Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DAN IMPLEMENTASINYA PADA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
Yang di Ampu oleh Prof. Dr. Imron Arifin, M. Pd., dan
Dr. Yudithia Dian Putra, M. Pd., M.M.

Oleh:

Laufiensyah Lailatul Qodar Akbar 220154801868

Mu’alfani Arsana Putri 220154801972

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S2 PAUD
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami anggota kelompok 4 dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan
mengenai “Manajemen Peserta Didik Dan Implementasinya Pada Pendidikan
Anak Usia Dini”.

Kami menyadari bahwa pada dasarnya makalah ini banyak kekurangan, karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami terutama yang berhubungan dengsan
makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya untuk penyusunan
makalah yang lebih baik. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Malang, 11 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik........................................................
B. Tujuan Manajemen Peserta Didik.............................................................
C. Prinsip Manajemen Peserta Didik.............................................................
D. Tahap Manajemen Peserta Didik...............................................................
1. Perencanaan Peserta Didik.................................................................
2. Penerimaan Peserta Didik...................................................................
3. Orientasi Sekolah...............................................................................
4. Pengelompokan Peserta Didik............................................................
5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik......................................................
6. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ................................................
7. Penyelenggaraan Layanan Khusus.....................................................
8. Sistem Kelulusan Dan Alumni...........................................................
9. Mutasi Peserta Didik..........................................................................
E. Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01
Malang.......................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga pendidikan anak usia dini secara universal memiliki


tujuan pendidikan yang mengoptimalkan tumbuh kembang jasmani maupun
rohani peserta didik. Proses mencapai sebuah tujuan pendidikan tersebut maka
diperlukan suatu lembaga PAUD yang bermutu dan berkualitas. PAUD
berkualitas dan bermutu merupakan tuntutan dan kewajiban bagi setiap
pengelola lembaga PAUD. Sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas lembaga PAUD yaitu dengan memperbaiki sistem manajemen
lembaga PAUD (Jahari).
Lembaga PAUD sebagai pondasi generasi bangsa, perlu dioptimalkan
dengan baik. Kualitas lembaga yang baik diharapkan mampu menghasilkan
output sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menjadi aset
bangsa yang sangat berharga untuk memajukan suatu bangsa. Dengan
demikian, peranan manajemen pendidikan penting untuk dipelajari dan
diterapkan sebagai sarana mencapai visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan
khususnya lembaga pendidikan anak usia dini (hastuti, 2021).
Pendidikan adalah sebuah sistem yang kompleks dan memiliki banyak
unsur yang harus ada di dalamnya salah satu unsur yang paling penting adalah
anak didik, karena anak didik merupakan subjek sekaligus objek utama dalam
pendidikan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
tergantung dengan perkembangan potensi kecerdasan yang dimiliki anak
didik. Oleh karena itu untuk mewujudkan dibutuhkan suatu penataan dan
pengaturan anak didik atau siswa mulai dari anak didik masuk sekolah hingga
mereka tamat belajar pada lembaga pendidikan. Berdasarkan paparan di atas
makalah yang kami buat membahas terkait teori terkait manajemen peserta
didik beserta implementasinya di Bustanul Athfal (BA) RESTU 01 Malang.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penyusun merumuskan


masalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Dari Manajemen Peserta Didik?
2. Apa Tujuan Dari Manajemen Peserta Didik?
3. Apa Prinsip Dari Manajemen Peserta Didik?
4. Apa Saja Tahap Manajemen Peserta Didik?
5. Bagaimana Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01
Malang?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dijabarkan tujuan dalam


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Pengertian Dari Manajemen Peserta Didik.
2. Mendeskripsikan Tujuan Dari Manajemen Peserta Didik.
3. Mendeskripsikan Prinsip Dari Manajemen Peserta Didik.
4. Mendeskripsikan Tahap Manajemen Peserta Didik.
5. Mendeskripsikan Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU
01 Malang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik


Istilah Manajemen Peserta Didik terdiri dari tdua suku kata yaitu
“Manajemen” dan “Peserta didik”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) istilah manajemen berarti (1) penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran, dan dapat berarti (2) pimpinan yang bertanggung
jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.
Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (Dalam Wasil, 2011)
mendefinisikan manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.
Menurut G.R Terry (Dalam Baihaqi, 2014) manajemen adalah sebuah
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.
Andrew F. Sikula (Dalam Tim UPI, 2013: 204) mengemukakan bahwa
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,
kounikasi dan pengambilan keputusan yang diakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa yang efisien.
Menurut Tim UPI (2013) manajemen adalah suatu proses yang dilakukan
agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan
perencanaan ,pemikiran,pengarahan,dan pengaturan serta mempergunakan atau
mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material
secara efektif dan efisien.
Pengertian peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur ,jenjang,dan jenis pendidikan tertentu.
Sinolungan (Dalam Kurnia I., 2008) berpendapat Peserta didik dalam arti
luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang
hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah.
Abu Ahmadi (Dalam Tim UPI, 2013: 205) berpendapat bahwa peserta
didik adalah sosok manusia sebagai individu (manusia seutuhnya). Individu
diartikan “orang seorang tidak tergntung dari orang lain,dalam arti benar-benar
seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari
luar,mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”.
Dari pengertian-pengertian dia atas,bisa dikatakan bahwa peserta didik
adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat,minat,dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan
baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.
Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda ,yaitu : anak didik,
murid, siswa, pembelajar, santri, traine, mahasiswa dan sebagainya. Manajemen
Peserta Didik adalah layanan yang memutuskan perhatian pada pengaturan,
pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti : pengenalan,
pendaftaran, layannan individu seperti pengembangan keseluruhan kemampuan,
minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah Knezevich 1961 (Dalam Tim
UPI ,2013:205). Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai mereka lulus sekolah.
B. Tujuan Manajemen Peserta Didik
Tujuan manajemen peserta didik dibagi menjadi 2 yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Menurut Tim UPI (2013) tujuan umum manajemen peserta
didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah).
Adapun tujuan khusus manajemen peserta didik menurut Rahayu (2013) adalah
(1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik; (2)
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat peserta didik; (3) Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi
kebutuhan peserta didik.

C. Prinsip Manajemen Peserta Didik


Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat terlaksanakan,
maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanannya.
Menurut Tim UPI (2013) prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Dalam mengembangkan program Manajemen ke peserta
didik,penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada
saat program dilaksanakan
2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai keseluruhan manajemen
sekolah
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban misi
pendidikan
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai latar belakang dan punya
banyak perbedaan
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik
6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik
Rahayu (2013) berpendapat hampir sama dengan Tim UPI
(2013), tetapi terdapat tambahan yakni manajemen peserta didik harus
mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan
manajemen secara keseluruhan. Diharapkan dengan adanya prinsip-
prinsip yang telah dibuat, maka tujuan dan fungsi dari manajemen
peserta didik dapat dicapai.

D. Tahap Manajemen Peserta Didik


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 tahun 2014 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangannya. Layanan PAUD tersebut meliputi dua
jenjang pendidikan yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
formal dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk satuan pendidikan yaitu
jalur formal terdiri dari taman kanak-kanak (TK), Bustanul Athfal (BA), dan
Raudhatul Athfal (RA). Sedangkan jalur non formal terdiri dari Satuan
PAUD Sejenis (SPS), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Kelompok Bermain
(KB).
Kegiatan administrasi peserta didik dapat diumpamakan sebuah
transformasi yang dimulai dari masukan input, proses process, dan keluaran
output. Administrasi peserta didik dapat diurutkan menurut aspek-aspek
tersebut. Melihat pada proses memasuki sekolah sampai tamat sekolah,
terdapat 9 tahapan manajemen peserta didik yaitu sebagai berikut

1. Perencanaan Peserta Didik


Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan segala
sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang dengan memperhatikan seluruh
aspek yang melingkupinya. Dengan demikian, masalah-masalah yang muncul
akan dapat ditangani sesegera mungkin.

2. Penerimaan Peserta Didik


Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Dalam penerimaan peserta didik baru
ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: (1) kebijaksanaan penerimaan
peserta didik, (2) sistem penerimaan peserta didik, (3) kriteria penerimaan
peserta didik baru, (4) prosedur penerimaan peserta didik baru, dan (5)
problema penerimaan peserta didik baru.

3. Orientasi Sekolah
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka kemudian akan
memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. orientasi ini dilakukan dari
hari-hari pertama masuk sekolah. Pada bagian ini secara berurutan terdiri
dari: a. alasan dan batasan orientasi peserta didik, b. tujuan dan fungsi
orientasi peserta didik, c. hari-hari pertama di sekolah, dan d. orientasi peserta
didik.

4. Pengelompokan Peserta Didik


Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka perlu
dikelompokkan atau diklasifikasikan. Pengklasi- fikasian diperlukan bukan
dimaksudkan untuk mengkotak- kotakkan peserta didik, tetapi justru
dimaksudkan untuk membantu keberhasilan mereka. Kegiatan yang termasuk
dalam bagian ini yaitu: a. urgensi pengelompokan, b. wacana
pengelompokan, c. jenis-jenis pengelompokan, dan d. pengelompokan dan
penjurusan.
Pengelompokan peserta didik atau biasanya disebut sebagai (grouping)
merupakan kegiatan pengelompokan siswa sesuai dengan karakteristiknya
(Muhammad Rifa’i, 2018). Pengelompokan peserta didik didasari oleh
kesamaan dan perbedaan satu dengan yang lainnya, perkembangan tingkat
kemampuan dan kematangan dalam berfikir, kesamaan dalam karakteristik,
mempermudah umtuk dikenali, memeberikan pelayanan yang optimal. Menurut
(Risdiyanto, 2021) pengelompokan berdasarkan kelas mempunyai banyak
manfaat, yiutu untuk menjangkau kebutuhan murid lebih efisien, meningkatkan
kualifikasi pencapaian murid, dan memenuhi kebutuhan orang tua dengan
mengkualifikasikan anak sesuai dengan kemampuan yang sama. Dengan begitu
maka anak yang berprestasi rendah akan lebih merasa nyaman ketika belajar
dengan anak dengan kemampuan yang sama. Begitupun sebaliknya anak yang
berprestasi tinggi akan saling mendukung dengan anak lainya. Memberikan
pelayanan yang optimal adalah target seorang guru, maka di bentuklah
kelompok atau pengelompokan siswa sesuai dengan kreteria yang sama atau
kualifikasi yang sama.
1) Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik
Setiap sekolah memiliki hak untuk menentukan pengelompokan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut (Zakia, 2017)
terdapat tujuh jenis pengelompokan peserta didik, yaitu:
a) Pengelompokan tanpa tingkat (the noun grade elementary school)
dimana pengelompokan ini dilakukan tanpa ada jenjang kelas.
b) Pengelompokan kelas rangkap (multigrade and multiage Grouping)
dimana pengelompokan ini didasari oleh system tingkat.
c) Pengelompokan kemajuan rangkap (the dual progress plan)
pengelompokan ini memiliki tujuan mengatasi perbedaan-perbedaan
kemampuan individual anak di setiap tingkat.
d) Penempatan sekelompok peserta didik pada seorang guru (self-
combined classroom) pengelompokan ini sangat bergantung pada
gurunya karena pemenggang tanggung jawab adalah guru tersebut.
e) Pembelajaran beregu (team teaching) pengelompokan ini peserta
didik diberikan pelajaran oleh guru dalam bentuk tim.
f) Departementalisasi yaitu pengelompoknan peserta didik pada bidang
tertentu saja atau bidang yang dia sukai.
g) Pengelompokan berdasarakan kemampuan (abiliti grouping) adalah
system pengelompokan menyesuaikan kemampuan peserta didik.
2) Teknik Pengelompokan
Berbagai teknik atau cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengelompokkan peserta didik. Secara praktis dan mudah, teknik
pengelompokkan peserta didik dipaparkan (Muhammad Rifa’i, 2018)sebagai
berikut:
a) Teknik mengelompokkan dua bagian. Teknik mengelompokkan dua bagian
dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai dua.
(2) Memisahkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
(3) Membedakan jumlah kancing baju ganjil atau genap.
(4) Melihat tanggal kelahiran ganjil atau genap.
(5) Melihat huruf awal nama konsonan atau vokal.
(6) Membedakan jenis tumbuhan dikotomi atau monokotil.
b) Teknik mengelompokkan tiga bagian. Teknik mengelompokkan tiga
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai tiga.
(2) Bertanya nomor kelahiran yaitu anak pertama, anak tengah dan anak
terakhir.
(3) Berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum, kenderaan
pribadi atau berjalan kaki.
(4) Mengarungi tiga nama samudera yaitu samudera pasifik, samudera
atlantik dan samudera hindia.
(5) Kelompok binatang yaitu karnivora, herbivora dan omnivora.
c) Teknik mengelompokkan empat bagian. Teknik mengelompokkan empat
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai empat.
(2) Arah tempat tinggal yaitu timur, selatan, barat, dan utara.
(3) Memberi gambar yaitu api, air, tanah dan udara.
(4) Mengelompokkan siswa berdasarkan golongan darah yaitu A, B, AB
dan O.
(5) Benda angkasa yaitu bintang, bulan, bumi dan matahari.
(6) Empat penegak hukum dan pembela negara yaitu polisi, tentera
angkatan darat, tentera angkatan laut, dan tentera angkatan udara.
(7) Empat jenis kenderaan yaitu bus, kapal laut, kereta api dan pesawat
terbang.
d) Teknik mengelompokkan lima bagian. Teknik mengelompokkan lima
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai lima.
(2) Memberika lima simbol Pancasila yaitu bintang, kepala banteng,
pohon beringin, rantai dan padi dan kapas.
(3) Menyebut pancaindra.
(4) Menyebut lima jari tangan.
(5) Kelompok nama pulau terbesar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
e) Teknik mengelompokkan enam bagian. Teknik mengelompokkan enam
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai enam.
(2) Membuat karton bentuk lingkaran, kubus, segitiga, persegi panjang,
trapesium, limas.
(3) Membuat sisi bidang dadu yaitu atas, bawah, kanan, kiri, muka,
belakang.
(4) Menerbangi angkasa Indonesia dengan pesawat terbang yaitu Lion Air,
Air Asia, Citilink, Sriwijaya Air, Garuda dan Batik Air.
(5) Enam nama merek laptop yaitu Acer, Axioo, Apple, Dell, Toshiba,
Lenovo.
(6) Membagi dalam enam benua yaitu Asia, Afrika, Amerika, Australia,
Eropa dan Antartika.
(7) Enam nama presiden republik Indonesia yaitu Soekarno, Soeharto, BJ.
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnaputri dan Soesilo
Bambang Yudhoyono.
f) Teknik mengelompokkan tujuh bagian. Teknik mengelompokkan tujuh
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai tujuh.
(2) Menggolongkan berdasarkan hari kelahiran yaitu Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu dan Minggu.
(3) Mengenang tujuh pahlawan nasional yaitu Cut Nyak Dhien, Teuku
Umar, Sisingamangara, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro,
Pangeran Antasari dan Pattimura.
(4) Membagi dengan menyebut tangga nada yaitu do, re, mi, fa, sol, la,
si.
g) Teknik mengelompokkan delapan bagian. Teknik mengelompokkan
delapan bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai delapan.
(2) Arah mata angin yaitu timur, tenggara, selatan, barat, barat daya,
barat laut, utara, timur laut.
(3) Membagi nama anggota tata surya yaitu mars, bumi, bulan, Jupiter,
saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
(4) Nama jenis olahraga yang menggunakan bola yaitu sepak bola, tenis
lapangan, tenis meja, bola volley, basket, polo air, sepak takraw,
futsal.
(5) Menempel nomor di bawah kursi mulai angka satu sampai delapan.
h) Teknik mengelompokkan sembilan bagian Teknik mengelompokkan
sembilan bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai sembilan.
(2) Sembilan hewan peliharaan yaitu ayam, bebek, kambing, lembu,
kelinci, merpati, angsa, marmut, dan kucing.
i) Teknik mengelompokkan sepuluh bagian. Teknik mengelompokkan
sepuluh bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai sepuluh.
(2) Memilih warna yang disukai yaitu hitam, putih, merah, biru, hijau,
kuning, coklat, ungu, abu-abu, dan coklat tua.
j) Teknik mengelompokkan sebelas bagian. Teknik mengelompokkan sebelas
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai sebelas.
(2) Sebelas keahlian wakil presiden republik Indonesia yaitu Muhammad
Hatta (ahli koperasi), Sri Sultan Hamengkubowono (budayawan),
Adam Malik (ahli bahasa), Umar Wirahadikusamah (tentara),
Sudharmono (ahli hukum), Tri Sutrisno (Jenderal), BJ Habibie (ahli
pesawat terbang), Megawai Soekarnoputri (politikus), Hamzah Haz
(agamawan), Jusuf Kalla (pengusaha) dan Boediono (ahli ekonomi).
(3) Sebelas stasiun televisi nasional yaitu TVRI, Indosiar, MNC, RCTI,
SCTV, ANTV, Trans TV, Trans7, Global, Metro TV, TV-One.
k) Teknik mengelompokkan dua belas bagian. Teknik mengelompokkan dua
belas bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai dua belas.
(2) Bulan kelahiran yaitu Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November dan Desember.
(3) Bintang zodiak yaitu Capricorn, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan Sagitarius.
l) Teknik mengelompokkan tak terbatas. Teknik mengelompokkan tak
terbatas dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Keragaman latar belakang suku yaitu Aceh, Minang, Batak, Melayu,
Nias, Mandailing, Karo, Jawa, Sunda dan seterusnya.
(2) Jarak antara sekolah dengan rumah siswa.
(3) Jenis pekerjaan orangtua yaitu pengusaha, pegawai negeri, pegawai
swasta, nelayan, petani, tentera, polisi dan seterusnya.
5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Pendidikan didasarkan atas norma-norma tertentu bagi peserta didik.
Norma-norma dan aturan-aturan tersebut, mengharuskan peserta didik untuk
mengikutinya. Selain itu, para pendidik selayaknya juga menjadi contoh
terdepan dalam dalam hal pentaatan terhadap tradisi dan aturan yang
dikembangkan di lembaga pendidikan.
6. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Evaluasi hasi belajar merupakan suatu proses dimana proses tersebut
menentukan hasil belajar peserta didik, dengan mengunakan patokan agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran(Muhammad Rifa’i, 2018). Menurut (Ayu et al.,
2019) menuturkan bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan dan analisa
data hingga menjadi satu prespektif yang luas dan komperhensif untuk
digunakan sebagai bahan untuk menganbil keputusan yang penting. Artinya
evaluasi program sebagai proses terstruktur yang menciptakan dan menyatukan
informasi bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian para pemangku
kepentingan tentang program dan kebijakan yang ditentukan. Evaluasi program
bukan hanya ada pada proses belajar mengajar, tetapi evaluasi program
memiliki penggunaan yang lebih luas, yaitu dilakukan pada program yang
merupakan hasil keputusan pemegang kebijakan untuk diprioritaskan
pelaksanaanya. Pada evaluasi program ada banyak model yang bisa digunakan
untuk mengevaluasi suatu program sesuai dengan tujuan, jenis informasi dan
hasil yang diharapkan meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda
maksudnya ialah dalam kegiatan pengumpulan data, informasi yang berkenaan
dengan objek yang dievaluasi yang tujuannya menyediakan bahan bagi
pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.
a. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Penilaian merupakan hal yang wajib dalam proses evaluasi belajar, dimana
hasil akhir dari evaluasi merupakan nilai hasil belajar anak. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak,
apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh peserta didik dan
apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat (Ayu et al., 2019). Menurut
(Friantary & Martina, 2018)penilaian sebaiknya memiliki fungsi mengecek dan
melacak kemajuan dan keterampilan serta kemampuan dari peserta didik. Oleh
karena itu, guru seharusnya memiliki pemahaman yang benar tentang cara
bagaimana melakukan penilaian yang kredibel dan berkualitas.
Tujuan dilakukan penilaian hasil belajar oleh peserta didik adalah; a).
mengetahui penguasaan siswa atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan
seorang peserta didik, b). menetapkan sebuah ketuntasan hasil belajar peserta
didik di setiap semesternya. c). membuat sebuah program peerbaikandan
pengayaan untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar, d). memperbaiki
proses pembelajaran. Disisi lain penilaian memiliki fungsi sebagai bahan
patokan hasil belajar siswa, meliputi; a). formatif, mermeperbaiki hasil belajar
siswa yang memiliki kekurangan dalam hal pengatahuan, sikap dan
keterampilan. Dimana perbaikan ini akan menjadi tolak ukur membuat sebuah
RPP yang lebih sesuai dengan anak. b). Sumatif yaitu menentukan keberhasilan
belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau
masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini
digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan
belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.
b. Acuan dan Prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat
melaksanakan penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut.
1) Sahih maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang
mencerminkan kemampuan yang ingin diukur
2) Objektif, penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru)
3) Adil, suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa
hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender
4) Terpadu, penilaian dikatakan memenuhi prinsip ini apabila guru yang
merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran
5) Transparan,  di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup segala aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan
demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa
7) Sistematis, Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan
dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku
8) Akuntabel, penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya
9) Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan
siswa(Sistem Penilaian Kurikulum 2013 - Pemerintah.Net, 2014)
c. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013
untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum
2013 lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran,
yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah
satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaia otentik. Penilaian otentik
disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas. Diantara
teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui observasi, penilaian iri, penilaian anatar teman (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian Diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan  pendidik.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan  penugasan.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan  penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
d. Ketuntasan Belajar
Dalam belajar ketuntasan dan penguasaan merupakan sebuah
keberhasilan. Dimana penguasaan materi sangat di tutut karena agar tercapainya
sebuah kopetensi seorang peserta didik. Ketuntasan belajar dalam satu semester
adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata
pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap
tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap
dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah
keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam
suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk
predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang
(K). Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B). Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00
untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan (Muhammad
Rifa’i, 2018). Dalam Kurikulum 2013 PAUD teknik penilaian harian
menggunakan tiga teknik saja yaitu catatan hasil karya, catatan anekdot, dan
skala capaian perkembangan:
1) Teknik penilaian Catatan Hasil Karya Anak PAUD
2) Teknik penilaian Catatan Anekdot PAUD
3) Teknik Penilaian Skala Capaian Perkembangan Anak (Rating Scale)
Tiga penilaian ini menjadi patokan seorang guru dalam membuat sebuah raport
ketuntasan dalam belajar anak setiap semesternya

7. Penyelenggaraan Layanan Khusus


Pembinaan peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik yang
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik
itu sendiri, layanan- layanan khusus tersebut antara lain:

a. Layanan bimbingan dan konseling.


Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal, sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya
dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
b. Layanan perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab
perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di sekolah dengan
memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka
yang dimiliki.
c. Layanankantin.
Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih, dan
higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat dibutuhkan
untuk menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan yang tidak
berbahaya bagi kesehatan selama berada di lingkungan sekolah.
d. Layanan kesehatan.
Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi
nama usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk
meningkatkan dan membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.
e. Layanan transportasi.
Layanan ini biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah
seperti PAUD atau TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran.
f. Layanan asrama.
Bagi beberapa peserta didik, layanan asrama sangat berguna khususnya
peserta didik yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari lembaga pendidikan,
biasanya lembaga pendidikan yang menyediakan layanan asrama adalah
tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

8. Sistem Kelulusan Dan Alumni


Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta
didik. Peserta didik yang dicatat lulus disebut dengan alumni. Hubungan
antara sekolah dengan alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan
yang diselenggarakan oleh alumni dan atau sekolah yang lazim disebut reuni.

9. Mutasi Peserta Didik


Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses
perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau
perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah.

E. Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01 Malang

.
Ayu, N. M. L., Tirtayani, L. A., & Abadi, I. B. G. S. (2019). Evaluasi Program Paud
Inklusi Di Kota Denpasar Ditinjau. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Undiksha, 7(1), 57–67.
Friantary, H., & Martina, F. (2018). Evaluasi Implementasi Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Kurikulum 2013 oleh Guru Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di
MTS Ja-Alhaq Kota Bengkulu. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan
Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 1(2), 76–95.
https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v1i2.202
Muhammad Rifa’i. (2018). Manajement Peserta Didik. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Risdiyanto, R. (2021). Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan (Ability Grouping)
dan Dampaknya bagi Peserta Didik. Ejournal.Upi.Edu.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK/article/view/36405
Sistem Penilaian Kurikulum 2013 - Pemerintah.net. (2014).
https://pemerintah.net/sistem-penilaian-kurikulum-2013/
Zakia, M. G. (2017). Sistem Pengelompokan Peserta Didik Di Sekolah Dasar Negeri.
Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 3, 201–207.
https://doi.org/10.17977/um025v1i32017p201
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai