. Menjadi
Thecommit of chairman said that we did not need to come to the meeting
yesterday. Mahasiswa ini menganggap leksikon commit adalah berkategori
nomina.
(b) Agustina Windi Sombo, menerjemahkan kalimat kalian harus berhati-hati dalam
percobaan itu karena cairannya. Menjadi You must be carefull in that
experience because the liquid. Mahasiswa ini berasumsi leksikon experience
dapat berterima dalam bahasa Inggris sebagai equivalent dari leksikon percobaan.

4.2.1

Direct Translation
Keterbatasan penguasaan akan pemilihan dan penggunaan bahasa Inggris standar

menyebabkan terjadinya terjemahan langsung dengan tidak memperhatikan makna


kontekstual kalimat tersebut. Hal ini terjadi juga disebabkan oleh kurangnya latihan atau
pembelajaran yang maksimal. Hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut:
(a)

Vinsensius Wai, menerjemahkan kalimat; Seandainya saya beri kau sejuta rupiah,
bagaimana kamu menghabiskannya? Menjadi If I give you money one million, how
do you spent it off? Mahasiswa ini kurang memahami bentuk pengandaian
(conditional clause). Sehingga Ia menggunakan kata kerja bantu do pada konteks
kalimat pengandaian.

(b)

Helena Semba, menerjemahkan kalimat: Pramugari memberitahu penumpang untuk


mengenakan sabuk pengaman dan tidak merokok selama penerbangan. Menjadi
Stewardess tell to the accident for to wear and no smoking during the flying.
Mahasiswa ini mengakui kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki jauh dibawah standar
disebabkan kurang membaca dan berlatih menulis dan menerjemahkan bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Dia bahkan tidak mengetahui arti kata penumpang
dalam bahasa Inggris sehingga ia menerjemahkan dengan accident yang bermakna
kecelakaan.

5.

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari data yang terkumpul, dapat disimpulkan bahwa:
(a)

aspek-aspek kebahasaan yang mengalami interferensi adalah:Pemilihan kosa kata


secara

sintaksis

dalam

kaitannya

dengan

kelas

kata

(nomina,

verba,

adverbial,adjectiva, preposisi) oleh mahasiswa sebagai subyek penelitian mengalami


permasalahan. Kemudian mahasiswa mengalami kendala atau permasalahan dalam
menggunakan leksikon atau frasa secara semantik.

(b)

Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi


Laporan hasil wawancara langsung terhadap mahasiswa yang menerjemahkan kalimat

Bahasa Indonesia, interferensi terjadi disebabkan karena mahasiswa tidak memiliki


pengetahuan akan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang lebih (lack of knowledge)
sehingga mereka kurang paham dalam menerjemahkan kalimat-kalimat tersebut ke dalam
bahasa Inggris. Penyebab lainnya adalah menerjemahkan secara langsung kata demi kata
tanpa memperhatikan konteks kalimat secara menyeluruh, sehingga makna yang dimaksud
tidak ditemukan dalam bahasa sasaran.
5.2 Saran
Hasil dari penelitian ini jelas terlihat ada beberapa fenomena interferensi terhadap
bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Dalam rangka memperbaiki kemampuan berbahasa
yang berkualitas baik demi kemajuan lembaga atau institusi, pribadi maupun staf pengajar
penting disarankan untuk meningkatan proses pembelajaran dalam rangka perolehan akan
kaidah

bahasa Inggris yang tepat melalui latihan-latihan dan pembelajaran yang

berkesinambungan tidak mengenal batas waktu untuk terus mengimpruvisasikan apa yang
masih kurang. Selanjutnya penyajian materi pengajaran semestinya sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa dan secara lengkap diajarkan serta umpan balik terhadap materi yang diberikan
sehingga tepat mengenai sasaran.

Latihan yang diberikan dapat berupa menerjemahkan kalimat sederhana. Dari latihan
tersebut dapat diketahui tingkat manakah yang belum dipahami apakah tingkat semantik atau
pada level sintaksis dan sebagainya. Sejalan dengan proses latihan, mahasiswa juga diberikan
teori dan procedure yang benar tentang penerjemahan. Selain itu, mereka diberikan
penguatan (reinforcement) dengan bahasa verbal positif untuk memacu semangat belajar
sehingga tujuan dapat tercapai.
Untuk menghindari penerjemahan langsung (direct speech), seorang mahasiswa atau
staf pengajar hendaknya belajar lebih giat terutama dalam pemilihan dan penggunaan kata
yang tepat sesuai konteks kalimatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bhela, Baljit. 1999. Native Language Interference in Learning a Second Language. Australia;
International Educational Journal vol 1 no.1.
Grosjean,F.1992.Life with two Language. USA: Harvard University Press.
Grix, Jonathan .2004. The Foundations of Research. New York: palgrave macmillan.
Mackey, W/F. 1992. The Description in Reading in the Socilogy of Language,J.H
Fishman(Ed) the Hague:Moutn&co.
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Richards, Jack C. 1974. Error Analysis (perspectives on second language Acquisition).
Singapore: Longman Singapore Publishers.
Schramper, Bety. 1999. Understanding and using English Grammar.USA:Pearson Education.
Smith, Tony. 2001. Concise Oxford Dictionary (tenth Edition) on CD-ROM. UK: Oxford
University press.
Sudipa, I Nengah.2010. Interferensi Bahasa Ibu Dalam Berkomunikasi Tulis Mahasiswa
Sastra Inggris Di Bali. Laporan Penelititan.Denpasar:Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai