Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MIN 2 CIAMIS

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah)

Dosen Pengampu:

Selamet, S.Pd.I., M.Pd.I

Oleh:

ADELYA SITI NURLATHIFAH


NPM: 18.07.0666

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS

JAWA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena saya bisa

menyelesaikan laporan hasil observasi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga

tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat, para tabi’in tabiat dan

sampai kepada kita selaku umatnya. Laporan hasil observasi ini berjudul “Implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah di MIN 2 Ciamis” yang bertujuan untuk memenuhi salah

satu tugas Manajemen Berbasis Sekolah

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil observasi ini masih jauh

dari sempurna dikarnakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya, oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses pembuatan. Hanya Allah SWT yang

dapat membalas semua kebaikan dan menjadikannya sebagai amal soleh. Aamiin Allahumma

Aamiin..

Ciamis,14 Desember 2021

Adelya Siti Nurlathifah

i
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Sasaran Observasi…............................................................................................... 3
C. Tujuan Observasi.................................................................................................... 3
D. Manfaat Observasi.................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................... 4
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah.............................................................. 4
B. Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah........................................ 5
C. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah.............................................................. 7
BAB III PELAKSANAAN OBSERVASI....................................................................... 10
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Observasi............................................................. 10
B. Jenis dan Pendekatan.............................................................................................. 10
C. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN OBSERVASI.................................................. 13
A. Profil MIN 2 Ciamis............................................................................................... 13
B. Visi dan Misi.......................................................................................................... 16
C. Manajemen Kurikulum dan Proses Pembelajaran.............................................. 17
BAB V PENUTUP…........................................................................................................ 23
A. Simpulan............................................................................................................ 23
B. Saran.................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 25
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan asset bangsa yang sangat berperan terhadap kemajuan dan
kualitas suatu bangsa. Sekolah sebagai pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan
murid-murid/anak didik. Antara mereka sudah barang tentu menjadi saling hubungan, baik
antara guru/pendidik dengan muridnya maupun antara murid dengan murid. Pengetahuan dan
ketrampilan lulusan peserta didik diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap
pembangunan disekitarnya.
Sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan
kualifikasinya sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki
kemampuan professional dalam bidang pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, guru
dapat melaksanakan perannya sebagai berikut : 1) fasilitator, 2) pembimbing, 3) penyedia
lingkungan 4) model, 5) motivator, 6) agen perkembangan kognitif, 7) manajer.1
Pendidikan di Indonesia didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
“Agar pendidikan nasional yang diharapkan sesuai dengan harapan dan cita-cita bangsa maka
dibentuklah sebuah sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional merupakan
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.2
Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan social di atas
kepentingan individu. Tujuannya ialah perubahan sosial atas tanggung jawab tentang masa
depan masyarakat. Tugas kurikulum demikian bukanlah sesuatu yang baru akan tetapi selalu
merupakan suatu bagian dari fungsi pendidikan, karena pendidikan selalu berkaitan dengan
masa mendatang. Hingga manakah taraf tanggung jawab itu berbeda-beda menurut pendapat
pendidik tertentu. Sekolah biasanya dipandang sebagai “agent of social change”, badan untuk
mengadakan perubahan social. Sekolah merupakan jembatan antara masa kini dengan ideal
atau cita-cita untuk masa datang.3
Panduan guru atau sekolah dalam mengajar dan mendidik siswa salah satu yang
terpenting adalah kurikulum. Kurikulum harus sesuai dengan kemampuan dan bekal siswa
yang dapat dikembangkan menjadi modal dasar untuk menjadi peserta didik yang berkarakter

1
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Bandung:Esensi Erlangga, 2013), hlm. 1-2
2
Himpunan Lengkap Undang-Undang, hal. 10.
3
S. Nasution.Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hlm 24
1
2

baik dan berprestasi di bidangnya masing-masing. Pengelolaan dalam suatu lembaga


merupakan langkah kongret untuk meningkatkan kualitas suatu lembaga tersebut. Sehingga
peranan kepala sekolah untuk dapat mengembangkan kurikulum pendidikan di lembaga
tersebut sangat menentukan keberhasilan sebuah lembaga pendidikan untuk menghasilkan
lulusan yang terbaik sesuai visi dan misi sekolah.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu komponen yang harus diperhatikan
oleh kepala sekolah adalah manajemen kurikulum. Kurikulum merupakan suatu rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta
proses pendidikan. Kurikulum berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan perkembangan
zaman, dan sejak tahun 2004-2005 pemerintah telah menetapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai kurikulum yang berlaku di Indonesia. Dalam menyempurnakan
KBK yang diyakini terdapat beberapa kendala terkait pelaksanaannya, maka pemerintah
membentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam menjembatani kendala-
kendala tersebut.4
Setelah berjalan berberapa tahun, kurikulum KTSP juga terdapat kekurangan dari sisi
penilaian tidak semua aspek yang dinilai dalam kurikulum tersebut masih hanya berkisar
antara aspek kognitif dan karakter belum termuat, sehingga pada tahun 2013 disempurnakan
lagi dengan kurikulum 2013 atau Kurtilas yang menilai pengetahuan spiritual, sosial,
pengetahuan dan ketrampilan sekaligus, dan berlaku sampai sekarang. Salah satu aspek yang
dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau
pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan.5
Kurikulum memberikan pengaruh besar terhadap dinamika pendidikan dan
perkembangan kedewasaan berpikir peserta didik ke depannya. Pendidikan akan mampu
melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter, ketika kurikulum yang
dikembangkan sebuah sekolah sesuai dengan kebutuhan dasar peserta didik.
Oleh karena itu, kurikulum perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan secara nasional serta mutu sumber daya manusia Indonesia, sehingga
bangsa Indonesia memilki daya saing dengan Negara lain dalam berbagai bidang.6
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, MIN 2 Ciamis termasuk MIN yang unik
berbeda dari sekolah pada umumnya, karena mencoba untuk mengembangkan kurikulum

4
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian guru dan kepala sekolah
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 4-5.
5
Rusman. Manajemen Kurikulum, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011). hlm. 1.
6
Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 84.
3

pendidikannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter
dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
MIN 2 Ciamis berdiri pada tahun 1954 di atas tanah seluas 4159 m² terletak di Jalan
Cipancur No.04 desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. MIN 2 tersebut
memiliki 17 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1
Ruang Laboratorium, 1 Ruang UKS, 8 WC/Toilet, 1 Gudang, dengan total siswa berjumlah
392 siswa. Siswa di sekolah ini mendapatkan materi pembelajaran yang bersifat keislaman
dan nasional yang telah dielaborasi dalam bentuk pengembangan kurikulum yang akan
menjadikan lulusannya bisa bersaing di kabupaten Ciamis dan sekitarnya.

B. Sasaran Observasi
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas serta komponen yang ada dalam
manajemen berbasis sekolah, maka sasaran observasi ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Profil Sekolah MIN 2 Ciamis?
2. Bagaimana Manajemen Kurikulum MIN 2 Ciamis?
C. \Tujuan Observasi
Tujuan observasi manajemen berbasis sekolah ini untuk mengetahui:
1. Bagaimana Profil Sekolah MIN 2 Ciamis?
2. Bagaimana Manajemen Kurikulum MIN 2 Ciamis?
D. Manfaat Observasi
Berdasarkan rumusan tujuan penelitian diatas, maka peneliti ini diharapkan
bermanfaat untuk:
1. Menambah khasanah ilmiah di bidang kajian Manajemen Pendidikan Islam khususnya
dan semua yang berkaitan dengan pendidikan.
2. Menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana
manajemen kurikulum dengan pelaksanaan pembelajaran di MI.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (Kepala sekolah, guru,
siswa, orangtua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdassarkan
kebijakan pendidikan nasional (Umaedi ,2001:3) dengan otonomi yang lebih besar dalam
mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.7
Adapun istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari
School Based Management. Istilah ini pertama kali muncul di America Serikat ketika
masyarakat mulai mempertanyakan televansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat (E.mulyasa, 2011:24). MBS merupakan paradigma baru pendidikan,
yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (perlibatan masyarakat) dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional.8 MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan
yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan
memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah
untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok–kelompok
yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Hal ini menurut
pendapat para tokoh-tokoh pendidikan, diantaranya:
1. Menurut Suparman, MBS adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara
mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait
dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memahami kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam
Pendidikan Nasional.9
2. Menurut Umaedi, MBS adalah sesuatu yang relatif, maksudnya adalah adanya
keseimbangan kekuasaan dan kewenangan (power and authorities) antara sekolah,

7
Umaedi, Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, Jakarta, 2001, hlm. 3.
8
E. Mulyasa, Manjamen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan, Implementasi, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 24.
9
Suparman, Manajemen Pendidikan Masa Depan. Balitbang Dikdasmen Depdikbud,
Jakarta, 2001, hlm.1.
4
5

pemerintah kabupaten/kota, pemerintah propinsi, pemerintah pusat dan masyarakat di


dalam pengelolaan pendidikan yang bermutu.10
3. Menurut Slamet PH, MBS adalah pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya
yang dilakukan secara otomatis (mandiri) oleh sekolah melalui sejumlah input
manajemen untuk mencapai tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional,
dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara
langsung dalam proses pengambilan keputusan (partisipatif).11
4. Menurut Satmoko, MBS adalah model manajemen yang memberi otonomi lebih besar
kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan
secara langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijaksanaan pendidikan nasional.12
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa MBS merupakan
model penyelenggaraan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk
menyusun dan melaksanakan program pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhannya
melalui pemberdayaan sumber-sumber daya yang ada termasuk partisipasi masyarakat
sehingga lebih mencerminkan adanya upaya peningkatan pemberian pelayanan
penyelenggaraan pendidikan secara demokratis, transparan dan akuntabel secara nyata untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih efisien dan efektif tanpa mengesampingkan tujuan
Pendidikan Nasional.
B. Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut B. Suryosubroto mengatakan, MBS merupakan sebuah program yang
dicanangkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah.
Sebagai hal yang paling penting dalam implementasi MBS adalah manajemen terhadap
komponenkomponen sekolah yang di antaranya terdapat 7 (tujuh) komponen sekolah yang
harus dikelola dengan baik yaitu berikut:
1. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan kegiatan yang dititik beratkan kepada kelancaran
pembinaan situasi belajar mengajar. Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang
diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didik, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di
luar sekolah. Pengalaman anak didik di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan

10
Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta, 2002, hlm. 9.
11
Slamet PH. Manajemen Berbasis Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2000, hlm. 4.
12
Satmoko, Manajemen Berbasis Sekolah, Makalah, UNNES, Semarang, 2001, hlm. 20.
6

pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas, praktik keterampilan, latihan-latihan


olahraga, dan kesenian dan kegiatan karya wisata atau praktik dalam laboratorium di sekolah.
2. Manajemen Kesiswaan
Menurut B. Suryosubroto mengatakan, manajemen kesiswaan bertujuan untuk
mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut
dari suatu sekolah.13
3. Manajemen guru
Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola
tenaga guru yang tersedia di sekolah. Manajemen tenaga guru bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga guru secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal.
4. Manajemen Keuangan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi
yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian
manajemen pendidikan. Komponenkomponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah
merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen yang lain.
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud
dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan.
6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
Dalam bukunya Suryobroto mengatakan: “Hubungan masyarakat adalah kegiatan
organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka
mendukungnya dengan sadar dan sukarela. Sedangkan menurut Bonar, hubungan masyarakat
menjalin usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis antara sesuatu badan organisasi
dengan masyarakat sekelilingnya.

13
Hadiyanto, Mencari sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, Rineka
Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 74.
7

7. Manajemen layanan khusus


Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan
keamanan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang sangat penting
harus diselenggarakan secara efektif dan efisien. Terlebih bila di lihat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini demikian pesatnya, maka peranan buku sebagai
sumber informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah. Agar penggunaan
perpustakaan sekolah dapat berjalan tertib, efektif dan efisien diperlukan berbagai
kelengkapan tata laksana, antara lain; tata tertib perpustakaan, buku induk anggota
perpustakaan, buku induk bahan pustaka, almari katalog, kartu buku, kantong buku, lembar
pengembalian, kartu peminjam, label buku, blanko peringatan dan kartu katalog.
C. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen
harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, industri, perbankan, maupun
pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), koordinasi (coordinating), dan
pengawasan (controlling). Paling tidak kelima fungsi tersebut dianggap sudah mencukupi
bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya material melalui kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Perencanaan (Planning)
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan, program kegiatan apapun perlu
direncanakan dengan baik, sehingga semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan.
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai
sesuai dengan harapan.14
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Nanang Fatah, Istilah organisasi mempunyai 2 (dua) pengertian umum,
pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya
sebuah pengakuan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan, kedua
merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan
diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan
organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa,
14
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2000, hlm. 49.
8

siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumbernya pada
tujuan. Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan semua tugas,
tanggung jawab, wewenang dan komponen dalam proses kerjasama sehingga tercipta suatu
sistem kerja yang baik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian
dilakukan berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan dalam
perencanaan.15
3. Pelaksanaan (Actuating)
Konsep ini membawa konsekuensi bahwa pelaksanaan MBS sudah sepantasnya
menerapkan pendekatan “idiograpik” (membolehkan adanya berbagai cara melaksanakan
MBS) dan bukan lagi mendapatkan pendekatan “monotetik” (cara melaksanakan MBS yang
cenderung seragam untuk semua sekolah).
Oleh karena itu, dalam arti yang sebenarnya tidak ada satu resep pelaksanaan MBS
yang sama untuk diberlakukan ke semua sekolah. Tetapi satu hal yang perlu diperhatikan
bahwa mengubah pendekatan manajemen berbasis pusat menjadi peningkatan mutu berbasis
sekolah bukanlah merupakan proses sekali jadi dan bagus hasilnya (one-shot and quick fix).
Hal tersebut merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus dan melibatkan semua
pihak yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan persekolahan.
4. Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen. Dalam organisasi keberadaan
pengorganisasian sangat penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk
mencapai tujuan. Proses pengorganisasian dibagi menjadi lima tahap, yaitu perincian
pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan
reorganisasi.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses monitoring kegiatankegiatan, tujuannya
untuk menentukan harapan-harapan yang secara nyata dicapai dan dilakukan perbaikan-
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Harapan-harapannya
dimaksud adalah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dan program-program
yang telah direncanakan untuk dilakukan dalam periode tertentu.16

15
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2000, hlm. 72.
16
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 46.
9

Menurut Nanang Fatah mengatakan rencana dan pelaksanaan merupakan satu


kesatuan tindakan, pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Menurut
Murdick dalam bukunya Nanang Fatah pengawasan merupakan proses dasar yang secara
esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya
terdiri dari tiga tahap (1) Menetapkan standar pelaksanaan (2) Pengukuran pelaksanaan
pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) Menentukan kesenjangan (deviasi) antara
pelaksanaan dengan standar dan rencana.
BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Observasi


1. Lokasi Observasi
Observasi ini penulis mengambil lokasi di MIN 2 Ciamis yang beralamat jln. Cipancur
No. 04, Sirnabaya, Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46254
2. Pelaksanaan Observasi
Penulis melakukan observasi selama satu hari saja pada tanggal 14-15 Desember 2021,
pukul 08:00-12:00 WIB.
a. Permohonan izin observasi dan perkenalan diri kepada pihak sekolah MIN 2
Ciamis
b. Menyerahkan surat pengantar observasi kepada Kepala Sekolah
c. Melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah MIN 2 Ciamis serta melakukan
dokumentasi dengan informan.
B. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan
untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan
akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.57 Penelitian ini juga merupakan
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain
penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang
jelas serta lengkap yang berhubungan dengan implementasi manajemen kurikulum berbasis
sekolah di MIN 2 Ciamis.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Oleh karena itu agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar
data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

10
11

1. Wawancara/Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview)
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Dalam penelitian ini peneliti memilih wawancara terstruktur demi terarahnya
saat pewawancaraan dan lebih memudahkan dalam pengambilan data dan informasi
yang dibutuhkan. Wawancara Terstruktur adalah sebagai teknik pengumpulan data
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu dalam wawancara.
Dan yang menjadi objek wawancara dalam penelitian ini diataranya kepala sekolah,
unit kesiswaan, guru-guru MIN 2 Ciamis.
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunya ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. dalam penelitian ini yang menjadi objek
observasi diantaranya kondisi objektif sekolah, implementasi kurikulum sekolah, dan
proses pelaksanaan pembelajaran MIN 2 Ciamis.
12

3. Dokumentasi
Dokumen menurut (W. Gulo, 2010) adalah catatan tertulis tentang berbagai
kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu.17 Adapun yang dimaksud teknik
dokumentasi menurut (Nana Syaodih, 2011) adalah pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokuman, baik berupa dokumen
tertulis, gambar, maupun elektronik.18
Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data dokumentasi di
lapangan berupa foto, data sekolah, data kegiatan pembelajaran PAI, serta arsip-arsip
lainnya yang berkaitan dengan Implementasi manajemen kurikulum berbasis sekolah
di MIN 2 Ciamis. bentuk dokumen yang diperlukan adalah rancangan program dalam
bentuk dokumen tertulis.
4. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.19
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti atau sering disebut human instrument yang berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.20 Karena dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi maka peneliti menyiapkan pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumennya.

17
W. Gulo, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2010.
18
Nana Syaodih. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru dan Pusat Pengajaran-Pembidangan
Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung, 2017.
19
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Penerbit Alfa Beta,
2012), hlm. 330.
20
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif. hlm. 306.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN OBSERVASI


A. Profil MIN 2 Ciamis
1. Identitas Madrasah
1) Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis
Alamat Madrasah :
a) Jalan : Jalan Cipancur No.04
b) Desa/Kel. : Sirnabaya
c) Kecamatan : Rajadesa
d) Kabupaten : Ciamis
e) Provinsi : Jawa Barat
f) No.Tlp/HP : (0265)2795851
g) Nama Rekening : BPP 025 MIN 2 CIAMIS
h) No Rekening / Unit : 0104-01-002289-30-9
i) No NPWP : 2479624442000
j) e-mail : min1rajadesa@gmail.com
3) Status Madrasah : Negeri
4) Tahun Pendirian : 1954
5) Akreditasi :
a) Status Akreditasi : A
b) Nilai Akreditasi : 96
c) Tahun Akreditasi : 2019
d) Nomor sertifikat : 782/BAN-S/M/SK/2019
6) No. Statistik Madrasah : 111132070006
7) NPSN : 60708464
8) Identitas Ketua Komite :
a) Nama : Ardja Somantri
b) Tempat/ Tgl. Lahir : Ciamis, 25 Agustus 1943
c) Jabatan : Ketua
d) Alamat : Dusun Kubang, Ds.Sirnabaya
9) Identitas Kepala Madrasah :
a) Nama : Wawan Hermawan, Spd.I, M.Si.
b) NIP : 197001181998031004
c) Jabatan : Kepala Madrasah
d) Alamat : Dusun Sukamaju, Desa Tanjungsari

2. Data Kepemilikan Lahan, Bangunan dan Sarana Prasarana


1) Lahan Madrasah :
a) Luas Lahan : 4159

b) Luas Bangunan : 982 m²

13
14

c) Luas Halaman : 2777



d) Luas Lapangan : 400 m²
2) Bangunan Madrasah :
a) Ruang Kelas : 17
b) Ruang Kepala : 1
Madrasah
c) Ruang Guru : 1
d) Ruang Perpustakaan : 1
e) Ruang Laboratorium :
f) Ruang UKS : 1
g) WC/Toilet : 8
h) Gudang : 1
3) Status Kepemilikan Lahan : Hak milik dan Hak Guna Pakai
4) Intalasi :
a) Listrik : Hak milik
b) Air : Hak milik
c) Telepon : Hak milik
d) Internet : Hak milik
4) Sarana Prasarana lainnya :
a) : Tanah
b) : Bangunan

3. Rekapitulasi Data Siswa (Tiga Tahun Terakhir)


Rekapitulasi data siswa MI pada tiga tahun terakhir dapat dilahat pada tabel
berikut:
Tabel 1.121
Kelas
No. Tahun Pelajaran Jumlah
I II III IV V VI
1 2018/2019 73 64 50 66 48 55 356
2 2019/2020 56 74 64 51 70 50 365
3 2020/2021 77 53 74 69 52 67 392

4. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Profil pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ciamis pada
tahun pelajaran 2020/2021 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

21
Dokumentasi Data MIN 2 Ciamis 14 Desember 2021.
15

Tabel 1.222
Data Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tahun Pelajaran 2020/2021

GTT
Pend.
No Nama NIP / NUPTK Prodi./ Jur. Sertif
Terakhir
Wawan Hermawan, Administrasi √
1 19700181998031004 S2
S.Pd.I, M.Si pendidikan
2 Entin, S.Pd.I 196512181987032003 S1 PAI √
Rosid Sudinta, 197006171998031001 S1 PAI √
3
S.Pd.I
Yati Kurniati 197612122003122001 S1 PAI √
4
Rohmat, S.Pd.I
5 Tati Rosmiati, S.Ag 197403172007012014 S1 PAI √
Dedi Jamalidin, 197506132007101003 S1 PAI √
6
S.Ag
Siti Nurlaelah, 197909102006042026 S1 PAI √
7
S.Pd.I
Ade Maesaroh Siti 198403062007102001 S1 PAI √
8
A, S.Pd.I
Yayat Hidayat, 196804012014121002 S1 PJKR √
9
S.Pd.I
Idah Siti Saadah, 199011122019032011 S1 PAI
10
S.Pd.I
Tatang Hidayat, 4648759660110052 S1 PAI √
11
S.Pd.I
12 Lia Hoeriah, S.Pd.I 3747753654300052 S1 PAI √ √
13 Susi Irawati, S.Pd.I 6836765665300002 S1 PGMI √ √
14 Ernawati, S.Pd 1956770670210002 S1 Biologi √
5839768670300002 S1 Bahasa dan √
15 Heni Kustiani, S.Pd
Sasrta
16 Iyan Nurdiana 1237764663110003 S1 PJKR √
Ilih Muplihat, 3643750652210102 S2 PAI √
17
M.Pd.I
Uung Fahrul Islam, S1 PAI √
18 S.Pd.I
Mia Muyasaroh, S1 PGMI √
19 S.Pd
Lilik Rizkia Z, S1 PAI √
20 S,Pd.I
Toni Rustandi, 4839761663110072 S1 PAI √
21 S.Pd.I
Ma'mun Nurul 198004112007101003 S1 PAI
22 Mukmin, S.Pd.I
Endang Irfan Syariah
23 Sudrajat, S.Sy

22
Dokumentasi Data MIN 2 Ciamis 14 Desember 2021.
16

24 Irfan Maulana SLTP


25 Erni Nuraeni, S.Pd.I 198410142019032000 S1 PGMI √
26 Ade Windi S, S.Pd.I S1 PAI √
27 Siti Jubaedah SMK √

B. VISI DAN MISI


MIN 2 Ciamis adalah salah satu MI Negeri favorit di Kecamatan Rajadesa. Terlihat dari
geografis yang dekat dengan pasar rajadesa dan kecamatan rajadesa. Oleh hal itu, pihak
sekolah untuk lebih meningkatkan kwalitas sekolah untuk setara dengan sekolah-sekolah yang
lebih maju, walaupun dengan semua keterbatasan baik sarana dan prasana pihak sekolah.
Kurikulum MIN 2 Ciamis disusun untuk menyesuaikan program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Tujuan pendidikan Mandrasan Ibtidaiyah adalah
meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta menyiapkan peserta
didik berprestasi dan siap bersaing memasuki ke jenjang lebih tinggi dan berakhlakul
karimah. Untuk itu maka MIN 2 Ciamis memiliki Visi, Misi dan Tujuan Madrasah yaitu :
1. VISI MIN 2 CIAMIS
Terwujudnya insan madrasah yang santun, inovatif, amanah, dan profesional.
Indikator Visi Madrasah:
a. Meningkatnya mutu lulusan.
b. Meningkatnya mutu proses pembelajaran.
c. Meningkatnya mutu guru.
d. Meningkatnya kualitas manajemen madrasah.

2. MISI MIN 2 CIAMIS


a. Membina karakter dan mental melalui pendidikan sehingga membentuk
siswa yang santun.
b. Memfasilitasi kegiatan pembelajaran bagi seluruh warga madrasah dan
mendorong inovasi guna menunjang lulusan yang kompetitif.
c. Mengaplikasikan prinsif-prinsif berbasis Al-Quran dan Hadis dalam
pengelolaan madrasah yang profesional.
d. Membangun kepekaan sosial di antara warga madrasah.

3. TUJUAN MIN 2 CIAMIS


Mengacu pada visi dan misi madrasah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan madrasah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan budaya madrasah yang religius.
b. Mengembangakan inovasi pembelajaran.
c. Melakukan kerjasama yang harmonis anatara komponen madrasah dan
17

masyarakat menuju madrasah yang inovatif.


d. Terciptanya lulusan yang santun dan berkualitas (taqwa, terampil, unggul,
dan mandiri).

C. Manajemen Kurikulum dan Proses Pembelajaran


1. Perencanaan (Planning) Kurikulum di MIN 2 Ciamis
Struktur kurikulum merupakan pola dan Susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada Setiap mata pelajaran pada Setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum MIN 2 Ciamis meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.
Struktur kurikulum MIN 2 Ciamis di susun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
Kepala sekolah berperan sebagai manajer dalam pelaksanaan kurikulum di sebuah
sekolah lebih khusus lagi pada aspek perencanaan. Peran vital kepala sekolah MIN 2
Ciamis terlihat dari hasil wawancara.
Penyusunan kurikulum di MIN 2 Ciamis merupakan kerja tim secara berjenjang
dimulai dari Yayasan menunjuk manajemen di tingkat sekolah guna merancang
kurikulum yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa ditengah perkembangan
zaman, kemudian tim tersebut membentuk tim kurikulum di sekolah yang akan
mensosialisasikan ke dewan guru.23
Kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut adalah kurikulum yang mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditambah dengan variasi atau
pengembangan model pembelajaran sentra disetiap jenjang kelas. Pada saat observasi dan
wawancara, peneliti memperolah data struktur dan muatan kurikulum di MIN 2 Ciamis .
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Pola
susunan mata pelajaran di MIN 2 Ciamis mengacu pada Keputusan Menteri Agama
Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah.
23
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
18

Untuk pemberlakuan kurikulum 2013 revisi MIN 2 Ciamis pada tahun pelajaran
2021/2022 dilaksanakan dari kelas I, sampai dengan kelas VI, baik pada mata pelajaran
PAI dan Bahasa Arab maupun pada mata Pelajaran Umum.
Menurut Syafaruddin, perencanaan itu dapat membangun usaha-usaha koordinatif,
memberikan arah kepada para manajer dan pegawai tentang apa yang akan dilakukan.
Bila setiap orang mengetahui dimana organisasi berada dan siapa yang diharapkan
memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan, maka akan meningkat koordinasi, kerja
sama dan tim kerja.24 Realita yang ada di MIN 2 Ciamis dalam perencanaan kurikulum
melibatkan semua komponen yang ada disekolah tersebut dari kepala sekolah, wakil
kelapa sekolah, guru dan tenaga kependidikan setiap akhir tahun pelajaran. Hal ini berarti
perencanan kurikulum memiliki kesesuain dengan pendapat pakar manajemen.

2. Pengorganisasian (Organizing) Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan


Bunda
Fungsi pengorganisasian kurikulum di MIN 2 Ciamis dilakukan dengan cara,
kepala sekolah membentuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang berfungsi
memantau pelaksanaan kurikulum di tingkat guru saat dikelas ataupun di luar kelas.
Wakil tersebut dibentuk supaya membantu kepala sekolah dalam teknis pelaksanaan
kurikulum di tingkat kelas, karena tugas kepala sekolah terlalu luas.
Wawancara dilakukan peneliti kepada kepala sekolah untuk mengetahui proses
pengorganisasian kurikulum di MIN 2 Ciamis .
Pengorganisasian kurikulum di sekolah ini dimulai sejak sekolah ini berdiri yaitu
pada tahun 2010, selama tiga tahun kurikulum di MIN 2 Ciamis menggunakan
KTSP secara murni, kemudian dua tahun berikutnya masih menggunakan KTSP
tetapi dibingkai dengan sistem tematik hasil dari pengembangan tim kurikulum di
sekolah. Setelah itu, mulai tahun 2015 sampai sekarang sekolah ini menggunakan
KTSP dengan model pembelajaran berbasis sentra.25
Hal ini juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum sebagai
berikut:
Kurikulum di MIN 2 Ciamis dari sejak berdiri sampai sekarang menggunakan
kurikulum KTSP dengan tahapan dua tahun pertama murni, dua tahun berikutnya
sedikit modifikasi dengan tematik dan terakhir dengan modifikasi pembelajaran
sentra. Secara struktural kepala sekolah membawahi langsung wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wakil kepala

24
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2015, Hal
25
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
19

sekolah bidang sarpras, setelah itu waka kurikulum membawahi koordinator tiap
level yang terlibat langsung terhadap pelaksanaan kurikulum di kelas.26
Syafaruddin mengatakan bahwa, pada fungsi pengorganisasian terdapat hal yang
berkaitan dengan tugas-tugas untuk dilakukan, siapa yang melakukannya, bagaimana
tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa yang melaporkan kepada siapa dan di mana
keputusan dibuat serta terdapat konsep tanggung jawab, wewenang, pendelegasian, dan
pertanggungjawaban.87 Dinyatakan juga bahwa, di dalam pengorganisasian dilakukan
hal-hal seperti: 1) penerimaan fasilitas, perlengkapan dan staf untuk melaksanakan
rencana, 2)pengelompokan dan pembagian kerja, 3) pembentukan struktur kewenangan,
4) penentuan metode kerja dan prosedurnya, dan 5) pemilihan, pelatihan, dan pemberian
informasi.27 Berdasarkan teori para ahli tersebut, pelaksanaan fungsi pengorganisasian
kurikulum di MIN 2 Ciamis sudah berjalan sesuai dengan teori yang selama ini ada.

3. Pelaksanaan (Actuating) Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda


Kepala sekolah merupakan manajer dalam sebuah lembaga pendidikan, yang harus
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kurikulum di sekolah tersebut. Sehingga kepala
sekolah harus senantiasa memantau pelaksanaan kurikulum secara rutin dari mulai
pertemuan dua pekanan, pertemuan pekanan, dan harian kepada guru-guru yang akan
melaksanakan segala lini kurikulum disekolah tersebut.
Untuk mengetahui lebih jauh terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis,
peneliti mewawancarai Kepala Sekolah MIN 2 Ciamis . Hasil wawancara tersebut adalah:
Secara umum pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis , dimulai sejak tahun 2010
menggunakan kurikulum KTSP dengan sistem kelas mapel, artinya satu kelas
diampu oleh satu guru mapel. Selanjutnya pada tahun 2013 sampai tahun 2015
kami menggunakan kurikulum KTSP yang dikembangkan dengan tematik pada
pembelajarannya. Setelah ada evaluasi, studi banding maka mulai tahun 2015
sampai sekarang menggunakan kurikulum KTSP dengan model pembelajaran
berbasis sentra.28
C. Marsh dan K. Stafford sebagaimana dikutip oleh Rusman, menyatakan bahwa
terdapat lima elemen yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum. Kelima elemen
tersebut yaitu: 1) dukungan dari kepala sekolah, 2) dukungan dari rekan sejawat guru, 3)
dukungan dari siswa, 4) dukungan dari ortu, dan 5) dukungan dari dalam diri guru

26
Wawancara dengan Yayat Hidayat,Wakil Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
27
M. Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia, 2010. Hal 111
28
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
20

merupakan unsur yang utama.29 Selain itu, fungsi pelaksanaan kurikulum merupakan
fungsi yang paling menentukan apakah sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah
dapat mewujudkan program sekolah atau tidak. Fungsi perencanaan, pengorganisasian
dan koordinasi yang telah disusun akan dibuktikan keberhasilannya dalam fungsi
pelaksanaan.90 Berdasarkan teori dan observasi yang dilakukan maka pelaksanaan
kurikulum di MIN 2 Ciamis sudah sesuai dengan panduan dan pendapat para ahli, bahkan
dikembangkan lagi pelaksanaannya dalam bentuk model pembelajaran sentra yang
berbeda dengan sekolah-sekolah SD pada umumnya.

4. Pengawasan (Controlling) Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda


Sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis secara
umum sama dengan sekolah-sekolah islam terpadu yang lain, yaitu kepala sekolah
mengawasi secara berkala atau secara global terhadap jalannya kurikulum di setiap
levelnya. Kemudian wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengontrol dan
mengkoordinir pelaksanaan pembelajaran di setiap kelasnya. Penjelasan tersebut
diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah. Hasilnya sebagai berikut:
Kontrol terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis adalah dengan urutan,
kepala sekolah mengadakan supervisi setiap semester dua kali setiap guru,
meskipun dengan bertambahnya guru di sekolah maka tidak semua guru sanggup
disupervisi oleh kepala sekolah langsung maka dibantu oleh wakil kepala sekolah
bidang kurikulum. Setelah supervisi maka diadakan audiensi di ruang kepala
sekolah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada saat guru mengajar,
sehingga kekurangannya bisa diperbaiki dan kelebihannya bisa dipertahankan dan
ditingkatkan.Untuk seluruh administrasi yang dibuat oleh guru maka akan dikoreksi
atau disetorkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Selain itu, seluruh
guru masing-masing level mengadakan KKG (Kelompok Kerja Guru) setiap pekan
sekali untuk mengevaluasi dan membahas kegiatan-kegiatan pembelajaran di pekan
selanjutnya.30
Sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis secara
umum sama dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
Kontrol terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis adalah dengan urutan,
kepala sekolah mengadakan supervisi setiap semester dua kali setiap guru, meskipun
dengan bertambahnya guru di sekolah maka tidak semua guru sanggup disupervisi oleh
kepala sekolah langsung maka dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Setelah supervisi maka diadakan audiensi di ruang kepala sekolah untuk mengetahui

29
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2011. hal 74.
30
Wawancara dengan Wawan Hermawan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda,
tanggal 14 Desember 2021.
21

kekurangan dan kelebihan pada saat guru mengajar, sehingga kekurangannya bisa
diperbaiki dan kelebihannya bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk seluruh
administrasi yang dibuat oleh guru maka akan dikoreksi atau disetorkan kepada wakil
kepala sekolah bidang kurikulum.
Selain itu, seluruh guru masing-masing level mengadakan KKG (Kelompok Kerja
Guru) setiap pekan sekali untuk mengevaluasi dan membahas kegiatan-kegiatan
pembelajaran di pekan selanjutnya. Model pembelajaran yang dikembangkan di MIN 2
Ciamis adalah model sentra, dimana dalam satu rombel dimodifikasi menjadi tiga sentra
utama yaitu sentra Matematika, sentra Sains dan Bahasa, dan sentra Seni. Siswa
berpindah-pindah sesuai jadwal sentra yang sudah ditentukan.

5. Evaluasi (Evaluating) Kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda


Evaluasi adalah proses menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan untuk
tujuan pembuatan keputusan. Setiap program yang direncanakan setelah dilaksanakan
oleh sebuah lembaga, maka harus dievaluasi sejauh mana kegiatan atau program tersebut
berjalan efektif atau kurang efektif. Termasuk dalam pelaksanaan kurikulum di MIN 2
Ciamis, Kepala MIN 2 Ciamis bersama Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum
melakukan fungsi evaluasi terhadap kurikulum pada setiap level dan kelasnya.
Bentuk evaluasi kurikulum yang dilakukan adalah mengecek RPP setiap awal
pekan untuk dilaksanakan pada pekan tersebut, supervisi guru di kelas, dan audiensi hasil
dari supervisi tersebut. Lebih Lengkapnya, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala
MIN 2 Ciamis. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: evaluasi dilakukan per
semester, dan di akhir tahun.
Evaluasi akhir tahun dilakukan secara menyeluruh terhadap apa yang telah selesai
dikerjakan. Biasanya evaluasi perpekan dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum saat KKG level, sedangkan setiap bulan dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Evaluasi ini dilakukan secara komprehensif meliputi kurikulum, sarana prasarana, dan
lain-lain.
Evaluasi kurikulum merupakan penilaian yang dilakukan secara sistematis dan
terukur untuk menentukan tingkat pencapaian kurikulum. Evaluasi sendiri dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data atau bukti terhadap pelaksanaan kurikulum dan
hasil belajar. Pelaksanaan kurikulum adalah suatu proses implementasi kurikulum,
sedangkan hasil belajar adalah dampak langsung yang dapat dilihat dari pencapaian
22

kompetensi peserta didik. Dengan demikian penilaian terhadap kurikulum sesungguhnya


mengacu kepada dua hal penting, yaitu penilaian terhadap proses dan hasil belajar.31
Berdasarkan pernyataan ahli di atas, pelaksanaan fungsi kontrol dan evaluasi
kurikulum di MIN 2 Ciamis sudah berjalan sesuai dengan pendapat para ahli, yaitu
melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru yang ada di sekolah tersebut.

31
M. Amin Thaib dan Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada Madrasah Tsanawiyah Madrasah.
Jakarta: Departemen Agama RI Dirjen Kelembagaan Islam, 2005, Hal 66.
BAB V
SMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data dan dokumentasi yang dipaparkan diatas bisa simpulkan bahwa
perencanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis merupakan kerja tim secara berjenjang dimulai
dari Yayasan menunjuk manajemen di tingkat sekolah guna merancang kurikulum yang
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa ditengah perkembangan zaman, kemudian tim
tersebut membentuk tim kurikulum di sekolah yang akan mensosialisasikan ke dewan
guru. Kepala sekolah bersama tim manajemen menyusun dokumen satu menentukan visi,
misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan. Secara
struktural kepala sekolah membawahi langsung wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wakil kepala sekolah bidang sarpras, setelah
itu waka kurikulum membawahi koordinator tiap level yang terlibat langsung terhadap
pelaksanaan kurikulum di kelas. Bentuk pengorganisasian yang dilakukan juga dengan
melakukan KKG secara formal pada setiap pekan, dan melakukan pertemuan rutin
bulanan untuk menentukan kegiatan bersama dalam satu level yang akan diselenggarakan
di dalam dan di luar kelas.
Pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis sejak berdiri mengalami perubahan tiga
kali. Pertama, sejak berdiri menggunakan kurikulum KTSP sampai tahun 2010. Kedua,
menggunakan kurikulum KTSP yang dikemas dengan tematik sampai dengan tahun
2015. Ketiga, mengalami perubahan di model pembelajarannya yaitu berbasis sentra.
Sentra itu adalah model pembelajaran yang sering digunakan di tingkat PAUD atau TK,
yaitu siswa berpindah kelas atau tempat sesuai jadwal sentra di hari tersebut. Tiga sentra
utama yaitu sentra Matematika, sentra Sains dan Bahasa, dan sentra Seni. Setiap
koordinator level membuat program tahunan (prota) dan program semester (promes).
Setelah itu koordinator bersama guru-guru di levelnya masing-masing menyusun Silabus,
Weekly Plan dan RPP.
Kontrol terhadap pelaksanaan kurikulum di MIN 2 Ciamis adalah dengan urutan,
kepala sekolah mengadakan supervisi setiap semester dua kali setiap guru, meskipun
dengan bertambahnya guru di sekolah maka tidak semua guru sanggup disupervisi oleh
kepala sekolah langsung maka dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Setelah supervisi maka diadakan audiensi di ruang kepala sekolah untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan pada saat guru mengajar, sehingga kekurangannya bisa

23
24

diperbaiki dan kelebihannya bisa dipertahankan dan ditingkatkan.Untuk seluruh


administrasi yang dibuat oleh guru maka akan dikoreksi atau disetorkan kepada wakil
kepala sekolah bidang kurikulum. Selain itu, seluruh guru masing-masing level
mengadakan KKG (Kelompok Kerja Guru) setiap pekan sekali untuk mengevaluasi dan
membahas kegiatan-kegiatan pembelajaran di pekan selanjutnya.
B. Saran
1. Saat KBM sentra konsentrasi siswa cenderung kurang optimal karena dalam satu
ruangan kelas dibagi menjadi dua kelompok dengan guru yang berbeda sehingga suara
guru yang satu terdengar oleh siswa di kelompok lain.
2. Dinding tembok kelas yang berhadapan dengan jalan, sedikit banyak berpengaruh
pandangan siswa terhadap guru atau pelajaran yang disampaikan, karena saat ada
orang/tamu lewat akan terlihat dari kelas tersebut. Dinding kelas perlu ditinggikan
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. PT


Remaja Rosdakarya. Bandung.
Himpunan Lengkap Undang-Undang.
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi. Menuju
Desentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
M. Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
M. Amin Thaib dan Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada Madrasah
Tsanawiyah Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI Dirjen Kelembagaan Islam,
2005.
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemandirian guru dan kepala
sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Nana Syaodih. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru dan Pusat
Pengajaran-Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung, 2017.
Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama. Jakarta
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2011.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta
Satmoko, Manajemen Berbasis Sekolah, Makalah, UNNES, Semarang, 2001.
S. Nasution.Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003).
Slamet PH. Manajemen Berbasis Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2000.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2015.
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif.
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Bandung:Esensi Erlangga, 2013).
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung:
Penerbit Alfa Beta, 2012).
Umaedi. 2001. Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan
Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta,
2002.
W. Gulo, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2010.
Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012).

25
LAMPIRAN-LAMPIRA

26
Nomor : 099/IAID/TB/A-11/2021
Lampiran : -
Perihal : Observasi

Kepada:
Yth. Bapak/ Ibu Kepala MIN 2 Ciamis

di
Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis


menerangkan bahwa :

Nama : Adelya Siti Nurlathifah


NIM : 18.07.0666
Alamat : Dusun Cibingbin RT. 006 RW.003 Ds. Rajadesa Kec. Rajadesa Ciamis
Semester : VII (Tujuh)
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Bermaksud melaksanakan observasi untuk memenuhi tugas mata kuliah MBS


(Manajemen Berbasis Sekolah) Dosen Pengampu Slamet, M. Pd . Sehubungan dengan
hal tersebut, kiranya Bapak/Ibu dapat membantu untuk memperoleh data yang diperlukan
oleh mahasiswa kami.

Demikian, atas segala bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Ciamis, 14 Desember 2021
Dekan,

Anis Husni Firdaus, S.ThI., M.Pd.


PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan observasi yang dilakukan adalah mengamati Manajemen berbasis


sekolah meliputi manajemen kurikulum dan proses pembelajaran, manajemen kesiswaan
(mutu lulusan), manajemen sarana dan prasarana di MIN 2 Ciamis.

Tujuan observasi untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik
dan non fisik manajemen kurikulum dan proses pembelajaran, manajemen kesiswaan (mutu
lulusan), manajemen sarana dan prasarana di MIN 2 Ciamis.

A. Aspek yang diamati:


1. Kondisi objektif sekolah
2. Profil dan sejarah sekolah
3. Alamat lokasi sekolah
4. Ruang kelas
5. Unit kantor dan ruang kerja
6. Laboratorium dan sarana belajar
7. Data pendidik dan tenaga kependidikan
8. Data peserta didik
9. Kalender pendidikan
10. Kurikulum sekolah
11. Suasana kehidupan sehari-hari bak secara akademik maupun social
12. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas
B. Manajemen kurikulum dan proses pembelajaran:
1. Struktur kurikulum
2. Keunggulan kurikulum sekolah
3. Pengembangan muatan local
4. Pengembangan kecakapan hidup
5. Pengembangan karakter
6. Model pembelajaran luring dan daring
Ciamis, 14 Desember 2021
Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah


PEDOMAN DOKUMENTASI

Tempat Penelitian : Min 2 Ciamis

Alamat Sekolah : Rajadesa Ciamis

Nama Peneliti : Adelya Siti Nurlathifah

Keterangan
No Jenis Dokumen
A KL TA
1. Profil dan sejarah
2. Visi dan misi
3. Jadwal pembelajaran
4. Struktur organigram
5. Data sarana prasarana
6. Data pendidik dan tenaga kependididkan
7. Data peserta didik
8. Kurikulum pembelajaran
9. Kalender pendidikan
10. Analisis SKL
11. Analisis Kompetensi
12. Analisis KI-KD
13. Analisis alokasi waktu
14. Silabus
15. Prota
16. Promes
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
18. Foto dokumentasi

Keterangan:

A : Ada

KL : Kurang Lengkap

TA : Tidak Ada

Ciamis, 14 Desember 2021


Peneliti,

Adelya Siti Nurlathifah

Anda mungkin juga menyukai