OLEH :
HALIJA
G2G122026
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat dan
karuniaNya, dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ANALISIS KESIAPAN SEKOLAH
DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan pembelajaran mengenai kesiapan sekolah untuk menghadapi kurukulum
merdeka belajar. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan
yang terbaik dalam penulisan makalah ini, tetapi penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
....................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
2
C. Tujuan
........................................................................................................................
3
A. Lokasi Penelitian
........................................................................................................................
7
iii
B. Jenis dan Sumber Penelitian
........................................................................................................................
7
C. Teknik Pengumpulan Data
........................................................................................................................
8
D. Analisis Data
........................................................................................................................
8
BAB IV PEMBAHASAN
....................................................................................................................................
9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kebijakan pembelajaran mandiri, yang juga mencakup peningkatan kualitas
sumber daya manusia pendidik dan peningkatan kesejahteraan guru, harus
mempertimbangkan nasib guru sukarelawan (E. Sari & Noor, 2022b). Untuk
menghasilkan lulusan yang luar biasa, semua kurikulum harus dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru (E. C. Sari, 2022). Pendidikan
untuk masa depan membutuhkan pembuatan kebijakan yang merespon harapan
dan tantangan zaman.
Transformasi dibentuk oleh tingkat proses belajar dalam aktivitas belajar siswa
(Aziz et al., 2022). Perlu mengajarkan mata pelajaran sesuai perkembangan
zaman, membimbing agar tidak menciptakan generasi yang ketinggalan zaman,
dan menilai secara komprehensif tiga keterampilan utama anak (sikap,
pengetahuan, dan kemampuan) (Halek, 2019). Salah satu tantangan terbesar yang
dimiliki guru kelas dalam mengembangkan lingkungan kelas adalah bahwa dalam
banyak kasus lingkungan di luar kelas tidak kondusif untuk pencapaian akademik
(Toy, 2021).
Bahkan saat ini masih banyak guru yang bingung untuk memperkenalkan
kurikulumnya sendiri. Guru selalu perlu mengetahui persiapan apa saja yang
diperlukan dan bentuk penilaian apa yang diperlukan saat memperkenalkan
kurikulum pembelajaran mandiri ke dalam proses pembelajaran di sekolah (Ihsan,
2022).
Penelitian ini secara khusus ingin menemukan kesiapan sekolah dalam
menerapkan kurikulum merdeka. Penerapan kurikulum merdeka yang
dilaksanakan di SMPN 3 KENDARI. Sebagian besar guru belum mengerti cara
Menyusun kurikulum merdeka. Akses pelatihan kurikulum masih minim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penulisan makalah ini diantaranya adalah
1. Bagaimanakah kesiaapan sekolah dalam menghadapi penetapan kurikulum
merdeka belajar?
2
2. Bagaimanakah kesiapan guru untuk menghadapi penetapan kurikulum
merdeka belajar ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kesiaapan sekolah dalam menghadapi penetapan
kurikulum merdeka belajar
2. Untuk mengetahui kesiapan guru untuk menghadapi penetapan kurikulum
merdeka belajar
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pada era digitalisasi saat ini perkembangan teknologi mempengaruhi kualitas
dalam pendidikan. Dimana dalam setiap aktivitas yang dilakukan baik guru
maupun peserta didik tidak terlepas dari perangkat yang berbasis digital. Konsep
pendidikan kurikulum merdeka belajar mengintegrasikan kemampuan literasi,
kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan teknologi.
Melalui konsep ini peserta didik diberikan kebebasan dalam berpikir untuk
memaksimalkan pengetahuan yang harus ditempuh. Konsep kurikulum abad 21
menuntut peserta didik harus mandiri dalam memperoleh ilmu baik dalam
pendidikan formal maupun non formal. Kebebasan yang diterapkan dalam konsep
abad 21 tersebut akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk menggali
ilmu sebanyak-banyaknya. Salah satu hal yang bisa dilakukan yaitu melalui
kegiatan literasi, mengembangkan bakat melalui keterampilan dan hal-hal positif
yang menunjang perkembangan setiap peserta didk.
Konsep kurikulum merdeka belajar ini sudah sewajarnya diterapkan secara merata
di instansi pendidikan Indonesia saat ini. Selain berpengaruh terhadap
perkembangan peserta didik, konsep ini juga akan mempermudah guru dalam
menerapkan proses pembelajaran yang inovatif. Beban yang ditanggung guru
selama ini dapat dipecahkan melalui kurikulum merdeka belajar. Selain itu,
konsep kurikulum merdeka belajar juga akan menjadi solusi dalam menjawab
tantangan pendidikan pada era digitalisasi seperti sekarang ini. Nah untuk itu, kita
selaku kaum akademisi harus mampu menjadi garda terdepan dalam
menggerakkan kurikulum merdeka belajar tersebut diranah pendidikan Indonesia
saat ini.
5
terbelunggunya kekreatifan yang terdapat dalam diri guru maupun peserta didik.
Kurikulum yang diterapkan selama ini mengindikasikan siswa untuk memperoleh
nilai setinggi-tingginya pada setiap pelajaran yang diajarkan disekolah. Sementara
kita ketahui bahwa setiap peserta didik mempunyai keahlian dibidangnya masing-
masing (Selian & Irwansyah, 2018). Hal ini juga menjadi salah-satu faktor siswa
menjadi tidak kreatif dalam mengimplementasikan kemampuannya.
Nadiem Makarim (2019) menyatakan bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang sangat sulit namun bersifat mulia. Guru diberikan tanggung jawab
dalam membentuk masa depan bangsa tetapi dilandasi dengan aturan-aturan yang
sangat banyak berupa persiapan administrasi yang harus disediakan oleh guru
sehingga konsep mulia berbentuk pertolongan yang seyogiyanya harus dilakukan
oleh guru kepada peserta didiknya menjadi tidak maksimal.
BAB III
6
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada penyusunan makalah ini dilakukan pada sekolah SMPN 3
Kendari untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian penulis. Pertama,
penulis melakukan penelitian pada beberapa guru untuk mengetahui cara apa yang
diterapkan dalam proses mendidik siswa. Kedua penulis melakukan penelitian
pada sekollah sekaligus siswa untuk mengetahui perkembangan pembelajaran
menggunakan kurikulum merdeka belajar.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh di lapangan seperti hasil wawancara dengan
guru dan siswa.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari hasil telaah buku-buku, literatur-literatur
dan bahan bacaan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah
pendidikan terhadap siswa serta kurikulum merdeka belajar.
2. Sumber Data
7
Untuk mendapatkan data lapangan penulis turun langsung ke lapangan
mewawancarai narasumber dan mengumpulkan data melalui hasil
wawancara langsung tersebut.
Lazimnya untuk mendapatkan data yang sesuai dengan hal-hal yang diteliti,
peneliti menggunakan instrument sebagai berikut :
D. Analisis Data
Berdasarkan data primer dan sekunder yang telah diperoleh oleh penulis
kemudian membandingkan data tersebut. Penulis menggunakan teknik deskriptif
yang didasari oleh teori-teori yang diperoleh diperkuliahan dan literature yang
ada, yaitu menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data, kemudian hasil analisis tersebut kemudian disajikan dalam
bentuk penjelasan dan penggambaran kenyataan-kenyataan atau kondisi objektif
yang ditemukan di lokasi penelitian.
8
BAB IV
9
1. Gambaran Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 3 Kendari
10
tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio
dan penugasan (tugas kelompok, karya tulis, dan sebagainya). Dengan itu guru
dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa. Hal ini didapatkan
dari situs (kemendikbud.go.id pada tanggal 11 Desember 2022).
Sisdiknas dan juga prinsip pendidikan bahwa yang paling memahami siswa adalah
guru. Selain itu, asesmen akhir jenjang oleh sekolah memungkinkan penilaian
yang lebih komprehensif, yang tidak hanya didasarkan pada tes tertulis pada akhir
tahun. Hal ini juga mendorong sekolah untuk mengintensifkan dan memperluas
pelibatan guru dalam semua tingkat dalam proses asesmen.
Asesmen kompetensi minimum dan survei karakter ini sudah dijalankan sesuai
dengan peraturan dari kementrian pendidikan dan kebudayaan di SMP Negeri 3
Kendari. Meskipun beberapa siswa tidak mengerti tentang asesmen ini karna yang
mengikuti asesmen ini hanyalah siswa yang berada pada kelas VIII dan hanya
beberapa orang saja, sesuai dengan nama yang dikeluarkan dari pusat. Sebelum
melaksankan ujian siswa terlebih dahulu diberi persiapan dengan adanya simulasi.
Dengan adanya pelaksanaan asesmen ini sesuai dengan konsep merdeka belajar
diharapkan dapat mendorong peserta didik, guru, dan sekolah untuk memperbaiki
mutu pembelajaran kepada yang lebih baik lagi.
11
sangat atau bisa dikatakan terlalu padat. Guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
peserta didik lebih menguji kepada penguasan isi saja, bukan penalaran Ujian
Nasional (UN).
12
diperhatikan dan dipahami untuk saat ini rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) membuat berkurangnya waktu pendidik untuk mengasah kompetensi yang
dimilikinya dalam meningkatkan kemampuan mengajar pada proses pembelajaran
(Asfiati: 2020)
13
merupakan kebijakan dalam merdeka belajar diharapkan mampu menciptakan
suasana yang menyenangkan. Dengan kata lain seorang siswa tidak mesti cape
jauh-jauh bersekolah. Artinya, dalam hal biaya juga siswa lebih diuntungkan,
karna tidak perlu mengeluarkan ongkos yang banyak untuk pigi ke sekolah. Dan
yang paling penting adalah penerimaan peserta didik baru menjadi merata ditiap
sekolah.
Hal penelitian ini sesuai dengan penjelasan dari (Projo, 2019) dimana Sistem
zonasi bertujuan memberikan akses pendidikan berkualitas dan mewujudkan
tripusat pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat). Sistem zonasi ini
mengandalkan agar bersekolah dilingkungan tempat tinggal. Penerapan sistem
zonasi membuat sekolah dibawah pemerintah atau berstatus negeri dalam proses
penerimaan peserta didik baru (PPDB) wajib menerima minimal 90% siswa baru
yang berasal dari dekat sekolah.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan kurikulum merdeka belajar di SMPN 3 Kendari sudah siap diterapkan
dengan 100% hal ini diketahui berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan
beberapa guru di SMP Negeri 3 Kendari. Kemudian untuk pelaksanaan Ujian
Sekolah Berstandar Nasional di SMP Negeri 3 Kendari diganti menjadi Asessmen
sekolah sudah dilaksanakan 100%. USBN diserahkan pada sekolah. Jadi, yang
menyelenggarakan ujian sekarang adalah sekolah. Sekolah juga diberikan
kebebasan untuk menentukan penilaian. Akibatnya, siswa bisa memperbaiki lagi
nilainya jika tidak sesuai dengan harapan. Karna ujian dilaksanakan tidak di akhir
semester saja. Untuk Pelaksanaan Ujian Nasional di SMP Negeri 3 Kendari, telah
diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survey karakter. Asesemen
kompetensi minimum dan survei karakter ini sudah diterapkan 100%. Pelaksanaan
asesmen kompetensi minimum dan survei karakter membuat guru harus lebih
kreatif dalam menentukan bahan penilaian dan mengembangkan penilaian bagi
peserta didiknya.
Asesmen kompetensi minimum dan survei karakter juga yang mewakili hanya
beberapa siswa saja, yaitu siswa yang berada pada kelas VIII. Sehingga dengan
adanya hasil dari asesmen ini menjadi perbaikan mutu pendidikan bagi masing-
masing sekolah. Untuk Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
efektif, efesien, berorientasi siswa belajar di SMPN 3 kendari , sudah
dilaksanakan 100% sesuai dengan kurikulum merdeka belajar. Guru dapat secara
bebas dalam memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan situasi dan kondisi.
Penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan effisien
dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya
dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri.
Sedangkan pada Penerimaan Peserta Didik Baru Zonasi di SMPN 3 Kendari juga
sudah dilaksanakan 100 %. Zonasi dilaksanakan dengan baik atau bisa dikatakan
sesuai aturan kurikulum merdeka belajar. Peserta didik atau siswa dan siswi yang
15
diterima berasal tidak jauh dari lokasi sekolah. Adanya penerimaan peserta didik
baru zonasi, memberikan dampak atau efek positif yang begitu banyak, sehingga
penerimaan peserta didik baru zonasi memang merupakan pilihan yang begitu
tepat untuk dicanangkan
16
DAFTAR PUSTAKA
Ainia, Dela Khoirul. Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan
Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter, Jurnal Filsafat
Indonesia, Vol 3 No 3 Tahun 2020 ISSN: EISSN 2620-7982, P-ISSN:
2620-7990.
17
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
18