Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan formal diterapkan dasardasar ilmu pengetahuan, kepribadian, moral,

pembentukan watak, dengan begitu pemberian dasar ilmu yang positif akan berpengaruh

terhadap kualitas pendidikan yang lebih baik, ke jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan

begitu dapat melakukan pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran, seperti perubahan

orientasi pembelajaran dengan adanya guru sebagai fasilitator. Pembelajaran ini yang awalnya

berpusat ke guru, menjadi pembelajaran berpusat kesiswa. Sehingga, guru harus menciptakan

suasana belajar yang melibatkan interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya.

Dalam menciptakan interaksi yang baik. Diperlukan adanya usaha membangkitkan serta

mengembangkan keaktifan belajar siswa. Keaktifan siswa ini menentukan keberhasilan tujuan

pembelajaran. maka, harus ada guru yang profesional. Keberhasilan dalam pembelajaran

didukung oleh strategi atau metode yang digunakan. Penggunaan strategi dalam pembelajaran

sangat penting karena, untuk mempermudah dalam belajar sehingga, dapat mencapai hasil yang

optimal. Tanpa strategi pembelajaran tidak akan optimal, dan tidak akan berlangsung secara

efektif dan efesien. Penggunaan strategi guru memiliki peran yang penting. Seorang guru

mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran untuk siswa dengan baik agar proses

belajar berjalan dengan baik. Guru juga harus memiliki wawasan yang luas mengenai strategi

pembelajaran. Dengan demikian guru akan mudah menentukan strategi pembelajaran yang

akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Jika guru mempunyai strategi yang tepat maka,

kegiatan belajar mengajar siswa akan berjalan sesuai ketentuan, serta siswa dapat lebih cepat

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, keberhasilan dalam

pembelajaran akan mudah tercapai dengan baik sesuai harapan. Pembelajaran student teams

achievement division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menekankan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi dan mencapai prestasi secara maksimal. Atau yang disebut Dengan bekerja

kelompok siswa akan lebih bebas bertanya terhadap teman kelompoknya tentang materi yang

belum dikuasainya. Dalam satu kelas siswa terbagi menjadi beberapa kelompok tergantung

kapasitas siswa yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompoknya. tujuan strategi ini agar masing-

masing siswa merasa bahwa mereka adalah satu dan seperjuangan. Sedangkan jika salah satu

kelompok dapat memenuhi kriteria yang ditentukan, kelompok tersebut akan mendapatkan

penghargaan. Makalah ini akan membahas mengenai pengertian model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe STAD, langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta Fase-fase pembelajaran Kooperatif

tipe STAD.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian model pembelajaran Kooperatif tipe STAD ?

2. Teori apa saja yang mendasari model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?

3. Apa tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

4. Apa ciri-ciri model pembelajaran koopertif tipe STAD?

5. Bagaimana komponen dan Langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD ?

6. Apa saja kelebihan dan Kekurangan yang dimiliki model pembelajaran tipe STAD ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami pengertian model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

2. Mengetahui Teori apa saja yang mendasari model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Memahami tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

4. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran koopertif tipe STAD.

5. Mengetahui dan dapat mengaplikasikan komponen dan Langkah-langkah model

pembelajaran Kooperatif tipe STAD.


6. Mengetahui dan memahami kelebihan dan Kekurangan yang dimiliki model pembelajaran

tipe STAD.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan oleh pendidik

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud disini

termasuk penggunaan media pembelajaran secara umum, seperti buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan efektif dan efisien.

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievment Division (STAD) yang

dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Unversitas John Hopkin merupakan

pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan

pembelajaran kooperatif

Student Team Achievment Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran

koopertatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan emapat

orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru

menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh

anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang

materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan kooperatif learning

yang menekankan pada aktivitas dan interkasi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Pengertian model Pembelajaran tipe STAD menurut para ahli diantaranya:

1. Definisi belajar kooperatif yang telah dirumuskan oleh Newman dan Arzt (1990:448) yaitu:

Pembelajaran koopertaif tipe STAD adalah sebuah pendekatan yang melibatkan sebuah group
kecil dari pembelajar yang bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim untuk memecahkan

sebuah masalah, melengkapi sebuah tugas, atau mecapai tujuan umum.

2. Menurut Slavina (Zainuddin, 2002:9) bahwa “ Model pembelajaran kooperatif tipe STAS

merupakan model yang bersifat umum, sehingga dapat digunakan untuk bidang studi dan

semua tingkatan serta merupakan model yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan”.

3. Menurut Slavina (1994) Student Team Achievment Divisions (STAD) (dalam Sutrisni

Andayani, 2007:2) bahwa siswa ditugaskan untuk mempelajari empat anggota tim yang

dicampur dalam tingkat kinerja, gender dan etnisitas. Guru menyajikan pelajaran, dan

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah

menguasai pelajaran. Akhirnya semua siswa mengambil tes individu pada bahan, dan tidak

dapat saling membantu.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem kelompok dalam proses pembelajaran dimana guru membagi siswa

menjadi kelompok kecil antara 4-5 orang siswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk bekerja sama

dan mendiskusikan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

B. TEORI YANG MENDASARI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

1. Teori Psikologi Kognitif-Kontruktivistik

a) Teori Piaget

Piaget memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu bawaan yang

mendorongnya untuk berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun

sosialnya. Piaget meyakini bahwa pengalaman secara fisik dan pemanipulasian

lingkungan akan mengembangkan kemampuannya. Ia juga mmepercayai bahwa interaksi

sosial dengan teman sebaya, khususnya dalam mengembangkan ide dan berdiskusi akan

membantunya memperjelas hasil pemikirannya dan menjadikan hasil pemikirannya.

b) Teori Vygotsky
Vygotsky mendasarkan karyanya pada dua ide utama. Pertama, perkembangan

intelektual daoat dipahami bila ditinjau dari konteks pengalaman historis dan budaya

anak. Kedua, perkembangan bergantung pada system-sistem isyarat (sign system) dimana

ia tumbuh. System isyarat mengacu kepada system yang diciptakan oleh budaya untuk

membantu berfikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah. Menurut Vygotsky,

peserta didik belajar melalui interaksi dengan orang dewas dan teman sebaya yang lebih

mampu untuk memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan

intelektual.

2. Teori Sosial

a) John Dewey dan Herbert Thelan

Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cermin dari masyarakat luas dan

berfungsi sebagai laboratorium belajar dalam kehidupan nyata. Dewey menegaskan

bahwa guru perlu menciptakan system belajar peserta didik dalam kelas. Beberapa tahun

setelah Dewey, Thelan berpendapat bahwa kelas merupakan laboratorium atau miniature

demkrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan masalah antar pribadi.

b) Teori Gordon Allport

Padangan Allport dikenal dengan “the Nature of Prejudice”. Untuk kecurigaan

dan meningkatkan satu sama lain adalah dengan jalan mengumpulkan mereka (antar suku

atau ras) dalam satu lokasi, kontak langsung dan bekerja sama antar mereka. Shlomo

Sharan dan Koleganya menyimpulkan adanya tiga kondisi untuk memformasikan

pandangan Allport untuk mengurangi kecurigaan antar kelompok dan meningkatkan

penerimaan antar mereka. Tiga kondisi tersebut adalah: 1) kontak langsung antar suku

dan ras, 2) dalam setting tertentu mereka bekerjasama dan berperan aktif dalam

kelompok, dan 3) dalam setting tersebut mereka secara resmi menyetujui adanya

Kerjasama.

c) Teori Kurt Lewin


Mendorong penerimaan sosial (Promote Sosial Accceptance) atau menigkatkan

jarak/ketegangan sosial. Banyak hasil penelitian Lewin yang mengetengahkan pentingnya

partisipasi aktif dalam kelompok untuk mempelajari keterampilan baru, mengembangkan

sikap baru, dan memperoleh pengetahuan. Hasil penelitiannya juga menunjukan betapa

produktifnya kelompok bila anggota-anggotanya berinteraksi dan kemudian saling

merefleksikan pengalaman-pengalamannya.

C. TUJUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

Dalam penerapan model Student Team Achievement Divisions (STAD) materi yang

diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan usia dan karakterisitik siswa yang

bersangkutan. Maksudnya materi yang diberikan harus di sesuaikan dengan tingkah laku dan

tingkat berpikir siswa sehingga pemahaman pengetahuan Student Team Achievement Divisions

(STAD) dapat bermanfaat bagi siswa.

Menurut Slavin (Rusman, 2014, h. 214) tujuan dan beberapa manfaat pada model

pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) sebagai berikut:

1) Tujuan model Student Team Achievement Divisions (STAD)

(a) Memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan yang diajarkan guru.

(b) Untuk meningkatkan hasil belajar yang telah dipelajarinya.

2) Manfaat Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap siswa antara lain:

(a) Dapat memotivasi semangat belajar antar teman dengan yang lainnya.

(b) Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman.

(c) Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.

(d) Meningkatkan kualitas kepribadian, seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis,

tanggungjawab dan disiplin.

D. CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


Sebagai salah satu model pembelajaran, STAD memiliki beberapa ciri-ciri yang

menjadikan metode pembelajaran ini berbeda dengan metode-metode pembelajaran yang lain.

Ciri-ciri tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dalam kelompok diharuskan bekerja sama untuk menyelesaikan materi yang diberikan

oleh guru untuk dicari pemecahannya.

2. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompook heterogeny, terutama dalam hal akademik,

dimana terdapat siswa yang mendapat kemampuan akademik yang tinggi, sedang, dan

kemampuan yang rendah.

3. Kriteria kelompok heterogeny tersebut dapat ditambahkan dengan perbedaan dalam jenis

kelamin, suku maupun ras.

4. Penghargaan yang diberikan oleh guru, lebih baik berorientasi pada kelompok, dibandingkan

berorientasi pada siswa.

E. KOMPONEN DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

Menurut Slavin, STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja

kelompok (tim), kuis, skor kemajuan individual, rekognisi (penghargaan) kelompok.

1. Presentasi kelas (Class Presentation). Dalam STAD meteri pelajaran mula-mula disampaikan

dalam presetasi kelas. Metode yang digunakan biasanya dengan pembelajaran langsung atau

diskusi kelas yang dipandu guru. Selama presentasi kelas siswa harus benar-benar

memperhatikan karena dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis individu yang juga

akan menentukan nilai kelompok.

2. Kerja kelompok (Team Works). Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogeny laki-

laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, dan memiliki kemampuan yang berbeda.

Fungsi utama kelompok adalah menyiapkan anggota kelompok agar mereka dapat

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menjelaskan materi, setiap anggota kelompok

mempelajari dan mendiskusikan LKS, membandingkan jawaban dengan teman sekelompok


dan saling membantu antar anggota jika ada yang mengalami kesulitan. Setiap guru

mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar setiap anggota melakukan yang

terbaik untuk kelompoknya dan pada kelompok sendiri agar melakukan yang terbaik untuk

membantu anggotanya.

3. Kuis (Quizzes). Setelah guru memberikan presentasi, siswa diberi kuis individu. Siswa tidak

diperbolehkan membantu sama lain selama kuis berlangsung. Setiap siswa bertanggung jawab

untuk mempelajari dan memahami materi yang telah disampaikan.

4. Peningkatan nilai individu (Individual Improvement Score). Peningkatan nilai individu

dilakukan untuk memberikan tujuan prestasi yang ingin dicapai jika siswa dapat berusaha

keras dan hasil prestasi yang lebih baik dari diperoleh sebelumnya. Setiap siswa dapat

menyumbang nilai maksimum pada kelompoknya dan setiap siswa mempunyai skor dasar

yang diperoleh dari rata-rata tes atau kuis sebelumnya. Selanjutnya siswa menyumbangkan

nilai untuk kelompok berdasarkan peningkatan nilai individu yang diperoleh.

5. Penghargaan kelompok (Team Recognation). Kelompok mendapatkan sertifikat atau

penghargaan lain jika rata-rata kelompok melebihi kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga

digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

Menurut Maidiyah (1998: 7-13) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode

STAD adalah sebagai berikut:

1. Persiapan STAD

a) Materi. Materi pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang sedemikian rupa untuk

pembelajaran secara kelompok. Sebelumnya menyajikan materi pembelajaran, dibuat

lembar kegaitan yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari

lembar kegiatan tersebut.

b) Menetapkan siswa dalam kelompok. Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok

yang heterogeny. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus

diperhitungkan juga latar belakang ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan
siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilik teman yang

disenangi saja.

c) Menentukan skor awal. Skor awal dapat diambil melalui pretest yang dilakukan guru

sebelum pembelajaran koopertaif tipe STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir

yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada

semester sebelumnya.

d) Kerjasama. Kerjasama kelompok sebelum memulai pembelajaran kooperatif sebaiknya

diawali dengan Latihan-latihan kerja kelompok. Hal ini meruoakan kesempatan bagi

setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal

antar anggota kelompok.

e) Jadwal aktivitas. STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu

penyampaian materi pelajaran oleh guru, kelompok tes, tes penghargaan kelompok dan

laoran berkala kelas.

2. Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi

pendahuluan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah:

a) Pendahuluan

 Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu

penting untuk untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan

dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.

 Guru dapat menyuruh siswa bekerja kelompok untuk menentukan konsep atau

untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.

b) Pengembangan

 Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran


 Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan

memahami makna, bukan hafalan.

 Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan.

 Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

 Guru melanjutkan materu jika siswanya memahami pokok masalanya.

c) Praktek terkendali

 Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh guru.

 Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau

menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa

mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.

 Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada

kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru

memberikan umpan balik.

3. Kegiatan Kelompok

a) Pada hari pertama kegiatan STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud

bekerja dalam kelompok, yaitu:

 Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam

kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh

guru.

 Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok

menguasai pelajaran.

 Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok

mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum mmeinta bantuan kepada

guru.

 Dalam satu kelompok harus berbicara sopan.


b) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-peraturan lain sesuai

kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:

 Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.

 Guru memberikan lembar kegiatan beserta lembar jawabannya.

 Guru menyarankan siswa agar bekerja secara beerpasangan atau dengan seluruh

anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka

mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan senditri dan

selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada

seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab

untuk menjelaskan.

 Tekankanlah bahwa lembar kegiatan untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian,

setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman

sekelompoknya.

c) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok siswa bekerja dalam kelompok.

Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok

berdiskusi.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

Kelebihan dari metode pembelajaran STAD dapar dijabarkan sebagai berikut:

1. Siswa berperan aktif dalam membantu dan memberikan motivasi semangat untuk

keberhasilan bersama dalam kelompok.

2. Interaksi yang terjadi antara siswa seiring dengan peningkatan kemampuan siswa dalam

menyampaikan suatu pendapat.

3. Meningkatkan motivasi belajar dan rasa toleransi serta saling membantu dan mendukung

dalam memecahkan masalah.

4. Interkasi antar siswa seriring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati

pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

6. Membantu siswa dalam memudahkan untuk melakukan penyesuaian.

7. Mampu meningkatkan perasaan saling percaya diantara anggota kelompok dan lebih luas,

diantara sesama manusia.

8. Membantu siswa menghilangkan sifat suka mementingkan diri sendiri dan egois terhadap

orang lain.

9. Mampu meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sosial dan kesetiakawanan dalam

lingkungan sosial.

10. Siswa dapat berperan aktif sebagai seorang tutor sebaya. Sehingga kelompok menjadi

lebih berhasil untuk mencapai prestasi.

11. Siswa dapat menjunjung tinggi norma-norma yang hidup dalam kelompok.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran tipe STAD adalah:

1. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai

lebih dominan

2. Siswa yang kurang pandai akan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama dengan

teman-teman yang lebih mampu.

3. Menyita waktu lebih lama Ketika berdiskusi

4. Karena waktu yang dibutuhkan lama, maka tidak semua guru bersedia menggunakan

pembelajaran tipe STAD.

5. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara

konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Komponen

Utama pembelajaran Tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen

utama, yaitu : Penyajian kelas atau presentasi kelas, Kegiatan kelompok, Kuis (Quizzes), Skor

kemajuan (perkembangan ) individu, Penghargaan kelompok.

Secara umum pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki tujuan, yaitu untuk

menciptakan ikatan yang kuat antar siswa, membangun kecerdasan sosial dan emosional,

sehingga pada akhirnya siswa bisa berinteraksi terhadap lingkingannya dengan segala

kemampuan dan potensi diri yang berkembang dengan baik.

Adapun kelebihan yang dimiliki model pembelajaran tipe STAD dalam penerapannya

di kelas adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai

pendapat orang lain. Selain itu, melatih siswa untuk dapat bekerjasama dengan temannya

dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa juga terlatih mengembangkan bakat

kepemimpinannya dan keterampilan berdiskusinya. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh

model pembelajaran tipe STAD adalah siswa yang kurang pandai akan memiliki peran yang

sedikit dalam proses belajar karena dalam kerja kelompok yang dilakukan, hanya melibatkan

siswa yang mampu memimpin dan mengarahkan sisw ayang kurang pandai.

B. SARAN

Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru

membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang

akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan

digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.

Semoga makalah yang telah tersusun rapi ini tidak hanya menjadi sekedar objek

pelengkap nilai akademik saja, diharapkan sekiranya orang-orang dapat belajar banyak tentang
pembelajaran kooperatifa dari makalah ini terutama pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

mampu menerapkannya setiap kali melakukan proses pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Hartono. Nugroho. (2009). PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES. 108-112.

Wulandari. Inayah. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievment
Divison) dalam Pembelajaran MI. Jurnal Papeda: Vol 4, No 1

Nurhadi. 2004. Perbandingan Penerapan Pembelajaran (Online),


(https://hendygoblog.blogspot.com/2009/07.html)

Usman, H.B. 2003. Strategi Pembelajaran Pempropesan Informasi dan Kontruktivis. Buku Ajar
Strategi Mangajar Belajar. Universitas Tadulako Palu.

Hartono. Nugroho. (2009). PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES. 108-112.

Desy Kartika Putri. 2013. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD). .https://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalah-
model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division

Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIPSemarang Press.

Anda mungkin juga menyukai