Anda di halaman 1dari 17

BIDANG GARAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum SD


Kode Mata Kuliah : KPD 619302
Jumlah SKS : 3 SKS
Semester :7D
Dosen Pengampu : 1. Dra. Nelly Astuti, M.Pd
2. Amrina Izzatika, M.Pd
3. Alif Luthvi Azizah, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 2

1. Ajeng Diana Putri (1913053030)


2. Febima Herlando (1913053065)
3. Gusti Ayu Putu Ardani (1953053017)
4. Triana Angguncahyani (1913053009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga penulis pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.


Nelly Astuti, M.Pd.dan Ibu Amrina Izzatika, M.Pd.selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Kurikulum SD dan juga teman-teman yang ikut
berkontibusi dalam penyusunan makalah ini. Adapun makalah yang penulis susun
ini berjudul “Bidang Garapan Manajemen Pendidikan Di Sekolah”.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan.


Namun, terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah.

Metro, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Karakteristik Perencanaan Pengembangan Kurikulum ........................ 3
B. Kerangka Kerja Perencanaan Pengembangan Kurikulum ................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTKA ........................................................................................ 14

iii

4
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan semakin merata akan
menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Efisiensi pendidikan
menuntut pengelolaan yang semakin terdesentralisasikan. Aparatur
pendidikan di daerah harus semakin mampu mengelola dan melaksanakan
teknis kependidikan secara otonom. Hal ini diperlukan untuk membangun
masyarakat di daerah masing-masing ke arah kemandirian untuk mencapai
kehidupan yang semakin merata dan sejahtera.

Kemajuan masyrakat modern dewasa ini tidak mungkin dicapai tanpa


kehadiran sekolah sebagai organisasi yang menyelenggarakan proses
pendidikan secara formal. Namun sekolah bukan satu-satunya lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan, karena masih ad institusi keluarga
dan pendidikan luar sekolah. Untuk itu, pendidikan perlu dipahami dalam
konsep yang lebih luas dari sekedar sistem sekolah formal (formal
schoolling).

Bagaimanapun, pendidikan merupakan usaha suatu kelompok masyarakat


atau bangsa untuk mengembangkan kemampuan generasi muda untuk
mengenali dan menghayati nilai-nilai kebaikan dan kemuliaan hidup
melalui pembinaan potensi dan transformasi budaya mereka. Bloom
menjelaskan bahwa sekolah diciptakan untuk memberi bagian penting
pendidikan generasi muda. Untuk mewujudkan itu semua, maka
masingmasing bagian penting dalam pendidikan haruslah dikelola dengan
baik.
2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik perencanaan pengembangan Kurikulum?
2. Bagaimana kerangka kerja perencanaan pengembangan kurikulum?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalh ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik perencanaan
pengembangan kurikuum.
2. Untuk mengetahui bagaimana kerangka kerja perencanaan
pengembangan kurikulum.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perencanaan Pengembangan Kurikulum


1. Pengembangan Kurikulum
Menurut Audrey Nicholls dan Howard Nicholls dalam Oemar Hamalik
(2012:96) yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum yaitu
perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai hingga mana perubahanperubahan itu telah terjadi pada diri
siswa.
Dalam pengembangan kurikulum diperlukan dasar-dasar pengembangan.
Dasar-dasar pengembangan kurikulum menurut Oemar Hamalik
(2012:98) adalah sebagai berikut:
a) Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional.
b) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan
pendekatan kemampuan.
c) Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada
masing-masing jenjang pendidikan.
d) Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan
atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
e) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta
didik dan kebutuhan pihakpihak yang memerlukan dan
berkepentingan
f) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan
pengembangan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi daerah
dan lingkungan serta kebutuhan pengembangan iptek dan seni.
g) Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya
setempat.
4

h) Kurikulum pada semua jenjang penidikan mencakup aspek spiritual


keagamaan, inteltualitas.

2. Perencanaan Kurikulum
Meneurut kauffman dalam Purwanto dalam Hermino (2014:38)
perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalam dan sumber yang diperlukan untuk
seefisien dan seefektif mungin. Perencanaan harus disusun sebelum
pelaksanaan fungsi-fungsi menajemen lainnya sebab menentukan
kerangka untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan
pengumpulan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi yang relevan
dari berbagai sumber. Informasi ini kemudian digunakan untuk
merancang dan mendesain pengalaman-pengalaman belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut James dalam Lazwardi (2017:102) mendefinisikan perencanaan


kurikulum sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai unsur peserta
dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara
mencapai tujuan, situasi belajar-mengajar, serta penelaahan keefektifan
dan kebermaknaan metode tersebut. Sehingga Tanpa perencanaan
kurikulum, sistematika berbagai pengalaman belajar tidak akan saling
berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang diharapkan.
Perencanaan kurikulum melibatkan semua pihak baik guru, supervisor,
administrator dan lainnya, dilibatkan dalam usaha kurikulum.
Semua guru dilibatkan dalam perencanaan kurikulum tingkat kelas.
Bahkan pada tingkat (wilayah/daerah/distrik), ditingkat nasional harus
ada representasi guru.

Perencanaan Kurikulum menyangkut banyak demensi. Ada beberapa


unsur penting dari dimensi perencanaan kurikulum. Unsur tersebut yang
akan menentukan logika dan karakteristik alur dari sebuah perencanaan
5

kurikulum. Unsur tersebut dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Tujuan


dan prioritas (goals and priorities); (2) Isi kurikulum (content of the
curriculum); (3) Jenis pembelajaran (types of learning opportunities); (4)
Organisasi pembelajaran (learning organization); (5) Organisasi isi
(organization of content areas); (6) Model presentasi dan respon (mode of
presentation and response); dan (7) Jenis evaluasi (types of evaluation).
Berdasarkan penrnyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
kurikulum dapat terjadi pada semua tingkat pendidikan dan disesuaikan
denga tingkat kelas. Ini dapat terlihat dengan adanya organisasi isi dan
organisasi siswa. Ini selanjutnya juga dapat menjadi catatan bahwa
sebuah perencanaan kurikulum yang realistis disusun berdasarkan
prinsip-prinsip penting yang harus diperhatikan.

3. Karakteristik Perencanaan Kurikulum


Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan
tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik.
Kurikulum adalah semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh
baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah
direncanakan secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka


teori dan penelitian terhadap kekuatan social, pengembangan masyarakat,
kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Beberapa keputusan harus dibuat
ketika merencanakan kurikulum dan keputusan tersebut harus mengarah
pada spesifikasi berdasarkan criteria. Merencanakan pembelajaran
merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan kurikulum
karena karena pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap siswa
daripada kurikulum itu sendiri (Rusman, 2009: 21). Pimpinan perlu
6

menyusun perencanaan secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci,


karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :
a) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat
manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta
yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan yang perlu
dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, system
control dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai
tujuan manajemen organisasi.
b) Berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk
menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan
organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya
terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya
perlu memuat informasi kebijakan yang relevan, disamping seni
kepemimpinan dan pengetahuan yang telah dimilikinya.
c) Sebagai motivasi untuk melaksanakan system pendidikan sehingga
mencapai hasil optimal (Oemar Hamalik, 2010: 152).

Berikut aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum


tersebut adalah sebagai berikut (Hamalik, 2016:172):

a. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang


berbagai hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik,
karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta keutuhan
dasar manusia.
b. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengodinasi unsur
esensial belajar-mengajar efektif.
c. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif.
Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individu siswa, untuk
membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang kondusif.
d. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan
kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan
masyarakat.
7

e. Rumusan berbagai tujuan pendekatan haus diperjelas dengan ilustrasi


kongkrit, agar dapat digunakan dalam pengembangan rencana
kurikulum yang spesifik.
f. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
mengetahui berbagai hal yang ditujuakan bagi anakanak mereka
melalui perumusan tujuan pendidikan.
g. Dengan kaahlian profesional mereka, pendidik berhak dan
bertanggung jawab mengidentifikasi program sekolah yang akan
membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pendidikan.
h. Perncanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika
dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan beragamnya
unsur-unsur kurikulum, yang menuntut tentang keahlian secara luas.
i. Perencanaan kurikulum harus menuat artikulasi program sekolah dan
siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.
j. Program sekolah harus dirancang untuk mengordinasikan semua unsur
dalam kurikulum.
k. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu
struktur organisasi yang memfasilitasi masalah-masalah kurikulum
dan mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
l. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan
revitalisasi rencana dan program kurikulum.
m. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatankegiatan
perncanaan kurikulum, terutama keterlibatan masyarakat dan para
siswa dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.
n. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakanevaluasi secara kontinu
terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga
meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan
tinggi, hendaknnya merespon dan mengakomodasi perubahan,
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Untuk itu direfleksikan
organisasi dan prosedur secara bervariasi.
8

B. Kerangka Kerja Perencanaan Pengembangan Kurikulum


1. Dekati Target yang Tepat
Tidak bisa dipungkiri, masih ada kesenjangan antara ide-ide strategis
dengan pendekatan yang terkandung dalam kurikulum dengan upaya
implementasinya. Penyebab kesenjangan adalah keterlibatan pribadi dalam
perencanaan kurikulum. Keterlibatan personal ini sangat tergantung pada
bagaimana pendekatan perencanaan kurikulum yang akan diadopsi.
Dalam suatu pendekatan administratif (administrative approach),
kurikulum direncanakan oleh penyelia kemudian ke guru. Jadi bentuk top
down,dilakukan dari atas ke bawah berdasarkan inisiatif administrator
saja. Sehingga dalam kondisi ini para guru tidak terlibat. Mereka lebih
pasif sebagai pelaksana di lapangan saja. Ide-ide dan inisiatif datang dari
pimpinan (Taleb, 2015).

Di sisi lain, dalam pola pendekatan terhadap akar rumput (grass roots
approach), pendekatannya dimulai dari bawah, guru atau sekolah secara
keseluruhan individu dengan harapan memperluas ke sekolah lain. Kepala
sekolah dan guru dapat merencanakan perubahan kurikulum karena
mereka sebagai eksekutor di lapangan mampu melihat dan mengetahui
kekurangan dalam kurikulum yang berlaku. Kebanyakan guru tertarik
akan ide-ide baru tentang kurikulum untuk diterapkan di sekolah mereka
dengan tujuan meningkatkan kualitas pelajaran.

2. Lakukan Analisis Sumber Daya


J G. Owen, seperti dikutip Hamalik, menjelaskan perencanaan kurikulum
profesional harus menekankan bagaimana menganalisis kondisi yang perlu
dipertimbangkan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perencanaan
kurikulum. Ada dua kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan kurikulum, yaitu:
9

a. Kondisi sosial budaya


Keterampilan profesional manajerial membutuhkan kemampuan untuk
dapat memproses serta memanfaatkan berbagai sumber daya manusia
yang ada di masyarakat, untuk digunakan sebagai nara sumber.
Owen menyebutkan pentingnya peran ahli perilaku, karena kegiatan
pendidikan adalah kegiatan perilaku di mana berbagai interaksi sosial
terjadi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, dan / atau guru dengan
siswa di lingkungan mereka.
b. Ketersediaan sumber daya yang memadai
Salah satu penyebab kesenjangan antara perencana kurikulum dan
para praktisi guru adalah jika kurikulum disusun tanpa melibatkan
guru, dan terutama perencana kurang memperhatikan kesiapan guru di
lapangan. Itulah mengapa Owen menekankan pentingnya pendekatan
"from the bottom top", sebagai pola pengembangan perencanaan
kurikulum yang berasal dari bawah ke atas (Sumarsih, 2010).

Berdasarkan pandangan guru sebagai manajer, Owen sangat


menekankan pentingnya keterlibatan guru dalam proses perencanaan
kurikulum. Sebab guru menurut Owen harus bertanggung jawab
dalam proses perencanaan kurikulum karena mereka pada tatanan
praktis adalah pelaksana kurikulum.

Tanggung jawab guru dalam kurikulum tergantung pada seberapa


banyak kebebasan yang mereka miliki dalam menyesuaikan
kurikulum dengan kondisi mereka sendiri. Peran guru dalam
kurikulum tidak hanya dalam menerjemahkan kurikulum ke program
tahunan (Prota) / semester, tetapi juga dalam persiapan kurikulum
yang komprehensif untuk sekolah. Keberhasilan kurikulum ada di
tangan para guru sebagai pelaksana kurikulum, artinya, guru memiliki
tanggung jawab untuk mengimplementasikan kurikulum secara
keseluruhan (Fitri, 2013)
10

3. Kembangkan kerangka perencanaan kurikulum


Untuk mendapatkan desain kurikulum seperti yang diharapkan, Tim
Kurikulum sekolah perlu mengembangkan perencanaan kurikulum
berdasarkan kerangka perencanaan sebagai berikut (Hamalik, 2007) :
a) Fondasi (Fondation). Pendidikan didasarkan pada tiga bidang
fondasi yang luas, yaitu filsafat. sosiologi, dan psikologi, yang
berkaitan dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
b) Tujuan (Goal). Tujuan ini dikembangkan berdasarkan jenjang
wilayah, nasional dan daerah. Tingkat nasional memberikan
panduan untuk pembangunan lokal, dan sebaliknya.
c) Tujuan umum (General Objective). Tujuan umum menyajikan
tujuan yang mengkonstruksikan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa.
d) Keputusan (Decision). Perencana kurikulum harus
mempertimbangkan
sedikitnya5 (lima) hal yang akan mempengaruhi hasil keputusan
mereka, diantaranya: (a) karakteristik para siswa yang akan
menggunakan kurikulum, (b) refleksi prinsip-prinsip pembelajaran,
(c) sumber dukungan umum, (d) jenis dan model pendekatan
kurikulum, (e) mengatur manajemen disiplin ilmu tertentu yang
digunakan dalam merencanakan situasi belajar-mengajar.
e) Komponen perencanaan kurikulum;
a) Perumusan tujuan atau hasil. Untuk mencapai tujuan,
penyelenggara
sekolah harulslah berpedoman tujuan pendidikan nasional.
Sumber empiris, filosofis, konsep kurikulum, materi pelajaran,
analisis situasional, serta penekanan pendidikan
b) Konten yang terdiri dari fakta dan konsep yang terkait dengan
tujuan. Konten kurikulum adalah komposisi bahan studi dan
pelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Konten kurikulum
harus memperhatikan kriteria: signifikansi validitas, relevansi,
utilitas sosial, kemampuan belajar, minat siswa.
11

c) Aktivitas yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kegiatan


belajar harus dirancang bervariasi sehingga memungkinkan
siswa untuk memperoleh konten yang ditentukan sehingga
tujuan ditetapkan. Strategi belajar mengajar dapat
dikelompokkan: ekpositori (ekpository), pembelajaran
kooperatif (cooperative learning), proyek layanan masyarakat
(community service project), pembelajaran yang dikuasai
(mastered learning), dan pendekatan proyek (project approach).
d) Sumber yang digunakan termasuk buku dan bahan cetak,
dokumen elektronik, film, video, internet dan banyak lagi,
e) Alat ukur untuk menentukan tingkat pencapaian. Evaluasi
dilakukan bertahap dan terbuka dan terus menerus. Instrumen
untuk pengukuran meliputi: tes standar, tes buatan guru, sampel
pekerjaan, tes lisan, pengamatan sistematis, wawancara,
kuesioner, daftar hasil, serta skala penilaian kalkulator-
anekdotal dan sosiogram dan pelaporan.

Tahapan-tahapan perencanaan kurikulum diatas menunjukkan bahwa


perencanaan kurikulum adalah proses yang terstruktur secara
sistematis, logis dan jelas sehingga menghasilkan rencana kurikulum
yang luas dan spesifik.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan
tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik. Kurikulum
adalah semua pengalaman yang mencakup yang diperoleh baik dari
dalam maupun dari luar lembaga pendidikan, yang telah direncanakan
secara sistematis dan terpadu, yang bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka


teori dan penelitian terhadap kekuatan social, pengembangan
masyarakat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Beberapa keputusan
harus dibuat ketika merencanakan kurikulum dan keputusan tersebut
harus mengarah pada spesifikasi berdasarkan criteria.
Perencanaan Kurikulum menyangkut banyak demensi. Ada beberapa
unsur penting dari dimensi perencanaan kurikulum. Unsur tersebut
yang akan menentukan logika dan karakteristik alur dari sebuah
perencanaan kurikulum. Unsur tersebut dapat disebutkan sebagai
berikut: (1) Tujuan dan prioritas (goals and priorities); (2) Isi
kurikulum (content of the curriculum); (3) Jenis pembelajaran (types
of learning opportunities); (4) Organisasi pembelajaran (learning
organization); (5) Organisasi isi (organization of content areas); (6)
Model presentasi dan respon (mode of presentation and response); dan
(7) Jenis evaluasi (types of evaluation). Tahapan-tahapan dalam
perencanaan kurikulum menunjukkan bahwa perencanaan kurikulum
adalah proses yang terstruktur secara sistematis, logis dan jelas
sehingga menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik.
13

B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca memperoleh
pengetahuan baru yang bermanfaat terutama mengenai pemahaman
memperdalam tentang pengembangan kurikulum dengan model-model
pengembangan dari para ahli yang kelak dapat kita implementasikan
bersama, dan penyusun sangat paham bahwa makalah ini masih belum
sangat sempurna penyusun mengharapkan banyak kritik dan saran
yang bersifat membangun mengenai makalah ini guna untuk diperbaiki
dan mencapai kesempurnaan dalam penyusunan maupun isinya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar.2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:PT


Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2016. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum, Seri II; Jakarata: PT. Raja Grafindo
Persada:
Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter. Bandung.
Alfabeta
Lazwardi, Dedi. 2017. Manajemen Kurikulum Sebagai Pengembangan Tujuan
Pendidikan. Jurnal Kependidikan Islam. Vol . 7 No. 1,
Hambali, Akhmad Saufi1.2019. Menggagas Perencanaan Kurikulum Menuju
Sekolah Unggul. : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 03 No. 01,
p. 29-54
Taleb, U. (2015). Peranan Guru Dalam Pembinaan Kurikulum. PIONIR: Jurnal
Pendidikan, 4(2), 1–6.
Sumarsih. (2010). Rancangan Kurikulum Berwawasan Kemanusiaan. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(1), 22–30
Fitri, A. Z. (2013). Manajemen kurikulum pendidikan Islam. CV Alfabeta
Bandung.
Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai