Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada
teman-teman kerabat dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan arahan dan
bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pengantar manajemen.
Saya Menyadari dalam maklah ini masih tercatat banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yangg membangun demi terciptanya
maklah yang lebih baik. Semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo, 24 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Konsep dasar manajemen......................................................................................................5
A. Apa dan mengapa manajemen...............................................................................................5
B. Urgensi Manajemen bagi Organisasi.....................................................................................6
C. Pengertian Manajemen..........................................................................................................8
D. Fungsi-Fungsi Manajemen...................................................................................................11
2.2 Manajemen Pendidikan........................................................................................................15
A. Pengertian Pendidikan.........................................................................................................15
B. Pengertian Manajemen Pendidikan......................................................................................16
C. Manajemen pendidikan sebagai disiplin ilmu......................................................................19
D. Ruang lingkup manajemen pendidikan................................................................................19
E. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan.......................................................................20
F. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan................................................................................20
G. Manajemen Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional...........................................22
BAB III................................................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................24
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................24
3.2 SARAN...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan filosofi ilmu pengembangan ilmu manajemen menggunakan perspektif


metodologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam perspektif ontologi, esensi teori manajemen
dalam organisasi adalah ilmu yang menawarkan proses manajemen agar organisasi dapat
mencapai tujuannya. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh proses manajemen tercapainya
atau terpenuhinya tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan persfektif epistimologi, teori
manajemen dalam organisasi memperkenalkan metode atau cara pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah yang dapat digunakan oleh manajer dalam menjalankan organisasi.
Selain itu, ilmu manajemen memperkenalkan berbagai teori manajemen untuk
dipraktikkan. Dalam perspektif aksiologis nilai etika dan tanggung jawab sosial harus
menjadi perhatian serius dalam menerapkan ilmu manajemen pada organisasi. Dalam teori
manajemen, orientasi tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga memperhatikan norma-
norma yang berlaku di masyarakat dan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan semua
pihak. Karena teori manajemen memiliki perspektif teknologi epistemologi, dan aksiologi,
teori manajemen benar-benar merupakan filsafat ilmu oleh karena itu teori manajemen perlu
dikembangkan untuk mengimplementasikan dalam organisasi.
Manajemen dianggap sebagai salah satu faktor penyebab keterpurukan pendidikan di
Indonesia pengelolaan pendidikan selama ini kurang memperhatikan prinsip efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas yang menjadi inti dari manajemen. Akibatnya pendidikan yang
dilaksanakan biaya tinggi (boros) dan kurang menghasilkan ketercapaian tujuan pendidikan
yang diharapkan. Oleh karena pengelolaan pendidikan dengan manajemen yang baik adalah
solusi yang baik bagi perbaikan kualitas dan mutu pendidikan sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai secara efektif, efesien, dan produktif.
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak. Bantuan yang diberikan kepada anak yang dimaksud disini adalah usaha
seseorang untuk mengajarkan atau membina kecerdasan materi, budi pekerti, perilaku sosial,
cara berinteraksi dengan orang lain, dan olah emosional pada diri anak sehingga anak dapat
berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ada di dalam lingkungan sosialnya. Pada
hakekatnya pendidikan tidak hanya melulu soal teoritis saja akan tetapi usaha pendidik untuk
mendidik peserta didik harus bertanggungjawab terhadap moral peserta didik dan sesuai
dengan manajemen/strategi yang terencana dengan baik sebagai landasan pendidik untuk
membangun karakter peserta didik. Pendidikan dapat berlangsung di dalam lingkungan
sosial, tidak harus dengan lingkup lingkungan sosial yang luas. Ketika anak melakukan
sebuah interaksi dengan orang lain, kepada keluarga, guru, maupun teman-temannya, maka di
dalam interaksi tersebut terdapat kegiatan pendidikan yang berlangsung. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nassional diterangkan bahwa
setiap warga negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk

1
memperoleh pendidikan, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu anak-
anak dengan kebutuhan khusus seperti tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna
laras, anak kesulitan belajar, dan anak inklusi berhak mendapatkan pendidikan yang sama
dengan anak lain. Hak asasi manusia yang menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak
asasi yang paling dasar dari anak-anak, membuat pendidik berusaha untuk lebih giat dan
memperluas akses pendidikan kepada semua siswa dalam berbagai latar belakang. Perluasan
pendidikan tidak hanya dilakukan oleh pendidik dalam hal ini guru atau sekolah, namun
membutuhkan peran serta dari keluarga, masyarakat, dan negara yang diharapkan mampu
menuntaskan kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan yang menjadi
indikator kemajuan suatu negara. Tingkat pendididkan penduduk suatu negara sangat
berkorelasi dengan kemajuan negara tersebut. Negara-negara maju umumnya penduduknya
memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Kondisi sebaliknya terjadi di negara-negara
berkembang yang pada umumnya penduduknya memiliki pendidikan yang relatif rendah.
Karena menjadi faktor penting pendukung kemajuan suatu negara, maka proses
penyelengaraan pendidikan memerlukan penjaminan mutu untuk menjaga mutu atau kualitas
lulusanaya. Oleh karena itu sistem manajemen mutu di institusi pendidkan menjadi sangat
penting. Keberadaan sistem penjaminan mutu dalam suatu institusi pendidikan sama
pentingnya dengan proses penyelengaraan pendidkan itu sendiri.
Sebuah paradigma yang keliru apabila pendidikan dimaknai sebagai aset untuk
membentuk manusia agar dapat memenuhi tuntunan industrialisasi dan pasar ekonomi. Fitra
pendidikan sama sekali bukan pabrik untuk memproduksi manusia untuk dapat menghasilkan
tenaga-tenaga produktif sesuai dengan cetakan yang diinginkan. Proses pendidikan tidak
seperti sedang membuat kue yang terlebih dahulu dimasukkan dalam cetakan agar
mendapatkan bentuk yang diinginkan lalu bilamana ada bentuk tidak sempurna kue tersebut
disisihkan dan dibuang. proses pendidikan hampir seperti petani yang menanam bibit padi.
Bibit tersebut ditanam dengan memperhatikan kondisi kesuburan tanah, di pupuk, dibuangi
gulma yang mengganggu, di jaga dari hama, dan seterusnya sehingga pada akhirnya nanti
menghasilkan bulan belum pada yang berisi.
Arti dari analogi di atas adalah pendidikan merupakan proses untuk menemani
seseorang anak tumbuh sesuai dengan fitrahnya: menjaga dan merawat agar ia mampu
berkembang menjadi seorang manusia yang dalam dirinya melekat sifat-sifat manusiawi.
Dengan demikian dalam bahasa yang dituliskan oleh driyarkara bahwa pendidikan adalah
proses manusiakan manusia mudah. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan manusia-
manusia yang mandiri, berdaulat, merdeka, mampu menjalani perannya sebagai khalifah
dunia dan makhluk ciptaan Allah.
Manajmen Pendidikan juga memilki sejarah yang Panjang dalam proses
perkembanganya. Sebelumnya, manajemen Pendidikan dikenal dengan istilah administrasi
Pendidikan. Meskipun terjadi perubahan istilah administrasi dan manajemen dalam sector
Pendidikan yang selanjutnya menjadi kepemimpinan Pendidikan, tetapi proses perkembangan
bidang kajian ini tidak menyebar secara merata diberbagai Negara. Hasil dari studi Hallinger
dan chen menyimpulkan bahwa ilmuan asia dalam mengkaji bidang manajemen dan
kepemimpinan Pendidikan masih dalam tahap perkembangan awal. Selain itu, hasil studi

2
pereira juga mengungkapkan bahwa kepemimpinan Pendidikan Indonesia pada sebuah
penaksian kritis masih dipahami pada tahap masa pertumbuhannya,
Berkaitan dengan dengan manajemen dan kepemimponan Pendidikan, terdapat
berebagai permasalahan bidang Pendidikan Indonesia (lumban Goal, 2017) yang perlu
menjadi perhatian para peneliti bidang Pendidikan. Adapun permasalahan Pendidikan
tersebut buka lagi tentang peningkatan akses Pendidikan, tetapi lebih pada peningkatan
kualitas Pendidikan (Rosser, 2018). Memang tidak dapat dipunkiri Ketika akses Pendidikan
semakin diperluas, peningkatan kualitas Pendidikan menjadi sebuah tantangan. Merujuk pada
Asikin-Garmeger (2017:6), “hasil dari perluasan akses Pendidikan sering berdampak pada
penurunan kualitas Pendidikan. Kondisi demikian muncul kebenarnya dalam kasus
Indonesi”.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manajmen?


2. Apa fungsi manajmen?
3. Apa penegertian Pendidikan?
4. Apa pengertian manajemen pendidikan?
5. Jelaskan Manajemen pendididkan sebagai disiplin ilmu!
6. Apa saja Ruang lingkup manajemen Pendidikan
7. Tujuan dan manfaat manajemen pendididkan!
8. Apa Fungsi manajemen Pendidikan?
9. Jelaskan Manajemen dalam system Pendidikan nasioanal!

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen


2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari manajemen
3. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Pendidikan
4. Untuk mengetahui apa itu manajemen Pendidikan
5. Untuk mengetahui manajemen sebagai disiplin ilmu
6. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen Pendidikan
7. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat manajemen pedidikan
8. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen Pendidikan
9. Untuk mengetahui manajemen dalam system Pendidikan nasioanal

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar manajemen

A. Apa dan mengapa manajemen

Apa dan mengapa manajemen? Pertanyaan ini penting diajukan pada awal
pembahasan untuk memberikan gambaran dan mengetahui peran penting manajemen
dalam kehidupan organisasi. Mengapa manajemen penting dalam organisasi? Pada
dasarnya, manajemen adalah pusat kekuatan berpikir (think thank) yang berfungsi sebagai
mesin penggerak, alat yang aktif dan efektif untuk mengatur unsur-unsur pembantu
sistem sehingga terorganisasikan dan bekerja secara efektif dan efisien untuk tujuan yang
diharapkan .
Sesungguhnya, terdapat 6 pertanyaan kunci untuk mengurai manajemen.
Pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut lazim disingkat dengan 5W dan 1H, yaitu (1 ) what
(apa) menanyakan tentang apa yang dikerjakan manajemen; (2) why (mengapa)
mengapa/alasan manajemen dibutuhkan; (3) When (kapan) pada waktu bagaimana
manajemen dibutuhkan; (4) (where) di mana tempat manajemen ditemukan; (5) who
(siapa) siapa anggota manajemen; (6) how (bagaimana) bagaimana mengerjakan
manajemen, pertanyaan hal ini mencakup sistem dan tata kerja praktis secara ringkas
menjelaskan keenam pertanyaan tersebut sebagaimana dalam tabel berikut.

No. 5 W- Pertanyaan Jawaban


1H
1. Who? Siapa anggota manajemen? Sebagai suatu kelompok orang-orang.
2. What Apa yang dikerjakan Mengordinasikan, mengombinasikan dan
manajemen? mengintegrasikan pengunaan sumber-
sumber daya dan fasilitas secra optimal
sehingga memperoleh nilai tambahan.
3. How Bagaimana mengerjakanya? Melalui usaha orang-orang dengan
menggunakan berbagai metode dan alat
secara keilmuaan.
4. When Kapan manajemen Kita para stakeholder dan bawahan
dibutuhkan? menghadapi persoalan begitu luas, besar,
dan kompleks sehingga membutuhkan
Tindakan pengambilan keputusan yang
tepat untuk mencapai tujuan.
5. Where Di mana manajemen Pada organisasi, Lembaga pemerintah,

5
dibutuhkan ? perusahaan swasta, dan Lembaga
kemasyarakatan lainya.
6. Why Mengapa manajemen Agar aktivitas kelompok dalam
dibutuhkan? melakukan pekerjaanya dapat berkerja
secara efektif dan efisien.

B. Urgensi Manajemen bagi Organisasi

Setiap manusia sesungguhnya merupakan anggota dari suatu organisasi.


Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mungkin dapat hidup sendiri tanpa
melibatkan orang lain. Dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial inilah, manusia
berkumpul, bermasyarakat dan bersosialisasi Dalam sebuah kelompok yang
dinamakan organisasi titik baik organisasi dalam skala kecil seperti keluarga hingga
organisasi besar seperti negara dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap dari
kita manusia pada dasarnya adalah anggota organisasi dan berorganisasi. Siswa pada
sekolah, mahasiswa pada perguruan tinggi, karyawan pada perusahaan, pemain sepak
bola pada tim kesebelasan, pegawai pada sebuah departemen, masyarakat pada
pemerintahan, dan lain-lain.
Organisasi-organisasi tersebut mempunyai kesamaan pokok yang dimiliki
yaitu tujuan titik setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai tujuan
inilah yang menjadi alasan seseorang untuk ikut bergabung dalam sebuah organisasi
tertentu. Seseorang akan memilih berorganisasi yang sesuai dengan tujuan-tujuannya
titik untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki sebuah organisasi harus mempunyai
program dan metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan tersebut mengalokasikan
seluruh sumber daya organisasi, mengelola dan merencanakannya dengan baik
sehingga dapat berjalan secara efektif efisien dan produktif dalam mengelola dan
mengendalikan aset dan sumber daya organisasi, dibutuhkan pemimpin atau manajer
yang bertanggung jawab untuk membantu organisasi mewujudkan tujuan titik
pemimpin atau manajer mempunyai peran penting dalam organisasi sebab pemimpin
adalah penentu kebijakan dan pengendali jalannya organisasi sehingga tanpa
pemimpin yang baik sulit caranya dapat mencapai tujuan maksimal dari organisasi
Faktor lain jalannya organisasi adalah sistem dan manajemen titik tanpa ada
manajemen, sebuah organisasi hanya sebuah perkumpulan yang tidak akan
menghasilkan apa-apa, mudah bubar dan mati. Manajemen menjadi penentu
keberhasilan organisasi yang dijalankan titik manajemen yang baik akan berakibat
kepada efektif dan efisiennya kinerja organisasi sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai secara maksimal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti organisasi
adalah manajemen dan inti manajemen adalah kepemimpinan sedangkan inti
kepemimpinan adalah pengambilan keputusan.
Pentingnya urgensi-organisasi bagi kehidupan manusia secara lebih rinci dapat
dijelaskan oleh Stoner dan freman sebagai berikut.

1. Organisasi Melayani Masyarakat

6
Keberadaan organisasi yang dikelola dengan manajemen yang baik
sangat berguna bagi masyarakat sebab pada dasarnya ialah cerminan dari
nilai-nilai kultural masyarakat. organisasi memungkinkan kita hidup
bersama untuk mencapai tujuan-tujuan

2. Organisasi Sebagai Alat Mencapai Tujuan

Sumber daya-sumber daya yang dimiliki organisasi digunakan untuk


mengelola dan menjalankan fungsi-fungsi organisasi, merencanakan, dan
melaksanakan untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Organisasi memudahkan kita mencapai tujuan tanpa
kehadirannya, akan lebih sulit atau bahkan mustahil bisa dicapai.
Contoh sederhana adalah produksi buku yang kita baca ini. Betapa
banyak organisasi yang terlibat dalam proses produksi. Perusahaan
penebang kayu untuk bahan kertas, penggergaji kayu, spesialis, truk
pengangkut, pabrik kertas, percetakan, distributor, hingga toko-toko
penjual buku. Semua proses tersebut membutuhkan organisasi dan
manajemen untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Organisasi Melestarikan Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan ditentukan oleh sejarah


perkembangan ilmu pengetahuan sebelumnya. Dari penemuan, kreasi, dan
inovasi yang dihasilkan, kemudian dapat dikembangkan dan dimodifikasi
untuk perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Dengan mengamati,
mempelajari, dan meneliti catatan-catatan pengetahuan tersebut ilmu
pengetahuan akan selalu berkembang menuju kesempurnaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya sangat tergantung pada
dokumen atau catatan catatan dari apa yang telah dicapai pada masa lalu
sebab dokumen dan catatan tersebut memberikan landasan pengetahuan
untuk mendapatkan pelajaran yang lebih banyak dan mencapai hasil yang
lebih besar lagi. Tanpa dokumen dan catatan tersebut sulit bahkan mustahil
ilmu pengetahuan dapat berkembang.
Organisasi ilmu pengetahuan, seperti perguruan tinggi, perpustakaan,
museum, perusahaan, dan lain-lain mempunyai peranan penting dalam
menyimpan dan melindungi sebagian besar pengetahuan yang telah
dikumpulkan dan dicatat oleh peradaban sebelumnya. Organisasi menjadi
jembatan antar a generasi masa lalu, sekarang dan yang akan datang hal
demikian dilakukan dalam konteks organisasi dengan pola dan fungsi-
fungsi manajemen yang diterapkan.

4. Organisasi Menyediakan Karir

7
Organisasi juga memberikan peluang untuk berkarir. Organisasi
memberikan sumber kehidupan serta kepuasan pemenuhan diri. peluang
berkarya, berprestasi, dan berkembang dapat dilakukan di dalam
organisasi, bahkan kebijakan orang mengaitkan aktivitas usahanya dengan
organisasi, seperti perusahaan, rumah sakit, hotel, atau perguruan tinggi.
Dengan demikian, organisasi dengan pengelolaan dan manajemen yang
baik dapat memberikan peluang karir bagi masyarakat.

C. Pengertian Manajemen

Terdapat banyak variasi definisi manajemen yang diajukan oleh para tokoh.
Perbedaan dan variasi definisi tersebut lebih disebabkan oleh sudut pandang dan latar
keilmuan yang dimiliki oleh para tokoh. Akan tetapi berbagai definisi yang diajukan
tersebut tidak keluar dari substansi manajemen pada umumnya koran yaitu usaha
mengatur seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan. Untuk mengetahui lebih
mendalam pengertian manajemen, berikut akan dibahas asal usul semantik dan makna
dasar, awal penggunaan, serta perkembangan kata manajemen.
Secara sistematis, kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari
kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur mengemudikan,
mengendalikan, menangani ,mengelola ,menyelenggarakan,
menjalankan ,melaksanakan dan memimpin. kata manajemen berasal dari bahasa
latin, yaitu mano yang berarti tangan, menjadi manus berarti bekerja berkali-kali
dengan menggunakan tangan, ditambah dengan imbauan agere yang berarti
melakukan sesuatu, kemudian menjadi managiare yang berarti melakukan sesuatu
berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan.
Kamus webster's New Cooligiate Dictionary menjelaskan bahwa kata manage
berasal dari bahasa Italia managio dari kata managgiare yang selanjutnya kata ini
berasal dari bahasa latin manus yang bertentangan (hand). Kata manage dalam kamus
tersebut diberi arti membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama
mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai tujuan tertentu.
Penggunaan kata managgio dalam bahasa Italia pada mulanya ditunjukkan
untuk melatih kuda agar kuda yang dilatih tersebut dapat melakukan apa yang
diperintahkan oleh pelatihnya. Dengan demikian, maksud kata manage adalah suatu
pertunjukan permainan kuda, sebagaimana dalam sirkus sirkus yang dipertunjukkan .
Atraksi kuda dan jokinya yang indah dan menarik tidak lepas dari peran pelatih
sebelum pertunjukan titik sedangkan, kesuksesan pertunjukan sirkus menjadi
tanggung jawab pemimpin atau majikan sirkus, apakah pemimpin sirkus mampu
melatih sebelumnya atau tidak seorang yang memungkinkan terhadap kesuksesan
cukup tersebut disebut dengan “manager”.
Dalam bahasa Prancis, kata manage berarti tindakan untuk membimbing atau
memimpin. Manajer berarti pembina yang melakukan tindakan pengendalian,
bimbingan, dan pengarahan dari sebuah rumah tangga dengan berbuat ekonomis
sehingga mencapai tujuan. Pengertian “rumah tangga” di sini luas. Pengertian tersebut
mencakup rumah tangga perusahaan, rumah tangga pemerintah, dan lain-lain.

8
Pada perkembangan selanjutnya, kata manajemen digunakan hampir di setiap
bidang organisasi mulai dari organisasi pemerintah, swasta, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga profit, nonprofit, bahkan lembaga keagamaan seperti, masjid,
gereja, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi dan peran manajemen dalam
sebuah organisasi mempunyai sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan tujuan.
Rue and Bayrs (1992) mengungkapkan bahwa penerapan konsep manajemen sama
baiknya untuk organisasi masyarakat/ pemerintah swasta, lembaga profit /nonprofit,
dan juga lembaga keagamaan. Hal ini disebabkan setiap organisasi mempunyai
kesamaan karakteristik dalam objeknya yaitu sekelompok manusia yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan dan untuk menggerakkannya menggunakan seorang
pemimpin atau manajer.
Secara terminologi, pengertian manajemen telah diajukan oleh banyak tokoh
manajemen. Pengertian-pengertian yang diajukan berbeda-beda dan sangat
terpengaruh dengan latar kehidupan, pendidikan, dasar filsafah, tujuan, dan sudut
pandang tokoh dalam melihat persoalan yang dihadapi. Dari banyak pengertian
tersebut manajemen dapat diartikan dengan 7 sudut pandang berikut .

1. Manajemen Sebagai Alat atau Cara (means)

Millon brown mengatakan “manajemen adalah alat atau cara untuk


menggunakan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan
metode secara efektif untuk mencapai tujuan”.
Luther gulick, dikutip oleh Hani handokoma mendefinisikan
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (scinces) yang secara
sistematis berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia
bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama
yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

2. Manajemen Sebagai Tenaga atau Daya Kekuatan (force)


Albert Lepawsy berpendapat, "manajemen adalah tenaga atau
kekuatan yang memimpin, memberi petunjuk dan mengarahkan suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan". Sedangkan, Earl F.
Lundgren mengatakan, "manajemen adalah sebuah kekuatan melalui
pembuatan keputusan yang didasari pengetahuan dan pengertian yang
saling terkait dan terpadu melalui lingkungan proses yang tepat dari
semua unsur sistem organisasi dalam suatu cara yang didesain untuk
mencapai tujuan organisasi".
3. Manajemen Sebagai Sistem (system)

Sanusi mengartikan manajemen sebagai sistem tingkah laku manusia


yang kooperatif yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu melalui
tindakan-tindakan rasional yang dilakukan secara terus-menerus.

4. Manajemen Sebagai Proses (process)

9
George R. Terry menyebutkan, "manajemen adalah suatu proses yang
khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, perorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya".
Menurut H.R Lingt dan Allen Louis, memberikan
penjelasan,"manajemen adalah kerangka pengetahuan tentang
kepemimpinan. kepemimpinan adalah proses perencanaan ,
perorganisasian, pengadilan material, mesin-mesin, dan uang untuk
mencapai tujuan secara optimal". Menurut James Stoner, manajemen
adalah proses perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian supaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
Sufyarama, mengutip miler,"manajemen adalah seluruh proses kegiatan
dan memanfaatkan orang-orang [sumber daya] dalam sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".

5. Manajemen Sebagai Fungsi (function)

William Spriegel berpendapat, "manajemen sebagai kegiatan


perusahaan yang mestinya dapat diterapkan bagi kegiatan non
perusahaan yang berupa pemberian pengarahan dan pengendalian
bermacam-macam kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan".
Menurut R.C. Devis,"manajemen merupakan fungsi dari kepemimpinan
eksekutif pada organisasi apapun".
Inti pendapat-pendapat di atas adalah manajemen merupakan kegiatan
pemimpin dengan menggunakan segala sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasinya dengan manajemen yang baik,diharapkan
tujuan dapat tercapai dengan efisien.

6. Manajemen Sebagai Tugas (task)

Manajemen sebagai tugas (task) sebagaimana didefinisikan oleh


Vermon A. Musseleman yang dikutip oleh Maman ukas mengungkapkan,
"manajemen sebagai tugas dari perencanaan, perorganisasian dan
penetapan dan pengawasan pekerjaan yang lainnya agar mencapai satu
atau lebih tujuan".

7. Manajemen Sebagai Aktivitas atau Usaha (Activity/Effort)

H. Koontz dan Donnel, "manajemen adalah usaha mendapatkan


sesuatu melalui kegiatan orang lain". R. W. Morell, "manajemen adalah
kegiatan di dalam sebuah organisasi dan penetapan tujuan organisasi
serta penetapan penggunaan alat-alat dengan tujuan mencapai tujuan
yang efektif".

10
Berbagai sudut pandang dan variasi pengertian manajemen tersebut
memberi gambaran inti bahwa manajemen adalah usaha manage
(mengatur) organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara
efektif dan efisien. Efektif berarti mampu mencapai tujuan dengan baik,
sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu dengan benar. Pengertian-
pengertian manajemen tersebut jika diskemakan adalah sebagai berikut.

1 Alat atau cara


(means)
2 Tenaga atau daya
kekuatan (force)
3 Sistem (system)
Usaha me-manage
4 Proses (process (mengatur) organisasi
5 Fungsi (function) untuk mecapai tujuan
Manajemen
yang ditetapkan secara
6 Tugas (task) efektif dan efesien.
7 Aktivitas atau usaha

D. Fungsi-Fungsi Manajemen

Maksud fungsi manajemen adalah bagian-bagian yang terdapat dalam proses


manajemen. Sebuah organisasi yang baik harus menjalankan fungsi atau bagian-
bagian dalam manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut berfungsi sebagai
pemandu (guide line) dalam menjalankan aktivitasnya organisasi.

1. Apa saja fungsi-fungsi manajemen

Para tokoh manajemen berbeda pendapat dalam menentukan fungsi-fungsi atau


bagian apa saja yang harus ada dalam manajemen. Selain itu, istilah yang digunakan
juga berbeda-beda. perbedaan tersebut kiranya disebabkan oleh latar belakang
kehidupan, kondisi, lembaga, atau organisasi tempat para tokoh bekerja filsafat hidup,
dan pesatnya dinamika kehidupan yang mengiringinya seperti cepatnya kemajuan
informasi, teknologi, dan media. Namun demikian, secara umum perbedaan-
perbedaan tersebut mempunyai titik temu dalam menyebutkan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu:

11
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pergerakan
4. Pengawasan.

Berikut ini akan dikemukakan perbedaan-perbedaan fungsi manajemen yang


disebutkan oleh para ahli manajemen. Menurut Henry fayol, fungsi-fungsi manajemen
meliputi:

1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pemberian perintah
4. Pengordinasian
5. Pengendalian.
Menurut L. Gulick, fungsi-fungsi manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penyusunan kerja
4. Pengarahan
5. Pengordinasian
6. Penyusunan laporan
7. Pengendalian
G. R. Terry berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pelaksanaan,/pergerakan
4. Pengendalian

Menurut Ernest Dale, fungsi-fungsi manajemen meliputi:


1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Susunan kerja
4. Pengarahan
5. Inovasi
6. Penyajian laporan
7. Pengendalian
Menurut koontz dan O'Donnel, fungsi-fungsi manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Penyusunan pekerja
4. Pengarahan

12
5. Pengendalian

Menurut Oey Liang Lee, fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pengarahan
4. Koordinasian
5. Pengendalian
Fungsi-fungsi manajemen yang dirumuskan oleh para tokoh manajemen tersebut
di atas terdapat persamaan dan perbedaannya. Persamaan fungsi manajemen terlihat
pada beberapa fungsi yaitu:
1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pengendalian
Adapun perbedaannya terletak pada pilihan kata atau istilah yang digunakan
untuk menyebutkan suatu fungsi manajemen. Istilah yang digunakan untuk
menyebutkan fungsi pelaksanaan ( actuating) bervariasi yaitu:
1. Pemberian perintah
2. Pengkoordinasian
3. Penyusunan pekerjaan
4. Pengerahan
5. Penyusunan laporan
6. Pelaksanaan
7. Inovasi
8. Perakitan sumber-sumber
9. Memimpin
Meskipun menggunakan istilah yang bervariasi jika dilihat dari bentuk dan isi
kegiatannya, sebenarnya fungsi tersebut dikerjakan secara bersamaan dan terkait
antara satu dan yang lainnya. Seperti istilah pemberian perintah penyusunan pekerja,
pengerahan, penyusunan laporan, berkaitan sumber-sumber, memimpin, dan inovasi
adalah bentuk pelaksanaan dari fungsi perorganisasian. Berbagai nama kegiatan
tersebut dapat disederhanakan dalam satu fungsi manajemen, yaitu pelaksanaan.
Dengan demikian, dalam menyederhanakan meringkas perbedaan dan persamaan
istilah mengenai fungsi manajemen tersebut, secara umum dapat dirumuskan fungsi
manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengordinasian
5. Pengendalian

2. Prinsip-Prinsip Manajemen

13
Prinsip-prinsip manajemen dimaksudkan untuk memberi arahan dan
kemudahan dalam melaksanakan aktivitas organisasi sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang efektif efisien, dan produktif. Dengan prinsip-prinsip
manajemen tersebut kesalahan dan tumpang tindih tugas dapat dieliminasi
sehingga tercipta harmoni organisasi.
Prinsip dalam konteks manajemen adalah sebuah aturan pokok yang
digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan organisasi. Sifat prinsip-prinsip
manajemen di sini adalah fleksibel, sesuai dengan kondisi dan situasi organisasi
serta pola manajemen yang ditetapkan titik penggunaan prinsip-prinsip
manajemen komat juga tidak kaku dan baku, harus berdasarkan teori-teori. Akan
tetapi, tetap harus tergantung dengan pengalaman yang dimiliki dan berkembang
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Secara teoritis prinsip-prinsip manajemen telah banyak dirumuskan oleh para
ahli manajemen. Henry fayol, misalnya, berdasarkan riset dan pengalamannya
mengelola organisasi ia akhirnya merumuskan 14 prinsip pokok dalam
manajemen sebagaimana dalam tabel berikut.

PRINSIP POKOK DALAM MANAJEMEN

No Prinsip Manajemen Keterangan


.
1. Pembagaian kerja Semakin khusus manusia dalam pekerjaanya,
semakin efesian kerjanya, seperti terdapat pada
ban berjalan.
2. Otoritas dan tanggung Diperoleh melalui perintah dan untuk dapat
jawab memberi perintah haruslah dengan wewenang
formal. Walaupin demikian, wewenang pribadi
dapat memaksa kepatuhan orang lain.
3. Disiplin Kepatuhan anggota organisasi terdapat aturan
dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik
berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga
kesepakatan yang ada, seperti penghargaan
terdapat prestasi serta penerapan sangsi hukum
secara penerapan sangsi hukum secara adil
terdapat yang menyimpang.
4. Kesatuan komando Setiap pekerja (karyawan) hanya menerima
perintah kerja dari satu orang dan apaila
perintah akan timbul pertentangan perintah dan
kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.

14
5. Kesatuan pengarahan Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan
yang sama yang harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan satu rencana kerja.
6. Mengutamakan Kepentingan perorangan dikalahkan terhadap
kepentingan umum kepentingan organisasi sebagai satu
dari pada pribadi keseluruhan.
7. Renumerasi personal Imbalan yang adil bagi pekrja/karyawan dan
pengusaha.
8. Sentralsisasi Tanggung jawab akhir terletak pada atasan
dengan tetap memberi wewenang memutuskan
kepada bawahan sesuai kebutuhan sehingga
memungkinkan adanya desentralisasi.
9. Rantai skalar Adanya garis kewenangan yang tesusun dari
tingkat atas sampai tingkat terendah, seperti
tergambar pada bagan organisasi.
10. Tata tertib Terbitnya penempatan barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan Adanya sikap persaudaran keadilan pada
manejer pada bawahanya.
12. Stabilitas masa jabatan Tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar
masuk organisasi.
13. Inisiatif Memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaanya
walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
14. Semangat korps Meningkatkan semangat berkelompok dan
Bersatu dengan lebih banyak menggunakan
komunikasi langsung dari pada komunikasi
formal dan tertulis.

2.2 Manajemen Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan

Pedagogik atau yang populer dengan istilah pendidikan secara semantik berasal dari
bahasa Yunani paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos
adalah seorang nelayan atau bujang dalam zaman Yunani kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Surat itu, di rumahnya anak
tersebut dalam pengawasan dan penjagaan para pedagogos tersebut. Istilah ini berasal
dari kata paedos yang berarti anak, dan agogos yang berarti "saya membimbing" atau

15
memimpin. Padanan kata pedagogic dalam bahasa Arab menurut Muhammad Ali Al-
khuli adalah tarbwy atau ta'limy yang berkaitan dengan pedagogi/pendidikan.
Secara umum, pendidikan sesungguhnya dapat dipahami dalam dua
pengertian, yaitu secara luas tidak terbatas dan secara sempit terbatas. Pengertian
pendidikan secara luas adalah hidup titik pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. pengertian ini
menyiratkan bahwa pendidikan telah dimulai sejak manusia berada di muka bumi atau
bahkan sejak dalam kandungan. umur pendidikan sama tuanya dengan kehidupan
manusia. Masa pendidikan pada pengertian luas ini adalah berlangsung seumur hidup
dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan. lingkungan pendidikannya
berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk
kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. bentuk kegiatannya
terbentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tidak disengaja sampai dengan
terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dan hidup.
Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga.
pendidikan dapat terjadi di sembarang kapan, dan di mana saja dalam hidup.
Tujuannya adalah terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari
luar. tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. tujuan pendidikan adalah tidak
terbatas.tujuan pendidikan adalah sebagaimana dengan tujuan hidup.
Pendidikan dalam arti sederhana juga diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Dewasa dimaksud adalah bertanggung jawab terhadap diri sendiri
secara biologis, psikologis, paedologis dan sosiologis. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.
Pengertian pendidikan secara sempit ini mempunyai karakteristik tertentu,
yaitu masa pendidikan titik pendidikan berlangsung dalam waktu yang terbatas, yaitu
masa anak dan remaja. Jenjang pendidikan, yaitu prasekolah, sekolah dasar,
menengah, atas, dan pendidikan tinggi. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan
pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan titik secara
teknis, pendidikan dilaksanakan di kelas titik bentuk kegiatan atau isi pendidikan
tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan pendidikan teratur, cari
jadwal, dan terdapat guru-guru mata pelajaran yang mempunyai peranan sentral
dalam proses pendidikan titik tujuan pendidikan telah dirumuskan dan disesuaikan
kompetensi kompetensi tertentu.

B. Pengertian Manajemen Pendidikan

Dalam pembahasan ini sebagaimana tradisi jelaskan sebelumnya penggunaan istilah


manajemen dan administrasi sama, dan penulis memilih menggunakan istilah
manajemen.

16
Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang mempunyai satu
makna, yaitu manajemen dan pendidikan titik secara sederhana manajemen
pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang dipraktikkan dalam dunia
pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam pendidikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan titik unsur manajemen dalam pendidikan
merupakan penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan titik
manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari…
Para ahli juga mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian manajemen
pendidikan. G.Z. Roring sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto mengungkapkan
beberapa pengertian administrasi pendidikan.

1. Administrasi pendidikan adalah cara bekerja dengan orang-orang di dalam


rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yang berarti
mendatangkan hasil yang baik, tepat, dan benar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Administrasi pendidikan dapat juga diartikan sebagai pelaksanaan pemimpin
yang mewujudkan aktivitas kerja yang sama yang efektif bagi tercapainya
tujuan pendidikan.
3. Administrasi pendidikan adalah semua kegiatan di sekolah dari yang meliputi
usaha-usaha besar seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha,
koordinasi, konsultasi, kerespondensi, kontrol perlengkapan, dan seterusnya
sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan
sebagainya.

Husaini Usman mengindefinisikan manajemen pendidikan sebagai seni


dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. secara lebih singkat,
administrasi pendidikan juga dapat diartikan sebagai seni dan mengelola
sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
Hadari Nawawi mengemukakan pendapat bahwa administrasi
pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama
sejumlah orang yang mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan
sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu berupa lembaga
pendidikan formal.
Bush memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai berikut
Djam'an satori menjelaskan bahwa manajemen pendidikan adalah keseluruhan
proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personal dan materiil
yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif.

17
Beberapa pengertian tersebut menyerahkan bahwa manajemen
pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada yang dikelola untuk
mencapai tujuan pendidikan titik sumber daya dalam konteks manajemen
pendidikan berupa man(manusia=guru, siswa, karyawan), monay
(uang=biaya), materials(bahan/alat-alat pembelajaran), methods (teknik/cara),
machines (mesin=fasilitas), market (pasar), dan minutes (waktu) yang biasa
disebut "7M".
Hasil yang diharapkan dari manajemen pendidikan adalah
produktivitas lembaga pendidikan titik produktivitas lembaga pendidikan
dapat dilihat dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah kesepadanan
antara masukan yang merata dan keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
titik sedangkan, efisiensi merujuk pada motivasi belajar yang tinggi semangat
belajar, kepercayaan berbagai pihak dan pembayaran, waktu, dan tenaga yang
sekecil mungkin dengan hasil yang sebesar-besarnya. produktivitas pendidikan
dapat dilihat dalam skema berikut.

Efektif:

1. Masukan yang merata sebagai realisasi prinsip demokrasi


Pendidikan
2. Keluaran yang, banyak bermutu dan relevan(link & macth)
kebutuhan pembangunan
3. Nilai ekonomi yang baik bagi keluaran

Proses:

Produktivitas 1. Mengairahkan dan memberi motivasi siswa belajar


pendidikan 2. Semangat dan disiplin kerja yang tinggi kepda para tenaga
kependidikan
3. Memiliki tingkat kepercayaan berbagai pihak

Efisiensi

Menggunakan fasilitas, tenaga, biaya, dan waktu seminimal


mungkin tetapi dengan hasil yang baik.

18
Dengan demikian, manajemen pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan
prinsip manajemen pada umumnya sehingga manajemen pendidikan mempunyai kekhasan
dalam bidang tujuan, proses, dan orientasinya. Berdasarkan tujuannya, manajemen
pendidikan senantiasa bermuara pada tujuan pendidikan, yaitu pengembangan kepribadian
dan kemampuan mengaktualisasikan potensi peserta didik. Berdasarkan prosesnya,
Manajemen pendidikan harus dilandasi sifat edukatif yang berkenaan dengan unsur manusia
yang tidak semata-mata dilandasi prinsip efektivitas dan efisiensi, tetapi juga harus dilandasi
dengan prinsip mendidik. berdasarkan orientasinya kemudian pendidikan di orientasikan atau
dipusatkan kepada peserta didik.

C. Manajemen pendidikan sebagai disiplin ilmu

Sesuatu dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri mensyaratkan objek
kajian yang jelas. Objek kajian tersebut terdiri dari dua hal yaitu objek material dan objek
formal. Objek kajian inilah yang membedakan antara ilmu satu dan yang lainnya.
Objek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian
ilmu. Atau dalam pengertian lain, objek material adalah bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan. Objek material juga berarti hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material kajian manajemen
pendidikan adalah sebagaimana objek material ilmu lain yaitu manusia. Objek material
manusia dalam konteks ini adalah dalam sebuah kerjasama organisasi atau lembaga dan
sistem pendidikan.
Objek formal adalah sesuatu yang membedakan bidang ilmu satu dan bidang lain.
Objek formal adalah sudut pandang yang ditunjukkan pada bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang dari mana objek material itu disorot.
Sebuah ilmu pengetahuan dengan mudah diketahui dengan mengetahui objek formalnya.
Objek formal manajemen pendidikan adalah keteraturan, pengaturan, atau keserasian
dalam pelaksanaan pendidikan. Keteraturan dalam hal ini adalah hubungan antara satu pihak
sebagai pengatur dan pihak lain sebagai yang diatur, baik dalam internal kerjasama maupun
eksternal individu maupun kelompok dalam bidang pendidikan.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa manajemen pendidikan mempunyai bahasa
yang jelas terkait dengan pengaturan, keserasian dalam organisasi. Manajemen pendidikan
merupakan disiplin ilmu terapan dari kelompok ilmu-ilmu sosial karena kemanfaatannya
hanya ada apabila prinsip-prinsipnya diterapkan untuk meningkatkan kebaikan hidup
manusia.

D. Ruang lingkup manajemen pendidikan


Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui pengelolaan bidang-bidang pendidikan titik bidang garapan manajemen pendidikan
meliputi semua kegiatan yang menjadi sarana penunjang proses belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. substansi yang menjadi garapan
manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen

19
pendidikan adalah perencanaan; berorganisasian; pengerahan (motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan
organisasi); pengendalian meliputi pemantauan (monitoring); penilaian; dan pelaporan.
Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau "money".
Pendidikan sebagai suatu usaha sadar sesungguhnya mempunyai cakupan kegiatan
sangat luas, baik ditinjau dari segi struktural maupun fungsional, kesisteman maupun segi
kategorisasi komponensialnya, serta rintangan bidang garapan pekerjaannya titik Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa batasan dan ruang lingkup ranah telaahan bidang ilmu
pendidikan itu sangat luas dan kompleks. Namun demikian, bagi keperluan penelaahannya
kiranya dapat dilakukan pemilahan dan penggugusan dengan berbagai model cara
berdasarkan kepentingannya. Moctar Buchori menggambarkan tabel ranah telaahan bidang
kependidikan.

RANAH TELAAHAN BIDANG KEPENDIDIKAN


Lingkungan Keluarga Sekolah Masyarakat
Pendidikan Bidang
Permasalahan
Fundisional 1 2 3
Structural 4 5 6
Operasional 7 8 9

E. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan


Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut.
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilih kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan sebagai manajer).
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan).
f. Teratasinya masalah mutu Pendidikan.

20
F. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

Dalam praktiknya, manajemen pendidikan memerlukan berbagai fungsi manajemen.


Fungsi-fungsi manajemen dalam pendidikan pada umumnya meliputi fungsi
perencanaan (planning), fungsi perorganisasian (organizing), fungsi pengarahan
(directing), dan fungsi pengendalian(controlling).

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan fungsi paling awal dari keseluruhan fungsi
manajemen sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ahli, perencanaan adalah
proses kegiatan untuk menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan juga bisa diartikan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur,
budget, dan program dari suatu organisasi. Jadi, dengan perencanaan, fungsi
manajemen dalam menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi,
menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus
dituruti, dan menetapkan biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang
diharapkan diperoleh dari tindakan yang dilakukan.
Perencanaan meliputi beberapa hal antara lain a. Penetapan tujuan-tujuan dan
maksud maksud organisasi; b. Perkiraan lingkungan (sumber-sumber dan
hambatan) dalam hal apa tujuan-tujuan dan maksud itu harus dicapai; c.
Penentuan pendekatan yang akan mencapai tujuan-tujuan dan maksud itu.

2. Perorganisasian (organizing)

Perorganisasian merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam sebuah


sistem Manajemen. Pengorganisasian bisa dikatakan sebagai urat nadi bagi
seluruh organisasi atau lembaga. oleh karena itu pengorganisasian sangat
berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu organisasi atau lembaga, termasuk di
dalam lembaga Pendidikan.
Nanang Fatah miartikan berorganisasian sebagai proses membagi kerja ke
dalam tugas-tugas yang lebih kecil, memberikan tugas-tugas tersebut kepada
orang-orang yang mempunyai keahlian dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Dari pendapat tersebut, dapat menunjukkan bahwa berorganisasi adalah suatu
kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaannya dialokasikan kepada
sekelompok orang atau karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung
jawab dan wewenang sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Pendidikan dapat berjalan dengan baik kalau semua anggota organisasinya
dapat bekerja dengan baik. Dengan demikian, perlu adanya pembagian tugas yang
jelas antara kepala sekolah, staf pengajar, pegawai administrasi, dan komite
sekolah beserta siswanya.

21
3. Penggerakan (actuating)

Penggerakan adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk


merealisasikan hasil perencanaan dan perorganisasian. Actuating adalah upaya
untuk menggerakkan atau mengerahkan tenaga kerja Man power serta
mendayagunakan fasilitas yang ada yang dimaksud untuk melaksanakan pekerjaan
secara bersamaan titik actuating dalam organisasi juga biasa diartikan sebagai
keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa sehingga mereka bersedia bekerja secara sungguh-sungguh demi tercapainya
tujuan organisasi. Fungsi penggerakan ini menempati posisi yang penting dalam
merealisasikan segala tujuan organisasi.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan dalam proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan


operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam rencana. Pengawasan dilakukan dalam
usaha menjamin bahwa semua kegiatan terlaksana sesuai dengan kebijaksanaan,
strategi, keputusan, rencana, dan program kerja yang telah dianalisis, dirumuskan,
dan ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan yang baik memerlukan langkah-langkah pengawasan, yaitu 1
menentukan tujuan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan. standar tersebut
dapat berbentuk standar fisik, standar biaya, standar model, standar penghasilan,
standar program, standar yang sifatnya intangible, dan tujuan realistis; 2.
Mengukur dan memiliki kegiatan-kegiatan atas dasar tujuan dan standar yang
ditetapkan 3 memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan. Pengawasan
adalah pengukuran dan koreksi terhadap segerakan aktivitas anggota organisasi
guna meyakinkan bahwa semua tingkatan tujuan dan rancangan yang dibuat
benar-benar dilaksanakan.
Pengawasan berfungsi untuk mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan
tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai
tujuan organisasi sehingga pengawasan sesungguhnya merupakan alat pengukuran
terhadap efektivitas dan efisiensi organisasi.

G. Manajemen Pendidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Manajemen pengelolaan pendidikan nasional diatur dalam UU nomor 20


tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang disahkan oleh presiden pada
tanggal 8 Juli 2003. UUSPN nomor 20 tahun 2003 tersebut merupakan pengganti
UUSPN nomor 2 tahun 1989 yang sudah tidak relevan lagi dengan semangat
reformasi dan otonomi daerah, karenanya UUSPN 2 tahun 1989 harus diperbarui dan
diganti.
UUSPN nomor 20 tahun 2003 didasarkan pada prinsip demokrasi,
desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagaimana tuntunan reformasi. Prinsip-prinsip tersebut
menjadi dasar bagi kandungan, proses, dan manajemen sistem pendidikan titik selain

22
itu, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi munculkan tuntutan baru
dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaruan sistem
pendidikan, diantaranya pembaruan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk
melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam; diversifikasi jenis
pendidikan yang dilakukan secara profesional; penyusunan standar kompetensi yang
berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat;
penyusunan tersebut kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan
tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap
satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta
penyelenggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. Pembaruan
sistem pendidikan nasional juga meliputi penghapusan diskriminasi antara masyarakat
serta perbedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.

Adapun misi pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia .
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar
3. Meningkatkan kesehatan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks negara kesatuan RI.

Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Strategi manajemen pengelolaan pembangunan pendidikan nasional dalam UU SPN nomor
20 tahun 2003 meliputi:
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4. Evaluasi akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan
5. Peningkatan profesional dan pendidikan dan tenaga kependidikan
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan

23
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
9. Pelaksanaan wajib belajar
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
11. Pemberdayaan peran masyarakat.
12. Pusat kebudayaan dan pembangunan masyarakat.
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.

1.4 KESIMPULAN

1. Manajemen adalah alat atau cara untuk menggunakan orang-orang, uang,


perlengkapan, bahan-bahan, dan metode secara efektif untuk mencapai tujuan.
2. Secara umum dapat dirumuskan fungsi manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Perorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengordinasian
5. Pengendalian
3. Pendidikan dalam arti sederhana juga diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
4. Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang mempunyai satu makna,
yaitu manajemen dan pendidikan titik secara sederhana manajemen pendidikan dapat
diartikan sebagai manajemen yang dipraktikkan dalam dunia pendidikan dengan
spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam pendidikan.
5. Sesuatu dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri mensyaratkan objek
kajian yang jelas. Objek kajian tersebut terdiri dari dua hal yaitu objek material dan
objek formal.
6. Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut.
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilih kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan sebagai manajer).
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau
konsultan manajemen pendidikan).
f. Teratasinya masalah mutu Pendidikan.

24
7. Dalam praktiknya, manajemen pendidikan memerlukan berbagai fungsi manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen dalam pendidikan pada umumnya meliputi fungsi
perencanaan (planning), fungsi perorganisasian (organizing), fungsi pengarahan
(directing), dan fungsi pengendalian(controlling).
8. Manajemen pengelolaan pendidikan nasional diatur dalam UU nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang disahkan oleh presiden pada tanggal 8 Juli
2003. UUSPN nomor 20 tahun 2003 tersebut merupakan pengganti UUSPN nomor 2
tahun 1989 yang sudah tidak relevan lagi dengan semangat reformasi dan otonomi
daerah, karenanya UUSPN 2 tahun 1989 harus diperbarui dan diganti

1.5 SARAN

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan Pendidikan yang berkualitas, diperlukan
manajemen Pendidikan yang dapat menggerakan segala sumber daya Pendidikan.
Manajemen pendididkan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya
merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaanya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, suvriadi. Dkk. 2022. Pengantar manajemen Pendidikan: Yayasan Kita Menulis.

Purba, sukirman. Dkk. 2021. Teori manajemen Pendidikan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis

Tumanggor, Amiruddin, James Roland Tambunan, dan Pandapotan Simatupang. 2021.


Manajemen Pendidikan. Yogyalarta: K-Media .

Didin Kurniadin dan Imam Machali. 2019. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Depok, sleman, Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Amtu, Onisimus. 2019. Manajemen Pendidikan Diera Otonomi Daerah, Bandung:
Alfabeta .
Bahari, Syaiful. 2022. Manajemen Pendidikan Inklusi Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan.
Supriadi, O. 2020. Pengantar Manjemen Pendidikan. Edukatif : Jurnal Dinamika
Pendidikan.

26

Anda mungkin juga menyukai