Disusun Oleh:
KELAS 7D PGSD
KELOMPOK 7
Nahdia 1910125220019
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Perananan
Budaya Sekolah Sebagai Pendukung Implementasi Mbs”.
Selawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW yangmerupakan sebaik-baiknya teladan bagi kita semua. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan Terimakasih kepada Prof. Dr. Aslamiah, M.Pd.,Ph.D dan
Dr. H. Ahmad Muhyani Rizalie,M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen
Berbasis Sekolah yang telah memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.
Banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun untuk memacu kami
lebih baik lagi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................
BAB III........................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap mental,
komitmen, dedikasi, dan loyalitas setiap personil lembaga. Budaya merupakan
pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang
mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam
wujud fisik maupun abstrak. Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-
keyakinan di antara para anggota kelompok atau organisasi. Budaya juga dapat
dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan cara memandang persoalan serta
pemecahannya.
Eksistensi budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas sekolah. Kondisi ini mengingat bahwa budaya sekolah
berkaitan erat dengan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan, serta cara memandang persoalan dan
memecahkannya di lingkungan sekolah, sehingga dapat memberikan landasan dan
arah pada berlangsungnya suatu proses pendidikan yang efektif dan efisien.
Dengan demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai,
sikap dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan
sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan
memberi warna tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan menajemen berbasis
sekolah. Budaya positif tersebut antara lain: budaya jujur, budaya saling percaya,
budaya bersih, budaya disiplin, budaya baca, budaya kerjasama, budaya memberi
teguran dan penghargaan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Budaya Sekolah?
2. Bagaimana Implementasi MBS?
3. Bagaimana Karakteristik Budaya Sekolah?
4. Bagaimana Pengembangan Budaya Sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bagaimana konsep Budaya Sekolah.
2. Menjelaskan bagaimana Implementasi MBS.
3. Menjelaskan Karakteristik Budaya Sekolah.
4. Menjelaskan Pengembangan Budaya Sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Budaya Sekolah
Kebudayaan menurut Koentjaraningkat (2000) merupakan keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan miliknya melalui belajar. Budaya sekolah adalah
nilai-nilai dominan yang mendukung atau falsafah yang menuntun pengembangan
kebijakan sekolah terhadap semua komponen sekolah termasuk stakeholders
pendidikan. Diantara komponen yang dimaksud adalahpelaksanaan pekerjaan
serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah. Budaya
sekolah berkembang merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-
norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran
sebagai perilaku alami.
3
Budaya sekolah, sebagaimana budaya organiasi lainnya, menurut Edgar
Shien meliputi unsur yang terlihat dan yang tidak terlihat atau artefak. Level
paling dalam adalah asumsi-asumsi, unsur ini tak kasat mata. Level berikutnya
adalah nilai yang diyakini yang dapat dilihat dalam berbagai pernyataan
manajemen. Visi-misi, tujuan, peran, nilai yang diyakini, target yang ditetapkan
yang mencerminkan keyakinan menjadi bukti yang dapat dilihat. Level yang
transparan, dalam bentuk fisik berwujud dalam bentuk artefak. Atefak kebersihan
sekolah, simbol-simbol semangat, cara siswa seragam siswa, kesigapan siswa
melaksanakan upacara bendera, deretan piala yang dipampang di lemari sekolah
atas hasil prestasi siswa merupakan bagian dari sistem budaya sekolah.Mengubah
budaya sekolah seperti halnya yang dinyatakan Forbes merupakan tantangan
tugas pemimpin yang ringan.Dalam tugas itu terkandung tujuan, peran, proses,
nilai-nilai, praktik komunikasi, sikap, dan asumsi-asumsi dalam orgnisasi yang
diyakini dapat diwujudkan.Setiap elemen memiliki keterkaitan fungsional yang
bisa saling menunjang, tetapi bisa juga saling menghambat.
4
Contoh nyata, warga sekolah menyerap pengetahuan baru untuk
mendorong terjadi pembaharuan.Karena itu, kemajuan hanya terjadi dalam
sementara waktu.Pada tahap selanjutnya budaya dapat mengambil alih kendali
perubahan,dan dapat terjadi langkah pembaharuan ditarik kembali ke budaya
organisasi yang ada danperubahan pun terhenti.Mengubah kultur adalah usaha
sekala besar organisasi, perubahan meliputi perubahan pikiran, asumsi, nilai,
proses, hingga sikap yang berdampak pada keberhasilan. Secara empirik menurut
Forbes bahwa keberhasilan itu ada pada peran pemimpin dalam
mengaktualisasikan visi-misi dalam bentuk pergerakan perubahan. Sementara itu,
manajemen berfungsi untuk mengontrol dan memastikan bahwa perubahan
budaya mengarah pada tujuan yang diharapkan. Tanpa kontrol yang efektif
mengubah budaya bisa gagal total.Agar pergerakan perubahan budaya terjadi
secara efektiv, menurut Partnership For Global Learning (2012) dalam Modul
Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah (Pusbangtendik kemdikbud,
2015) harus memenuhi 5 indikator berikut:
5
datang tanpa diduga. Daya kendalinya selalu harus didasari dengan dukungan
pemikiran yang handal. Gelombang masalah yang datang silih berganti. Karena
itu, kepala sekolah harus selalu memperkaya dan membaharui idenya secara
inovatif agar mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif sehingga dapat
mencapai tujuan.
6
B. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) perlu dilakukan karena
sekolah perlu berkembang dari tahun ke tahun. Dimana peningkatan mutu
pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial kepala sekolah dan
hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja
yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik
dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan yang dapat
menumbuhkan kreativitas, disiplin dan semangat belajar peserta didik.
1. Tahap Sosialisasi
7
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang
baru. Dengan adanya sosialisasi ini maka akan mengefektifkan pencapaian
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah baik menyangkut aspek proses
maupun pengembangannya di sekolah.
2. Tahap Piloting
Tahapan piloting yaitu merupakan tahapan ujicoba agar penerapan konsep MBS
tidak mengandung resiko. Efektivitas model ujicoba memerlukan persyaratan
dasar yaitu akseptabilitas, akuntabilitas, reflikabilitas, dan sustainabilitas.
3. Tahap Diseminasi
8
d. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,
memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan
perubahan perencanaan (Fattah dalam E. Mulyasa, 2002:24-25).
9
Karakteristik budaya sekolah, di antaranya (Suhardan, 2010) dalam (Tasman.
2020)
10
g. Appreaciation and Recognition. Budaya sekolah memelihara penghargaan
dan pengakuan atas prestasi guru sehingga menjunjung tinggi harga diri
guru.
h. Caring. Celebration and Humor. Memberi perhatian, saling menghormati,
memuji, dan memberi penghargaan atas kebaikan seorang guru di sekolah
termasuk perbuatan terpuji. Humor dan saling menggembirakan adalah
budaya pergaulan yang sehat.
i. Involvement in Decision Making. Kultur sekolah yang melibatkan staf
tutut serta dalam pembuatan keputusan menjadikan masalah menjadi
transparan dan semua staf sekolah dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi dan bersama-sama memecahkan dan mencari solusinya.
j. Protection of What’s Important. Melindungi dan menjaga kerahasiaan
pekerjaan merupakan budaya di sekolah. Budaya sekolah yang baik akan
mengetahui mana yang harus dibicarakan dan apa yang harus
dirahasiakan.
k. Tradisi. Memelihara tradisi yang sudah berjalan lama dan dianggap baik
adalah budaya dalam lingkugan sekolah dan biasanya sukar untuk
dihilangkan, seperti tradisi wisuda, upacara bendera, bersalaman dengan
guru ketika memasuki gerbang sekolah, penghargaan atas jasa atau
prestasi, dan sebagainya.
l. Honest, Open Communication. Kejujuran dan keterbukaan di lingkungan
sekolah dan seharusnya terpelihara, kerena sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang membentuk manusia yang jujur, cerdas, dan terbuka baik
oleh pemikiran baru ataupun oleh perbedaan pendapat.
11
Model pengembangan budaya yang di sekolah meliputi
pengembangan nilai, pengembangan tataran teknis, pengembangan tataran
sosial, pengembangangan budaya sekolah di kalangan siswa, dan evaluasi
budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi:
keimanan dan ketaqwaan, nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai
tanggung jawab, keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan, dan
hubungan antar siswa dengan seluruh warga sekolah. Semangat siswa
dalam menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan cukup tinggi dan
baik (Yusuf: 2008:129).
Budaya sekolah yang berkembang juga mendukung tingkat
keimanan dan ketaqwaan siswa melalui pesantren ramadhan, pesantren
sabtu-ahad, infak mingguan, santunan fakir dan miskin dan yatim piatu,
santunan beasiswa seklah binaan, penetapan budaya islam antar guru,
karyawan dan siswa, setiap guru dalam proses pembelajaran materi
dikaitkan dengan keimanan dan ketaqwaan, selanjutnya pihak sekolah
dalam menyikapi perkembangan budaya yang masuk kedalam sekolah
melakukan penyaringan agar budaya yang bernuansa islam mendukung
tingkat keimanan dan ketaqwaan siswa, kemudian siswa dapat
mengaplikasikan dalam pergaulan sehari-hari.
Budaya yang berkembang mendukung lahirnya rasa tanggung
jawab, kebersamaan, saling menghargai, kesetiakawanan, kedisiplinan dan
gemar membaca di kalangan siswa melalui program pembiayaan,
pembentukan kelompok teman sebaya, penetapan jadwal kunjung ke
perpustakaan dan pemberian penghargaan bagi siswa dan guru yang rajin
serta aktif membaca. Semua guru mengharapkan peserta didik memiliki
rasa tanggung jawab, menghargai, setiakawan, disiplin baik di lingkungan
12
sekolah maupun di rumah.selanjutnya setiap budaya ada sisi lemahnya,
ada yang positif dan negative, akan tetapi pada prinsipnya budaya yang
berkembang di sekolah harus mendukung bagi siswa. Budaya sekolah
yang berkembang juga mmendukung hubungan personal siswa dngan
seluruh warga sekolah agar berjalan baik yaitu hubungan personal antar
siswa terjalin dengan baik, sehingga tercipta suasana kondusif, setiap
siswa diwajibkan untuk selalu mengucapkan salam dan menghormati
warga sekolah, dan bersikap santun, kemudian seluruh kegiatan yang telah
dipergunakan berjalan dengan baik dengan melibatkan siswa dan warga
sekolah Budaya sekolah juga mendukung 5K (Keimanan, Kebersihan,
Ketertiban, Keindahan dan Kenyamanan sekolah) melalui salah satu
program utama sekolah dalam peningkatan dan implementasi 5K
(Keimanan, Kebersihan, Ketertiban, Kindahan dan Kenyamanan). Melalui
program 5K dan jadwal piket, agar dapat dilaksanakan didalam kelas dan
dilingkungan sekolah.
13
1) Menjamin kualitas kerja yang lebih baik;
2) Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik
komunikasi vertikal maupun horisontal;
3) Lebih terbuka dan transparan;
4) Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi;
5) Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan;
6) Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki;
7) Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.
Secara pribadi semua warga sekolah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya sekolah dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman
yang sama pada seluruh unsur dan stakeholders sekolah. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan,peserta didik, bahkan masyarakat dapat
memberntuk opini yang sama terhadapsekolah.
B. Saran
Untuk membina dan mengembangkan budaya sekolah tidak lepas dari
peranan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah sebagai
pemimpin, diharapkan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
kepemimpinannya yang mengarah kepada pembentukan budaya sekolah yang
kondusif, yaitu adanya kepatuhan, kesetiaan, pengabdian dan kegotong-royongan
dari warga sekolah. Dukungan atau dorongan oleh kepala sekolah terhadap guru-
guru untuk menciptakan budaya sekolah yang positif dan memberikan semangat
dan motivasi untuk meningkatkan prestasinya, pada gilirannya guru akan
senantiasa berusaha untuk bekerja lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17