(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah)
Dosen Pengampu:
Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
JAWA BARAT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena saya bisa
menyelesaikan laporan hasil observasi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, para tabi’in tabiat dan
sampai kepada kita selaku umatnya. Laporan hasil observasi ini berjudul “Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah di MIN 2 Ciamis” yang bertujuan untuk memenuhi salah
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil observasi ini masih jauh
dari sempurna dikarnakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses pembuatan. Hanya Allah SWT yang
dapat membalas semua kebaikan dan menjadikannya sebagai amal soleh. Aamiin Allahumma
Aamiin..
i
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Sasaran Observasi…............................................................................................... 3
C. Tujuan Observasi.................................................................................................... 3
D. Manfaat Observasi.................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................... 4
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah.............................................................. 4
B. Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah........................................ 5
C. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah.............................................................. 7
BAB III PELAKSANAAN OBSERVASI....................................................................... 10
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Observasi............................................................. 10
B. Jenis dan Pendekatan.............................................................................................. 10
C. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN OBSERVASI.................................................. 13
A. Profil MIN 2 Ciamis............................................................................................... 13
B. Visi dan Misi.......................................................................................................... 16
C. Manajemen Kurikulum dan Proses Pembelajaran.............................................. 17
BAB V PENUTUP…........................................................................................................ 23
A. Simpulan............................................................................................................ 23
B. Saran.................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 25
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan asset bangsa yang sangat berperan terhadap kemajuan dan
kualitas suatu bangsa. Sekolah sebagai pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan
murid-murid/anak didik. Antara mereka sudah barang tentu menjadi saling hubungan, baik
antara guru/pendidik dengan muridnya maupun antara murid dengan murid. Pengetahuan dan
ketrampilan lulusan peserta didik diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap
pembangunan disekitarnya.
Sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan
kualifikasinya sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki
kemampuan professional dalam bidang pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, guru
dapat melaksanakan perannya sebagai berikut : 1) fasilitator, 2) pembimbing, 3) penyedia
lingkungan 4) model, 5) motivator, 6) agen perkembangan kognitif, 7) manajer.1
Pendidikan di Indonesia didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
“Agar pendidikan nasional yang diharapkan sesuai dengan harapan dan cita-cita bangsa maka
dibentuklah sebuah sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional merupakan
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.2
Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan social di atas
kepentingan individu. Tujuannya ialah perubahan sosial atas tanggung jawab tentang masa
depan masyarakat. Tugas kurikulum demikian bukanlah sesuatu yang baru akan tetapi selalu
merupakan suatu bagian dari fungsi pendidikan, karena pendidikan selalu berkaitan dengan
masa mendatang. Hingga manakah taraf tanggung jawab itu berbeda-beda menurut pendapat
pendidik tertentu. Sekolah biasanya dipandang sebagai “agent of social change”, badan untuk
mengadakan perubahan social. Sekolah merupakan jembatan antara masa kini dengan ideal
atau cita-cita untuk masa datang.3
Panduan guru atau sekolah dalam mengajar dan mendidik siswa salah satu yang
terpenting adalah kurikulum. Kurikulum harus sesuai dengan kemampuan dan bekal siswa
yang dapat dikembangkan menjadi modal dasar untuk menjadi peserta didik yang berkarakter
1
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Bandung:Esensi Erlangga, 2013), hlm. 1-2
2
Himpunan Lengkap Undang-Undang, hal. 10.
3
S. Nasution.Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hlm 24
1
2
4
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian guru dan kepala sekolah
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 4-5.
5
Rusman. Manajemen Kurikulum, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011). hlm. 1.
6
Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 84.
3
pendidikannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter
dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
MIN 2 Ciamis berdiri pada tahun 1954 di atas tanah seluas 4159 m² terletak di Jalan
Cipancur No.04 desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. MIN 2 tersebut
memiliki 17 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1
Ruang Laboratorium, 1 Ruang UKS, 8 WC/Toilet, 1 Gudang, dengan total siswa berjumlah
392 siswa. Siswa di sekolah ini mendapatkan materi pembelajaran yang bersifat keislaman
dan nasional yang telah dielaborasi dalam bentuk pengembangan kurikulum yang akan
menjadikan lulusannya bisa bersaing di kabupaten Ciamis dan sekitarnya.
B. Sasaran Observasi
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas serta komponen yang ada dalam
manajemen berbasis sekolah, maka sasaran observasi ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Profil Sekolah MIN 2 Ciamis?
2. Bagaimana Manajemen Kurikulum MIN 2 Ciamis?
C. \Tujuan Observasi
Tujuan observasi manajemen berbasis sekolah ini untuk mengetahui:
1. Bagaimana Profil Sekolah MIN 2 Ciamis?
2. Bagaimana Manajemen Kurikulum MIN 2 Ciamis?
D. Manfaat Observasi
Berdasarkan rumusan tujuan penelitian diatas, maka peneliti ini diharapkan
bermanfaat untuk:
1. Menambah khasanah ilmiah di bidang kajian Manajemen Pendidikan Islam khususnya
dan semua yang berkaitan dengan pendidikan.
2. Menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana
manajemen kurikulum dengan pelaksanaan pembelajaran di MI.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (Kepala sekolah, guru,
siswa, orangtua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdassarkan
kebijakan pendidikan nasional (Umaedi ,2001:3) dengan otonomi yang lebih besar dalam
mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.7
Adapun istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari
School Based Management. Istilah ini pertama kali muncul di America Serikat ketika
masyarakat mulai mempertanyakan televansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat (E.mulyasa, 2011:24). MBS merupakan paradigma baru pendidikan,
yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (perlibatan masyarakat) dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional.8 MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan
yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan
memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah
untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok–kelompok
yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Hal ini menurut
pendapat para tokoh-tokoh pendidikan, diantaranya:
1. Menurut Suparman, MBS adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara
mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait
dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memahami kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam
Pendidikan Nasional.9
2. Menurut Umaedi, MBS adalah sesuatu yang relatif, maksudnya adalah adanya
keseimbangan kekuasaan dan kewenangan (power and authorities) antara sekolah,
7
Umaedi, Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, Jakarta, 2001, hlm. 3.
8
E. Mulyasa, Manjamen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan, Implementasi, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 24.
9
Suparman, Manajemen Pendidikan Masa Depan. Balitbang Dikdasmen Depdikbud,
Jakarta, 2001, hlm.1.
4
5
10
Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta, 2002, hlm. 9.
11
Slamet PH. Manajemen Berbasis Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2000, hlm. 4.
12
Satmoko, Manajemen Berbasis Sekolah, Makalah, UNNES, Semarang, 2001, hlm. 20.
6
13
Hadiyanto, Mencari sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, Rineka
Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 74.
7
siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumbernya pada
tujuan. Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan semua tugas,
tanggung jawab, wewenang dan komponen dalam proses kerjasama sehingga tercipta suatu
sistem kerja yang baik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian
dilakukan berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam
perencanaan.15
3. Pelaksanaan (Actuating)
Konsep ini membawa konsekuensi bahwa pelaksanaan MBS sudah sepantasnya
menerapkan pendekatan “idiograpik” (membolehkan adanya berbagai cara melaksanakan
MBS) dan bukan lagi mendapatkan pendekatan “monotetik” (cara melaksanakan MBS yang
cenderung seragam untuk semua sekolah).
Oleh karena itu, dalam arti yang sebenarnya tidak ada satu resep pelaksanaan MBS
yang sama untuk diberlakukan ke semua sekolah. Tetapi satu hal yang perlu diperhatikan
bahwa mengubah pendekatan manajemen berbasis pusat menjadi peningkatan mutu berbasis
sekolah bukanlah merupakan proses sekali jadi dan bagus hasilnya (one-shot and quick fix).
Hal tersebut merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus dan melibatkan semua
pihak yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan persekolahan.
4. Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen. Dalam organisasi keberadaan
pengorganisasian sangat penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk
mencapai tujuan. Proses pengorganisasian dibagi menjadi lima tahap, yaitu perincian
pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan
reorganisasi.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses monitoring kegiatankegiatan, tujuannya
untuk menentukan harapan-harapan yang secara nyata dicapai dan dilakukan perbaikan-
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Harapan-harapannya
dimaksud adalah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dan program-program
yang telah direncanakan untuk dilakukan dalam periode tertentu.16
15
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2000, hlm. 72.
16
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 46.
9
10
11
1. Wawancara/Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview)
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Dalam penelitian ini peneliti memilih wawancara terstruktur demi terarahnya
saat pewawancaraan dan lebih memudahkan dalam pengambilan data dan informasi
yang dibutuhkan. Wawancara Terstruktur adalah sebagai teknik pengumpulan data
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu dalam wawancara.
Dan yang menjadi objek wawancara dalam penelitian ini diataranya kepala sekolah,
unit kesiswaan, guru-guru MIN 2 Ciamis.
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunya ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. dalam penelitian ini yang menjadi objek
observasi diantaranya kondisi objektif sekolah, implementasi kurikulum sekolah, dan
proses pelaksanaan pembelajaran MIN 2 Ciamis.
12
3. Dokumentasi
Dokumen menurut (W. Gulo, 2010) adalah catatan tertulis tentang berbagai
kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu.17 Adapun yang dimaksud teknik
dokumentasi menurut (Nana Syaodih, 2011) adalah pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokuman, baik berupa dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik.18
Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data dokumentasi di
lapangan berupa foto, data sekolah, data kegiatan pembelajaran PAI, serta arsip-arsip
lainnya yang berkaitan dengan Implementasi manajemen kurikulum berbasis sekolah
di MIN 2 Ciamis. bentuk dokumen yang diperlukan adalah rancangan program dalam
bentuk dokumen tertulis.
4. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.19
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti atau sering disebut human instrument yang berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.20 Karena dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi maka peneliti menyiapkan pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumennya.
17
W. Gulo, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2010.
18
Nana Syaodih. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru dan Pusat Pengajaran-Pembidangan
Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung, 2017.
19
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Penerbit Alfa Beta,
2012), hlm. 330.
20
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif. hlm. 306.
BAB IV
13
14
21
Dokumentasi Data MIN 2 Ciamis 14 Desember 2021.
15
Tabel 1.222
Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tahun Pelajaran 2020/2021
GTT
Pend.
No Nama NIP / NUPTK Prodi./ Jur. Sertif
Terakhir
Wawan Hermawan, Administrasi √
1 19700181998031004 S2
S.Pd.I, M.Si pendidikan
2 Entin, S.Pd.I 196512181987032003 S1 PAI √
Rosid Sudinta, 197006171998031001 S1 PAI √
3
S.Pd.I
Yati Kurniati 197612122003122001 S1 PAI √
4
Rohmat, S.Pd.I
5 Tati Rosmiati, S.Ag 197403172007012014 S1 PAI √
Dedi Jamalidin, 197506132007101003 S1 PAI √
6
S.Ag
Siti Nurlaelah, 197909102006042026 S1 PAI √
7
S.Pd.I
Ade Maesaroh Siti 198403062007102001 S1 PAI √
8
A, S.Pd.I
Yayat Hidayat, 196804012014121002 S1 PJKR √
9
S.Pd.I
Idah Siti Saadah, 199011122019032011 S1 PAI
10
S.Pd.I
Tatang Hidayat, 4648759660110052 S1 PAI √
11
S.Pd.I
12 Lia Hoeriah, S.Pd.I 3747753654300052 S1 PAI √ √
13 Susi Irawati, S.Pd.I 6836765665300002 S1 PGMI √ √
14 Ernawati, S.Pd 1956770670210002 S1 Biologi √
5839768670300002 S1 Bahasa dan √
15 Heni Kustiani, S.Pd
Sasrta
16 Iyan Nurdiana 1237764663110003 S1 PJKR √
Ilih Muplihat, 3643750652210102 S2 PAI √
17
M.Pd.I
Uung Fahrul Islam, S1 PAI √
18 S.Pd.I
Mia Muyasaroh, S1 PGMI √
19 S.Pd
Lilik Rizkia Z, S1 PAI √
20 S,Pd.I
Toni Rustandi, 4839761663110072 S1 PAI √
21 S.Pd.I
Ma'mun Nurul 198004112007101003 S1 PAI
22 Mukmin, S.Pd.I
Endang Irfan Syariah
23 Sudrajat, S.Sy
22
Dokumentasi Data MIN 2 Ciamis 14 Desember 2021.
16
Untuk pemberlakuan kurikulum 2013 revisi MIN 2 Ciamis pada tahun pelajaran
2021/2022 dilaksanakan dari kelas I, sampai dengan kelas VI, baik pada mata pelajaran
PAI dan Bahasa Arab maupun pada mata Pelajaran Umum.
Menurut Syafaruddin, perencanaan itu dapat membangun usaha-usaha koordinatif,
memberikan arah kepada para manajer dan pegawai tentang apa yang akan dilakukan.
Bila setiap orang mengetahui dimana organisasi berada dan siapa yang diharapkan
memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan, maka akan meningkat koordinasi, kerja
sama dan tim kerja.24 Realita yang ada di MIN 2 Ciamis dalam perencanaan kurikulum
melibatkan semua komponen yang ada disekolah tersebut dari kepala sekolah, wakil
kelapa sekolah, guru dan tenaga kependidikan setiap akhir tahun pelajaran. Hal ini berarti
perencanan kurikulum memiliki kesesuain dengan pendapat pakar manajemen.
24
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2015, Hal
25
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
19
sekolah bidang sarpras, setelah itu waka kurikulum membawahi koordinator tiap
level yang terlibat langsung terhadap pelaksanaan kurikulum di kelas.26
Syafaruddin mengatakan bahwa, pada fungsi pengorganisasian terdapat hal yang
berkaitan dengan tugas-tugas untuk dilakukan, siapa yang melakukannya, bagaimana
tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa yang melaporkan kepada siapa dan di mana
keputusan dibuat serta terdapat konsep tanggung jawab, wewenang, pendelegasian, dan
pertanggungjawaban.87 Dinyatakan juga bahwa, di dalam pengorganisasian dilakukan
hal-hal seperti: 1) penerimaan fasilitas, perlengkapan dan staf untuk melaksanakan
rencana, 2)pengelompokan dan pembagian kerja, 3) pembentukan struktur kewenangan,
4) penentuan metode kerja dan prosedurnya, dan 5) pemilihan, pelatihan, dan pemberian
informasi.27 Berdasarkan teori para ahli tersebut, pelaksanaan fungsi pengorganisasian
kurikulum di MIN 2 Ciamis sudah berjalan sesuai dengan teori yang selama ini ada.
26
Wawancara dengan Yayat Hidayat,Wakil Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
27
M. Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia, 2010. Hal 111
28
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
20
merupakan unsur yang utama.29 Selain itu, fungsi pelaksanaan kurikulum merupakan
fungsi yang paling menentukan apakah sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah
dapat mewujudkan program sekolah atau tidak. Fungsi perencanaan, pengorganisasian
dan koordinasi yang telah disusun akan dibuktikan keberhasilannya dalam fungsi
pelaksanaan.90 Berdasarkan teori dan observasi yang dilakukan maka pelaksanaan
kurikulum di MIN 2 Ciamis sudah sesuai dengan panduan dan pendapat para ahli, bahkan
dikembangkan lagi pelaksanaannya dalam bentuk model pembelajaran sentra yang
berbeda dengan sekolah-sekolah SD pada umumnya.
29
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2011. hal 74.
30
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
21
kekurangan dan kelebihan pada saat guru mengajar, sehingga kekurangannya bisa
diperbaiki dan kelebihannya bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk seluruh
administrasi yang dibuat oleh guru maka akan dikoreksi atau disetorkan kepada wakil
kepala sekolah bidang kurikulum.
Selain itu, seluruh guru masing-masing level mengadakan KKG (Kelompok Kerja
Guru) setiap pekan sekali untuk mengevaluasi dan membahas kegiatan-kegiatan
pembelajaran di pekan selanjutnya. Model pembelajaran yang dikembangkan di MIN 2
Ciamis adalah model sentra, dimana dalam satu rombel dimodifikasi menjadi tiga sentra
utama yaitu sentra Matematika, sentra Sains dan Bahasa, dan sentra Seni. Siswa
berpindah-pindah sesuai jadwal sentra yang sudah ditentukan.
31
M. Amin Thaib dan Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada Madrasah Tsanawiyah Madrasah.
Jakarta: Departemen Agama RI Dirjen Kelembagaan Islam, 2005, Hal 66.
BAB V
SMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data dan dokumentasi yang dipaparkan diatas bisa simpulkan bahwa
perencanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis merupakan kerja tim secara berjenjang dimulai
dari Yayasan menunjuk manajemen di tingkat sekolah guna merancang kurikulum yang
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa ditengah perkembangan zaman, kemudian tim
tersebut membentuk tim kurikulum di sekolah yang akan mensosialisasikan ke dewan
guru. Kepala sekolah bersama tim manajemen menyusun dokumen satu menentukan visi,
misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan. Secara
struktural kepala sekolah membawahi langsung wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wakil kepala sekolah bidang sarpras, setelah
itu waka kurikulum membawahi koordinator tiap level yang terlibat langsung terhadap
pelaksanaan kurikulum di kelas. Bentuk pengorganisasian yang dilakukan juga dengan
melakukan KKG secara formal pada setiap pekan, dan melakukan pertemuan rutin
bulanan untuk menentukan kegiatan bersama dalam satu level yang akan diselenggarakan
di dalam dan di luar kelas.
Pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis sejak berdiri mengalami perubahan tiga
kali. Pertama, sejak berdiri menggunakan kurikulum KTSP sampai tahun 2010. Kedua,
menggunakan kurikulum KTSP yang dikemas dengan tematik sampai dengan tahun
2015. Ketiga, mengalami perubahan di model pembelajarannya yaitu berbasis sentra.
Sentra itu adalah model pembelajaran yang sering digunakan di tingkat PAUD atau TK,
yaitu siswa berpindah kelas atau tempat sesuai jadwal sentra di hari tersebut. Tiga sentra
utama yaitu sentra Matematika, sentra Sains dan Bahasa, dan sentra Seni. Setiap
koordinator level membuat program tahunan (prota) dan program semester (promes).
Setelah itu koordinator bersama guru-guru di levelnya masing-masing menyusun Silabus,
Weekly Plan dan RPP.
Kontrol terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis adalah dengan urutan,
kepala sekolah mengadakan supervisi setiap semester dua kali setiap guru, meskipun
dengan bertambahnya guru di sekolah maka tidak semua guru sanggup disupervisi oleh
kepala sekolah langsung maka dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Setelah supervisi maka diadakan audiensi di ruang kepala sekolah untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan pada saat guru mengajar, sehingga kekurangannya bisa
23
24
25
LAMPIRAN-LAMPIRA
26
Nomor : 099/IAID/TB/A-11/2021
Lampiran : -
Perihal : Observasi
Kepada:
Yth. Bapak/ Ibu Kepala MIN 2 Ciamis
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Demikian, atas segala bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Tujuan observasi untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik
dan non fisik manajemen kurikulum dan proses pembelajaran, manajemen kesiswaan (mutu
lulusan), manajemen sarana dan prasarana di MIN 2 Ciamis.
Keterangan
No Jenis Dokumen
A KL TA
1. Profil dan sejarah
2. Visi dan misi
3. Jadwal pembelajaran
4. Struktur organigram
5. Data sarana prasarana
6. Data pendidik dan tenaga kependididkan
7. Data peserta didik
8. Kurikulum pembelajaran
9. Kalender pendidikan
10. Analisis SKL
11. Analisis Kompetensi
12. Analisis KI-KD
13. Analisis alokasi waktu
14. Silabus
15. Prota
16. Promes
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
18. Foto dokumentasi
Keterangan:
A : Ada
KL : Kurang Lengkap
TA : Tidak Ada