Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu meskipun jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan-
Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas pada Mata Kuliah Model-Model Pembelajaran SD di STKIP
MUHAMMADIYAH KUNINGAN serta membantu mahasiswa ataupun pembaca
untuk menambah wawasan tentang Model Pembelajaran Project Based
Learning.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini pada proses pembelajaran di ruang kelas masih banyak
ditemukan siswa yang pasif dalam pembelajaran, sehingga guru menjadi pusat
pembelajaran. Siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan materi dari guru
sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan siswa pun terkadang tidak
memahami tentang materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Sebagai guru harus
menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar di kelas. Guru juga harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajar kepada
siswa sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan
berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar
kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi
tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.
Tentunya disini guru sangat berperan dalam merancang dan melaksanakan sebuah
pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek atau model Project Based Learning (PJBL).
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan
siswa ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan
otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis proyek,
peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator,
mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil
proyek yang dikerjakan.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Project Based Learning?
2. Apa tujuan dari Project Based Learning?
3. Apa saja ciri-ciri dari Project Based Learning?
4. Apa saja prinsip Project Based Learning?
5. Bagaimana karakteristik Project Based Learning?
6. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning?
7. Bagaimana peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Project Based Learning?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan Project Based Learning?
9. Kapan Model Pembelajaran Project Based Learning diterapkan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini berdasarkankan rumusan
masalah diatas adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Project Based Learning.
2. Mengetahui tujuan dari Project Based Learning.
3. Mengetahui ciri-ciri dari Project Based Learning.
4. Memahami prinsip Project Based Learning.
5. Memahami karakteristik dari Project Based Learning.
6. Memahami langkah-langkah Project Based Learning.
7. Mengetahui peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Project Based Learning.
8. Mengetahui kelebihan dak kekurangan dari Project Based Learning.
9. Mengetahui penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Ciri-ciri Project Based Learning
Ciri pembelajaran berbasis proyek menurut Center For Youth Development
and Education Boston (Muliawati, 2010) yaitu:
4
2. Driving question (berfokus pada pertanyaan atau masalah)
Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
3. Constructive Investigation (investigasi konstruktif)
Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan
melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).
4. Autonomy (otonomi siswa)
Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem
solver dari masalah yang dibahas. Dalam problem solving siswa belajar
sendiri untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk
memecahkannya.
5. Realisme (realisme)
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan
menghasilkan sikap professional.
Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan
pengajaran yang komperehensif dimana lingkungan belajar siswa perlu
didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-
masalah autentik, termasuk pendalaman materi pada mata topik pelajaran
serta melaksanakan tugasnya dan beberapa durasi,bukan sekedar rangkaian
pertemuan kelas. Biasanya pembelajaran berbasis proyek memerlukan
tahapan. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk
kerja (Hakim, 2015).
5
3. Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk
mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi.
4. Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan
hasil proyek yang dikerjakan siswa.
Sedangkan menurut Stripling, model Project Based Learning memiliki
tujuh karakteristik sebagai berikut (Sani, 2014):
1. Mengarahkan siswa untuk menginvestifigasi ide dan pertanyaan penting.
2. Merupakan proses inkuiri.
3. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.
4. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi
secara mandiri.
5. Menggunakan ketrampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi
untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
6. Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang
autentik.
6
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir
penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui
bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan
pengerjaan proyek di luar kelas.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress
of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi
siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi
aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
7
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
8
g. Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam
penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorong pelajaran
keluar dari kesulitan.
h. Membimbing proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat
pada saat yang tepat, secara mendalam tentang berbagai konsep, ide,
penjelasan, sudut pandang, dsb.
i. Mengevaluasi kegiatan belajar termasuk partisipasi pelajar dalam proses
kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam
proses kelompok dan berbagai pemikiran dan pandangan.
2. Peran Siswa
a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
b. Melakukan riset sederhana.
c. Mempelajari ide dan konsep baru.
d. Belajar mengatur waktu dengan baik.
e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
f. Mengaplikasikan belajar lewat tindakan.
g. Melakukan interaksi social (wawancara, survei, observasi, dll).
h. Kegiatan lebih banyak pada kerja kelompok.
Secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar
kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah,
dan mensintesis informasi (Hakim, 2015).
9
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya
7. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasikan proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan
bahan untuk menyelesaikan tugas
8. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi
dunia nyata
9. Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan informasi dan menerapkan
pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata
10. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat
zona waktu. .
11. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki
kelemahan-kelemahan (Putri, 2019), sebagai berikut:
1. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
2. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
3. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
4. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
5. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
6. Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
7. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
8. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
9. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
10
I. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin
mengkondisikan pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik dimana
peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan
sebuah karya berdasarkan permasalahan nyata (kontekstual) yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini juga dapat digunakan ketika
pendidik ingin lebih menekankan pada keterampilan sains yaitu pada kegiatan
mengamati, menggunakan alat dan bahan, menginterpretasikan, merencanakan
proyek, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dengan
baik. Selain itu pendidik juga dapat menggunakan model PjBL ketika ingin
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik dalam merancang dan
membuat sebuah proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan
secara sistematis. Sehingga model PjBL ini dapat membudayakan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking/HOT) dalam mengimplementasikan pembelajaran
saintifik (Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan, dan
Mengkomunikasikan) serta pembelajaran abad 21 (4C: Critical thinking,
Collaboration, Creative, Communication).
Beberapa penelitian menyatakan penerapan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) berpengaruh meningkatkan terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran SBdP (Setiawan dan Wahyuningtyas, 2019) dan
Pembelajaran IPA (Sumarni, 2020).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan
melakukan investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi
dengan pembuatan proyek.
Langkah-langkah pembelajaran ini peserta didik diberikan tugas dengan
mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan
proyek yang realistic dan terjadwal. Di samping itu, penerapan pembelajaran
berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung
jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan
keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian,
Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan
sosial mereka. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang dan belajar bekerja sama dengan kelompok. Para peserta didik juga belajar
mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata. Pelajaran berbasis proyek juga
meningkatkan antusiasme untuk belajar. Antusias peserta didik cenderung untuk
mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka
telah lulus tes. Akan tetapi model pembelajaran ini membutuhkan pengajar dan
peserta didik yang siap belajar dan berkembang karena dituntut untuk berperan
aktif dalam pembelajaran, serta membutuhkan waktu, biaya, dan fasilitas yang
memadai.
Dalam model pembelajaran ini, guru berperan merencanakan dan
mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran, menilai dan
membimbing siswa dalam pengerjaan proyek. Siswa dituntut menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, melakukan riset sederhana, melakukan
kegiatan kelompok, serta menghasilkan sebuah produk dari proses pembelajaran.
12
B. Saran
Metode pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran. Peran
Guru harus dapat memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran,
selalu membimbing dan memantau aktivitas siswa dalam perencanaan proyek,
membuat proyek, serta merancang penilaian terhadap proyek yang dilakukan oleh
siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.
13
DAFTAR PUSTAKA
Putri, C.K. 2019. Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Padapembelajaran Tematik Kelas Iv Di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 4 Muaro Jambi [Skripsi]. Rogram Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi.
Sadikin, A. dan Hakim, N. 2017. Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Salim Media Indonesia, Jambi.
14