Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PERANANAN BUDAYA SEKOLAH SEBAGAI PENDUKUNG


IMPLEMENTASI MBS”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. ASLAMIAH, M. Pd., Ph.D
Dr. H. AHMAD MUHYANI RIZALIE, M.Si

Disusun Oleh:
KELAS 7D PGSD
KELOMPOK 7

Enjeli Ratna Sari Ndruru 2210121820001

Muhammad Syaifi Al Ridani 1910125310070

Muhammad Risal Hirpindi 1910125310089

Nurmala Sari 1910125220084

Nahdia 1910125220019

Noor Liana 1910125220064

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Perananan
Budaya Sekolah Sebagai Pendukung Implementasi Mbs”.

Selawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW yangmerupakan sebaik-baiknya teladan bagi kita semua. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan Terimakasih kepada Prof. Dr. Aslamiah, M.Pd.,Ph.D dan
Dr. H. Ahmad Muhyani Rizalie,M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen
Berbasis Sekolah yang telah memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.

Banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun untuk memacu kami
lebih baik lagi. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih.

Wassalamuaaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh.

Banjarmasin, 14 November 2022

Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I.............................................................................................................................

PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

C. Tujuan Penulisan................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................

PEMBAHASAN............................................................................................................

A. Konsep Budaya Sekolah.....................................................................................

B. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah......................................................

C. Karakteristik budaya sekolah..............................................................................

D. Pengembangan Budaya Sekolah.......................................................................

BAB III........................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap mental,
komitmen, dedikasi, dan loyalitas setiap personil lembaga. Budaya merupakan
pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang
mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam
wujud fisik maupun abstrak. Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-
keyakinan di antara para anggota kelompok atau organisasi. Budaya juga dapat
dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan cara memandang persoalan serta
pemecahannya.
Eksistensi budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas sekolah. Kondisi ini mengingat bahwa budaya sekolah
berkaitan erat dengan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan, serta cara memandang persoalan dan
memecahkannya di lingkungan sekolah, sehingga dapat memberikan landasan dan
arah pada berlangsungnya suatu proses pendidikan yang efektif dan efisien.
Dengan demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai,
sikap dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan
sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan
memberi warna tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan menajemen berbasis
sekolah. Budaya positif tersebut antara lain: budaya jujur, budaya saling percaya,
budaya bersih, budaya disiplin, budaya baca, budaya kerjasama, budaya memberi
teguran dan penghargaan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Budaya Sekolah?
2. Bagaimana Implementasi MBS?
3. Bagaimana Karakteristik Budaya Sekolah?
4. Bagaimana Pengembangan Budaya Sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bagaimana konsep Budaya Sekolah.
2. Menjelaskan bagaimana Implementasi MBS.
3. Menjelaskan Karakteristik Budaya Sekolah.
4. Menjelaskan Pengembangan Budaya Sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Budaya Sekolah
Kebudayaan menurut Koentjaraningkat (2000) merupakan keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan miliknya melalui belajar. Budaya sekolah adalah
nilai-nilai dominan yang mendukung atau falsafah yang menuntun pengembangan
kebijakan sekolah terhadap semua komponen sekolah termasuk stakeholders
pendidikan. Diantara komponen yang dimaksud adalahpelaksanaan pekerjaan
serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah. Budaya
sekolah berkembang merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-
norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran
sebagai perilaku alami. 

Budaya sekolah dibentuk oleh lingkunganyang menciptakan pemahaman


yang sama pada seluruh unsur dan stakeholders sekolah. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan,peserta didik, bahkan masyarakat dapat
memberntuk opini yang sama terhadapsekolah.Dalam proses membentuk budaya
sekolah dilalui dengan beberapa tingkatan seperti terlihat dalam gambar

3
Budaya sekolah, sebagaimana budaya organiasi lainnya, menurut Edgar
Shien meliputi unsur yang terlihat dan yang tidak terlihat atau artefak. Level
paling dalam adalah asumsi-asumsi, unsur ini tak kasat mata. Level berikutnya
adalah nilai yang diyakini yang dapat dilihat dalam berbagai pernyataan
manajemen. Visi-misi, tujuan, peran, nilai yang diyakini, target yang ditetapkan
yang mencerminkan keyakinan menjadi bukti yang dapat dilihat. Level yang
transparan, dalam bentuk fisik berwujud dalam bentuk artefak. Atefak kebersihan
sekolah, simbol-simbol semangat, cara siswa seragam siswa, kesigapan siswa
melaksanakan upacara bendera, deretan piala yang dipampang di lemari sekolah
atas hasil prestasi siswa merupakan bagian dari sistem budaya sekolah.Mengubah
budaya sekolah seperti halnya yang dinyatakan Forbes merupakan tantangan
tugas pemimpin yang ringan.Dalam tugas itu terkandung tujuan, peran, proses,
nilai-nilai, praktik komunikasi, sikap, dan asumsi-asumsi dalam orgnisasi yang
diyakini dapat diwujudkan.Setiap elemen memiliki keterkaitan fungsional yang
bisa saling menunjang, tetapi bisa juga saling menghambat.

4
Contoh nyata, warga sekolah menyerap pengetahuan baru untuk
mendorong terjadi pembaharuan.Karena itu, kemajuan hanya terjadi dalam
sementara waktu.Pada tahap selanjutnya budaya dapat mengambil alih kendali
perubahan,dan dapat terjadi langkah pembaharuan ditarik kembali ke budaya
organisasi yang ada danperubahan pun terhenti.Mengubah kultur adalah usaha
sekala besar organisasi, perubahan meliputi perubahan pikiran, asumsi, nilai,
proses, hingga sikap yang berdampak pada keberhasilan. Secara empirik menurut
Forbes bahwa keberhasilan itu ada pada peran pemimpin dalam
mengaktualisasikan visi-misi dalam bentuk pergerakan perubahan. Sementara itu,
manajemen berfungsi untuk mengontrol dan memastikan bahwa perubahan
budaya mengarah pada tujuan yang diharapkan. Tanpa kontrol yang efektif
mengubah budaya bisa gagal total.Agar pergerakan perubahan budaya terjadi
secara efektiv, menurut Partnership For Global Learning (2012) dalam Modul
Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah (Pusbangtendik kemdikbud,
2015) harus memenuhi 5 indikator berikut:

1)    Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar peserta didik;

2)    Menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individual,


kolaborasi, dan belajar dalam interaksi sosial;

3)    Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi peserta didik;

4)    Sensitif terhadap perbedaan individu;

5)    Menantang peserta didik dengan tidak memberikan beban lebih


dari kapasitasnya.

Menurut Fullan (2001) kepala sekolah menghadapi tantangan dalam


mengelola masalah yang makin kompleks. Ketidak pastian menyebabkan krisis

5
datang tanpa diduga. Daya kendalinya selalu harus didasari dengan dukungan
pemikiran yang handal. Gelombang masalah yang datang silih berganti. Karena
itu, kepala sekolah harus selalu memperkaya dan membaharui idenya secara
inovatif agar mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif sehingga dapat
mencapai tujuan.

Tantangan pengembangan budaya pada prinsipnya meliputi usaha penguatan


pikiran, asumsi, keyakinan, tujuan sehingga kepemimpinan sekolah dalam
menunjang perubahan budaya harus berkonsentrasi pada hal-hal berikut:

 Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan,


tindakan, dan karya sebagai hasil belajar; 
 Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai,
keyakinan, dan tradisi sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah
yang dikembangkan melalui komunikasi dan interaksi sehingga
mengukuhkan partisipasi;
 Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin
inspiratif, inovatif dan keteladanan dalam mengembangkan perubahan
perilaku melalui proses belajar;
 Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan
mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajar melalui peran
kepala sekolah dalam aktivitas mempengaruhi, menggerakan, memotivasi,
memberdayakan, dan memastikan bahwa semua pihak kembali ke
kenyamanan kebiasaan lama;
 Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan,
keharmonisan, dan perjuangan tiada henti karena budaya di sekitar sekolah
selalu berubah ke arah yang tidak selalu sesuai dengan harapan sekolah.

6
B. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) perlu dilakukan karena
sekolah perlu berkembang dari tahun ke tahun. Dimana peningkatan mutu
pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial kepala sekolah dan
hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja
yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik
dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan yang dapat
menumbuhkan kreativitas, disiplin dan semangat belajar peserta didik.

Tujuan Impelentasi MBS yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara


umum baik itu menyangkut kualitas pembelajaran, kurikulum, sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kapendidikan lainnya, dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umum. Bagi sumber daya manusia, peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, melainkan meningkatkan
kesejahteraan pula. (Cheng, 1996). Dengan adanya penerapan MBS ini telah
terjadi perubahan kebutuhan siswa sebagai bekal untuk terjun kedalam masyarakat
luas di masa mendatang di banding di masa lalu. Oleh karena itu pelayanan
kepada siswa, program pengajaran dan jasa yang diberikan kepada siswa juga
harus sesuai dengan tuntutan baru tersebut.

Sebagai paradigma pendidikan yang baru maka dalam implementasinya


Manajemen Berbasis Sekolah melalui beberapa tahapan. Menurut Fatah tahapan
implementasi tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Tahap Sosialisasi

Tahap sosialisais merupakan tahapan yang penting mengingat luasnya daerah


yang ada terutama daerah yang sulit dijangkau serta kebiasaan masyarakat yang
umumnya tidak mudah menerima perubahan karena perubahan yang bersifat

7
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang
baru. Dengan adanya sosialisasi ini maka akan mengefektifkan pencapaian
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah baik menyangkut aspek proses
maupun pengembangannya di sekolah.

2. Tahap Piloting

Tahapan piloting yaitu merupakan tahapan ujicoba agar penerapan konsep MBS
tidak mengandung resiko. Efektivitas model ujicoba memerlukan persyaratan
dasar yaitu akseptabilitas, akuntabilitas, reflikabilitas, dan sustainabilitas.

3. Tahap Diseminasi

Tahapan desiminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model Manajemen


Berbasis Sekolah yang telah diujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat
mengimplementasikannya secara efektif dan efisien.

Dengan adanya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah yang


dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi akan memberikan beberapa
keuntungan yaitu :

a. Kebijaksanaan dan kewengan sekolah membawa pengaruh langsung


kepada peserta didik, orang tua, dan guru.
b. Bertujuan bagaimana memanfatkan budaya lokal.

c. Efektif dalam melakukan pembinaan peeserta didik seperti kehadiran,


hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim
sekolah.

8
d. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,
memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan
perubahan perencanaan (Fattah dalam E. Mulyasa, 2002:24-25).

Prinsip dan Implementasi MBS

Prinsip utama dalam pelaksanaan MBS antara lain :

a. Fokus pada mutu


b. Bottom-up planning and decision making
c. Manajemen yang transparan
d. Pemberdayaan masyarakat

C. Karakteristik budaya sekolah


Menurut kamus besar bahas Indonesia (KBBI) karakteristik sinonim dari
karakter.5 Karakter menurut Kemendiknas adalah watak, tabiat, akhlak atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan, serta sebagai cara pandang,
berfikir, bersikap, dan bertindak.6 Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, kesehariaan, dan simbol – simbol yang
dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah. Budaya
sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut
dimasyarakat luas.7 Jadi yang dimaksud karakteristik budaya sekolah disini
adalah pengetahuan dan hasil karya cipta komunitas sekolah yang berusaha
ditransformasikan kepada peserta didik dan dijadikan pedoman dalam setiap
tindakan komunitas sekolah. Pengetahuan tersebut terwujud dalam sikap dan
perilaku nyata dalam komunitas sekolah, sehingga menciptakan warna kehidupan
sekolah yang bisa dijadikan cermin bagi siapa saja yang terlibat didalamnya.

9
Karakteristik budaya sekolah, di antaranya (Suhardan, 2010) dalam (Tasman.
2020)

a. Kolegalitas, merupakan iklim kesejawatan yang menimbulkan rasa saling


hormat menghormati dan menghargai sesama profesi kependidikan.
b. Eskperimen, sekolah merupakan tempat yang cocok untuk melakukan
percobaan-percobaan kearah menemukan pola kerja (seperti contohnya
model pembelajaran) yang lebih baik dan diharapkan dapat menjadi
miliksekolah.
c. High Expectation. Keleluasaan budaya sekolah yang memberi harapan
kepada setiap orang untuk memperoleh prestasi tertinggi yang pernah
dicapainya.
d. Trust and Confidence. Kepercayaan dan keyakinan yang kuat merupakan
bagian terpenting dalam kehidupan suatu profesi. Budaya sekolah yang
kondusif akan memberikan peluang bagi setiap orang supaya percaya diri
dan memiliki keyakinan terhadap insentif yang akan diterima atas dasar
gagasan-gagasan baru yang diberikannya untuk organisasi.
e. Tangible Support. Budaya sekolah mendukung lahirnya perbaikan
pembelajaran serta mendorong terciptanya pengembangan profesi dan
keahlian.
f. Reaching Out to the Knowledge base. Sekolah merupakan tempat
pengembangan ilmu secara luas, objektif, dan proporsional, pengkajian,
pengembangan gagasan baru, penelitian, pengembangan konsep baru
semuanya memerlukan pemahaman landasan keilmuannya terlebih
dahulu.

10
g. Appreaciation and Recognition. Budaya sekolah memelihara penghargaan
dan pengakuan atas prestasi guru sehingga menjunjung tinggi harga diri
guru.
h. Caring. Celebration and Humor. Memberi perhatian, saling menghormati,
memuji, dan memberi penghargaan atas kebaikan seorang guru di sekolah
termasuk perbuatan terpuji. Humor dan saling menggembirakan adalah
budaya pergaulan yang sehat.
i. Involvement in Decision Making. Kultur sekolah yang melibatkan staf
tutut serta dalam pembuatan keputusan menjadikan masalah menjadi
transparan dan semua staf sekolah dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi dan bersama-sama memecahkan dan mencari solusinya.
j. Protection of What’s Important. Melindungi dan menjaga kerahasiaan
pekerjaan merupakan budaya di sekolah. Budaya sekolah yang baik akan
mengetahui mana yang harus dibicarakan dan apa yang harus
dirahasiakan.
k. Tradisi. Memelihara tradisi yang sudah berjalan lama dan dianggap baik
adalah budaya dalam lingkugan sekolah dan biasanya sukar untuk
dihilangkan, seperti tradisi wisuda, upacara bendera, bersalaman dengan
guru ketika memasuki gerbang sekolah, penghargaan atas jasa atau
prestasi, dan sebagainya.
l. Honest, Open Communication. Kejujuran dan keterbukaan di lingkungan
sekolah dan seharusnya terpelihara, kerena sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang membentuk manusia yang jujur, cerdas, dan terbuka baik
oleh pemikiran baru ataupun oleh perbedaan pendapat.

D. Pengembangan Budaya Sekolah

11
Model pengembangan budaya yang di sekolah meliputi
pengembangan nilai, pengembangan tataran teknis, pengembangan tataran
sosial, pengembangangan budaya sekolah di kalangan siswa, dan evaluasi
budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi:
keimanan dan ketaqwaan, nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai
tanggung jawab, keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan, dan
hubungan antar siswa dengan seluruh warga sekolah. Semangat siswa
dalam menjalankan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan cukup tinggi dan
baik (Yusuf: 2008:129).
Budaya sekolah yang berkembang juga mendukung tingkat
keimanan dan ketaqwaan siswa melalui pesantren ramadhan, pesantren
sabtu-ahad, infak mingguan, santunan fakir dan miskin dan yatim piatu,
santunan beasiswa seklah binaan, penetapan budaya islam antar guru,
karyawan dan siswa, setiap guru dalam proses pembelajaran materi
dikaitkan dengan keimanan dan ketaqwaan, selanjutnya pihak sekolah
dalam menyikapi perkembangan budaya yang masuk kedalam sekolah
melakukan penyaringan agar budaya yang bernuansa islam mendukung
tingkat keimanan dan ketaqwaan siswa, kemudian siswa dapat
mengaplikasikan dalam pergaulan sehari-hari.
Budaya yang berkembang mendukung lahirnya rasa tanggung
jawab, kebersamaan, saling menghargai, kesetiakawanan, kedisiplinan dan
gemar membaca di kalangan siswa melalui program pembiayaan,
pembentukan kelompok teman sebaya, penetapan jadwal kunjung ke
perpustakaan dan pemberian penghargaan bagi siswa dan guru yang rajin
serta aktif membaca. Semua guru mengharapkan peserta didik memiliki
rasa tanggung jawab, menghargai, setiakawan, disiplin baik di lingkungan

12
sekolah maupun di rumah.selanjutnya setiap budaya ada sisi lemahnya,
ada yang positif dan negative, akan tetapi pada prinsipnya budaya yang
berkembang di sekolah harus mendukung bagi siswa. Budaya sekolah
yang berkembang juga mmendukung hubungan personal siswa dngan
seluruh warga sekolah agar berjalan baik yaitu hubungan personal antar
siswa terjalin dengan baik, sehingga tercipta suasana kondusif, setiap
siswa diwajibkan untuk selalu mengucapkan salam dan menghormati
warga sekolah, dan bersikap santun, kemudian seluruh kegiatan yang telah
dipergunakan berjalan dengan baik dengan melibatkan siswa dan warga
sekolah Budaya sekolah juga mendukung 5K (Keimanan, Kebersihan,
Ketertiban, Keindahan dan Kenyamanan sekolah) melalui salah satu
program utama sekolah dalam peningkatan dan implementasi 5K
(Keimanan, Kebersihan, Ketertiban, Kindahan dan Kenyamanan). Melalui
program 5K dan jadwal piket, agar dapat dilaksanakan didalam kelas dan
dilingkungan sekolah.

Untuk menciptakan budaya sekolah yang kuat dan positif perlu


dibarengi dengan rasa saling percaya dan saling memiliki yang tinggi
terhadap sekolah, memerlukan perasaan bersama dan intensitas nilai yang
memungkinkan adanya kontrol perilaku individu dan kelompok serta
memiliki satu tujuan dalam menciptakan perasaan sebagai satu keluarga.
Dengan kondisi seperti ini dan dibarengi dengan kontribusi yang besar
terhadap harapan dan cita-cita individu dan kelompok sebagai wujud dan
harapan sekolah yang tertuang dalam visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
ditunjang oleh iklim sekolah yang mendukung kontribusi tersebut. Jika
budaya sekolah sudah dikembangkan dengan baik akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat pengembangan budaya sekolah antara lain:

13
1) Menjamin kualitas kerja yang lebih baik;
2) Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik
komunikasi vertikal maupun horisontal;
3) Lebih terbuka dan transparan;
4) Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi;
5) Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan;
6) Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki;
7) Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.
Secara pribadi semua warga sekolah.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya sekolah dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman
yang sama pada seluruh unsur dan stakeholders sekolah. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan,peserta didik, bahkan masyarakat dapat
memberntuk opini yang sama terhadapsekolah.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) perlu dilakukan karena


sekolah perlu berkembang dari tahun ke tahun. Dimana peningkatan mutu
pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial kepala sekolah dan
hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja
yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik
dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan yang dapat
menumbuhkan kreativitas, disiplin dan semangat belajar peserta didik.

B. Saran
Untuk membina dan mengembangkan budaya sekolah tidak lepas dari
peranan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah sebagai
pemimpin, diharapkan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
kepemimpinannya yang mengarah kepada pembentukan budaya sekolah yang
kondusif, yaitu adanya kepatuhan, kesetiaan, pengabdian dan kegotong-royongan
dari warga sekolah. Dukungan atau dorongan oleh kepala sekolah terhadap guru-
guru untuk menciptakan budaya sekolah yang positif dan memberikan semangat
dan motivasi untuk meningkatkan prestasinya, pada gilirannya guru akan
senantiasa berusaha untuk bekerja lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ansar dan Masaong. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Gorontalo: Sentra


Media

Arcaro, Jerome. S. 1995. Quality in Education: An Implementation Handbook.


Terjemahan. St. Lucie Press.
Daryanto, Hery Tarno. 2015. Pengelolaan Budaya Dan Iklim Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media

Hamami Tasman. 2020. Budaya sekolah. Journal Iainlangsa. Vol. 13 No. 2

Maryamah, E. (2016). PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH. vol 2. No 2,


93-9

Muhaimin. Dkk. 2011. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media


Group

16
17

Anda mungkin juga menyukai