Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“ADIMINISTRASI KESISWAAN”

DOSEN PENGAMPU : SUCI YUNIATI, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

DEA MURDIANINGSIH 12010520089

FEBI MARLIZA 12010522647

RAPIL HRP 12010527268

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A. 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Administrasi Kesiswaan” . Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”. Disamping itu penulis berharap semoga
isi dari makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang kami kaji di dalamnya.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
tidak dapat disebut satu persatu. Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Suci Yuniati,
M.Pd. , selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Serta pihak-pihak lain yang ikut memberikan
kontribusinya dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat
memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 13 September 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAAN ........................................................................................................................................ 3
A. Pengertian Administrasi Kesiswaan .................................................................................................. 3
B. Tujuan dan Fungsi Administrasi Kesiswaan ..................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup Administrasi Kesiswaan .......................................................................................... 5
1. Penerimaan Peserta Didik ............................................................................................................. 5
2. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik ............................................................................................ 6
3. Sistem Penerimaan Peserta Didik ................................................................................................. 6
4. Kriteria Penerimaan Peserta Didik ................................................................................................ 6
5. Pencatatan Peserta Didik ............................................................................................................... 8
6. Tata Tertib Peserta Didik .............................................................................................................. 8
D. Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan .......................................................................... 9
E. Instrumen Pengelolaan Kesiswaan .................................................................................................. 11
F. Peranan Guru dalam Administrasi Kesiswaan ................................................................................ 11
G. Hal – Hal Penting dalam Administrasi Kesiswaan ......................................................................... 12
H. Kepuasan Siswa Terhadap Administrasi Kesiswaan ...................................................................... 13
BAB III ....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting di dunia yang semakin


kompleks dan majemuk seperti saat ini. Melalui fungsi-fungsinya, administrasi membantu
masyarakat di dunia untuk mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi
administrasi mulai dari planning, organizing, directing, actuating, dan controlling
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga keterkaitan
antarfungsi tersebut memudahkan seorang pemimpin atau leader untuk menyusun dan
mencapai tujuannya secara maksimal.

Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi.


Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari komponen-
komponen pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa atau peserta
didik, pendidik atau guru, kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen tersebut
haruslah saling mendukung guna mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan
pendidikan di sekolah.

Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah
siswa atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
dalam proses input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan
input yang berkualitas. Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang
harus dilakukan dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan
efektif. Dalam makalah kali ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi
kesiswaan seperti halnya pengertian, proses, tujuan, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian administrasi kesiswaan?
2. Apa saja tujuan dan fungsi administrasi kesiswaan?
3. Apa saja ruang lingkup dari administrasi kesiswaan?
4. Apa saja kegiatan-kegitan dalam administrasi kesiswaan?
5. Bagaimana instrument pengelolaan kesiswaan?
6. Bagaimana peranan guru dalam administrasi kesiswaan?
7. Apa saja hal-hal penting dalam administrasi kesiswaan?
8. Bagaimana kepuasan siswa terhadap administrasi kesiswaan?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian administrasi kesiswaan
2. Mengetahui tujuan dan fungsi administrasi kesiswaan
3. Mengetahui ruang lingkup dari administrasi kesiswaan
4. Mengetahui kegiatan-kegitan dalam administrasi kesiswaan
5. Meengetahui tentang instrument pengelolaan kesiswaan
6. Mengetahui peranan guru dalam administrasi kesiswaan
7. Mengetahui hal-hal penting dalam administrasi kesiswaan
8. Mengetahui kepuasan siswa terhadap administrasi kesiswaan

2
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan adalah proses pengelolaan kegiatan dari hal-hal yang


berhubungan dengan siswa untuk mencapai pendidikan secara maksimal. Menurut Mantja
dan Sutisna (1997/1998) administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selama siswa berada disekolah sampai siswa
menamatkan pendidikannya melalui pendidikan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Secara kronologis operasional,
rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka
meninggalkan sekolahnya (eksit), karena telah tamat, meninngal dunia, putus sekolah atau
karena sebab- sebab lain sehingga ia terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.

Menurut B. Suryosubroto admnistrasi kesiswaan menunjuk kepada pekerjaan-


pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan siswa baru semenjak dari proses penerimaan
sampai saat murid meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada
sekolah itu.

Menurut M. Sobry Sutikno administrasi kesiswaan merupakan kegiatan pencatatan


siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut keluar dari sekolah disebabkan
telah tamat/lulus. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua pengaturan yang berhubungan
dengan siswa digarap oleh administrasi kesiswaan.

Menurut Asnawir administrasi kesiswaan merupakan bagian dari kegiatan


administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh
para pendidik agar terlaksananya proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan
pendidikan yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa administrasi


kesiswaan adalah proses pendataan siswa mulai dari masuknya siswa di sekolah atau
lembaga sampai keluarnya siswa tersebut, baik karena sudah tamat ataupun keluar dari
sekolah atau lembaga tersebut.

Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan


diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan (Gunawan, 1996:80).

3
Gaffer MS membagi administrasi kesiswaan pada tiga bidang, antara lain:

1) Pupil Inventory adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk
mengetahui keadaan-keadaan siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk
mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk terutama pada usia anak sekolah. Data ini
untuk menyusun perencanaan sarana prasarana, tenaga guru, termasuk juga perencanaan
keuangan untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil Inventory dapat
digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data harus ada
pada administrator pendidikan/sekolah).
2) Pupil Accounting adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama
masalah absensi. Seperti, mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa
tidak masuk sekolah, masalah ini guru harus mengetahui penyebab- penyebabnya
sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
3) Pupil Personel Service adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk
mengembangkan prestasi siswa, pelayanan tersebut berupa bimbingan konseling yaitu
dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada siswa, sehingga para siswa sadar
tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya dan mampu memecahkan masalah-
masalahnya sendiri (tanpa paksaan), termasuk juga dengan kesadaranya sendiri dapat
mengaplikasikan pelajaran yang telah diajarkan dalam kehidupanya sehari-hari.

B. Tujuan dan Fungsi Administrasi Kesiswaan

Tujuan umum administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar


kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut, proses
belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.

Tujuan khusus administrasi kesiswaan adalah sebagai berikut:


1) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan psikomotor peserta didik.
2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
peserta didik.
3) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai


kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.

Fungsi administrasi kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya.

4
Fungsi administrasi kesiswaan secara khusus adalah sebagai berikut:

1) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus dan kemampuan lainya.
2) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua,
keluarga, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakat.
Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk sosial.
3) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar
peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu dapat
menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik,
hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan memikirkan pula kesejahteraan
teman sebayanya.

C. Ruang Lingkup Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan pencatatan siswa atau peserta


didik mulai dari siswa mulai masuk sekolah hingga siswa meninggalkan sekolah karena
lulus atau alasan lainnya. Kepala sekolah atau lembaga pendidikan sebagai leader hendaknya
mampu untuk mempersiapkan atau merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi kesiswaan. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah

1. Penerimaan Peserta Didik


Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik, agar penerimaan
siswa baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini, juga harus
memperhatikan hari-hari libur sekolah atau hari Ahad, agar tidak terjadi tabrakan dengan
regristrasi siswa yang lama.Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia
penerimaan siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini
Kepala Sekolah membentuk panitia atau menunjuk beberapa orang Guru untuk bertanggung
jawab pada tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan
orientasi sehingga secara fisik, mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di
sekolah. Pada tahap penerimaan, tentu saja setiap orang atau individu memiliki kesempatan
yang sama untuk mengikuti sebuah pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh
karena hal tersebut, lembaga pendidikan harus mempersiapkan segala hal untuk menjaring
calon-calon peserta didiknya. Ketika berbicara mengenai penerimaan Peserta didik, haruslah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

5
2. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik

Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah peserta
didik yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan kondisional lembaga
pendidikan tersebut, seperti daya tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana prasarana,
tenaga kependidikan yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb. Selain itu
kebijakan penerimaan peserta didik baru juga memuat mengenai sistem penerimaan, waktu
penerimaan, serta personalia-personalia yang akan terlibat dalam proses penerimaan.

3. Sistem Penerimaan Peserta Didik

Berbicara mengenai sistem penerimaan, ada dua macam sistem penerimaan peserta
didik baru, yaitu sistem promosi dan sistem seleksi. Sistem promosi merupakan sistem
penerimaan yang tidak menerapkan seleksi dalam penerimaan peserta didik baru. Sehingga
setiap siswa yang telah mendaftar, akan secara langsung diterima oleh lembaga pendidikan
tersebut sebagai peserta didik baru.Sistem seleksi adalah sistem penerimaan peserta didik
baru yang menerapkan seleksi atau penyaringan terhadap peserta didik yang telah mendaftar.
Ada tiga macam sistem seleksi, yaitu melalui seleksi DANEM, seleksi Penelusuran Minat
dan Bakat (PMDK), dan seleksi berdasar hasil ujian masuk.Seleksi melalui DANEM, berarti
ketika calon peserta didik masuk dalam ranking yang ditentukan oleh sekolah, maka peserta
didik tersebut dinyatakan lolos seleksi. Pada sistem ini, sekolah telah terlebih dahulu
menentukan daya tampung dari peserta didik yang akan diterima.

Seleksi PMDK, berarti seleksi melalui penelusuran prestasi yang telah diperoleh oleh
calon peserta didik bisa melihat dari nilai rapor atau melalui piagam penghargaan yang telah
dia peroleh. Seleksi ini memberi kesempatan pada peserta didik yang unggul di sekolah
sebelumnya untuk dapat meneruskan ke jenjang berikutnya sesuai dengan bakat dan minat
yang ada pada dirinya.Sistem seleksi tes masuk, berarti calon peserta didik yang akan
mendaftar untuk masuk ke sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, harus melalui seleksi
dengan ujian atau tes masuk. Ketika calon peserta didik mampu menyelesaikan tes dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan maka calon peserta didik tersebut akan diterima.
Sebaliknya, ketika calon peserta didik tersebut tidak dapat menyelesaikan, maka ia
dinyatakan gagal.

4. Kriteria Penerimaan Peserta Didik


Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta didik ada tiga macam, kriteria
acuan patokan (standard criterian referenced), kriteria acuan norma (Norm criterian
referenced), dan kriteria berdasar daya tampung sekolah. Kriteria acuan patokan merupakan
penerimaan berdasarkan syarat atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan
kriteria acuan norma adalah penerimaan berdasarkan keseluruhan prestasi yang diperoleh,
dijumlah, dan direrata. Kriteria berdasar daya tampung sekolah adalah penerimaan berdasar

6
daya tampung yang telah ditentukan sehingga memenuhi kriteria ketika didalam cakupan
daya tampung yang telah ditentukan.

Konsekuensi dari adanya kriteria ini adalah ketika ada calon peserta didik yang tidak
memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka calon peserta didik akan dinyatakan gagal
atau tidak diterima. Berikut penjelasan secara singkat prosedur-prosedur di atas.

a) Pembentukan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, sebagai bentuk


pengorganisasian dan pembagian tugas, perlu adanya pembentukan kepanitiaan sehingga
pelaksanaan penerimaan peserta didik baru mampu berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Mengenai format dari kepanitiaan, seperti
kepanitiaan lain ada unsur ketua, sekretasis, bendahara,serta seksi-seksi seperti seksi
pendaftaran, seksi publikasi, seksi kesekretariatan, seksi pengawasan, dll, dengan
tanggung jawab tugas masing-masing.
b) Rapat penentuan peserta didik baru adalah rapat kepanitiaan tersebut mengenai
ketentuan-ketentuan penerimaan peserta didik baru yang hasilnya akan dipublikasikan
sebagai langkah promosi atau pengenalan terhadap sekolah atau lembaga pendidikan
tersebut. Hasil rapat tersebut dituliskan atau didokumentasikan dalam sebuah buku
notulen rapat, agar tercatat apa yang telah dibahas dalam rapat tersebut, sehingga dapat
dilihat secara jelas mengenai hasil keputusan rapat tersebut.
c) Pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman adalah membuat suatu promosi
atau pemberitahuan mengenai penerimaan peserta didik baru kepada masyarakat. Isi dari
promosi atau peberitahuan tersebut bisa berupa
 Profil atau gambaran sekolah yang berisi penjelasan mengenai visi, misi, fasilitas
sarana prasarana, prestasi, dll. Dengan diberikan mengenai gambaran sekolah, calon
peserta didik mampu mengetahui kualitas dari sekolah tersebut.
 Syarat-syarat yang harus dipenuhi di dalam pengumuman, berisi syarat atau
ketentuan yang harus dipersiapkan oleh calon pendaftar bisa berupa dokumen, foto,
atau ketentuan lainnya. Syarat penerimaan siswa baru ini diatur oleh Kan-Wil
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan pedoman pada ketentuan dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Misalnya syarat masuk sekolah dasar:
Sudah berumur 7 tahun. Apabila semua anak yang berumur 7 tahun sudah
tertampung, maka prioritas penerimaan adalah anak yang berusia 8, 9, 10, 11, 12, dan
6.
d) Cara Mendaftar dapat dijelaskan mengenai prosedur pendaftaran dengan cara online atau
langsung ke sekolah harus dijelaskan secara jelas. Sehingga memudahkan calon peserta
didik dalam menyiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
e) Waktu dan tempat pendaftaran, seleksi, dan pengumuman adalah memuat mengenai
waktu dan tempat terkait dengan pendaftaran, proses seleksi, pengumuman beserta
registrasi.

7
f) Uang pendaftaran adalah memuat keterangan tentang biaya pendaftarab dan kepada siapa
harus membayar (bank atau langsung ke sekolah).

5. Pencatatan Peserta Didik


Setelah melalui proses seleksi penerimaan, peserta didik yang dinyatakan lolos
haruslah dicatat sebagai siswa baru di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.Catatan-
catatan yang dimaksud adalah

a) Buku Induk atau buku Pokok yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang
pernah atau sedang mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Buku induk biasanya
dicatat dalam buku besar. Data yang ada dalam buku induk ini harus lengkap meliputi
nomor urut, nomor induk, data dan identitas siswa yang diambil dari formulir
pendaftaran. Buku induk merupakan kumpulan data siswa sepanjang masa di sekolah itu.
Dalam buku induk ini juga berisi data prestasi siswa dari tahun ke tahun. Catatan dalam
buku induk ini harus jelas, bersih dan rapi.
b) Buku Klapper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang penting-penting.
Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak selengkap buku induk.
Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data siswa, apalagi jika
belum diketahui nomer induknya.
c) Buku Presensi kelas yang setiap hari diisi guna mencatat siswa yang hadir atau tidak
hadir, untuk selanjutnya dihitung persentase kehadiran tiap akhir bulan.
d) Buku catatan Bimbingan dan penyuluhan untuk mancatat siswa yang meminta bimbingan
dan yang telah mengikutibimbingan dan penyuluhan. Bimbingan adalah proses bantuan
yang diberikan pada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga
mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan
tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
e) Buku Catatan Prestasi Belajar Siswa merupakan buku yang digunakan guru untuk
mencatat nilai mentah yang didapat dari ulangan harian atau ulangan umum sertanilai
lainnya. Selanjutnya disiapkan pula buku legger yang memuat semua nilai untuk semua
mata pelajaran dalam periode tertentu. Buku legger diisi oleh seorang wali kelas yang
mendapat nilai dari guru-guru lain yang mengajar di kelas yang diampunya.
f) Buku Raport yang memuat laporan hasil belajar siswa yang bersangkutan dalam
mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.
g) Buku Mutasi yang digunakan untuk mencatat adanya murud-murid yang pindah.

6. Tata Tertib Peserta Didik

Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei 1974, No.
14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur kehidupan sekolah
sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarannya. Tata tertib siswa ini
merupakan bagian dari tata tertib sekolah. Tata tertib siswa ini memuat mengenai aturan-

8
aturan yang menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, untuk
ditaati oelh peserta didik dan mengandung hukuman sebagai konsekuensi bagi siswa yang
melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah
laku, menjunjung tinggi citra peserta didik, serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.

D. Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan

Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kesiswaan meliputi dua kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan di luar kelas: penerimaan peserta didik, pencatatan, pembagian seragam


sekolah, penyediaan sarana olahraga dan seni, dan lai-lain.
2. Kegiatan dalam kelas: pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar yang positif,
penyediaan sarana pembelajaran, dan lai-lain.

Kegiatan menghimpun, mencatat dan memelihara data informasi mengenai siswa


termasuk dalam bidang pelayanan ketatausahaan sekolah. Rangkaian kegiatan ini tidak
selamanya dikerjakan kepala sekolah tetapi ia melimpahkan sebagian pekerjaan
ketatausahaan kepada guru dan pegawai tata usaha. Keterlibatan guru dalam administrasi
kesiswaan tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar, walaupun demikian keterlibatan
guru akan sangat membantu. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak berperan
secara tidak langsung karena guru hanya bertindak sebagai tenaga pendidik yang lebih
mengetahui tingkat pertumbuhan setiap siswanya dikarenakan interaksi yang terjalin.

Suryosubroto (2010: 74-85) menyatakan bahwa “kegiatan dalam administrasi


kesiswaan meliputi penerimaan siswa baru sampai pada pencatatan”. Untuk lebih jelasnya
akan dijabarkan:

1. Penerimaan murid baru


Penerimaan murid baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang
biasanya dengan mengadakan seleksi calon siswa. Pengelolaan siswa baru ini harus
dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan belajar mengajar sudah dapat dimulai pada
hari pertama setiap tahun ajaran baru.

2. Pencatatan siswa dalam buku induk


Siswa yang baru perlu dicatat segera dalam buku besar yang biasa disebut buku
induk atau buku pokok. Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data dan identitas
siswa dalam hal ini sebagian data dapat diambil dari formulir pendaftaran. Buku induk
merupakan kumpulan daftar nama murid sepanjang masa dari sekolah itu.

9
3. Buku klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-
penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu.
Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data siswa, apalagi belum
diketahui nomor induknya. Hal ini mudah dikemukakan dalam buku klaper karena nama
siswa disusun menurut abjad.

4. Tata tertib siswa


Menurut instruksi menteri pendidikan dan kebudayaan NO. 14/U/1974, tata tertib
sekolah ialah ketentuan-ketentuan sekolah sehari-hari dan mengundang sangsi terhadap
pelanggarnya. Tata tertib siswa adalah bagian dari tata tertib sekolah, disamping itu masih
ada tata tertib guru dan tata tertib tenaga administratif. Kewajiban menaati tata tertib sekolah
adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan
sekedar sebagai kelengkapan sekolah.

5. Daftar presensi
Daftar presensi atau daftar hadir dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi kehadiran
murid di sekolah sekaligus untuk mengontrol kerajinan belajar mereka. Daftar hadir ini
dibuat sebagai daftar hadir bulanan atau daftar hadir mingguan. Daftar hadir bulanan
dicantumkan nama siswa pada sisi yang satu dan tanggal pada sisi yang lain. Dan pada
daftar hadir mingguan tekanannya kepada hadir tidaknya murid setiap jam pelajaran dalam
satu minggu.

Purwanto (2009: 11) mengemukakan kegiatan administrasi kesiswaan, yaitu:


a. Organisasi dan perkumpulan murid
b. Masalah kesehatan dan kesejahteraan siswa
c. Penilaian dan pengukuran kemajuan siswa
d. Bimbingan dan penyuluhan bagi siswa-siswa

Kasmiati (2009: 18) mengemukakan bahwa ada tiga masalah utama yang perlu
mendapat perhatian kepala sekolah dalam bidang kesiswaan, yaitu:
a. Penerimaan murid baru
b. Kemajuan belajar
c. Bimbingan.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam administrasi kesiswaan merupakan kegiatan


yang bersifat umum yang dilakukan oleh semua lembaga yang mengurusi masalah
pendidikan karena kegiatan di dalam proses adaministrasi kesiswaan di arahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Adanya unsur tujuan ini menimbulkan adanya pelaksanaan
administrasi yang menjadi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah, guru-guru bersama
pegawai sekolah lainnya.

10
E. Instrumen Pengelolaan Kesiswaan

Menurut Ari Kunto (1998), catatan tentang data siswa di sekolah dibedakan atas dua
jenis yaitu :

a. Catatan data siswa untuk sekolah, yang meliputi: buku induk, buku kleper, catatan tata
tertib sekolah, yaitu kumpulan semua peraturan (bersifat umum dan khusus, ada yang dari
pemerintah dan ada yang produk sekolah sendiri).
b. Catatan siswa untuk masing-masing kelas yaitu buku kelas yang merupakan cuplikan dari
buku induk, buku presensi kelas, buku catatan Bimbingan dan Konselingm buku catatan
prestasi murid, yang meliputi buku daftar nilai dan buku lagger, buku raport, dan buku
mutasi.

F. Peranan Guru dalam Administrasi Kesiswaan

Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:


a. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara
mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-
tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan
tugas.
b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi
dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena
andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang
menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
c. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga.
Guru diharapkan mampu mencatat/ merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana
akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan
pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan kenaikan kelas.
d. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus mampu
menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan
misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya.

11
G. Hal – Hal Penting dalam Administrasi Kesiswaan

Dalam kegiatan Administrasi Peserta Didik ada beberapa hal yang sangat penting, yaitu
pembinaan peserta didik, mangkal kenakalan anak/remaja (Juvenile Delinquency), dan
penanggulangan penyalagunaan narkotika, ganja, morfin, alkohol, dan sebagainya.

1. Pembinaan Peserta Didik

Maksud pembinaan perserta didik adalah mengusahakan agar merka dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.

Tujuan pembinaan peserta didik adalah

a. meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan embina sekolah sebagai
wiyatamandala, sehingga terhingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan
kebuyaan nasional;
b. menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah;
c. memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum;
d. mengingkatkan apresisasi dan penghayatan seni;
e. menumbuhan sikap berbangsa dan bernegara meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat
serta nilai-nilai 1945;
f. meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, dalam wadah Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).

2. Menangkal Kenakalan Anak/Remaja

Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency) sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan
penyelewengan/pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh/anak/remaja tak pernah
luput dari perhatian kita.

Hal tersebut harus ditangakal dan ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan pendidikan


khususnya serta kebijkan-kebijkan lain pada umumnya secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
menangkal dan menaggulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dini dan saksama
tentang:

a. Penyebab-penyebabnya, seperti:
1) Faktor perkembangan jiwa pada periode pubertas
2) Faktor lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat
 Lingkungan keluarga pecah, kurangnya kasih sayang kedua orang tua
 Lingkungan sekolah yang menjemukan/membosankan, kurang kreatif dan rekreatif
 Lingkungan masyarakat yang tak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, penuh
spekulasi, korupsi, dan sebagainya

Gejala-gejala yang memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak
harus dapat dideteksi secepat mungkin dan secermat mungkin. Untuk menentukan langkah yang
tepat dalam penangkalan dan penanggulangan kenakalan anak, beberpa faktor dan kondisi penyebab

12
perku kita ketahui. Kebijakan-kebijakan yang dapat diambil untuk menangkal dan menanggulangi
kenalakan-kenakalan anak dapat dilakukan melaui Tri Pusat Pendidikan, yaitu dalam lingkunga
keluarga, lingkungan sekolah atau pendidikan formal, dan lingkungan sosial atau masyarakat.

3. Masalah Ganja, Narkotika, dan sebagainya

Kebijakan penagkalan serta penanggulangan penyalagunaan ganja, narkotika, morfinisme,


alkoholisme, dan sebaginya merupakan usaha yang terpadu yang mengikutsertakan seluruh lapisan
masyarakat (people involvemnt), yaitu orang tua, guru,/dosen, hakim, penegak hukum,organisasi
massa, keagamaan, rumah sakit, apoteker, lingkungan pendidikan, tindakan-tindakan preventif,
pengawasan dan kuratif harus dilakukan semaksimal mungkin demi keselamatan generasi penerus
kita.

H. Kepuasan Siswa Terhadap Administrasi Kesiswaan

Sutopo dkk (2006: 29) mendefinisikan” kepuasan sebagai tingkat perasaaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapanya. Oleh karena itu, tingkat kepuasan
adalah perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya”.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, seseorang merasa puas apabila ada kesesuaian antara
kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa
yang secara nyata diterima oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang
diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas, atau berhak baginya. Kepuasan
sesungguhnya merupakan keadaan yang sifatnya subjektif yang merupakan hasil simpulan yang
didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dari
pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal
yang pantas, atau berhak baginya. Jadi, kepuasan dapat dicapai apabila keinginan atau harapan dapat
terpenuhi.

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan siswa adalah suatu
keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan siswa dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai
memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan. Kepuasan siswa
merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih
efektif. Apabila siswa merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan
tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.

Tingkat kepuasan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan
suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya
dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.

Konsep kepuasan berlaku dalam semua kondisi, baik itu dalam perusahaan, pemerintahan,
sekolah, termasuk dalam mendapatkan pelayanan yang efektif. Tingkat kepuasan siswa dalam
mendapatkan pelayanan merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan siswa

13
terhadap pelayanan tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam menilai suatu
pelayanan, yaitu: ketepatan waktu, dapat dipercaya, kemampuan teknis, diharapkan, berkualitas dan
harga yang sepadan. Sebaliknya siswa akan merasa tidak puas apabila terdapat ketidakcocokan antara
harapan, keterampilan dan kemampuannya terhadap pelayanan administrasi di sekolah.

Tingkat kepuasan siswa dapat di ukur dari aspek penilaian siswa terhadap tingkat pelayanan
pegawai dalam memberikan pelayanan. Penilaian yang diberikan inilah yang akan menjadi aspek
terpenting dalam penelitian ini karena akan memudahkan dalam memberikan tolak ukur terhadap
kepuasan siswa. Tingkat pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan yang diberikan sesuai
dengan apa yang di harapkan oleh siswa serta bentuk perhatian yang diberikan dalam mengerjakan
sesuatu. Dimana harapan dan perhatian itu dapat dinilai guna mengetahui apa yang dipikirkan dan
dirasakan oleh siswa serta menunjukkan komitmen dalam pelayanan yang diberikan. Pelayanan pada
dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang
bersifat tidak terwujud dan tidak dapat dimiliki. Rangkuti yang dikutip oleh Saputra (2002)
berpendapat bahwa “pelayanan merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari
suatu pihak kepihak lain”. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Normann yang dikutip
oleh Sutopo dkk (2006: 8).

Salah satu kepentingan pelayanan yang dapat memuaskan seseorang ialah dengan
memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan. Yang dimaksud dengan standar pelayanan
ialah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen
atau janji dari pihak penyedia pelayanan yang berkualitas. Sedangkan pelayanan yang berkualitas
adalah pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, serta mengikuti proses
dan prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi pelayanan yang berkualitas tidak hanya
ditentukan oleh pihak yang melayani, tetapi juga pihak yang ingin dipuaskan ataupun dipenuhi
kebutuhannya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Administrasi kesiswaan adalah proses pengelolaan kegiatan dari hal-hal yang berhubungan
dengan siswa untuk mencapai pendidikan secara maksimal. Menurut Gaffer M.S. administrasi
kesiswaan terbagi 3 bidang, yaitu pupil inventory, pupil accounting, dan pupil personel service.
Tujuan umum administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-
kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut, proses belajar mengajar
disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Fungsi administrasi kesiswaan
secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainnya.

Ruang lingkup administrasi kesiswaan antara lain; penerimaan peseta didik, kebijakan
penerimaan peseta didik, sistem penerimaan peseta didik, kriteria penerimaan peseta didik, pencatatan
peserta didik dan tata tertib peserta didik. Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kesiswaan meliputi
dua kegiatan, yaitu kegiatan di luar kelas dan kegiatan dalam kelas: pengelolaan kelas, interaksi
belajar mengajar yang positif, penyediaan sarana pembelajaran, dan lai-lain. Hal pending dalam
administrasi kesiswaan adalah pembinaan peserta didik, mangkal kenakalan anak/remaja (Juvenile
Delinquency), dan penanggulangan penyalagunaan narkotika, ganja, morfin, alkohol, dan sebagainya
Tingkat kepuasan siswa dapat di ukur dari aspek penilaian siswa terhadap tingkat pelayanan pegawai
dalam memberikan pelayanan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi landasan baik untuk penulis maupun pembaca agar
kita dapat menambah pengetahuan kita semua tentang administrasi kesiswaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fajrin, M. F., Nasuha, N., & Arsyam, M. (2020). Administrasi Kesiswaan Dalam Pendidikan. Ddi.

Hasjun, D. A. (2019). Efektivitas Layanan Administrasi Kesiswaan Dalam Meningkatkan Mutu


Manajemen Berbasis Sekolah Di Sd Inpres Timbuseng Kabupaten Gowa. Jurnal Pendidikan Agama
Islam - Ta’lim, 53(9), 1689–1699.

Kadir, F. (2014). Keterampilan Mengelola Kelas Dan Implementasinya Dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Al-Ta’dib, 7(2), 16–36.

khoirunisa, N. (2019). Manajemen kesiswaan. 20. https://doi.org/10.31227/osf.io/ytzsq

Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). Administrasi Pendidikan. Paper Knowledge . Toward
a Media History of Documents, 1–21.

PENGARUH ADMINISTRASI KESISWAAN TERHADAP KEPUASAN SISWA Syarifuddin Cn, Sida 1


Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiah Makassar. (n.d.). 157–172.

Prihatin, E. (2009). Manajemen Peserta Didik. Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai