Anda di halaman 1dari 11

KONSEP, KEBIJAKAN, DAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

SATUAN UNIT PENDIDIKAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Dadang Rahman Munandar, M.Pd

Disusun oleh:

Aulia Hanifah (1910631050128)


Zahra Fajrianti (1910631050173)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan Makalah................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan................................................................................................4
B. Uraian...............................................................................................................................................4
1. Konsep Dasar Satuan Unit Pendidikan..............................................................................................4
2. Kebijakan-Kebijakan Satuan Unit Pendidikan..................................................................................6
3. Implementasi Kebijakan Satuan Unit Pendidikan.............................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Rekomendasi....................................................................................................................................8
B. Kesimpulan......................................................................................................................................8
C. Daftar Pustaka..................................................................................................................................8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep, Kebijakan, dan
Implementasi Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Dadang Rahman Munandar, M.Pd
selaku dosen mata kuliah pengelolaan pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

WFH, Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Peraturan Pemerintahan (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap satuan unit pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus mengacu kepada standar isi, strandar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan,
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengelolaan satuan unit pendidikan?
2. Apa saja konsep dasar pengelolaan satuan unit pendidikan?
3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan satuan unit pendidikan?
4. Bagaimana implementasi pengelolaan satuan unit pendidikan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk menambah wawasan mengenai pengelolaan satuan unit pendidikan
2. Untuk mengetahui konsep dasar pengelolaan satuan unit pendidikan
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan satuan unit
pendidikan
4. Untuk mengetahui implementasi pengelolaan satuan unit pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan berarti proses, cara, perbuatan
mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Kajian
pengelolaan satuan pendidikan merupakan suatu ranah bidang ilmu yang menarik untuk dikaji
khususnya dalam rangka menghasilkan, mencetak insan yang memiliki keunggulan dan potensi untuk
bisa dididik. Pengelolaan satuan pendidikan di sekolah dasar merupakan unit yang paling bawah
untuk melakukan suatu perencanaan program pendidikan disertai dengan pembuatan keputusan dan
implementasinya secara komprehensif bagi pemenuhan kebutuhan pada satuan pendidikan.
Adapun fungsi utama dari satuan unit pendidikan yaitu untuk mencetak generasi muda yang
memiliki kemampuan bersaing, berpikir kritis, kreatif, inovatif, terampil, mampu berkomunikasi,
bekerjasama, dan berkolaborasi, serta memiliki kepercayaan diri. Dalam rangka mewujudkan hal
tersebut maka Sekolah Dasar sebagai pusat pembelajaran memerlukan pimpinan sekolah yang
visioner dan unggul dalam tata sekolah.
Berdasarkan hasil studi Alba (dalam Saud 2008) di negara maju menyebutkan bahwa faktor
penentu keberhasilan sekolah adalah faktor kepemimpinan, guru, tenaga pendidikan, kurikulum,
lingkungan, dan peserta didik, serta komponen lainnya, termasuk pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah selaku orang yang bertanggung jawab penuh dalam
pengelolaan satuan sekolah diharapkan mampu mengelola, memanajemen, mengembangkan, dan
memberdayakan dirinya, serta selalu berupaya untuk meningkatkan sekolah.
Selain faktor di atas, pengelolaan satuan pendidikan juga bermuara kepada kualitas sekolah,
meliputi: masukan, proses, lulusan, dan daya serap. Menurut Komariah dan Triatna tentang sekolah
yang berhasil atau efektif dalam pengelolaannya adalah sekolah yang telah menetapkan keberhasilan
pada input, proses, output, dan outcome, termasuk kualitasnya dari masing-masing dimensi tersebut.

B. Uraian
1. Konsep Dasar Satuan Unit Pendidikan
a. Fungsi Pengelolaan Sekolah
Untuk mencapai efisiensi serta efektivitas dalam manajemen, maka segala tindakan
dan kegiatan baru sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan atau perhitungan yang
rasional. Sehubungan dengan pemikiran tersebut di atas, maka diperlukan langkah-
langkah kegiatan dengan perumusannya secara jelas dan tegas, agar antara langkah
yang satu dengan langkah yang lainnya tidak rancu adanya. Rumusan dari langkah-
langkah tersebut disebut fungsi manajemen. Fungsi manajemen merupakan pemuatan
pengarahan mental (pikiran, kemauan dan perasaan) dan tenaga jasmaniah untuk
mewujudkan sesuatu sebagai sasaran. Sasaran itu telah direncanakan sebelumnya.
Dengan demikian fungsi manajemen merupakan sesuatu dari kegiatan yang menuju
kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses kegiatan tersebut, pada
pokoknya berdasarkan kepada tiga macam fungsi manajemen, atau ada orang yang
menyebutkan pula bahwa fungsi-fungsi manajemen antara lain: a) perencanaan
(planning), b) pelaksanaan (execution), dan c) penilaian (evaluation).

b. Prinsip Pengelolaan Sekolah


1) Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme
kerja. Tujuan dari suatu organisasi, merupakan titik akhir yang berkedudukan
penting, karena itu tujuan harus disadari serta dihayati oleh para pelaksananya.
2) Mengkoordinasi wewenang dan tanggungjawab. Kalau orang ingin melihat hasil
tanggunggjawab seseorang terhadap perkerjaannya, maka ia harus diberi
wewenang dan kesempatan yang sesuai dengan tanggungjawab yang diberikannya
dalam tempat pekerjaannya
3) Memberi tanggungjawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya. Tanggungjawab yang diberikan pada seseorang harus
sesuai dengan watak orang itu sendiri. Penempatan orang itu harus sesuai dengan
bakat-bakatnya, latihan-latihan yang pernah diperolehnya dan pengalaman yang
pernah dialaminya.
4) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia. Agar supaya pimpinan
tidak akan mengalami kesalahan serius (blunder), maka faktor-faktor psikologis
manusia ini harus dipahami benar-benar. Dalam setiap situasi kerjasama setiap
individu itu memerlukannya adanya kemauan, ambisi, prasangka, dan sebagainya,
hal-hal yang peka ini perlu diketahui oleh pimpinan. Demikianlah dalam
merumuskan policy atau prosedur, hendaknya tidak hanya mempertimbangkan
pada pengaruh yang tidak langsung yang berupa sikap-sikap dari orang-orang yang
terlibat dalam pelaksanaan harus juga mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya.
5) Relativitas nilai-nilai. Pengertian relativitas ini ialah suatu kondisi atau keadaan
yang selalu berhubungan dengan faktor-faktor lain. Dalam pelaksanaan kegiatan
manajemen, nilai-nilai yang ada pada sesuatu prinsip ialah tergantung atau ada
hubungan dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan kerja, termasuk nilai-nilai
yang ada dalam prinsip-prinsip lain. Karena itu tidak dibenarkan suatu keputusan
yang mengakibatkan konflik antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain.

c. Bidang Pengelolaan Sekolah


Penggolongan kegiatan sekolah terbagi menjadi beberapa macam dan istilah yang
digunakan bermacam pula, ada yang menyebutnya substantive problems (Stephen J.
Kozenovik, 1982), juga menyebut kegiatan (Tim Kerja, Administrasi SD, 1981:5) dan
ada pula yang menyebut pengelolaan (J.F. Tahalele dan Soekarto Indrafachrudin,
Kepemimpinan Pendidikan, 1975:38), dan sebagainya.
James M. Lipham dan James A. Hoeh, merumuskan menjadi lima macam
pengelolaan sekolah, yaitu:
a. Instructional program
b. Staff personnel
c. Student personnel
d. Financial and physical resources
e. School-Community relationship
(James M. Lipham and James A. Hoeh, The Pricipalship, 1974:5)

2. Kebijakan-Kebijakan Satuan Unit Pendidikan


Kebijakan merupakan serangkaian proses dari suatu perencanaan dan perumusan oleh
suatu kelompok atau lembaga/instansi pemerintah yang berupa peraturan atau program
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Kebijakan (policy) seringkali dicampuradukkan
dengan kebijaksanaan (wisdom). Adapun landasan utama yang mendasari suatu kebijakan
adalah pertimbangan akal. Tentunya suatu kebijakan bukan semata-mata merupakan hasil
pertimbangan akal manusia. Namun, akal manusia merupakan unsur yang dominan dalam
pengambilan berbagai pilihan keputusan kebijakan.
Menurut Nanang Fatah, terdapat tiga elemen kebijakan yaitu pelaku kebijakan,
lingkungan kebijakan, dan kebijakan publik. Pelaku kebijakan misalnya kelompok warga
negara, perserikatan buruh, partai politik, agen-agen pemerintah, pemimpin terpilih, dan
para analis kebijakan sendiri. Lingkungan kebijakan yaitu konteks khusus di mana kejadian-
kejadian di sekeliling isu kebijakan itu terjadi, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pembuat
kebijakan, berisi proses yang bersifat dialektis, yang berarti bahwa dimensi objektif dan
subjektif dari pembuat kebijakan tidak terpisahkan di dalam prakteknya. Sementara itu,
kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah
dan pejabat-pejabat pemerintah yang dipengaruhi oleh aktor-aktor dan faktor-faktor bukan
pemerintah. Maksud dari ungkapan ini adalah bahwa kebijakan tidak semata-mata
didominasi oleh kepentingan pemerintah, aktor-aktor di luar pemerintah harus diperhatikan
aspirasinya, dan faktor-faktor yang berpengaruh harus dikaji sebelummya.
Adapun kebijakan publik di bidang pendidikan dapat didefinisikan sebagai keputusan
yang diambil bersama antara pemerintah dan aktor di luar pemerintah, serta
mempertimbangkan faktor-faktornya untuk ditindaklanjuti. Kebijakan publik di bidang
pendidikan meliputi anggaran pendidikan, kurikulum, rekrutmen bangunan, pengelolaan
sumber daya, dan kebijakan lain yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung atas
pendidikan.
Menurut H.A.R Tilaar, kebijakan pendidikan merupakan rumusan dari berbagai cara
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan atau dicapai melalui
lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Oleh karena itu, suatu keputusan kebijakan harus segera
diimplementasikan agar dapat diketahui keberhasilannya untuk orang banyak.

3. Implementasi Kebijakan Satuan Unit Pendidikan


Implementasi kebijakan merupakan suatu cara untuk melaksanakan suatu kebijakan
untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kebijakan di bidang pendidikan
digunakan untuk memahami kebijakan itu sendiri yang sebenarnya merupakan bagian dari
kebijakan publik.
Dalam kajian implementasi pendidikan, dalam kamus Webster sebagaimana dikutip
Sudiyono menyebutkan bahwa “to implement berarti to provide the means for carrying
out”, mengimplementasikan berarti melengkapi atau menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu. Linberry menyatakan bahwa implementasi mencakup komponen
berikut:
Pertama, menciptakan dan menyusun staf sebuah agen baru untuk melaksanakan
sebuah kebijakan baru; kedua, menterjemahkan tujuan legislatif dan serius memasukkannya
ke dalam aturan pelaksanaan, mengembangkan panduan atau kerangka kerja bagi para
pelaksana kebijakan; ketiga, melakukan koordinasi terhadap sumberdaya agen dan
pembiayaan bagi kelompok sasaran, mengembangkan pembagian tanggungjawab para agen
dan antar para agen serta hubungan antar agen; keempat, mengalokasikan sumber daya
untuk memperoleh dampak kebijakan.
Menurut Van Meter dan Van Horn seperti yang dikutip Arif Rohman, implementasi
kebijakan dimaksudkan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh individu-individu
(pejabat-pejabat) atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan kepada
pencapaian tujuan kebijakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Maksudnya tindakan di
sini adalah tindakan-tindakan yang merupakan usaha sesaat untuk mentransformasikan
keputusan ke dalam istilah operasional, maupun usaha berkelanjutan untuk mencapai
perubahan-perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan-keputusan
kebijakan. Sedangkan menurut James E. Anderson seperti yang dikutip Sudiyono
menyatakan bahwa implementasi kebijakan mencakup empat aspek, yaitu: (1) siapa yang
terlibat dalam implementasi kebijakan, (2) esensi proses administratif, (3) kepatuhan
terhadap kebijakan, (4) pengaruh implementasi pada isi dan dampak kebijakan.
BAB III
PENUTUP

A. Rekomendasi
1. Jelaskan peran kepala sekolah dalam mencapai keberhasilan pengelolaan satuan unit
pendidikan di sekolah!
Jawab : Keberhasilan satuan pendidikan dalam pengelolaan satuan pendidikan untuk
menghasilkan insan generasi muda yang unggul ditentukan oleh kepala sekolah itu
sendiri. Keberhasilan tersebut tentunya di topang kompetensi yang dimilikinya sesuai
dengan Perarturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa kepala sekolah diharapkan memiliki
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Dengan
memiliki kompetensi tersebut kepala sekolah akan mampu mengelola,
mengembangkan sekolah, serta dapat memberdayakan dirinya agar sekolah yang
dipimpinnya selalu diarahkan demi peningkatan kualitas yang memiliki daya saing
bagi lulusannya.

2. Jelaskan peran guru dalam mencapai keberhasilan pengelolaan satuan unit


pendidikan!
Jawab : Aspek guru juga merupakan salah satu penentu keberhasilan pengelolaan
satuan pendidikan di sekolah dalam rangka mencetak generasi muda yang unggul.
Khususnya dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru, harus
menerapkan inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran, termasuk dokumen kehadiran
guru yang terdiri dari: absensi harian, jadwal mengajar, dan catatan pelaksanaan
KBM.

B. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan satuan pendidikan dalam pengelolaan satuan
pendidikan untuk menghasilkan insan generasi muda yang unggul ditentukan oleh konsep
dasar, kebijakan-kebijakan mengenai satuan pendidikan, termasuk pelaku kebijakan,
lingkungan kebijakan, dan kebijakan publik, serta adanya implementasi dari kebijakan itu
sendiri.

C. Daftar Pustaka
Amran. 2015. Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan. Jurnal Manajer
Pendidikan. Vol. 9, No. 2.
Nurochmah, A. dkk. 2019. Pengelolaan Satuan Pendidikan dalam Rangka Mencetak Insan
Generasi Muda yang Unggul di Sekolah Dasar. Holistika : Jurnal Ilmiah PGSD. Vol.
III, No. 02.
Raharjo, Sabar Budi. 2012. Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol. 16, No. 2.
Rahayu, Mugi. 2015. Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan di Sekolah Dasar
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. Vol. 8,
No. 1.
Solichin, M. 2015. Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Peran Birokrasi. Jurnal Studi
Islam. Vol. 6, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai