Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. 2
1
Ahmad Nurul Ihsan and Suharman Suharman, “Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team
Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih,”
Jurnal Ilmiah Mandala Education 8, no. 4 (2022): 2649–55, https://doi.org/10.58258/jime.v8i4.3897.
2
J Mirdad, “Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran),” Jurnal Sakinah 2,
no. 1 (2020): 14–23, https://www.jurnal.stitnu-sadhar.ac.id/index/index.php/JS/article/view/17.
3
Fitri Fatimatuzahroh, Lilis Nurteti, and S. Koswara, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Lectures Vary,” Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam 7, no. 1 (2019): 35, https://doi.org/10.36667/jppi.v7i1.362.
motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan akhlakul karimah dan adab Islami
dalam kehidupan sehari-hari.
4
Asep Herry Hernawan, “Strategi Pembelajaran Di SD,” Hakikat Strategi Pembelajaran, 2018, 1.1-
1.18, http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK4105-M1.pdf.
Meskipun para siswa belajar bersama, siswa tidak boleh saling membantu dalam
mengerjakan tes yang bersifat individu. 5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memberikan
pengaruh terhadap nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1
KOTA KEDIRI ?
2. Seberapakah besar pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD terhadap
nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI ?
C. Tujuan Penelitian
1. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memberikan
pengaruh terhadap nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1
KOTA KEDIRI.
2. Seberapa besar pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD terhadap
nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan:
a. Bagi Peneliti
Memberi gambaran dan pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran STAD (student teams achievement division) dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidak Akhlak.
5
Annisa Siswanti, Nurmisda Ramayani, and Satria Wiguna, “Penerapan Model Cooperative Learning
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTS Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura,” Dewantara :
Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora 1, no. 4 (2022): 132–42,
https://doi.org/10.30640/dewantara.v1i4.448.
b. Bagi guru
Memberikan kontribusi untuk inovasi pembelajaran dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat dijadikansebagai bahan untuk mengembangkan pene
rapan dan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
E. Peneliti Tedahulu
Dalam penulisan skripsi ini peneliti terlebih dahulu melakukan penelaahan
terhadap beberapa karya penelitian yang berhubungan dengan judul yang peniliti
angkat, yaitu:
1. Novia Laela dalam penelitiannya dalam penbelajarannya mengkaji tentang
pembelajaran kooperatuf tipe STAD yang memberikan pengaruh lebih baik
dibanding model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Sedangkan
pembelajaran kooperatif tipe Talking stick lebih baik dibandingkan terhadap
hasil belajar matematika 6
2. Retno Sugesti dalam penelitiannya mengkaji tentang pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang mempunyai pengaruh lebih baik pemahaman konsep fisika
peserta didik kelas VII Mts Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung 7
Dari Penelitian terdahulu diatas tentunya mempunyai perbedaan dimana semua
peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap mata
pelajaran matematika dan fisika. Disini peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD ini terhadap pelajaran agama yang lebih tepatnya
pelajaran akidah ahlaq
6
Nobia Laela, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Team Achievement
Division) dan Talking Stick Terhadap Hasil belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri
2 Kedongdong Tahun Ajaran 2014/2015, IAIN Raden Intan Lampung (2013)
7
Reni Sugesti, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VIII MTS Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung
Selatan Tahun Ajaran 2014/2015, IAIN Raden Intang Lampung (2015)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu proses perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce dalam
trianto menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan
kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membentuk peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 8
Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Dalam penerapanya, model pembelajaran harus
dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing
model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang
berbeda-beda.9
Menurut Soekamto dalam Trianto menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivtas belajar
mengajar 10
8
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Betrorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: prestasi
pustaka,2011)
9
Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012) hal.
49
10
Trianto, Model-model Pembelajaran..., hal. 5
2. Kajian tentang model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Model pembelajaran Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) dikembangkan pertama kali oleh Robert E Slavin.STAD
merupakan salah satu metode pembelajaran koperatif yang paling
sederhana, dan merupakan model paling baik untuk tahap
permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. 11Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat atau lima orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin dan sukunya.12
Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan
kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman
sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus
mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik,
memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga,
dan menyenangkan. 13
b. Komponen utama Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Materi pertama kali yang diperkenalkan dalam STAD adalah 14
1) presentasi di dalam kelas.
Hal ini merupaka pengajaran langsung seperti yang sering
dilakukan atau didiskusikan yang dipimpin oleh guru, tetapi
bisa juga memasukan presentasi audio-visual. Perbedaan
presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa
presentasi tersebut harus benar-benar fokus pada unit STAD.
11
Robert E Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2010), hal.
143
12
Rusman, Model-Model Pembelajaran..., hal. 213-214
13
Ibid., hal. 214
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hal. 185-186
Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus
benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi
kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis untuk menentukan skor
tim mereka.
2) Belajar dalam Tim
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang, dimana mereka mengerjakan tugas yang
diberikan. Jika ada kesulitan, murid yang merasa mampu harus
membantu murid yang kesulitan. Fungsi utama dari tim ini
adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-
benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan
anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah
guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari
lembar kegiatan atau materi lainnya. Tim adalah cirri yang
paling penting dalam STAD. Pada tiap hal, yang ditekankan
adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk
tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
3) Tes Individu
Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan tes individu
(kuis). Di antara siswa tidak diperbolehkan untuk saling
membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa
bertanggung jawab secara individu untuk memahami
materinya.
4) Skor Pengembangan Individu
Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk
dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. Skor tim
diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua
anggota dalam satu tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan
membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.
5) Penghargaan Tim
Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim, sehingga dapat
memotivasi mereka atau penggunaan sistem skor dalam model
STAD adalah untuk lebih menekankan pencapaian kemajuan
daripada presentase jawaban yang benar.
B. Kerangka Teoritis
Dalam kerangka teoritis peneliti simpulkan dalam bagian berikut,
Pembelajaran Penerapan
Akidah Ahlak Model STAD
C. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu:
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode STAD terhadap
nilai hasil belajar siswa kelas 10 dalam mata Pelajaran Akidah Ahlak
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode STAD
terhadap hasil Nilai belajar siswa kelas 10 dalam mata Pelajaran Akidah
Ahlak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
eksperimen. Jenis penelitian ini adalah True Experimental Design dengan
desain Post-test Only Control Group Design (Eksperimen Sederhana). Desain
eksperimen sederhana dalam penelitian ini terdapat dua kelompok atau kelas
yang dipilih secara acak.15 Satu kelompok dijadikan sebagai kelas eksperimen
dan kelompok lainnya dijadikan kelas kontrol. Kelompok yang mendapat
perlakuan disebut sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak
mendapat perlakuan disebut sebagai kelas kontrol. Kelompok kontrol
bertindak sebagai tolak ukur bagi kelompok eksperimen yang mendapat
perlakuan atau intervensi selama jangka waktu yang telah ditentukan. 16 Pada
akhir perlakuan, kedua kelompok diukur dengan soal tes hasil belajar (post-
test). Hasil dari tolak ukur antara kedua kelompok menunjukkan dampak dari
perlakuan atau intervensi yang dilakukan. Pengaruh dari adanya perlakuan
adalah (O1 : O2).
R O2
Keterangan:
R : Random
O1 : Post-test Kelas Eksperimen
O2 : Post-test Kelas Kontrol
X : Perlakuan Model Pembelajaran STAD
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 76.
16
Latipun, Psikologi Eksperimen Edisi Kedua (Malang: UMM Press, 2004), 74.
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada
perbedaan hasil post-test dari kelas eksperimen (O1) dan kelas kontrol (O2).
Jika terdapat perbedaan nilai kedua kelompok dengan nilai kelas eksperimen
(O1) lebih tinggi dari nilai kelas kontrol (O2), sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan memiliki dampak atau terdapat
pengaruh pada perubahan yang terjadi pada variabel terikat.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 148.
Student Team Achievement Division (STAD), hal ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar.
a. Tes
Tes merupakan sejumlah pernyataan berupa pertanyaan tertulis yang
dipakai dalam memperoleh data-data secara langsung dari responden.
Dalam artian untuk mengukur sejauh mana siswa menerapkan atau
menilai dan seberapa baik siswa menerapkan atau mengungkapkan aspek
tertentu dari subjek yang diuji terhadap materi yang telah diberikan dari
orang yang dikenai tes.18
Tes (post-test) ialah suatu teknik pengumpulan data yang dikerjakan
dengan cara membagikan soal-soal pilihan ganda kepada responden
supaya dikerjakan sebagai pengukuran hasil belajar yang akan diberikan
setelah pembelajaran dilaksanakan. Adapun soal tes yang digunakan
peniliti adalah soal-soal dari data bank guru Akidah Akhlak yang
kemudian peneliti gunakan sebagai tes hasil belajar dalam pelaksanaan
penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan memperkuat data yang
ada. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan
evaluasi dokumentasi tekstual, fotografi, dan elektronik.19 Dalam
penelitian ini nilai hasil belajar siswa digunakan sebagai dokumentasi
pembelajaran Akidah Akhlak di kelas dalam pelaksanaan model
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah sebuah alat bantu yang digunakan peneliti dalam
memperoleh data yang diinginkan melalui pengukuran. Tujuannya ialah untuk
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017).
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2019),
274
mengetahui sebuah informasi yang dibutuhkan ketika peneliti sudah dalam
tahap pengumpulan data di lapangan. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar
(post-test) adalah alat untuk menentukan hasil belajar. Tes merupakan suatu
teknik pengukuran dimana pernyataan atau tugas harus diselesaikan siswa
untuk mengukur kemampuannya, terutama dalam aspek pengetahuan. Adapun
tes hasil belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas 10, diambil dua kelas yakni
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sampel penelitian yang dipilih
secara acak dari populasi. Kemudian hasil belajar yang diperoleh dari hasil
post-test setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD), dianalisis dengan bantuan software yang
relevan dengan bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil akhir belajar
siswa dalam proses pembelajaran. 20 Instrumen penelitian yang digunakani
dalam pengumpulan data adalah lembar soal tes hasil belajar siswa.
Instrumen tersebut kemudian dikonsultasikan kepada ahli (expert) yang terkait
dengan topik yang ingin diteliti agar dapat diketahui kevalidan suatu
instrumen. Selain itu instrumen tersebut juga di uji coba atau dikalibrasikan
kepada siswa yang bukan sampel dalam penelitian untuk divalidasi dan
dianalisis agar didapatkan tingkat kesulitan dan daya beda dari tiap butir soal
tes hasil belajar.
Berdasarkan paparan diatas maka instrumen penelitian dapat dideskripsikan
melalui kisi-kisi dibawah ini :
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar
No Indikator Bentuk Soal No.soal
1. Memilih nama- Pilihan Ganda 1,2,3
nama nabi yang
termasuk rasul
20
Ilham Effendy, “Pengaruh Pemberian Pre-Test dan Post-Test Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat
HDW.DEV.100.2.A Pada Siswa SMK Negeri 2 Lubuk Basung” Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1,
No. 2, (2016), 82.
Ulul Azmi
2. Mengkategorikan Pilihan Ganda 4,5,6
pernyataan yang
merupakan
mukjizat Nabi
Ibrahim
3. Menganalisis isi Pilihan Ganda 7,8
kandungan QS.
An-Nahl ayat 36
4. Mengkategorikan Pilihan Ganda 9,10
pernyataan yang
merupakan ciri-
ciri rasul Allah
Swt