Anda di halaman 1dari 34

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Pembelajaran Berbasis Proyek

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. Sri Elniati, M.A

Disusun
Oleh
Kelompok Bumi :

Annisa Hidayati (21029069)


Chintia Rahayu Anggraini (21029141)
Maudina Fitriani (21029025)
Yuninda Asri (21029133)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas berkah dan nikmat yang di
berikan sehingga pengerjaan makalah ini berjalan sesuai rencana. Dan tidak lupa salam dan
salawat kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W dan keluarga serta para sahabatnya.

Terima kasih yang besar kepada Ibu Sri Elniati yang telah membimbing sehingga
makalah ini selesai tepat waktu. Makalah ini saya buat agar bisa menjadi sedikit penambah
wawasan.

Semoga semua ini bisa memberi sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik. Meski pun saya berharap isi makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan,
namun tetap saja ada kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu saya mohon maaf yang
sebesar besarnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Padang, 31 Oktober 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ I

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ II

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................. 5

2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................................ 5


2.2 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ....................................................... 6
2.3 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah .............................................................. 7
2.4 Ciri- Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................................... 8
2.5 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah ..................................................................... 10
2.6 Unsur-Unsur Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................................ 11
2.7 Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ............................... 12
2.8 Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah ................................... 13
2.9 Peran Guru Dalam Problem-Based Learning .............................................................. 14
2.10 Kriteria Pemilihan Bahan Pelajaran Untuk Problem-Based Learning ....................... 16
2.11 Tahapan Pemecahan Masalah Dalam Problem-Based Learning ............................... 16
2.12 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................................... 17
2.13 Evaluasi Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................................. 19
2.14 Penilaian Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ..................................................... 20
2.15 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning .......................................... 22
2.16 Karakteristik Project Based Learning ....................................................................... 23
2.17 Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning ............................... 23
2.18 Tantangan dalam Implementasi Project Based Learning ........................................... 25
2.19 Kelebihan Dan Kekurangan Project Based Learning. ............................................... 25
2.20 Peran bagi Guru/Peserta Didik ................................................................................. 26
2.21 Penilaian Project Based Learning ............................................................................. 27
BAB III ............................................................................................................................... 29
II
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 29
3.2 Saran ......................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 30

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi
mau tidak mau menstimulus pendidikan untuk dapat beradaptasi sesuai dengan tuntutan
zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning).
Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan
dalam rangka menuju ketercapainya suatu perubahan.

Pada pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta
didik (siswa). Seorang guru adalah seorang yang profesionalis dalam menjalankan fungsi-
fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara
yang tidak konstan, artinya seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan perubahan
baik pada dirinya serta pada peserta didiknya.

Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya tadi
adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang dengan melihat
kondisi perkembangan peserta didik dariwaktu ke waktu. Salah satu contoh model
pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep
dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)ini.Mungkin
disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan
maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga
pendidik.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam
tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran.

Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam
pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid,
komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang guru
diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton
tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi juga
dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas
pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar
Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

1
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah
model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajar ke dalam pembelajaran
teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman
belajar yang lebih menarik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Konsep Dasar Problem-Based Learning ?

2. Apa pengertian Problem-Based Learning ?

3. Bagaimana karakteristik Problem-Based Learning ?

4. Apa ciri-ciri Problem-Based Learning ?

5. Apa tujuan Problem-Based Learning ?

6. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning ?

7. Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah ?

8. Apa keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning ?

9. Apa Peranan Guru Dalam Problem-Based Learning ?

10. Bagaimana kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning

11. Bagaimana tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning?

12. Bagaimana sintaks pada Problem-Based Learning ?

13. Bagaimana evaluasi pada Problem-Based Learning ?

14. Bagaimana penilaian Dalam Problem-Based Learning ?

15. Apa pengertian Project Based Learning ?

16. Bagaimana karakteristik Project Based Learning ?

17. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning ?

18. Apa tantangan dalam implementasi Project Based Learning ?

2
19. Apa kelebihan dan kekurangan Project Based Learning ?

20. Apa peran Project Based Learning bagi guru dan siswa ?

21. Bagaimana penilaian dalam Project Based Learning ?

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun untuk tujuan :

1. Memahami dasar Problem-Based Learning

2. Mengetahui Problem-Based Learning

3. Menambah pengetahuan tentang karakteristik Problem-Based Learning

4. Mengetahui apa ciri-ciri Problem-Based Learning

5. Memahami tujuan Problem-Based Learning

6. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam Problem-Based Learning

7. Memahami teori belajar yang mendukung pembelajaran berbasis masalah

8. Mengetahui keunggulan dan kelemahan Problem-Based Learning

9. Mengetahui peranan guru dalam Problem-Based Learning

10. Memahami kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning

11. Memahami tahapan pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning

12. Mengetahui sintaks pada Problem-Based Learning

13. Mengetahui evaluasi pada Problem-Based Learning

14. Memahami penilaian dalam Problem-Based Learning

15. Mengetahui pengertian Project Based Learning ?

16. Mamahami karakteristik Project Based Learning ?

17. Mengetahui langkah-langkah Project Based Learning ?

18. Mengetahui hambatan dalam implementasi Project Based Learning ?

19. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Project Based Learning ?

3
20. Memahami peran Project Based Learning bagi guru dan siswa ?

21. Memahami penilaian dalam Project Based Learning ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah berkaitan dengan

penggunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang,

atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud

dan Feletti dalam Rusman (2011: 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis

masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum

Pembelajaran Berbasis Masalah sangat membantu untuk meningkatkan perkembangan

ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan

belajar aktif.

 Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah

Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang

bermakna dan sanggat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan perespektif baru dalam

menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu masalah.

Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari

adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai dari ketertarikan

masalah, dilanjutkan dengan menentukan masalah, dan penggunaan berbagai dimensi

berpikir.

Menurut Shulman dalam Rusman (2013: 231) Pendidikan merupakan proses

membantu orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan

kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk membentuk masalah.

Dari segi pendagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar

konstruktvisme dengan ciri:

5
a. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan linkungan

belajar.

b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi

kognitif yang menstimulasi belajar.

c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi terhadapa

keberadaan sebuah sudut pandang.

2.2 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Richrad I Arends dalam jurnal (http://risqi.blog.com), Pembelajaran

Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang digunakan untuk masalah

terstruktur yang merupakan tanggapan dari hasil pembelajaran. Pada model pengajaran

ini, digunakan untuk menyelesaikan masalah mempunyai struktur yang kompleks yang

tidak cukup bila dikerjakan dengan algoritma yang sederhana. Pada Pembelajaran

Berbasis Masalah ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya

sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang terutama untuk membantu siswa

mengembangkan ketrampilan berfikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, dan

ketrampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan

mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi

pelajar mandiri dan otonom

Sedangkan Menurut Arends (http://jurnal.upi.edu, 2011) pembelajaran berbasis

masalah (PBM) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan

permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka

sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan

kemandirian, dan percaya diri.

6
Arens dalam (http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan bahwa model

pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan

inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini

bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari

siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan

masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan

pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan

diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran

berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi

berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.

2.3 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Slavin (http://jurnal.upi.edu, 2011) karakteristik lain dari PBM

meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan antar disiplin,

penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan produk atau karya yang harus

dipamerkan.

Karakterisktik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menjadi strating point dalam belajar

2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak

terstruktur.

3. Permasalahan memebutuhkan persepektif ganda (multiple perspective),

7
4. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan

kompetensi yang kemudian membutuhakn identifikasi kebutuhan belajar dan bidang

baru dalam belajar,

5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,

6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, pengunaannya, dan evaluasi sumber

informasi merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.

7. Belajar adalah kolaborasi, komunikasi dan kooperatif.

8. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya

dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan

9. Keterbukaan proses dalam Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi sintesis dan

integrasi dari sebuah proses belajar, dan

10. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi dan review pengalaman siswa dan

proses belajar.

2.4 Ciri- Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

Ciri-ciri utama Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.

1. Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran

artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar

mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui

strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari

dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi

pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses

pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.

8
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara

ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif

dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis

artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris

artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Ciri-ciri khusus Problem-Based Learning adalah sebagai berikut.

1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan

Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting

bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata dari pada

berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.

b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan

masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.

c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami

siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan

siswa.

d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan

dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh

materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber

yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan

pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat,

baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah.

9
Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan

berfikir dan memecahkan masalah siswa serta membangkitkan motivasi belajar

siswa.

2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu

Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya

mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu.

3. Penyelidikan yang Autentik

Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat

autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang

bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan

meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan

eksperimen, menarik kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.

4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya

Pada pembelajaran berbasis masalah, siswa bertugas menyusun hasil

penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil

penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau dibuatkan laporannya.

5. Kolaborasi

Pada pembelajaran masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus

diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa , baik dalam kelompok kecil

maupun besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru.

2.5 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan Problem-Based Learning

adalah

10
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah.

2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

3. Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan

kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.

4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir

sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang

abstrak dan kompleks

2.6 Unsur-Unsur Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem-Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang mendasar pada

pendidikan, yaitu:

1. Integrated Learning, pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran.

Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak.

Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung.

2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami

dalam kehidupannya. Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk

kehidupannya.

3. Constructivist Learning, yaitu anak membangun pemikirannya melalui

pengalaman langsung (hand on experience).

4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan,

melakukan dan mengevaluasi.

5. Learning Interesting, yaitu bahwa pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan

bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah.

11
2.7 Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah

Ada beberapa teori belajar lainnya yang melandasi pendekatan PBM, yaitu

i. Teori Belajar Bermakna Dari David Ausubel

Ausubel (Rusman,2010) membedakan antara belajar bermakna ( meaningfull

learning) dengan belajar menghafal ( rote learning ). Belajar bermakna merupakan

proses belajar diman ainformasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang

sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila

seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak

berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya dengan PBM dalam hal

mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

ii. Teori Belajar Vigostsky

Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan

pengalaman baru dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan masalah

yang berikan. Dalam upaya menempatkan pemahaman, individu berusaha

mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya

kemuadian membangun pengetahuan baru. Rusman ( 2006:244) vigostsky meyakini

bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacuh terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitannya dengan PBM dalm hal

mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa

melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain.

iii. Teori belajar jerome S. Brunner

Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali,

bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar penemuan

sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya

12
memberikan hasil yang lebih kuat, berusaha sendiri memberikan hasil yang lebih

baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta disukung oleh pengetahuan

yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

2.8 Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Keunggulan Problem-Based Learning

Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi Problem-Based Learning memiliki beberapa

keunggulan, di antaranya:

a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami

isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan

kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan

mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir

kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

13
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus

menerus belajar.

2. Kelemahan Problem-Based Learning

Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki

beberapa kelemahan diantaranya:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan

untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup

waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

2.9 Peran Guru Dalam Problem-Based Learning

1. Menyiapkan Perangkat Berpikir Siswa

Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah:

1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang

dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu; 4)

mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan

kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa memiliki masalah.

2. Menekankan Belajar Kooperatif

PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan belajar Bray,dkk

dalam Rusman (2011;235) mengambarkan inquiry kolaboratif sebagai proses di mana

orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim

14
untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada

Pembelajaran Berbasis Masalah lebih menekankan pembelajaran inquiry kolaboratif yang di

kerjakan dengan tim secara berkelompok.

3. Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pembelajaran Berbasis

Masalah

Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara

1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat

menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk mengabungkan kelompok-kelompok

tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide,

berbagai hasil belajar, dan penyajian ide.

4. Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah

Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa

dalam masalah. Guru juga memaikan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan

proses belajar siswa.

Contoh penerpannya yaitu :

Fase sebelum pembelajaran.

a) Memastikan bahwa siswa-siswa memahami masalah yang diberikan

b) Menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari siswa

c) Menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan masalah dan pengetahuan yang

telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu dalam memecahkan

Fase selama pembelajaran.

a. Memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru atau hindari

memberikan bantuan di awal kerja siswa

b. Menggunakan waktu untuk mendeteksi perbedaan –perbedaan siswa berfikir, ide-ide yg

digunakan dlm memecahkan masalah

15
Fase sesudah pembelajaran.

a) Siswa-siswa akan bekerja sebagai komunitas belajar, berdiskusi, menguji dan

menghadapi berbagai macam penyelesaian yang diperoleh siswa

b) Menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara siswa berfikir dan cara mereka

mendekati permasalahan

c) Membuat ringkasan ide-ide pokok dan mengidentifikasi masalah-masalah untuk kegiatan

selanjutnya.

2.10 Kriteria Pemilihan Bahan Pelajaran Untuk Problem-Based Learning

Kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk Problem-Based Learning adalah sebagai

berikut.:

a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari berita,

rekaman, dan video.

b. Bahan yang dipilih bersifat familiar dengan siswa.

c. Bahan yang dipilih yang berhubungan dengan orang banyak (universal).

d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa

sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk

mempelajarinya.

2.11 Tahapan Pemecahan Masalah Dalam Problem-Based Learning

1) Tahapan pemecahan masalah secara akademik

Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang kompleks adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran akan adanya masalah

b. Merumuskan masalah

16
c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau hipotesis

d. Mengumpulkan data atau fakta-fakta

e. Menganalisis data atau fakta-fakta sebagai pengujian hipotesa

f. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesa \

g. Membuat alternatif pemecahan masalah

h. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah

i. Menyusun rencana upaya pemecahan masalah

j. Melaksanakan upaya pemecahan masalah

k. Mengevaluasi hasil pemecahan masalah

2) Tahapan pemecahan masalah secara praktis

Tahapan pemecahan masalah yang lebih praktis adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran akan adanya masalah

b. Merumuskan masalah

c. Mencari alternatif pemecahan masalah

d. Menetapkan pilihan diantara alternatif pemecahan masalah

e. Melaksanakan pemecahan masalah

f. Evaluasi hasil pemecahan masalah

2.12 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat pada tabel 1.

berikut.

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

17
Fase 1

Orientasi siswa Guru mrnyampaikan tujuan Siswa mendengarkan

terhadap belajar, menjelaskan logistik tujuan belajar yang

masalah autentik yang diperlukan, dan disampaikan oleh guru

memotivasi menggunakan dan mempersiapkan

kemampuannya memecahkan logistik yang diperlukan.

masalah.

Fase 2

Mengorganisasi
Guru membantu siswa Siswa mendefinisikan
siswa dalam
mendefinisikan dan dan mengorganisasikan
belajar
mengorganisasikan tugas tugas belajar yang di

belajar yang diangkat. angkat.

Fase 3

Membantu siswa Guru mendorong siswa untuk Siswa mengumpulkan

secara individual mengumpulkan informasi informasi yang sesuai,

atau kelompok yang sesuai, melaksanakan melaksanakan

dalam eksperimen, untuk eksperimen, dan

melaksanakan memperoleh jawaban yang berusaha menemukan

penelitian sesuai atas masalah. jawaban atas masalah

yang di angkat.

18
Fase 4

Mengembangkan Guru membantu siswa dalam Siswa merencanakan dan

dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan karya,video,

hasil karya menyiapkan karya seperti dan menyampaikannya

laporan, video, model-model pada teman lain.

dan membantunya untuk

menyampaikan kepada teman

lain.

Fase 5

Analisis dan
Guru membantu siswa Siswa melakukan refleksi
evaluasi proses
melakukan refleksi kegiatan kegiatan penyelidikannya
pemecahan
masalah. penyelidikannya dan proses dan proses yang

yang telah dilakukan dilakukan.

2.13 Evaluasi Pembelajaran Berbasis Masalah

Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning adalah

menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka.

Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu

antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar

guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana

siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan. Karena kebanyakkan problema dalam

kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman dan konteks lingkungannya,

19
maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif

mengembangkan kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan

atau kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi.

2.14 Penilaian Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

a) Aspek Penilaian

Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based

Learning (PBL) dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),

kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang

mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester

(UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu

pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu

keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan

kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

b) Teknik Penilaian

Penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based

Learning (PBL) dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-

assessment.

20
 Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-

usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai

(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

 Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian

terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri

maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Penilaian yang relevan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

atau Problem Based Learning (PBL) antara lain berikut ini.

1. Penilaian kinerja peserta didik

2. Penilaian portofolio peserta didik

3. Penilaian Potensi Belajar

4. Penilaian Usaha Kelompok

5. Dan sebagainya

c) Tahap Penilaian

Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based

Learning (PBL) terdiri atas tiga hal :

1. Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses

2. Bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah

3. Bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan

masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan

hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,

misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian

formal lainnya.

21
2.15 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pendapat lain mengatakan

bahwa “Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan

pada peningkatan kemampuan skill analitis dan kemampuan berpikir siswa”.

Menurut NYC Departement of Education (2009), PjBL merupakan strategi

pembelajaran dimana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan

mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk representasi (hlm. 8).

Sedangkan George Lucas Educational Foundation (2005) mendefinisikan pendekatan

pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif mengeksplorasi masalah di dunia

nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (hlm. 1).

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa PjBL adalah model

pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari

proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata

secara mandiri.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka

Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk

menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,

dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan

investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan

usaha peserta didik.

22
2.16 Karakteristik Project Based Learning

Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:

1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;

2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan;

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola


informasi untuk memecahkan permasalahan;

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;

6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;

7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan

8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

2.17 Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning

Langkah-langkah pada pembelajaran berbasis proyek dapat dikembangkan sesuai

dengan kreativitas guru. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang

telah dikembangkan.

a. Penentuan Proyek

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat

memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang

sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengaN sebuah investigasi mendalam.

b. Perencanaan Langkah-langkah Penyelesaian

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan

demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.

23
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam

menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin

, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses guna dapat menyelesaikan proyek.

c. Penyusunan Jadwal Perencanaan Proyek

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas dalam

menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1) membuat timeline untuk

menyelesaikan proyek, 2) membuatdeadline penyelesaian proyek, 3) membawa peserta didik

agarmerencanakan cara yang baru, 4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat

cara yang tidak dengan proyek, dan 5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

tentang pemilihan suatu cara.

d. Monitor Peserta didik dan Kemajuan Proyek

Pengejar bertanggung jawab untuk melakukan monitor aktivitas peserta didik selama

menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada

setiap proses.

e. Menguji Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantupengajar dalam mengukur ketercapaian standar,

berperan dalam melakukan evaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan

balik tentang tingkat pemahaman, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi

pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengelaman

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didikmelakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta

untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.pengajar

dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses

24
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan penemuan baru untuk menjawab

permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

2.18 Tantangan dalam Implementasi Project Based Learning

Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyekantara


lain berikut ini.

1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.

2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki system baru.

3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.

4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.

2.19 Kelebihan Dan Kekurangan Project Based Learning.

Kelebihan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain sebagai berikut :

1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan

mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-

problem yang kompleks.

4) Meningkatkan kolaborasi.

5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan

komunikasi.

6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.

25
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti

perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan

dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan

pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun

pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain sebagai

berikut :

a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur

memegang peran utama di kelas.

d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi

akan mengalami kesulitan.

f. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.

g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan

peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

2.20 Peran bagi Guru/Peserta Didik

Adapun peran bagi guru dan peserta didik yaitu :

1. Peran Guru

a. Merencanakan dan mendesain pembelajaran.

26
b. Membuat strategi pembelajaran.

c. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.

d. Mencari keunikan siswa.

e. Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.

f. Membuat portofolio pekerjaan siswa. 1

2. Peran Peserta Didik

a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.

b. Melakukan riset sederhana.

c. Mempelajari ide dan konsep baru.

d. Belajar mengatur waktu dengan baik.

e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.

f. Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.

g. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

2.21 Penilaian Project Based Learning

Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian

proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,

kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata

pelajaran tertentu secara jelas.

27
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari

informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

2) Relevansi atau kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3) Keaslian maksudnya proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil

karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan

terhadap proyek peserta didik.

2. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu

produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-

produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,

gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan

produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,

menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam

menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta

didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satu pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa sehingga memiliki


keterampilan untuk menyelesaikansuatu masalah adalah melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah Atau Problem Based Learning. Dimana pembelajaran ini dimulai
dengan menghadirkan suatu masalah yang relevan dengan kehidupan siswa,
selanjutnya melalui peran guru sebagai fasilitator siswa dibimbing untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Suatu masalah dapat digunakan untuk
mengenalkan suatu konsep atau melatih keterampilan, untuk itu penting bagi guru
untuk dapat menggunakan model PBM dalam mengenalkan konsep ataupun melatih
keterampilan suatukonsep. ( PJBL belum di mix )

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat memahami
mengenai pendekatan konstruktivis dan bebagai bahasan di dalamnya. Segala
kekurangan dalam pembuatan makalah kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Jaka.2015."Project Base Learning", https://www.researchgate.net/profile/Jaka-


Afriana/publication/289526009_PROJECT-
BASED_LEARNING_PjBL/links/568e835f08ae78cc0515ef3c/PROJECT-BASED-
LEARNING-PjBL.pdf, diakses pada Minggu 30 Oktober 2022

Yusuf, Musdalifah.2014."Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based


Learning"
https://www.academia.edu/9115363/MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MAS
ALAH_PROBLEM_BASED_LEARNING , diakses pada Minggu 30 Oktober 2022

http://repository.radenintan.ac.id/1914/4/BAB_II2_EDIT.pdf

Ilmu, Berbagi.2016.Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning)"


https://www.rijal09.com/2016/12/model-pembelajaran-berbasis-proyek-project-based-
learning.html?m=1 , diakses pada Minggu 30 Oktober 2022

Duniapcoid.2022. “Pengertian Project Base Learning”


https://duniapendidikan.co.id/pengertian-project-based/ , diakses pada Minggu 30
Oktober 2022

30

Anda mungkin juga menyukai