Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Nilai Mapel

Akidah Ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI

Proporsal Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu :

Jerhi Wahyu Fernanda, M.Si

Di susun oleh :

MOH. ARFIAN MYLDA N.F. (22201221)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM KEDIRI

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spititual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1 Terdapat komponen penting dalam mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif yakni model pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. 2

Kemudian salah satu aspek penting dalam pendidikan agama adalah


pendidikan akhlak yang mana pendidikan tersebut terdapat pada mata pelajaran
Akidah Akhlak. Aqidah Akhlak adalah ikatan dari suatu sistem keyakinan yang
diyakini kebenarannya, yang tertanam dalam hati, ucapan dengan lisan dan diamalkan
dengan perbuatan yang terpuji sesuai dengan ajaran Alquran dan Hadits. 3

Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk memperbaiki moral setiap


individu agar menjadi pribadi yang santun dan berakhlakul karimah. Secara
substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan

1
Ahmad Nurul Ihsan and Suharman Suharman, “Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team
Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih,”
Jurnal Ilmiah Mandala Education 8, no. 4 (2022): 2649–55, https://doi.org/10.58258/jime.v8i4.3897.
2
J Mirdad, “Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran),” Jurnal Sakinah 2,
no. 1 (2020): 14–23, https://www.jurnal.stitnu-sadhar.ac.id/index/index.php/JS/article/view/17.
3
Fitri Fatimatuzahroh, Lilis Nurteti, and S. Koswara, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Lectures Vary,” Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam 7, no. 1 (2019): 35, https://doi.org/10.36667/jppi.v7i1.362.
motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan akhlakul karimah dan adab Islami
dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat kesulitan siswa yaitu memahami mata pelajaran Akidah Akhlak


khususnya materi beriman kepada kitab-kitab Allah. Hal ini disebabkan banyak
faktor, diantaranya yakni guru masih menggunakan model pembelajaran yang
monoton, metode yang digunakan kurang inovatif seperti hanya ceramah, penugasan,
tanya jawab. Dengan metode tanya jawab siswa yang menjawab tidak merata karena
kebanyakan tidak berani mengacungkan tangan atau takut salah. Sehingga hanya
siswa yang berani untuk menjawab. Oleh karena itu diperlukan kreativitas dan
inovasi model pembelajaran, metode yang mampu membuat siswa tertarik dan
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman siswa dapat
meningkat dan dapat memperbaiki nilai hasil belajar.4 Berdasarkan data yang didapat,
peneliti berpendapat bahwa perlu dilakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar
pada kelas X MAN 1 Kota Kediri guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pendidikan akhlak siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut peneliti mengambil
tindakan dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

Model Cooperative Learning Type Student Teams Achevement Division


(STAD) adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Gagasan
utama dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa agar
saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan guru. Jika siswa ingin agar kelompoknya mendapatkan skor serta
penghargaan yang baik, maka siswa haru membantu teman satu kelompoknya untuk
dapat melakukan yang terbaik. Para siswa bekerja sana setelah guru menyampaikan
materi pelajaran, siswa dipersilakan untuk berdiskusi, saling membantu satu sama
lain jika ada yang belum memahami ataupun jika ada yang salah dalam memahami.

4
Asep Herry Hernawan, “Strategi Pembelajaran Di SD,” Hakikat Strategi Pembelajaran, 2018, 1.1-
1.18, http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK4105-M1.pdf.
Meskipun para siswa belajar bersama, siswa tidak boleh saling membantu dalam
mengerjakan tes yang bersifat individu. 5

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Terhadap Nilai Mapel Akidah Ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI”

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memberikan
pengaruh terhadap nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1
KOTA KEDIRI ?
2. Seberapakah besar pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD terhadap
nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI ?

C. Tujuan Penelitian
1. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memberikan
pengaruh terhadap nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1
KOTA KEDIRI.
2. Seberapa besar pengaruh Model Pembelajaran Tipe STAD terhadap
nilai mapel akidah ahlak Siswa Kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan:
a. Bagi Peneliti
Memberi gambaran dan pengetahuan dalam penerapan model
pembelajaran STAD (student teams achievement division) dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidak Akhlak.

5
Annisa Siswanti, Nurmisda Ramayani, and Satria Wiguna, “Penerapan Model Cooperative Learning
Type Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTS Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura,” Dewantara :
Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora 1, no. 4 (2022): 132–42,
https://doi.org/10.30640/dewantara.v1i4.448.
b. Bagi guru
Memberikan kontribusi untuk inovasi pembelajaran dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat dijadikansebagai bahan untuk mengembangkan pene
rapan dan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.

E. Peneliti Tedahulu
Dalam penulisan skripsi ini peneliti terlebih dahulu melakukan penelaahan
terhadap beberapa karya penelitian yang berhubungan dengan judul yang peniliti
angkat, yaitu:
1. Novia Laela dalam penelitiannya dalam penbelajarannya mengkaji tentang
pembelajaran kooperatuf tipe STAD yang memberikan pengaruh lebih baik
dibanding model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Sedangkan
pembelajaran kooperatif tipe Talking stick lebih baik dibandingkan terhadap
hasil belajar matematika 6
2. Retno Sugesti dalam penelitiannya mengkaji tentang pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang mempunyai pengaruh lebih baik pemahaman konsep fisika
peserta didik kelas VII Mts Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung 7
Dari Penelitian terdahulu diatas tentunya mempunyai perbedaan dimana semua
peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap mata
pelajaran matematika dan fisika. Disini peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD ini terhadap pelajaran agama yang lebih tepatnya
pelajaran akidah ahlaq

6
Nobia Laela, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Team Achievement
Division) dan Talking Stick Terhadap Hasil belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri
2 Kedongdong Tahun Ajaran 2014/2015, IAIN Raden Intan Lampung (2013)
7
Reni Sugesti, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VIII MTS Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung
Selatan Tahun Ajaran 2014/2015, IAIN Raden Intang Lampung (2015)
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Kajian tentang model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu proses perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce dalam
trianto menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan
kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membentuk peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 8
Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Dalam penerapanya, model pembelajaran harus
dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing
model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang
berbeda-beda.9
Menurut Soekamto dalam Trianto menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivtas belajar
mengajar 10

8
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Betrorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: prestasi
pustaka,2011)
9
Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012) hal.
49
10
Trianto, Model-model Pembelajaran..., hal. 5
2. Kajian tentang model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Model pembelajaran Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) dikembangkan pertama kali oleh Robert E Slavin.STAD
merupakan salah satu metode pembelajaran koperatif yang paling
sederhana, dan merupakan model paling baik untuk tahap
permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. 11Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat atau lima orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin dan sukunya.12
Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan
kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman
sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus
mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik,
memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga,
dan menyenangkan. 13
b. Komponen utama Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Materi pertama kali yang diperkenalkan dalam STAD adalah 14
1) presentasi di dalam kelas.
Hal ini merupaka pengajaran langsung seperti yang sering
dilakukan atau didiskusikan yang dipimpin oleh guru, tetapi
bisa juga memasukan presentasi audio-visual. Perbedaan
presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa
presentasi tersebut harus benar-benar fokus pada unit STAD.

11
Robert E Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2010), hal.
143
12
Rusman, Model-Model Pembelajaran..., hal. 213-214
13
Ibid., hal. 214
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., hal. 185-186
Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus
benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi
kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis untuk menentukan skor
tim mereka.
2) Belajar dalam Tim
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang, dimana mereka mengerjakan tugas yang
diberikan. Jika ada kesulitan, murid yang merasa mampu harus
membantu murid yang kesulitan. Fungsi utama dari tim ini
adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-
benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan
anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah
guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari
lembar kegiatan atau materi lainnya. Tim adalah cirri yang
paling penting dalam STAD. Pada tiap hal, yang ditekankan
adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk
tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
3) Tes Individu
Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan tes individu
(kuis). Di antara siswa tidak diperbolehkan untuk saling
membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa
bertanggung jawab secara individu untuk memahami
materinya.
4) Skor Pengembangan Individu
Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk
dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. Skor tim
diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua
anggota dalam satu tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan
membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.
5) Penghargaan Tim
Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim, sehingga dapat
memotivasi mereka atau penggunaan sistem skor dalam model
STAD adalah untuk lebih menekankan pencapaian kemajuan
daripada presentase jawaban yang benar.

B. Kerangka Teoritis
Dalam kerangka teoritis peneliti simpulkan dalam bagian berikut,

Pembelajaran Penerapan
Akidah Ahlak Model STAD

Kondisi Proses Belajar Mengajar


Kerja sama 1. Tahap penyajian materi
Meningkat
dan hasil 2. Tahap kerja kelompok.
belajar 3. Tahap tes individu (kuis)
4. Tahap perhitungan skor
perkembangan individu.
5. Tahap pemberian penghargaan
kelompok
Bermula dari kondisi awal belajar Akidah Ahlak peserta didik yang kurang
maksimal, karena metode yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah
dan pemberian tugas saja, sehingga hasil belajar peserta didik kurang maksimal.
Tidak jarang diantara peserta didik kelas X MAN 1 KOTA KEDIRI sulit untuk
memahami materi dan juga banyak yang masih mendapatkan nilai dibawah rata-rata
atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Bermula dari masalah inilah pembelajaran Akidah ahlak di sekolah SMA atau MAN
akan semakin meningkat hasil belajarnya dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Karena model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah
model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama kelompok, di dalam kelompok
tersebut peserta didik dapat berinteraksi sosial dengan yang lainnya, dapat belajar
sebagai guru menjelaskan kepada sesama peserta didik. Model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) juga identik dengan
pemberian reward atau hadiah di akhir pembelajaran.

C. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu:
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode STAD terhadap
nilai hasil belajar siswa kelas 10 dalam mata Pelajaran Akidah Ahlak
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode STAD
terhadap hasil Nilai belajar siswa kelas 10 dalam mata Pelajaran Akidah
Ahlak
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
eksperimen. Jenis penelitian ini adalah True Experimental Design dengan
desain Post-test Only Control Group Design (Eksperimen Sederhana). Desain
eksperimen sederhana dalam penelitian ini terdapat dua kelompok atau kelas
yang dipilih secara acak.15 Satu kelompok dijadikan sebagai kelas eksperimen
dan kelompok lainnya dijadikan kelas kontrol. Kelompok yang mendapat
perlakuan disebut sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak
mendapat perlakuan disebut sebagai kelas kontrol. Kelompok kontrol
bertindak sebagai tolak ukur bagi kelompok eksperimen yang mendapat
perlakuan atau intervensi selama jangka waktu yang telah ditentukan. 16 Pada
akhir perlakuan, kedua kelompok diukur dengan soal tes hasil belajar (post-
test). Hasil dari tolak ukur antara kedua kelompok menunjukkan dampak dari
perlakuan atau intervensi yang dilakukan. Pengaruh dari adanya perlakuan
adalah (O1 : O2).

Model desainnya yakni sebagai berikut:


R (X) O1

R O2

Keterangan:
R : Random
O1 : Post-test Kelas Eksperimen
O2 : Post-test Kelas Kontrol
X : Perlakuan Model Pembelajaran STAD

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 76.
16
Latipun, Psikologi Eksperimen Edisi Kedua (Malang: UMM Press, 2004), 74.
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada
perbedaan hasil post-test dari kelas eksperimen (O1) dan kelas kontrol (O2).
Jika terdapat perbedaan nilai kedua kelompok dengan nilai kelas eksperimen
(O1) lebih tinggi dari nilai kelas kontrol (O2), sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan memiliki dampak atau terdapat
pengaruh pada perubahan yang terjadi pada variabel terikat.

B. Populasi dan Sampel


Populasi sendiri didefinisikan secara umum yaitu sekelompok individu yang
memiliki karateristik yang sama.17 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas 10 MAN 1 KOTA KEDIRI dengan total keseluruhan 88 siswa
yang terdiri dari tiga kelas (10 A, 10 B dan 10 C). Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik Simple random sampling (sampel acak
sederhana). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu seluruh anggota
sampel yang dipilih secara acak dari populasi, tanpa mempertimbangkan
strata populasi secara umum. Dalam pemilihan sampel secara acak dipilih dua
kelas, pertama yakni kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), dan satu kelas
lainnya digunakan sebagai kelas kontrol dengan pengajaran model
konvensional

C. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiono, teknik pengumpulan data merupakan wujud dari perolehan
informasi atau data yang dilakukan dengan sistem mencatat, menghitung dan
mengukur suatu peristiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes hasil belajar serta dokumentasi. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan satu tes yaitu post-test yang dilaksanakan setelah diberi
perlakuan yakni pengajaran Akidah Akhlak dengan model kooperatif tipe

17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 148.
Student Team Achievement Division (STAD), hal ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar.
a. Tes
Tes merupakan sejumlah pernyataan berupa pertanyaan tertulis yang
dipakai dalam memperoleh data-data secara langsung dari responden.
Dalam artian untuk mengukur sejauh mana siswa menerapkan atau
menilai dan seberapa baik siswa menerapkan atau mengungkapkan aspek
tertentu dari subjek yang diuji terhadap materi yang telah diberikan dari
orang yang dikenai tes.18
Tes (post-test) ialah suatu teknik pengumpulan data yang dikerjakan
dengan cara membagikan soal-soal pilihan ganda kepada responden
supaya dikerjakan sebagai pengukuran hasil belajar yang akan diberikan
setelah pembelajaran dilaksanakan. Adapun soal tes yang digunakan
peniliti adalah soal-soal dari data bank guru Akidah Akhlak yang
kemudian peneliti gunakan sebagai tes hasil belajar dalam pelaksanaan
penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan memperkuat data yang
ada. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang melibatkan
evaluasi dokumentasi tekstual, fotografi, dan elektronik.19 Dalam
penelitian ini nilai hasil belajar siswa digunakan sebagai dokumentasi
pembelajaran Akidah Akhlak di kelas dalam pelaksanaan model
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah sebuah alat bantu yang digunakan peneliti dalam
memperoleh data yang diinginkan melalui pengukuran. Tujuannya ialah untuk

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017).
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2019),
274
mengetahui sebuah informasi yang dibutuhkan ketika peneliti sudah dalam
tahap pengumpulan data di lapangan. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar
(post-test) adalah alat untuk menentukan hasil belajar. Tes merupakan suatu
teknik pengukuran dimana pernyataan atau tugas harus diselesaikan siswa
untuk mengukur kemampuannya, terutama dalam aspek pengetahuan. Adapun
tes hasil belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas 10, diambil dua kelas yakni
kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sampel penelitian yang dipilih
secara acak dari populasi. Kemudian hasil belajar yang diperoleh dari hasil
post-test setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD), dianalisis dengan bantuan software yang
relevan dengan bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil akhir belajar
siswa dalam proses pembelajaran. 20 Instrumen penelitian yang digunakani
dalam pengumpulan data adalah lembar soal tes hasil belajar siswa.
Instrumen tersebut kemudian dikonsultasikan kepada ahli (expert) yang terkait
dengan topik yang ingin diteliti agar dapat diketahui kevalidan suatu
instrumen. Selain itu instrumen tersebut juga di uji coba atau dikalibrasikan
kepada siswa yang bukan sampel dalam penelitian untuk divalidasi dan
dianalisis agar didapatkan tingkat kesulitan dan daya beda dari tiap butir soal
tes hasil belajar.
Berdasarkan paparan diatas maka instrumen penelitian dapat dideskripsikan
melalui kisi-kisi dibawah ini :
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar
No Indikator Bentuk Soal No.soal
1. Memilih nama- Pilihan Ganda 1,2,3
nama nabi yang
termasuk rasul

20
Ilham Effendy, “Pengaruh Pemberian Pre-Test dan Post-Test Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat
HDW.DEV.100.2.A Pada Siswa SMK Negeri 2 Lubuk Basung” Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1,
No. 2, (2016), 82.
Ulul Azmi
2. Mengkategorikan Pilihan Ganda 4,5,6
pernyataan yang
merupakan
mukjizat Nabi
Ibrahim
3. Menganalisis isi Pilihan Ganda 7,8
kandungan QS.
An-Nahl ayat 36
4. Mengkategorikan Pilihan Ganda 9,10
pernyataan yang
merupakan ciri-
ciri rasul Allah
Swt

E. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, maka harus
dilakukan uji normalitas data, distribusi data menjadi asumsi yang
diperlukan untuk menentukan jenis statistik apa yang akan digunakan
dalam penggelolaan data berikutnya. Data normal adalah prasyarat untuk
menggunakan analisis parametrik. Dalam penelitian ini, uji normalitas
dilakukan pada data yang diperoleh dari hasil belajar (post-test). Dalam
penelitian ini teknik pengujian normalitas menggunakan metode uji
Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk dengan bantuan Software yang
relevan. Dari output yang dihasilkan, dilihat nilai signifikansi yang
diperoleh dan dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
dengan metode uji ini adalah sebagai berikut:
a. Jika sig. > 0,05 artinya data berdisbusi normal.
b. Jika sig. < 0,05 artinya data tidak berdisbusi normal.
2. Uji Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini yaitu dengan teknik Independent Sample t-test, dimana
teknik ini digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Akidah Akhlak.
Dalam penelitian ini, Uji-t untuk data hasil belajar menggunakan bantuan
Software yang relevan. Untuk taraf signifikansi sebesar 0,05 maka,
a. Jika Sig. < 0,05 artinya H1 diterima
b. Jika Sig. > 0,05 artinya H0 ditolak
Referensi

Annisa Siswanti, Nurmisda Ramayani, and Satria Wiguna. “Penerapan Model


Cooperative Learning Type Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas VIII MTS Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura.” Dewantara : Jurnal
Pendidikan Sosial Humaniora 1, no. 4 (2022): 132–42.
https://doi.org/10.30640/dewantara.v1i4.448.

Donni Juni Priansa. Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran : Inovatif,


Kreatif, Dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik. Pustaka Setia, n.d.

Fatimatuzahroh, Fitri, Lilis Nurteti, and S. Koswara. “Upaya Meningkatkan Hasil


Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode
Lectures Vary.” Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 7, no. 1 (2019): 35.
https://doi.org/10.36667/jppi.v7i1.362.

Hernawan, Asep Herry. “Strategi Pembelajaran Di SD.” Hakikat Strategi


Pembelajaran, 2018, 1.1-1.18. http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PDGK4105-M1.pdf.

Ihsan, Ahmad Nurul, and Suharman Suharman. “Efektivitas Model Pembelajaran


Tipe Student Team Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih.” Jurnal Ilmiah Mandala Education 8,
no. 4 (2022): 2649–55. https://doi.org/10.58258/jime.v8i4.3897.

Mirdad, J. “Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran).”


Jurnal Sakinah 2, no. 1 (2020): 14–23. https://www.jurnal.stitnu-
sadhar.ac.id/index/index.php/JS/article/view/17.

Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindi, 2012.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.” Bandung: Alfabeta,


2013.

Suyatno. “Menjelajah Pembelajaran Inovatif,” 52. Sidoarjo: Masmedia Buana


Pustaka, 2009.

Anda mungkin juga menyukai