Anda di halaman 1dari 15

SUPERVISI PENDIDIKAN SEBAGAI TINDAKAN MORAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Harmathilda,M.A

Disusun oleh : Kelompok 5

Nabila Febriola 20.1.2015


Nida Nuzilla 20.1.2022
Nida Septian 20.1.2023

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK (IAID)


Jalan H.Maksum No 23, Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan Kota Depok,
Jawa Barat 1651
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Supervisi Pendidikan Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, ini disebabkan
karena terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan dimasa mendatang. Makalah ini kami susun dengan judul
Pengembangan Pada Sekolah. Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna
dan memberikan banyak manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca untuk
memperluas wawasan.

Depok, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................................... 5
C. TUJUAN ............................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN TINDAKAN MORAL ................................................................................................ 6
ISTILAH-ISTILAH DALAM PENDIDIKAN MORAL.............................................................................. 7
B. PENTINGNYA TINDAKAN MORAL ............................................................................................... 8
C. PROSEDUR TINDAKAN MORAL DALAM SUPERVISI.............................................................. 10
D. STRATEGI PENINGKATAN MORAL DI SEKOLAH ................................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sebagai mercusuar dalam membangun moral dan etika bangsa memiliki tugas
dalam mengembangkan karakter bangsa. Moral pendidikan menjadi ukuran norma dan perilaku
yang dapat dijadikan indikator baik buruknya seseorang. Begitu pula perilaku kepala sekolah,
guru, hingga peserta didiknya menjadi cerminan moral pendidikan. Maka dari itu sekolah atau
lembaga pendidikan lainnya menjadi wahana mendidik moral peserta didik (Ibrahim Bafadhal,
2020). Begitu pula dengan seorang supervisor yang memiliki tanggung jawab dalam pembinaan
serta pengevaluasi dari kinerja anggotanya. Melalui pendidikan moral sendiri akan memberikan
dampak yang positif dalam pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh seorang supervisor, agar
proses pembinaan serta evaluasi dari seorang supervisor dapat tersampaikan dengan baik kepada
supervise. Dengan saling memberikan sikap saling mengerti atas kewajiban dan hak dari
supervisor dan supervise maka dalam hal ini tindakan moral sangat diperlukan di dalam proses
supervisi. Sehinga diharapkan dapat tercipta pribadi yang bertanggung jawab serta
profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa adanya pengawasan yang
dilakukan oleh seorang supervisor. Mutu hubungan antar manusia, suasana dan keadaan serta
kenyamaan kerja menjadi faktor-faktor yang turut menciptakan tingkat rasa betah pada lingkungan
sekolah atau suatu Lembaga. Maka dari itu pentingnya pengikutsertaan tindakan moral dalam
supervisi pendidikan itu sendiri. Karena dengan adanya seni dalam melaksanakan supervisi antara
supervisor dan supervisi, seperti adanya keterbukaan atau kesepakatan antara keduanya, maka
pelaksanaan pembinaan dan pengevaluasian dari segi pengajaran hingga manajerial dapat tercapai
dengan baik. 1

1
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 46.

4
Dilapangan masih banyak ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, seperti pada aspek sumber daya guru di sekolah yaitu rendahnya motivasi guru untuk
di supervisi karena dalam hal ini guru melihat negatif atas supervisi yang diasumsikan bahwa
supervisi menjadi model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru dalam
menyampaikan pendapat dan guru senior cenderung menganggap bahwa supervisi merupakan
kegiatan yang tidak perlu karena mereka merasa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang
lebih. Dari paparan diatas, maka penulis akan membahas mengenai pengertian serta pentingnya
tindakan moral dalam supervisi dan prosedur dari tindakan moral tersebut, hingga dapat
meningkatkan strategi moral di lembaga pendidikan melalui pengawasan serta komunikasi
personal intensif dalam supervisi pendidikan. Dalam runtutan yang telah dipaparkan supervisi
sebagai tindakan moral yang dalam hal ini dilaksanakan sehingga dapat terjalin keterbukaan serta
kesepakatan dalam pembinaan yang dilaksanakan, sehingga dapat tercapai profesionalisme
seorang guru dalam menjalankan tugasnya.2

Sehingga adanyapengawas maupun supervisor dalam pelaksanaan tugas, pendidik dapat


menjalankan tugasnya dengan baik, serta penuh rasa tanggung jawab serta profesionalisme.
Karena supervisi sangat berpengaruh besar dalam mencapai mutu suatu lembaga pendidikan.
Maka dari itu diperlukannya seorang supervisor yang baik dan berkualitas, yang dapat memahami
dan melaksanakan supervisi pendidikan sebagai tindakan moral terhadap supervisi hingga tercapai
secara efektif dan efisien.3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Tindakan Moral?
2. Bagaimana Pentingnya Tindakan Moral dalam Supervisi?
3. Bagaimana Prosedur Tindakan dalam Supervisi?
4. Apa saja Strategi dalam Meningkatkan Moral di Sekolah?

C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui pentingnya tindakan moral dalam
supervisi pendidikan.

2
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 46.
3
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 47.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TINDAKAN MORAL


Moral ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa latin “mores” yaitu jamak dari kata mos
yang memiliki makna adat atau kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan
bahwa moral yaitu penentuan baik atu buruk tatas perbuatan dan kelakuan. Abdullah Idi dalam
Alfarezi Robani memaparkan bahwa tindakan moral adalah pembinaan akhlak sejak dini untuk
mengarah pada moral yang baik, sebab moral tumbuh bersamaan dengan pengalaman langsung
dari lingkungan dimana anak hidup, berkembang menjadi kebiasaan. Zainudin Ali dalam Alfarezi
memaparkan bahwa moral yaitu suatu kebiasaan, susila, adat mengenai baik buruknya manusia.
Perilaku moral menurut sejumlah ahli seperti Kolberg terkait dengan perkembangan kognitif
seseorang yang dibentuk oleh orang tua atau keluarga. Kolberg menyatakan bahwa perkembangan
tingkat pertimbangan seseorang amat berhubungan dengan inteligensi, pengetahuan tentang moral,
kecenderungan harapan akan kondisi moral yang lebih tinggi dan kecakapan seseorang dalam
memahami nilai-nilai kehidupan. Seperti yang diapaparkan Muchtar Samad Dalam Miswardi,
bahwa moral merupakan jiwa yang mendasari perilaku seseorang atau masyarakat yang lebih
ditekankan kepada ketentuan yang bersifat sosial. Kemudian pada Dian Ibung dalam Miswardi
memaparkan bahwa moral sebagai suatu keyakinan yang mendasari tindakan atau pemikiran yang
sesuai dengan kesepakatan sosial, moral yang baik akan menjadkan modal individu dalam
berinteraksi sosial.

Dari beberapa paparan mengenai pengertian moral diatas, jadi tindakan moral merupakan
suatu perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja dan terkait dengan penilaian baik dan
buruk. Dalam hal ini moral dapat dikatakan suatu perilaku atau akhlak yang dimiliki oleh
seseorang, yang mana seseorang dapat menentukan suatu tindakan yang akan dia lakukan, baik
atau buruknya. Begitu pula dalam penerapan supervisi sebaga tindakan moral, yang mana tanpa
disadari terkadang dalam proses pengawasan yang dilakukan oleh seorang supervisor telah
memeiliki unsure moral di dalamnya.4

4
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 47

6
ISTILAH-ISTILAH DALAM PENDIDIKAN MORAL
Pendidikan moral sering juga disamakan dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan karakter atau pendidikan akhlak. Untuk lebih jelasnya, perlu dikaji istilah-istilah yang
digunakan dan persamaan maupun perbedaannya. Kirschenbaum mengatakan bahwa pendidikan
moral dan pendidikan nilai itu merupakan satu bidang yang sama. Selanjutnya, Kirschenbaum
mengatakan: ”Values Education is used as the shorthand term for the field of values education
and moral education. Values Education and Moral Education is described as an educational field
or endeavor with two complementary goals – helping students lead personally satisfying and
socially constructive lives”5

Pendidikan nilai digunakan sebagai terma untuk bidang pendidikan nilai dan pendidikan
moral yang memiliki dua tujuan saling melengkapi, yaitu membantu peserta didik menuju pada
kehidupan personal yang memuaskan dan kehidupan sosial yang konstruktif. Ada empat ”gerakan”
utama di dalam pendidikan nilai di Amerika yaitu Realisasi Nilai, Pendidikan Karakter,
Pendidikan Kewargaan, dan Pendidikan Moral. Gerakan Realisasi Nilai merupakan pendekatan
pendidikan nilai yang dikemukakan oleh Sidney B. Simon pada tahun 1980, bertujuan membantu
individu menentukan, mengenali, melaksanakan, melakukan dan mencapai nilai-nilai kehidupan.
Proses memperoleh nilai-nilai kehidupan ini bersifat kepuasan personal. Sering juga disebut
sebagai pendidikan kecakapan hidup (life skills education), yaitu pembelajaran kecakapan dan
pengetahuan yang membantu membimbing anak-anak muda dalam kehidupan yang kompleks,
dunia yang terus berubah. Apapun namanya, banyak metode pendidikan dan kurikulum yang telah
dikembangkan oleh gerakan ini untuk membantu anak-anak muda memiliki kecakapan untuk
merealisasikan nilai-nilainya, agar mereka menjadi orang yang efektif dalam berbagai situasi, dan
dapat menemukan makna hidup.6

Realisasi Nilai memberikan pembekalan berbagai hal yaitu: mengenal diri sendiri
(perasaan, keyakinan dan prioritas), self systeem (menghargai diri sendiri), kemampuan
menentukan tujuan, kecakapan berpikir (berpikir kritis, berpikir kreatif), kecakapan membuat

5
Rubini,Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam,PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSFEKTIF ISLAM,,
Volume 8, Nomor 1, Juni 2019,Hal.234
6
Rubini,Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam,PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSFEKTIF ISLAM,,
Volume 8, Nomor 1, Juni 2019,Hal.234

7
keputusan, kecakapan komunikasi, kecakapan sosial dan pengetahuan tentang dunia.Pendidikan
Karakter memfokuskan pada pembelajaran nilai-nilai tradisional tertentu yang menjadi fondasi
kebajikan dan perilaku yang bertanggung jawab. Oleh karena istilah nilai-nilai tradisional
mempunyai makna ambigu dan kontroversial, maka para ahli pendidikan lebih memilih
menggunakan istilah ”Pendidikan Karakter”.7

B. PENTINGNYA TINDAKAN MORAL


Didalam kehidupan kita setiap harinya, tidak lepas dari suatu tindakan moral. Karena moral
atau akhlak merupakan suatu hal yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Maka dari
itu moral yang baik akan memberikan dampak berarti bagi masyarakat. Namun bila suatu
masyarakat telah rusak moralnya, maka itu tidak akan berarti lagi masyarakat dunia.
Sesungguhnya dalam berprilaku kita dapat menentukan akankah kita berbuat baik atau buruk.
Maka dari itu perlunya penanaman moral atau akhlak yang baik sejak dini, hingga dalam
lingkungan kerjapun, aspek moral ini harus dikedepankan. Dalam hal ini moral begitu penting bagi
kehidupan kita dan kehidupan masyarakat. Adapun beberapa alasan mengapa moral atau akhlak
sangat penting bagi kehidupan kita. Karena melalui akhlak maka kehidupan manusia akan menjadi
makmur. Di dalam masyarakat yang mempunyai penduduk yang berakhlak, maka mereka akan
selalu berbuat sebaik-baiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan senantiasa menjalankan
amanah yang dipercayakan masyarakatnya. Mereka akan selalu berusaha menjalankan amanah
yang dipercayakan masyarakat kepadanya sebagaimana sesuai dengan haknya. Yang mana mereka
akan sellau bekerja dan berusaha untuk sebesar-besarnya guna mendapatkan sebuah kemakmuran
masyarakat secara nyata. 8

Nilai-nilai moral terkadang diekspresikan sebagai suatu pernyataan yang menggambarkan


objek-objek atau cirri-ciri objek yang bernilai, seperti “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan itu
buruk”. Dalam hal ini moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari keluarga, teman,
perngaruh masyarakat sekitar, seperti pada lingkungan sekolah, surat kabar, music serta
perkumpulan. Sedangkan standar moral meliputi, standar moral yang berkaitan dengan persoalan

7
Rubini,Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam,PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSFEKTIF ISLAM,,
Volume 8, Nomor 1, Juni 2019,Hal.236
8
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 48

8
yang kita anggap akan merugikan secara benarbenar atau akan memberikan keuntungan yang
sungguh-sungguh.

Largus Nadeak dalam Muhammad Abdul Hanan memaparkan pentingnya tindakan moral
juga dapat kita lihat dalam aspek fungsi-fungsi norma moral tersebut dalam kehidupan bersama
yaitu:

a) Membungkus nilai-nilai moral (cinta kasih, kebaikan, kejujuran, keadilan,


kemanusiaan) yang menjadi orientasi.
b) Mengingatkan manusia untuk melakukan suatu hal yang baik untuk diri sendiri
serta sesama.
c) Menarik perhatian sehingga orang menjadi mengetahui terhadap masalah-masalah
yang kurang diperhatikan.
d) Agar manusia tidak hanyut perasaan, seperti jangan membunuh dengan
menggunakan norma ini manusia dapat mengolah emosinya. 9

Dapat mengerti dengan baik akan fungsi norma ini sekiranya tidak ada lagi orang jatuh
pada pemikiran atau anggapan bahwa norma moral membatasi tindakan seseorang. Konsep
berpikir ini perlu dijadikan landasan perilaku dalam melaksanakan berbagai pekerjaan. Ketika
kegiatan supervisi menjadi suatu tindakan moral, maka dalam hal ini perlu memperhatikan dari
integritas antara supervisor dan supervise. Dengan begitu, akan terjalin hubungan timbal balik
yang baik, seperti pada seorang kepala sekolah ataupun pengawas dalam mensupervisi guru dapat
mecerminkan sikap saling percaya, terbuka serta fleksibel sehingg dalam pelaksanaan proses
supervisi antara supervisor dan yang disupervisi dapat berbicara berdasarkan tanggung jawab yang
dimiliki dan dapat mendorong masing-masing. orang untuk menghargai integritas orang lain. 10

Hubungan timbal balik itu harus dimulai dengan menggunakan diskusi yang jujur
mengenai hal-hal apa saja yang sepenuhnya akan membantu para guru dan siswa. Dengan begitu

9
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 48
10
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 49

9
akan nada rasa saling keterbukaan dan pembinaan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan
baik.11

C. PROSEDUR TINDAKAN MORAL DALAM SUPERVISI


Dalam setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau dapat
disebut juga kegiatan supervisi dan dalam hal ini supervisor memiliki tanggng jawab dalam
munculnya sesuatu yang efektif dan efisien terhadap program tersebut. Sehingga supervisi adalah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif. Dengan adanya supervisi yang dilakukan oleh
seorang supervisor diharapkan kinerja serta proses pengembangan dari guru maupun staff dapat
menjadi lebih baik, karena melalui pengawasan serta pembinaan yang dilakukan oleh seorang
supervisor menjadi salah satu upaya dalam peningkatan profesionalisme guru serta staff.

Adapun dalam prosedur tindakan moral sebagai supervisi pendidikan terkandung proses
dari pelaksanaan kegiatan supervisi yaitu melalui adanya perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut dari kegiatan supervisi yang mana tidak lepas dari tindakan moral dari seorang
supervisor dan supervise. Mengenai proses supervisi tersebut yaitu:

Perencanaan Dalam proses perencanaan supervisi mengacu kepada kegiatan identifikasi


permasalahan. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perencaan tersebut yaitu:

1) Mengumpulkan data lapangan, dapat melalui kunjungan kelas, pertemuan secara


langsung ataupun diadakan rapat staf
2) Mengolah data berdasarkan koreksi kebenaran terhadap data yang terkumpul
3) Mengklasifikasikan data berdasarkan bidang permasalahan yang ditemui
4) Menarik kesimpulan mengenai permasalahan objek sesuai dengan keadaan nyata di
lapangan
5) Menetapkan teknik/ pendekatan yang tepat untuk diterapkan saat pelaksaan program
supervisi guna memperbaiki atau Meningkatkan profesionalisme pendidik.12
a. Pelaksanaan Pada kegiatan pelaksanaan menjadi kegiatan nyata yang dilaksanakan guna
memperbaiki atau Meningkatkan kemampuan pendidik ataupun staff. Kegiatan pelaksanaan

11
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 49
12
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 50

10
ini menjadi kegiatan yang memberikan bantuan dari supervisor kepada pendidik, agar dapat
terlaksana secara efektif dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat, serta perlunya keikutsertaan untuk melihat keberhasilan dari proses pelaksanaan
supervisi.
b. Evaluasi Pada kegiatan evaluasi menjadi kegiatan untuk menelaah keberhasilan atas proses
dan hasil pelaksanaan supervisi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara komprehensif.
Sasaran evaluasi supervisi ditujukn untuk seluruh pelaku yang terlibat dalam proses
pelaksanaan supervisi, adapun hasil dari kegiatan evaluasi ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan perencanaan berikutnya. Soetopo dan Soemanto dalam Hairunisa Jeflin
memaparkan evaluasi berpedoman atas tujuan yang telah dibuat dan tujuan dari supervsi
dirumuskan sesuai dengan sorak dan tujuan sekolah sendiri. Adapun prosedur pelaksanaan
dari kegiatan supervisimenempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi
pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan.
c. Tindak Lanjut Pada kegiatan tindak lanut supervisi akademik dapat dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut:
1) Pembinaan kegiatan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung
a. Pembinaan langsung Pembinaan langsung yang dilakukan oleh kepala sekolah
selesai melakukan observasi pembelajaran disebut pasca observasi. Pada kegiatan ini
kepala sekolah memberikan balikan serta masukan guna membantu mengembangkan
perilaku serta prose pembalajaran guru. Dari umpan bali tersebut dapat tercipta
komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, dimana guru dapat dengan nyaman
dan terbuka kepada supervisor. Dalam hal ini supervisor dapat melakukan lima
langkah pembinaan kemampuan guru yaitu: menciptakan hubungan yang harmonis,
analisis kebutuhan, mengembangkan strategi dan media, meniai, dan revisi. 13

13
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 50

11
b. Pembinaan tidak langsung Pembinaan tidak langsung ini merupakan pendekatan
yang menggunakan sistem mendengarkan, member penguatan, menjelaskan,
menyajikan serta emmecahkan masalah. Adapun yang dapat diilih kepala sekolah
dalam membina guru untuk Meningkatkan proses pembelajaran sebagai berikut:
menggunakan buku pdoman/ petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya
secara efektif, ataupun menggunakan instrumen atau bahan lain yang dapat
digunakan guru14

D. STRATEGI PENINGKATAN MORAL DI SEKOLAH

Praktek sekolah dalam penilaian dan ujian, pemilihan textbook atau pemilihan pembicara
dapat dipertanyakan dari segi keadilan, kesamaan, penghargaan terhadap pluralisme budaya, atau
kriteria moral lain. Akibat dari kebijakan pemakaian seragam, penamaan “anak berbakat” atau
“anak yang memiliki keterbatasan”, ketidakhadiran topik penting dan beberapa hal di textbook,
proses penghitungan rangking, ketidakhadiran berbagai alternatif penilaian siswa, dan berbagai
prosedur institusional lainnya dapat memberi implikasi moral.
Ketika prosedur institusional menjadi hal yang lebih penting daripada aspek manusia yang
dilayani oleh institusi tersebut, bahaya ancaman moral muncul. Lingkungan institusional menjadi
ancaman bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai seperti keseragaman, kemampuan memprediksi,
efisiensi, kepatuhan dan ketegasan dapat cenderung menghapus nilai-nilai lain seperti kebebasan
dari kesadaran, kreativitas, keragaman, inovasi, pengambilan resiko, dan kemampuan individu.
Padahal, prosedur institusional seharusnya mampu melayani kebutuhan manusia.
Posisi supervisor berbeda dari posisi institusional guru. Tanggung jawab utama guru
terhadap siswa adalah mengamati siswa apakah mereka telah mempelajari apa yang telah
ditetapkan oleh guru dan komunitas sekolah. Tanggung jawab supervisor lebih besar bagi
keseluruhan komunitas yaitu melihat apakah tujuan umum sekolah telah tercapai. Supervisor biar
bagaimanapun harus menikmati berbagai kesempatan untuk menciptakan dan mempertahankan
pembicaraan dengan berbagai grup dalam komunitas sekolah.
Ada baiknya bila kita memahami dimensi moral supervisi dengan melihat lebih dekat
dimensi moral yang tercakup dalam pengajaran yang ideal. Para guru sepakat bahwa pengajaran
yang ideal berarti memahami konsep umum profesionalisme. Saat berbicara mengenai
profesionalisme, perhatian tertuju ke isu kompetensi. Namun, profesional tidak berarti hanya
kompeten di bidangnya tetapi juga banyak “hal lain”, seperti seorang profesional menikmati
kepuasan batin karena mereka dipercaya. 15

14
Hindun Maisaroh,Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral,Vol. 1, No. 1
(2022),Hal 50
15
Muhammad Abdul manan Jurnal Lisan Al-hal,Memahami arah baru supervisi pendidikan sebagai tindakan
moral,Volume 11, No. 2, Desember 2017,Hal 250

12
Kepercayaan tidak bisa didapat dengan mudah hanya dengan kompetensi. Setidaknya
terdapat empat hal yang dikaitkan dengan sifat profesional :
1) Komitmen untuk mempraktekkan pengajaran yang patut dicontoh;
2) Komitmen untuk mempraktekkan pengajaran menuju hasil akhir yang bernilai social,
3) Komitmen yang tidak hanya melekat dalam individu namun juga bagi praktek pengajaran
itu sendiri; dan
4) Komitmen untuk etika kepedulian.
Empat dimensi sifat professional tersebut menyediakan dasar pengembangan sistem norma
yang sangat kuat sehingga mampu mentransformasikan supervisi seperti yang saat ini sering
digunakan. Untuk alasan ini, pembentukkan sisi kebaikan dari profesionalisme harus menjadi
prioritas utama dalam supervisi. Sebagai contoh, komitmen untuk mempraktekkan pengajaran
yang patut dicontoh berarti menerapkan penghapusan cara pengajaran yang tidak tepat, mengikuti
perkembangan praktek pengajaran, meneliti cara pengajaran praktek milik seseorang, melakukan
eksperimen pendekatan baru, dan berbagi informasi mengenai pendapat seseorang tentang
pengajaran. Dimensi ini akan membuat guru bertanggungjawab atas pengembangan
profesionalisme mereka sendiri, kemudian mengurangi peran orang lain dalam merencanakan dan
mengimplementasikan program pengembangan bagi mereka.
Dimensi kedua, komitmen untuk mempraktekkan pengajaran menuju hasil akhir yang
bernilai sosial melambangkan komitmen untuk melayani siswa dan orangtua serta setuju terhadap
nilai-nilai dan tujuan sekolah. Dimensi ketiga, komitmen yang tidak hanya melekat dalam individu
namun juga bagi praktek pengajaran itu sendiri, mendorong para guru untuk memperluas
pengetahuannya. Komitmen seperti itu mengisyaratkan pengajaran ditransformasikan dari praktek
individual menjadi praktek kolektif. Contoh praktek kolektif adalah tidak diperbolehkan seorang
guru mengajar siswa yang mengalami kesulitan belajar tanpa disertai rasa kepedulian atau tanpa
menawarkan bantuan. Atau, tidak diperbolehkan seorang guru memiliki pendangan baru tentang
pengajaran tapi tidak membaginya ke orang lain.16

16
Ibid, Muhammad Abdul manan, Hal251

13
BAB III

KESIMPULAN

Tindakan moral merupakan suatu perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja dan
terkait dengan penilaian baik dan buruk. Dalam hal ini moral dapat dikatakan suatu perilaku atau
akhlak yang dimiliki oleh seseorang, yang mana seseorang dapat menentukan suatu tindakan yang
akan dia lakukan, baik atau buruknya. Begitu pula dalam penerapan supervisi sebaga tindakan
moral, yang mana tanpa disadari terkadang dalam proses pengawasan yang dilakukan oleh seorang
supervisor telah memeiliki unsure moral di dalamnya.
Didalam kehidupan kita setiap harinya, tidak lepas dari suatu tindakan moral. Karena moral
atau akhlak merupakan suatu hal yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Maka dari
itu moral yang baik akan memberikan dampak berarti bagi masyarakat. Namun bila suatu
masyarakat telah rusak moralnya, maka itu tidak akan berarti lagi masyarakat dunia.
Dalam prosedur tindakan moral sebagai supervisi pendidikan terkandung proses dari
pelaksanaan kegiatan supervisi yaitu melalui adanya perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut dari kegiatan supervisi yang mana tidak lepas dari tindakan moral dari seorang
supervisor dan supervise. Mengenai proses supervisi tersebut yaitu: Perencanaan Dalam proses
perencanaan supervisi mengacu kepada kegiatan identifikasi permasalahan.

Supervisi sebagai tindakan moral bukan merupakan pembatasan kebebasan manusia,


namun norma itu berusaha melindungi, mengolah nilai, dan membantu manusia untuk memperoleh
kesejahteraan dalam hidupnya. Strategi peningkatan moral Ada baiknya bila kita memahami
dimensi moral supervisi dengan melihat lebih dekat dimensi moral yang tercakup dalam
pengajaran yang ideal. Para guru sepakat bahwa pengajaran yang ideal berarti memahami konsep
umum profesionalisme. Saat berbicara mengenai profesionalisme, perhatian tertuju ke isu
kompetensi. Namun, profesional tidak berarti hanya kompeten di bidangnya tetapi juga banyak
“hal lain”, seperti seorang profesional menikmati kepuasan batin karena mereka dipercaya.
Kepercayaan tidak bisa didapat dengan mudah hanya dengan kompetensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maisaroh, Hindun. "Konsep Supervisi Pendidikan Sebagai Tindakan Moral." Manajemen Pendidikan
Islam (2022): 45 - 51.
manan, Muhammad Abdul. "memahami arah baru supervisi pendidikan sebagai tindakan moral." Lisan Al
-hal (2017).
Rubini. "PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSFEKTIF ISLAM." Komunikasi dan Pendidikan Islam
(2019): 234 -236.

15

Anda mungkin juga menyukai