Anda di halaman 1dari 20

i

STRATEGI YANG DITERAPKAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN


SEKOLAH EFEKTIF

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester ganjil
tahun akademik 2022/2023 dengan dosen pengampu

“Hilman Hilmawan, M.Pd.”

Disusun oleh:

Disusun Oleh :

Rian Syahvierul (60403070122036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KAMPUS SUKARAJA

2022
ii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Strategi yang Diterapkan Kepala Sekolah dalam
Mewujudkan Sekolah Efektif” dapat penulis selesaikan dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Terimakasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Hilman Hilmawan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah membimbing penulis serta memotivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Terimakasih yang tak terhingga kepada keluarga dan seluruh pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Semoga segala bantuan yang telah dicurahkan untuk kelancaran
penulisan makalah dibalas oleh Allah swt. Semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan menambah literasi. Makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Masukan dari para pembaca sangat penulis harapkan.

Sukabumi , 25 Desember 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ...........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 5

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 6

C. Tujuan .......................................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7

A. Karakteristik Sekolah Efektif ..................................................................................................... 7

B. Pendekatan Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................................................................. 8

C. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk Mewujudkan Sekolah Efektif ....................... 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 13

B. Saran .......................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 14

GLOSARIUM .................................................................................................................................... 16

LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 18

Pilihan Ganda ................................................................................................................................. 18

Essay .............................................................................................................................................. 20
iv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kepemimpinan dan Manajemen ............................................................................................ 8
5

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin dan manajer (pengatur) berjalannya roda
organisasi sekolah. Artinya Kepala Sekolah harus dapat penggerak untuk mengatur
bawahannya. Sebagaimana menurut Hajar & Putra, (2021) dan Matondag, (2018) bahwa kepala
sekolah ini memiliki fungsi yaitu harus dapat menggerakkan semua bawahan untuk
memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan setiap
individunya.

Kepemimpinan kepala sekolah memegang peranan penting dalam memajukan suatu


organisasi untuk memandu peningkatan prestasi dan pengembangan sekolah, maka kepala
sekolah menjadi faktor utama terhadap keberhasilan sekolah. Kepemimpinan sekolah memiliki
arti yaitu sebuah proses pembinaan dan penyadaran bakat dan tenaga guru, siswa, serta orang
tua peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Asniawati, 2019).
Artinya, kepemimpinan yang berada pada organisasi sekolah harus dapat membina dan
memandu seluruh tenaga yang ada di dalamnya agar prestasi dan pengembangan sekolah
meningkat dengan baik.

Sekolah efektif merupakan sekolah yang mampu merubah input menjadi keluaran yang
sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan tujuan sekolah yang sudah ditentukan dengan
proses yang maksimal dan biaya yang minimal. (Asniawati, 2019) menyebutkan bahwa sekolah
efektif memiliki kemandirian, fleksibilitas, serta partisipasi aktif untuk mengelola pendidikan
yang terbaik dari warga sekolah dan masyarakat. Sejalan dengan definisi yang telah
dikemukakan tersebut, maka sekolah efektif merupakan lembaga pendidikan yang dapat
mengubah input menjadi output yang sesuai dengan kriteria serta tujuan sekolah dan partisipasi
aktif dari seluruh warga sekolah serta masyarakat untuk mendukung adanya sekolah yang
efektif.

Menciptakan sekolah yang efektif, artinya harus ada dorongan dari semua pihak yang ada
di lembaga sekolah. Salah satu yang memegang peranan penting yang ada di dalamnya yaitu
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang ada di organisasi tersebut. Kepala sekolah
harus mampu memilih dan memilah strategi yang akan digunakan demi menciptakan sekolah
yang efektif dan mampu menghasilkan lulusan terbaik serta harus mampu memandu seluruh
warga sekolah maupun mayarakat untuk pengembangan sekolah ke arah yang baik. Dengan
begitu, akan tercipta sekolah yang efektif sesuai yang diharapkan.
6

Pada faktanya mutu pendidikan di Indonesia relatif rendah. Sebagaimana informasi yang
dikutip dari Kompasiana, 28 Oktober 2022, bahwa mutu pendidikan di berbagai jenjang
pendidikan baik formal maupun informal dapat dikatakan rendah. Hal ini tentunya diakibatkan
dari sekolah yang tidak tau apa saja kebutuhan yang dibutuhkan oleh warga sekolah.
Pendidikan atau sekolah yang bermutu dapat ditingkatkan jika manajer sekolah mendukung
mulai dari fasilitas yang cukup untuk menunjang pendidikan. Kepemimpinan manajer sekolah
yang efektif merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu organisasi, karena
kepala sekolah yang efektif mengetahui apa saja kebutuhan dari warga sekolah. Selain dari hal
di atas, masih banyak daerah – daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terdalam) yang mutu
pendidikannya sangatlah rendah. Oleh karena itu, sudah saatnya kepala sekolah mengusung
konsep manajemen berbasis sekolah dan menerapkan strategi - strategi yang kiranya dapat
menjadikan sekolah yang efektif.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, penerapan sekolah efektif memiliki
urgensi yang cukup serius, karena berhubungan dengan mutu dari pendidikan. Oleh karena itu,
pada makalah ini akan dibahas mengenai strategi apa saja yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah untuk menjadikan sekolah yang efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik sekolah yang efektif?
2. Bagaimana pendekatan kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah?
3. Bagaimana strategi kepemimpinan kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah efektif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik sekolah yang efektif
2. Untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah
3. Untuk mengetahui strategi kepemimpinan kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah efektif
7

BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sekolah Efektif

Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memberikan layanan pendidikan dan
pembelajaran yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Artinya Sekolah
yang efektif bisa dikatan apabila sekolah tersebut dapat mencapai tujuan dari pendidikan
(Mencapai Visi dan Misi). Sejalan dengan apa yang dikatakan Mutmainah (2017) bahwa
sekolah yang efektif adalah sejauh mana sekolah tersebut dapat mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai
target yang telah ditetapkannya sendiri.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif
merupakan sekolah yang memiliki proses belajar mengajar yang bermakna, manajemen
sekolah yang efektif dan efisien, dan mencetak lulusan – lulusan yang bermutu atau dengan
kata lain sebuah sekolah dianggap efektif jika dapat mencapai apa yang direncanakan.
Menurut Siahaan (2018), karakteristik sekolah efektif dipaparkan sebagai berikut:
1. Sekolah efektif membutuhkan seorang kepala sekolah yang memiliki jiwa membangun
(the building principal) dan juga mampu melaksanakan fungsi kepemimpinannya sebagai
pemimpin pengajaran.
2. Sekolah yang efektif membutuhkan guru-guru yang professional, yaitu guru-guru yang
memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan kependidikan yang memadai sehingga
efektif dalam menjalankan tugas-tugas profesinya.
3. Sekolah yang efektif memerlukan partisipasi masyarakat seperti orang tua murid dan
anggota masyarakat lainnya. Partisipasi masyarakat yang tinggi akan mendukung kinerja
para pengelola sekolah dan keberhsilan pelaksanaan program-program sekolah yang
efektif dan efisien.
4. Sekolah yang efektif dapat dilihat juga dari hasil lulusan atau hasil belajar para siswanya.
Perilaku positif siswa dan prestais belajar menunjukkan bagian dari hasil upaya
pelaksanaan kegiatan kependidikan yang dikelola secara bersama oleh kepada sekolah,
para guru, serta para orang tua atau masyarakat.

Berikut adalah karakteristik sekolah efektif berdasarkan hasil penelitian di Amerika


Serikat yang dilakukan di Glendale Union High School.
1. Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik
2. Pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah
3. Ekspektasi guru dan staf tinggi
8

4. Ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat
5. Adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar
6. Kemajuan siswa sering dimonitor
7. Menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktifitas yang
esensial.
8. Komitmen yang tinggi dari SDM sekolah terhadap program pendidikan.

Diani and Hanum (2017) mengatakan bahwa sekolah efektif ditandai dengan
karakteristik sekolah yang memang sesuai yaitu memiliki nilai-nilai budaya yang mampu
dikembangkan. Keberhasilan program-program sekolah tentu saja sangat dipengaruhi
oleh komunikasi dan interaksi antar warga sekolah. Dapat disimpulkan bahwa
karakteristik sekolah efektif diantaranya yaitu memiliki tujuan sekolah yang jelas, kepada
sekolah memiliki principal building, guru-guru yang professional, hubungan yang
harmonis antar masyarakat sekolah, dan hasil belajar siswa yang baik.
B. Pendekatan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Implementasi sebuah sistem hanya dapat berjalan apabila seluruh warga sekolah
memiliki pemahaman dan kesatuan pandangan atas visi dan misi sekolah, serta kemauan,
dan kemampuan untuk merealisasikannya. Dengan kata lain, kepala sekolah selaku
pemimpin dalam organisasi ini, dituntut untuk mampu menjadi manager disamping seorang
pemimpin (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhum,2016). Maka, jika kedua hal tersebut
sudah dimiliki oleh kepala sekolah dalam memimpin organisasi sekolah, sekolah yang
sesuai dengan tujuan pun akan tercipta sesuai dengan yang diharapkan oleh seluruh warga
sekolah. Kepemimpinan dan manajemen sekolah, keduanya berbeda namun saling
melengkapi dan dibutuhkan untuk keefektifan sekolah.

Tabel 1. Kepemimpinan dan Manajemen

Kepemimpinan Manajemen

(Mengatasi Perubahan) (Mengatasi Kompleksitas)

¾ Menentukan arah : mengembangan ¾ Perencanaan dan penyusunan anggaran :


visi dan strategi-strategi untuk menentukan tahap-tahap dan jadwal secara
menghasilkan perubahan-perubahan rinci untuk mencapai hasil yang diinginkan,
yang diperlukan untuk mencapai visi kemudian mengalokasikan sumber daya-
itu. sumber daya yang diperlukan untuk
mewujudkannya.
9

¾ mengarahkan karyawan : ¾ pengorganisasian dan penyusenan staf :


menyampaikan arah atau tujuan melalui membentuk struktur pekerjaan dan hubungan
kata-kata dan tindakan, membentuk tim untuk memfasilitasi implementasi rencana
dan koalisi yang memahami dan menempatkan orang-orang dalam struktur,
mendukung visi dan strategi. mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang untuk menjalankan rencana,
membuat kebijakan-kebijakan dan prosedur-
prosedur untuk membantu membimbing
karyawan, serta menciptakan metode-metode
atau sistem-sistem pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.

¾ memberi motivasi dan inspirasi : ¾ pengendalian dan pemecahan masalah :


motivasi karyawan untuk mengatasi memonitor hasil, mengindentifikasi
hambatan-hambatan politik, birokrasi, penyimpangan-penyimpangan, kemudian
dan sumber daya untuk terciptanya melakukan pengorganisasian untuk pemecahan
perubahan. masalah.

Dengan demikian kepemimpinan lebih menekankan pada aspek manusia, sedangkan


manajemen lebih menekankan pada pengembangan sistem formal. Dalam kepemimpinan,
hubungan informal merupakan hal yang penting disamping hubungan formal, sedangkan
dalam manajemen, pola hubungan lebih didasarkan pada hubungan formal mengikuti
struktur/sistem formal yang dikembangkan. Brosnahan mengatakan kepemimpinan berarti
memberi perhatian lebih pada pengembangan hal-hal yang berfokus pada integritas, visi,
kemampuan untuk menginspirasi yang lain, mawas diri, keberanian berinovasi, dan
penilaian. Sedangkan manajemen lebih memperhatikan dan mendasarkan pada sistem-
sistem dan proses formal.

Berdasarkan pada esensi fungsi kepemimpinan tersebut, Wahjosumidjo (2005: 105)


mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin melakukan tiga hal berikut.

1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri
para guru, staf, dan siswa dalam melaksanakan tugas masing- masing
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf, dan para siswa;
3. Berada di depan untuk memajukan dan memberikan inspirasi kepada para guru, staf,
dan siswa dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
10

Seorang pemimpin dalam organisasi sekolah yang merupakan kepala sekolah memiliki
pendekatannya sendiri dalam mencapai tujuan bersama organisasinya. Terdapat empat
kategori menurut Gunter dalam pendekatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, yaitu
pendekatan sifat, pendekatan perilaku, pendekatan kontingensi, dan pendekatan
transformasional (Istikomah, 2019).
1. Pendekatan sifat merupakan pendekatan yang fokus terhadap karakteristik atau sifat-
sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
2. Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang memiliki landasan pemikiran bahwa
keberhasilan maupun kegagalan yang dilakukan oleh pemimpin ditentukan dari gaya
sikap dalam melaksanakan tugasnya serta tindakan pemimpin dalam memimpin
bawahan atau anggotanya.
3. Pendekatan kontingensi merupakan pendekatan kepemimpinan yang berpandangan
bahwa situasi yang berbeda membutuhkan suatu perilaku kepemimpinan yang berbeda
sesuai dengan situasi yang sedang terjadi.
4. Pendekatan transformasional merupakan pendekatan dari kepemimpinan yang memiliki
landasan hubungan terhadap nilai atau motivasi tingkat tinggi serta visi dari organisasi
tersebut. Pendekatan ini merupakan pendekatan kepemimpinan sekolah yang paling
ideal (Komsiyah, 2016).
C. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk Mewujudkan Sekolah Efektif

Kepemimpinan kepala sekolah perlu menerapkan strategi yang tepat yang sesuai
dengan konteks yang ada pada sekolah tersebut.Sergiovani mengatakan bahwa tidak setiap
situasi seorang kepala sekolah membutuhkan strategi kepemimpinan yang sama. kepala
sekolah harus mempraktikkan kepemimpinan dalam konteks yang mereka hadapi
(Istikomah, 2019).

Terdapat empat strategi kepemimpinan kepala sekolah menurut Sergiovani yang masing-
masing dipertimbangkan efektif untuk konteks tertentu (Istikomah, 2019).

1. Bartering

Strategi bartering menekankan pada konsep “Trading” .Pendekatan ini akan


menciptakan sebuah hubungan berdasarkan konsep barter.Pendekatan barter sangat cocok
digunakan ketika pemimpin dan guru tidak berbagi tujuan dan kepentingan bersama atau
bisa juga dikatakan kebutuhan dan kepentingan kepala sekolah dan guru berbeda. Pada
hal ini manajer sekolah dapat memberikan kesempatan kepada guru maupun staff tentang
apa saja hal hal yang dikeluhkan dan apa saja hal hal yang diharapkan . Kegiatan ini
dilakukan untuk membangun hubungan atau kedekatan kepada masyarakat sekolah
11

diantaranya ialah guru. Karena pada dasarnya gaya kepemimpinan ini menggunakan
konsep “Trading”.Pendekatan ini akan menciptakan hubungan berdasarkan “barter”
pemenuhan keinginan dan kebutuhan pimpinan dan bawahan.

2. Building

Strategi building ini yakni pemimpin menciptakan sebuah iklim dan dukungan
interpersonal yang bagus untuk dapat meningkatkan kesempatan para staf,peserta didik
dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan prestasi, tanggung jawab, kompetensi, dan
yang terakhir ialah penghargaan diri. Pendekatan ini lebih menekankan pada penciptaan
sebuah kondisi yang memungkinkan para guru terpenuhi kebutuhan psikologisnya.Pada
hal ini manajer sekolah dapat mendukung guru, peserta didik, staff untuk dapat
memenuhi kebutuhan prestasi, tanggung jawab, kompetensi, dan penghargaan diri.

3. Binding
Manajer sekolah dan guru guru bersama sama mengembangkan nilai kebersamaan
tentang hubungan serta ikatan yang sama sama mereka inginkan .Sehingga mereka bisa
menjadi komunitas pembelajar dan juga pemimpin. Tujuan dari strategi ini ialah agar
kepala sekolah dan guru tidak merasa ada pembatas, sehingga dapat terbentuk sebuah
ikatan untuk mengembangkan dan juga berkomitmen untuk mewujudkan sekolah yang
efektif.

4. Bonding
Manajer sekolah dan juga personil bersatu pada hubungan dan juga komitmen
yang menjadikan pengembangan sekolah melembaga di kehidupan sehari-hari. Gaya
kepemimpinan ini menekankan pada hubungan yang saling peduli dan tergantung yang
dihasilkan dari pelaksanaan kewajiban dan komitmen bersama. Pada stategi ini manajer
sekolah membentuk suatu komunitas yang sama, sehingga dengan adanya komunitas ini,
tujuan yang hendak dicapai bersama dapat segera terwujud, karena pada hakikatnya
ketika sudah terbentuk sebuah hubungan dan ikatan dari sebuah komunitas, maka akan
muncul sebuah komitmen ataupun keinginan dalam mengembangkan lembaga atau
komunitas tersebut.Jadi diharapka kepala sekolah dapat membentuk komitmen yang baik
kepada semua stake holder agar sekolah efektif dapat terwujud.

Menciptakan sekolah yang efektif tidak hanya menerapkan empat strategi di atas
saja. Ada hal lain yang harus diterapkan oleh seorang kepala sekolah dalam memimpin
organisasinya sehingga dapat terwujud sekolah efektif yang diharapkan (Taufan, Maria,
Rusdinal, & Gistituati, 2021). Hal-hal tersebut sebagai berikut:
12

1. Kepala sekolah dapat dan harus selalu menyampaikan visi sekolah dengan
menitikberatkan pada nilai audiens yang dituju. Karena akan memberikan efek pada
kesadaran akan pentingnya pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing individu
baik guru ataupun siswa.
2. Kepala sekolah selalu melibatkan para guru maupun seluruh warga sekolah dalam
pengambilan keputusan tentang bagaimana cara mencapai visi sekolah. Hal ini
dilakukan untuk dapat meningkatkan kepedulian semua aspek yang menjadi
masyarakat sekolah mengenai visi sekolah.
3. Mendukung atau mensupport upaya upaya yang dilakukan oileh guru dalam
mewujudkan visi dengan memberikannya pelatihan, umpan balik, maupun dan
sebagainya.Yang tentunya dapat membantu pengembangan diri secara proffesinal
dan meningkatkan penghargaan diri (self esteem) mereka.
4. Kepala sekolah harus menghargai dan juga mengakui atas kesuksesan berprestasinya
semua masyarakat sekolah.
13

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Sekolah efektif ditandai dengan karakteristik sekolah yang memang sesuai yaitu memiliki
nilai-nilai budaya yang mampu dikembangkan. Keberhasilan program-program sekolah tentu
saja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dan interaksi antar warga sekolah. karakteristik sekolah
efektif diantaranya yaitu memiliki tujuan sekolah yang jelas, kepada sekolah memiliki principal
building, guru-guru yang professional, hubungan yang harmonis antar masyarakat sekolah, dan
hasil belajar siswa yang baik. Terdapat empat kategori menurut Gunter dalam pendekatan yang
dilakukan oleh kepala sekolah, yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku, pendekatan
kontingensi, dan pendekatan transformasional. Strategi kepemimpinan dalam menciptakan
sekokah efektif ada empat trategi menurut Sergiovani yang masing-masing dipertimbangkan
efektif untuk konteks tertentu, empat hal tersebut yaitu barteringi, building, binding, dan
bonding.

B. Saran

Pada pembuatan makalah ini, penulis sangat sadar bahwa masih memiliki banyak
kekurangan dan kedepannya akan lebih jelas dan detail dalam memaparkan sebuah topik. Penulis
juga akan mencari serta membaca sumber-sumber lain yang berkaitan dengan materi untuk
mendukung pembahasan. Untuk itu, saran dan kritik sangat diperlukan penulis agar kedepannya
bisa lebih baik lagi. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah informasi
serta pengetahuan baru.
14

DAFTAR PUSTAKA

Asniawati. (2019). Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Peran Kepala Sekolah di SD Negeri 30
Mandau. Jurnal Pajar, 3(5), 119.

Diani, M. N., & Hanum, F. (2017). Kultur Sekolah Dalam Mengembangkan Good School (Sekolah
Efektif) di SMA Negeri 3 Yogyakarta. 1(1), 1-13.

Hajar, S., & Putra, E. D. (2021). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembinaan
Kedisplinan Guru di Sekolah Dasar. jurnal Basicedu, 4(4), 2256-2262.
doi:https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1191

Istikomah, I. (2019). Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Upaya Mewujudkan Sekolah
Efektif. Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang.

Komsiyah, I. J. T. a. J. P. I. (2016). Kepemimpinan Transformatif perkembangan dan


implementasinya pada lembaga pendidikan. 4(2), 293-316.

Matondag, A. (2018). Suatu Tinjauan Tentang Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Disiplin Kerja Guru. Journal of Biology Education, Science and Technology, 1(2), 7-15.

Mutmainah, M. (2017). Perilaku Kepemimpinan, Iklim Sekolah Dan Sekolah Efektif. Jurnal
Administrasi Pendidikan UPI, 24(1), 163-172.

Rayendra, R., & Amsal, M. F. (2019). KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM


MEMBANGUN SEKOLAH EFEKTIF. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2).

Retnoningsih, E. (2020). Tata Kelola Sekolah Efektif Menuju Sekolah yang Berkualitas.
doi:https://doi.org/10.35542/osf.io/ade2g

Ridho, M. A. (2019). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Sekolah


Efektif Di Sekolah Dasar. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan), 3(2), 114-129.

Riswandi, R., Sukamto, I., & Oktaria, R. (2021). Sekolah Efektif, Learning Organization, dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3),
1873-1880.

Saondi, O., & Sobarudin. (2015). Konsep-konsep dasar menjadi sekolah unggul. Yogyakarta: Cv.
Budi Utama.

Siahaan, A. (2018). Kepemimpinan Pendidikan : Aplikasi Kepemimpinan Efektif, Strategis Dan


Berkelanjutan. Medan: Cv. Widya Puspita.
15

Winardi, J., Nurkolis, N., & Yuliejantiningsih, Y. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Sekolah Efektif pada SMP Negeri Rayon
Patebon Kabupaten KendaL. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(2).

Zuldesiah, Z., Gistituati, N., & Sabandi, A. (2021). Kontribusi Gaya Kepemimpinan dan
Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru-guru Sekolah Dasar. jurnal
Basicedu, 5(2), 663-671.
16

GLOSARIUM

Anggota : Suatu perkumpulan yang bukan termasuk pengurus.

Audiens : Hadirin, penonton, pendengar.

Bartering : Perdagangan dengan saling bertukar barang

Binding : Mengikat

Bonding : Ikatan

Birokrasi : Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata
aturan, yang banyak liku-likunya dan sebagainya.

Budaya : Suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Building : Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan tindakan-tindakan


yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya.

Delegasi : Perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan secara langsung maupun
secara musyawarah untuk mengutusnya menjadi salah satu perwakilan suatu
kelompok atau lembaga.

Efektif : Efektif berarti menimbulkan akibat, manjur, berhasil dan berlaku.

Ekspektasi : Suatu harapan atau keyakinan yang diharapkan menjadi kenyataan di masa
mendatang.

Formal : Kata-kata yang mana simbol diambil dari alfabet dan bentukan-selaras
berdasarkan seperangkat kaidah tertentu.

Inspirasi : Motivasi yang membuat seseorang merasakan energi positif dan membuat hari
lebih menyenangkan.

Intrinsik : Unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur
suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran,
latar dan pelataran, dan pusat pengisahan

Karakteristik : Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain, tabiat, watak.

Kelola : Mengendalikan, menyelenggarakan

Kinerja : Sesuatu yang secara aktual orang kerjakan dan dapat diobservasi.

Kontingensi : Suatu kondisi yang bisa terjadi, tetapi belum tentu benar-benar terjadi.
17

Kredibilitas : Seorang pemimpin adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk


menimbulkan kepercayaan.

Leadership : Kepemimpinan

Manajemen : Suatu proses yang sistematis dalam pengorganisasian sehingga dapat dilakukan
pengendalian dan pengawasan untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajer : Orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok
atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran.

Memadai : Memenuhi (syarat, keinginan) dan sebagainya; mencukupi.

Metode : Suatu bagian kode yang digunakan untuk melakukan suatu tugas.

Misi : Penjabaran apa yang akan dilakukan untuk mencapai atau mewujudkan visi.

Motivasi : Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang untuk
mencapai tujuan.

Organisasi : Suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah


pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

Partisipasi : Keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran atau emosi dan
perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam upaya untuk
memberikan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dan
ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut

Pendidikan : Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Positif : Menjalankan segala jenis hal yang baik seperti membantu orang lain.

Profesional : Seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan
peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas
jasanya.

Reputasi : Suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang.

Strategi : Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu.

Visi : Gambaran besar atau gambaran secara keseluruhan apa yang diinginkan.
18

LAMPIRAN
Pilihan Ganda

1. Fungsi yang dijalankan dalam melaksanakan sekolah efektif yaitu, kecuali...


a. Sosial
b. Politik
c. Ekonomi
d. Budaya
2. Manakah dibawah ini karakteristik sekolah efektif menurut Siahaan ...
a. Sekolah yang efektif membutuhkan guru-guru yang professional
b. Adanya iklim positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar
c. Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik
d. Komitmen yang tinggi dari SDM sekolah terhadap program pendidikan
3. "Sekolah efektif ditandai dengan karakteristik sekolah yang memang sesuai yaitu memiliki nilai-
nilai budaya yang mampu dikembangkan." Pendapat tersebut disampaikan oleh...
a. Siahaan
b. Dini dan Hanum
c. Retnoningsih
d. Mutmainah
4. "Sekolah yang efektif memerlukan partisipasi masyarakat seperti orang tua murid dan anggota
masyarakat lainnya. Partisipasi masyarakat yang tinggi akan mendukung kinerja para pengelola
sekolah dan keberhsilan pelaksanaan program-program sekolah yang efektif dan efisien."
Pendapat tersebut disampaikan oleh...
a. Siahaan
b. Dini dan Hanum
c. Retnoningsih
d. Mutmainah
5. Kepemimpinan kepala sekolah adalah...
a. upaya kepala sekolah mempengaruhi atau menggerakkan staf.
b. upaya kepala sekolah untuk menjadi bos.
c. upaya kepala sekolah memerintah bawahan dengan semaunya.
d. upaya kepala sekolah untuk membentuk karakter bawahannya.
6. Kepemimpinan dan manajemen sekolah keduanya berbeda namun saling melengkapi dan
dibutuhkan untuk...
a. kemajuan sekolah
19

b. kemakmuran sekolah
c. keefektifan sekolah
d. kelancaran sekolah
7. Manajemen sekolah berorientasi pada penanganan...
a. efektifitas
b. komunitas
c. strategi
d. kompleksitas
8. Menyampaikan arah atau tujuan melalui kata-kata dan tindakan, membentuk tim yang koalisi
yang mendukung visi dan strategi adalah cara kepemimpinan mengatasi perubahan dengan
cara...
a. menentukan arah
b. mengarahkan karyawan
c. memberi motivasi dan inspirasi
d. pengendalian dan pemecahan masalah
9. Memotivasi karyawan untuk mengatasi hambatan-hambatan politik, birokrasi dan sumber daya
untuk terciptanya perubahan alah cara kepemimpinan...
a. memberi motivasi dan inspirasi
b. pengendalian dan pemecahan masalah
c. mengarahkan karyawan
d. menentukan arah
10. Sebagai pemimpin melakukan beberapa hal berikut, kecuali...
a. mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para
guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas tugas masing-masing
b. memberi bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa.
c. berapa didepan untuk memajukan dan memberikan inspirasi kepada para guru, staf, dan
siswa dalam rangka mencapai, tujuan.
d. menjadikan jabatan sebagai alasan untuk memerintah seenaknya.
11. Strategi yang menerapkan unsure Trading ialah ...
a. Barter
b. Bonding
c. Binding
d. Building
12. Strategi yang lebih menekankan pada penciptaan kondisi yang memungkinan guru-guru
terpenuhi kebutuhan psikologisnya yaitu ...
20

a. Barter
b. Bonding
c. Binding
d. Building
13. Gaya kepemimpinan ini menekankan pada hubungan saling peduli dan tergantung yang
dihasilkan dari pelaksanaan kewajiban dan komitmen bersama, kecuali ...
a. Barter
b. Bonding
c. Binding
d. Building
14. Pendekatan yang paling tepat digunakan ketika kepala sekolah dan guru tidak berbagi tujuan dan
kepentingan bersama atau dengan kata lain ketika kebutuhan dan kepentingan kepala sekola dan
guru berbeda ialah ...
a. Barter
b. Bonding
c. Binding
d. Building
15. Gaya dan strategi kepemimpinan yang lebih menekankan moral sebagai sumber kekuasaan, ialah
...
a. Barter
b. Bonding
c. Binding
d. Building

Essay

1. Jelaskan menurut pendapatmu, bagaimana karakteristik sekolah efektif!


2. Jelaskan perbedaan kepemimpinan dan manajemen
3. Mengapa pemimpin harus memiliki strategi dan pendekatan dalam memimpin organisasi?
4. Jabarkan alasan keefektifan penggunaan strategi binding dan bonding!

Anda mungkin juga menyukai