Disusun
Oleh
Kelompok Bumi :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas berkah dan nikmat yang di
berikan sehingga pengerjaan makalah ini berjalan sesuai rencana. Dan tidak lupa salam dan
salawat kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W dan keluarga serta para sahabatnya.
Terima kasih yang besar kepada Ibu Sri Elniati yang telah membimbing sehingga
makalah ini selesai tepat waktu. Makalah ini saya buat agar bisa menjadi sedikit penambah
wawasan.
Semoga semua ini bisa memberi sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik. Meski pun saya berharap isi makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan,
namun tetap saja ada kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu saya mohon maaf yang
sebesar besarnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ I
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
III
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi
mau tidak mau menstimulus pendidikan untuk dapat beradaptasi sesuai dengan tuntutan
zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning).
Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan
dalam rangka menuju ketercapainya suatu perubahan.
Pada pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta
didik (siswa). Seorang guru adalah seorang yang profesionalis dalam menjalankan fungsi-
fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara
yang tidak konstan, artinya seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan perubahan
baik pada dirinya serta pada peserta didiknya.
Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya tadi
adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang dengan melihat
kondisi perkembangan peserta didik dariwaktu ke waktu. Salah satu contoh model
pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep
dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)ini.Mungkin
disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan
maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga
pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam
tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran.
Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam
pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid,
komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang guru
diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang monoton
tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi juga
dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas
pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar
Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
1
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah
model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajar ke dalam pembelajaran
teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman
belajar yang lebih menarik.
2
19. Apa kelebihan dan kekurangan Project Based Learning ?
20. Apa peran Project Based Learning bagi guru dan siswa ?
1.3 Tujuan
3
20. Memahami peran Project Based Learning bagi guru dan siswa ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
penggunaan intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang,
atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. Boud
dan Feletti dalam Rusman (2011: 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Dimana kurikulum
ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan
belajar aktif.
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang
bermakna dan sanggat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan perespektif baru dalam
Berbagai trobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari
adanya ketertarikan terhadap masalah. Pada umumnya pendidikan dimulai dari ketertarikan
berpikir.
Dari segi pendagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar
5
a. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan linkungan
belajar.
c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi terhadapa
Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran aktif yang digunakan untuk masalah
terstruktur yang merupakan tanggapan dari hasil pembelajaran. Pada model pengajaran
ini, digunakan untuk menyelesaikan masalah mempunyai struktur yang kompleks yang
tidak cukup bila dikerjakan dengan algoritma yang sederhana. Pada Pembelajaran
mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi
6
Arens dalam (http://sharingkuliahku.wordpress.com) menyatakan bahwa model
inquiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini
bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari
siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan
pembelajaran ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan
berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi
meliputi pengajuan pertanyaan terhadap masalah, fokus pada keterkaitan antar disiplin,
penyelidikan authentik, kerja sama, dan menghasilkan produk atau karya yang harus
dipamerkan.
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur.
7
4. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan
10. Pembelajran Berbasis Masalah meliputi evaluasi dan review pengalaman siswa dan
proses belajar.
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
8
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif
dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Pengaturan pembelajaran masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting
bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata dari pada
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan
materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber
yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan
baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah.
9
Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa.
autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang
penelitiannya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. Artinya hasil
5. Kolaborasi
diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa , baik dalam kelompok kecil
adalah
10
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah.
4. Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir
sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang
pendidikan, yaitu:
2. Contextual Learning, yaitu anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami
kehidupannya.
4. Active Learning, yaitu anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan,
11
2.7 Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada beberapa teori belajar lainnya yang melandasi pendekatan PBM, yaitu
proses belajar diman ainformasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang
sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal diperlukan bila
seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak
berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitannya dengan PBM dalam hal
mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
pengalaman baru dan menentang serta ketika berusaha untuk memecahkan masalah
bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacuh terbentuknya ide baru dan
mengaitkan informasi baru dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa
bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya
12
memberikan hasil yang lebih kuat, berusaha sendiri memberikan hasil yang lebih
baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta disukung oleh pengetahuan
keunggulan, di antaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
isi pelajaran.
pengetahuan baru.
13
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar.
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba.
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Bebrapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menyiapkan siswa dalam PBM adalah:
1) membantu siswa mengubah cara berpikir; 2) menjelaskan apakah PBM itu? Pola apa yang
dialami oleh siswa?; 3) memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu; 4)
mengomunikasikan tujuan, hasil dan harapan; 5) menyiapkan siswa untuk pembaruan dan
kesulitan yang akan menghadang; dan 6) membantu siswa merasa memiliki masalah.
PBM menyediakan cara untuk inqury yang bersifat kolaborasi dan belajar Bray,dkk
orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim
14
untuk menjawab pertanyaan penting. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada
Masalah
Belajar dalam kelompok kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar antara
1 sampai 10 siswa atau bahkan lebih sedikit dengan satu orang guru. Guru dapat
tersebut dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide,
Guru mengatur lingkungan belajar untuk mendorong penyatuan dan pelibatan siswa
dalam masalah. Guru juga memaikan peran aktif dalam memfasilitasi inquiry kolaboratif dan
c) Menyiapkan mental para siswa untuk menyelesaikan masalah dan pengetahuan yang
telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu dalam memecahkan
a. Memberikan siswa kesempatan untuk bekerja tanpa petunjuk dari guru atau hindari
15
Fase sesudah pembelajaran.
b) Menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui cara siswa berfikir dan cara mereka
mendekati permasalahan
selanjutnya.
berikut.:
a. Bahan pelajaran mengandung isu-isu konflik (conflict issue) bersumber dari berita,
d. Bahan yang dipilih yang mendukung tujuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk
mempelajarinya.
Secara akademik tahapan pemecahan masalah yang kompleks adalah sebagai berikut:
b. Merumuskan masalah
16
c. Membuat jawaban sementara atas masalah atau hipotesis
b. Merumuskan masalah
Sintaks atau langkah-langkah pada Problem-Based Learning dapat dilihat pada tabel 1.
berikut.
17
Fase 1
masalah.
Fase 2
Mengorganisasi
Guru membantu siswa Siswa mendefinisikan
siswa dalam
mendefinisikan dan dan mengorganisasikan
belajar
mengorganisasikan tugas tugas belajar yang di
Fase 3
yang di angkat.
18
Fase 4
lain.
Fase 5
Analisis dan
Guru membantu siswa Siswa melakukan refleksi
evaluasi proses
melakukan refleksi kegiatan kegiatan penyelidikannya
pemecahan
masalah. penyelidikannya dan proses dan proses yang
Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model Problem-Based Learning adalah
menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan mereka.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut, penilaian itu
antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian proses bertujuan agar
guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah melihat bagaimana
kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai perkembangan zaman dan konteks lingkungannya,
19
maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif
a) Aspek Penilaian
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang
mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester
(UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan
kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan
b) Teknik Penilaian
Learning (PBL) dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
20
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
5. Dan sebagainya
c) Tahap Penilaian
Tahap penilaian pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
1. Bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses
hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam,
misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian
formal lainnya.
21
2.15 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning
bahwa “Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan
pembelajaran dimana siswa harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan
pembelajaran yang dinamis di mana siswa secara aktif mengeksplorasi masalah di dunia
nyata, memberikan tantangan, dan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (hlm. 1).
Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa PjBL adalah model
pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari
proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata
secara mandiri.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya,
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
22
2.16 Karakteristik Project Based Learning
Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu:
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan;
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
dengan kreativitas guru. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang
telah dikembangkan.
a. Penentuan Proyek
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengaN sebuah investigasi mendalam.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
23
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin
, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses guna dapat menyelesaikan proyek.
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1) membuat timeline untuk
agarmerencanakan cara yang baru, 4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat
cara yang tidak dengan proyek, dan 5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
Pengejar bertanggung jawab untuk melakukan monitor aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap proses.
e. Menguji Hasil
berperan dalam melakukan evaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengelaman
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
24
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan penemuan baru untuk menjawab
1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki system baru.
3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Kelebihan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain sebagai berikut :
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
4) Meningkatkan kolaborasi.
komunikasi.
25
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
berikut :
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
1. Peran Guru
26
b. Membuat strategi pembelajaran.
1. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
27
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
3) Keaslian maksudnya proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
2. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,
gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan
produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat memahami
mengenai pendekatan konstruktivis dan bebagai bahasan di dalamnya. Segala
kekurangan dalam pembuatan makalah kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenintan.ac.id/1914/4/BAB_II2_EDIT.pdf
30