Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 106154 DESA


KOTA RANTANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Hal
ini berarti bahwa proses pendidikan di sekolah yang dilakukan antara pendidik dan
peserta didik, diarahkan untuk pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan ialah untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Artinya, bahwa dalam
pendidikan, antara proses dan hasil belajar hendaknya berjalan seimbang untuk
membentuk peserta didik yang berkembang secara utuh.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memliliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Matematika bersifat abstrak. Ciri
keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan
matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang
tertarik terhadap matematika. Cara dan pendekatan dalam pembelajaran matematika
sangat dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap matematika dan siswa dalam
pembelajaran, Adams (dalam Wijaya, 2012: 5). Karenanya wajar jika matematika
termasuk mata pelajaran yang dianggap sulit dan tidak menyenangkan oleh siswa pada
umumnya yang tahap berpikirnya kongkret dengan kemampuan yang bervariasi.
Sehingga, butuh kekreatifan guru untuk membelajarkan materi matematika pada siswa
SD. Kekreatifan guru itu termasuk merancang pembelajaran yang berkualitas

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 106154 Desa Kota Rantang,


penerapan model pembelajaran konvensional membuat guru mengalami kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran Matematika untuk materi Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan, kemudian siswa kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan terutama
untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang cukup rendah sehingga sering
kali mereka tertinggal dengan siswa lain yang memiliki kemampuan berpikir tingkat
menengah keatas, siswa juga asik sendiri dengan kegiatan mereka ketika guru
menjelaskan materi pelajaran, masih banyak siswa yang kurang mampu dalam
mengembangkan keaktifan dan rasa percaya diri untuk menyelesaikan permasalahan
dalam mata pelajaran matematika, sehingga siswa cenderung bingung tentang apa yang
hendak dilakukan pertama kali. Akibatnya saat mendapatkan tugas nilai kemampuan
penyelesaian tes siswa tidak mencapai nilai maksimal.

Menurut Depdiknas (2004:21), idealnya pelajar siap belajar, memiliki motivasi


diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya mampu mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tergantung dari model pembelajaran
yang akan dilakukan oleh guru. Jika indikator-indikator tersebut sudah berkualitas,
maka pembelajaran akan berkualitas pula. Selain itu, perlu adanya rancangan
pembelajaran yang mampu mengaktifkan kelas dan membantu siswa dalam
mengembangkan imajinasinya, dengan cara mengoordinasikan siswa dalam beberapa
kelompok belajar serta menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran. Peran guru juga dibutuhkan untuk mengarahkan siswa sehingga pikiran, ide,
atau gagasan dapat disampaikan dengan baik. Guru perlu menggunakan model
pembelajaran yang efektif untuk mendukung proses pembelajaran.

Adanya model pembelajaran tersebut diharapkan siswa lebih termotivasi untuk


berkembang, lebih aktif dalam kegiatan KBM, baik secara individual maupun
kelompok, dan mampu mengorganisasikan berbagai konsep serta pengalaman belajar
yang diperolehnya. Perlu dilakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang mampu
merangsang siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh motivasi dan
tingkat partisipasi yang tinggi, disamping pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
siswa. Model pembelajarana konvensional sangat membosankan karena saat
pembelajaran berlangsung siswa dipaksa untuk hanya mendengarkan, penekanan
pembelajaran hanya dengan penyelesaian tugas, daya serap siswa rendah dan cepat
hilang karena bersifat menghafal dan guru menganggap semua siswa memiliki cara
belajar terbaik dengan cara mendengarkan. Salah satu model pembelajaran efektif untuk
mendukung proses pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan pecahan adalah Think Pair And Share.

Model TPS (Think Pair and Share) merupakan model pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. prosedur yang digunakan
dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu (Trianto, 2007:61). Dengan cara ini diharapkan dapat
melatih siswa agar dapat berfikir individu dan mulai bekerja kelompok. Di mana siswa
dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur
kelompok heterogen serta mampu meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku
sosial, mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung secara
kooperatif.

Model pembelajaran TPS (Think Pair and share) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir
sehingga model ini mempunyai potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan
berpikir siswa. Peningkatan kemampuan berpikir siswa akan meningkatkan hasil belajar
siswa. siswa dilatih bernalar dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan
asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh, hasil jawabannya di bagikan kepada teman sekelas untuk dapat
didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep.

Manfaat nyata yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam pembelajaran metematika menggunakan
model TPS (Think Pair And Share) siswa dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide-ide atau gagasannya sendiri dan membandingkannya dengan ide-
ide orang lain. Siswa berlatih respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Interaksi selama pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat
bagi proses pendidikan jangka panjang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Di Sd Negeri 106154 Desa Kota
Rantang”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perlu
diidentifikasikan masalah yang terkait dengan judul diatas. Ada tiga masalah yang
perlu diidentifikasikan yaitu :
1. Metode mengajar yang digunakan guru dikelas kurang bervariasi sehingga siswa
kurang memahami materi yang diajarkan.
2. Nilai yang diperoleh siswa masih dibawah KKM (Kriteria Keuntasan Minimal).
3. Model pembelajaran Think Pair And Share belum pernah digunakan dikelas
sehingga siswa belum mengenal model pembelajaran lain selain model
pembelajaran konvensional.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti
membuat pembatasan diantaranya sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran Thing Pair and Share untuk meningkatkan
kemampuan berfikir siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
2. Subjek dan tempat penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 106154 Desa Kota
Rantang.
3. Model pembejaran Think Pair and Share untuk meningkatkan hasil belajar siswa
SD Negeri 106154 Desa Kota Rantang.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diata, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kemampuan berfikir siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Think Pair and Share pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan di SD
Negeri 106154 Desa Kota Rantang.
2. Apakah dengan model pembelajaran Think Pair and Share dapat meningkatan
hasil siswa kelas V SD Negeri 106154 Desa Kota Rantang.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, seacara umum penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
matematika melalui model pembelajaran Think Pair and Share pada siswa kelas V
SD Negeri 106154 Desa Kota Rantang. Adapun secara khusus tujuan penelitian
diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika dikelas V
SD Negeri 106154 Desa Kota Rantang melalui model pembelajaran Think Pair
and Share.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dikelas V SD Negeri 106154 Desa Kota
Rantang melalui model pembelajaran Think Pair and Share.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yaitu dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur untuk kajian pada penelitian
yang lebih lanjut yaitu berupa alternative yang dapat dipertimbangkan dalam
usaha memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan interaksi belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
2. Manfaat Praktis
 Bagi Siswa
Dengan dilakukannya penelitian terhadap siswa maka siswa akan
memperoleh manfaat, yaitu berkembangnya keterampilan social, adanya
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan inovasi serta
meningkatkan pemahaman siswa, sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
 Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru dalam memilih
strategi dan model pembelajaran yang tepat sebagai alternative untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, serta meningkatkan
kemampuan dan kemandirian dalam mengelola program pembelajaran
sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, serta meningkatkan
kemampuan dan kemandirian dalam mengelola program pembelajaran
sehingga meningkatkan unjuk kerja guru.
 Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian, sekolah akan terdorong untuk mengadakan
pembaharuan. Penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah sebagai bahan kajian
untuk mengembangkan proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai