Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING, METODE SUPERVISI & PROSES dan


PENGEMBANGAN INTRUMEN

Oleh Kelompok IV:

1. Rani Afriyani (190303097)


2. Lasri S. Kiwang (190303103)
3. Baiq Fatimatusa’diah (190303118)
4. M. Azizul Khairi (190303121)
5. Fitriyani Handayani (190303127)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH & ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan disusunnya
makalah dengan judul : “ SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING, METODE
SUPERVISI & PROSES dan PENGEMBANGAN INTRUMEN” ini adalah guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Evaluasi dan Supervisi BK. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan
yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Sebagaimana manusia biasa, tentu kami tidak dapat langsung
menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun dari
pembaca.
Mataram 20 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG 4

B. RUMUSAN MASALAH 4

C. TUJUAN 5

BAB II...................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................6

A. SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING 6

B. METODE SUPERVISI 11

C. PROSES dan PENGEMBANGAN INSTRUMEN 13

BAB III................................................................................................................................17

PENUTUP...........................................................................................................................17

A. KESIMPULAN 17

B. SARAN 17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Supervisi konseling merupakan sebuah kegiatan untuk mendukung
profesionalisme konselor di sekolah. Supervisi konseling juga merupakan suatu
proses pembelajaran untuk memberdayakan konselor agar dapat mengembangkan
pengetahuan dan kompetensinya, sehingga dapat bekerja dengan menampilkan
kemampuan terbaiknya, memiliki motivasi dan tanggung jawab yang tinggi, dan
pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pelayananannya terhadap
klien/konseli. Selain itu, supervisi konseling juga dapat dipandang sebagai upaya
untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi klien/konseli dan
konselor itu sendiri dalam menghadapi berbagai situasi konseling yang amat
kompleks.
Evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria
tertentu, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah usaha
penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan
atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan
merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf.
Tujuan Evaluasi dan Supervisi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Kegiatan evaluasi bertujuan mengetahui keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. Dalam
keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk
memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah
dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan bimbingan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana supervisi bimbingan konseling?
2. Bagaimana metode daripada supervisi?
3. Bagaimana proses dan pengembangan instrumen?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui supervisi bimbingan konseling
4
2. Untuk mengetahui metode daripada supervisi
3. Untuk mengetahui proses dan pengembangan instrumen

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING


1. Latar Belakang Perlunya Supervisi
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada
tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu
pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya
yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam
satu manajemen pendidikan yang professional.
Ada dua metafora untuk menggambarkan pentingnya pengembangan
sumber daya guru. Pertama,jabatan guru diumpamakan dengan sumber air.
Sumber air itu harus terus menerus bertambah, agar sungai itu dapat
mengalirkan air terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering.
Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru,
tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak
mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan
kepada peserta didik. Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang
pohon buah-buahan. Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon
tidak menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu.
Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik
itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru. Setiap guru
perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan profesi merupakan
suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas. Itulah
sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca informasi terbaru dan
mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar
mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru apalagi bagi
peserta didik.
Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan
supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi
terhadap guru. Perlunya bantuan supervisi terhadap guru berakar mendalam
6
dalam kehidupan masyarakat. Swearingen mengungkapkan latar belakang
perlunya supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan masyarakat dengan
latar belakang sebagai berikut :
a. Latar Belakang Kultural
Pendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini
pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi
kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk
mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang dicita-citakan.
b. Latar Belakang Filosofis
Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia
berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu
bangsa.
c. Latar Belakang Psikologis
Secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman
manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh
kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.
d. Latar Belakang Sosial
Seorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus mampu
mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina melalui cara
mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama. Supervisi
harus bersumber pada kondisi masyarakat.
e. Latar Belakang Sosiologis
Secara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata
nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang
mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat secara arif dan
bijaksana.
f. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan
Supervisi bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi pertumbuhan
jabatan guru. Diharapkan guru menjadi semakin professional dalam
mengemban amanat jabatannya dan dapat meningkatkan posisi tawar
guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa guru punya peranan utama
dalam pembentukan harkat dan martabat manusia.
2. Kompetensi Kepala Sekolah

7
5 Kompetensi Kepala Sekolah Menurut Permendikbud Nomor 13 Tahun 2007
a. Kompetensi Kepribadian
1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak
mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di
sekolah/madrasah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
sebagai kepala sekolah/madrasah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
b. Kompetensi Manajerial
1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
c. Kompetensi Kewirausahaan
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

8
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik.
d. Kompetensi Supervisi
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
e. Kompetensi Sosial
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok
lain.
3. Pendekatan dalam Supervisi
Piet A Sahertian Ida Aleida Sahertian 1990 mengemuka- kan tiga cara
pendekatan supervisi pengajaran yaitu supervisi yang bersifat directive,
collaborative dan non-directive. Sedangkan A.J .Hariwung 1989
mengemukakan dua variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi yang lebih
bercorak demokratis. Bertolak dari pendapat tersebut, maka model supervisi
bimbingan dan konseling meliputi in- speksi supervisi yang bersifat direktif,
dan supervisi yang bersifat demokratis non-directivedan collaborative.
a. Model Inspeksi Model supervisi ini supervisor mengadakan ke guru
pem- bimbing untuk memastikan apakah instruksi-instruksi
supervisor sudah dipatuhi atau tidak.
b. Model Non Directive Dalam supervisi bimbingan dan konseling
model non- directive asumsi dasar yang digunakan adalah, bahwa
petugas bim- bingan dan konseling guru pembimbing mampu
menganalisa dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan
tugasnya sendiri, dan supervisor bimbingan dan konseling
berkedudukan sebagai fasilitator. Perilaku supevisor bimbingan dan

9
konseling yang nampak adalah mendengarkan , menjelaskan,
menyajikan, dan problem- solving.
c. Model Collaborative demokratik Model ini muncul oleh pengaruh
pandangan “human rela- tion” yang berpendapat bahwa
produktivitas pekerja dapat ditingkat- kan dengan melibatkan
mereka pada proses pengambilan ke- putusan. Perilaku supervisor
yang pendekatannya demokratis ada- lah : mendengarkan,
menyampaikan, memecahkan masalah, dan negosiasi. Hasil akhir
yang diharapkan adalah adanya kesepakatan bersama antara
supervisor dan guru pembimbing dalam mencipta- kan struktur,
proses, kriteria untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling.
4. Materi dan Fungsi Supervisi BK
a. Materi Supervisi Konseling
Guru pembimbing/konselor bertugas menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling di seolah sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sebagai pelaksana utama,
tenaga inti, guru pembimbing/konselor bertugas  :
1) Memasyakatkan pelayanan bimbingan
2) Merencanakan program bimbingan
3) Melaksanakan seluruh pelayanan bimbingan
4) Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan
pendukungnya
5) Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan
6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
7) Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan
8) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam
pelayanan   bimbingan.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi koseling
sekolah mencakup :
b. Layanan dan Orientasi Pokok
1) Layanan orientasi
2) Layanan informasi
3) Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran

10
4) Layanan bimbingan belajar
5) Layanan konseling kelompok
6) Layanan konseling perorangan

c. Kegiatan Pendukung Bimbingan


1) Aplikasi instrumentasi bimbingan
2) Penyelenggaraan himpunan data
3) Konferensi kasus
4) Kunjungan rumah
5) Alih tangan kasus
d. Fungsi Supervisi Konseling
Memonitor , mencatatan, memberi dukungan,mengukur dan menilai
kinerja,mendorong untuk merefleksi ,bentuknya adalah:
1) Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan
yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
mereka masingmasing
2) Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang
ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan
tugas
3) Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan
hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui
4) Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara
lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah
ditetapkan
B. METODE SUPERVISI
1. Pengertian Supervisi BK
Diartikan secara Etimologi, Supervisi berarti pengawasan, penilikan,
pembinaan . Sedangkan secara Terminologi, Supervisi adalah Bantuan
berbentuk pembinaan yang di berikan kepada seluruh staf sekolah untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Setelah mengetahui
supervisi, harus diketahui juga pengertian dari bimbingan baik bersifat umum
maupun khusus. Bimbingan bersifat umum merupakan usaha-usaha untuk
memberikan penerangan atau pendidikan agar yang menerima bimbingan lebih
mengetahui, lebih menyenangi, lebih bersikap positif terhadap apa yang

11
dibimbingkan. Sedangkan yang bersifat khusus yaitu bimbingan yang diberikan
oleh guru, pembimbing atau konselor kepada anak-anak yang dalam
perkembangan pendidikannya memperlihatkan kelambatan atau
hambatan/kesulitan
Supervisi bimbingan dan koseling  merupakan satu relasi antara supervisor
dan konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)memberi
dukungan dan bantuan untuk meningkatkan mutu kinerja profesional
supervisee.tumpu pada satu prinsip yang mengakui setiap manusia itu
mempunyai potensi untuk berkembang.
Dari penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kerangka kesimpulan
bahwa supervise konseling merupakan pengawasan dan pembinaan yang
diberikan kepada pembimbing atau konselor untuk membantu anak-anak yang
dalam tahap perkembangan pendidikannya agar situasi situasi belajar mengajar
lebih optimal.

2. Tujuan dan Prinsip Supervisi BK


Adapun tujuan dari supervisi konseling adalah:
a. Meningkatkan kompetensi professional konselor
b. Meningkatkan kesadaran dan identitas professional
c. Mendorong perkembangan pribadi dan professional
d. Mempromosikan kinerja professional
e. Pemberian jaminan mutu terhadap praktek professional
Dalam prinsip Supevisi bimbingan dan penyuluhan dapat dibagi
berdasarkan sifatnya yaitu prinsip secara umum dan khusus :
a. Prinsip umum
Supervisi harus bersifat praktis,dalam arti dapat di kerjakan sesuai
dengan situasi dan kondisi sekolah.
1) Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi
bagi staf sekolah untuk     pengembangan proses belajar
mengajar/ bimbingan konseling
2) Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang
kurikulum yang  berlaku
b. Prinsip khusus
Supervisi hendaknya dilaksanakan secara :

12
1) Sistematis artinya supervisi di kembangkan dengan
perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang di
inginkan.
2)  Objektif artinya supervisi memberikan masukkan sesuai
dengan aspek yang terdapat dalam instrument
3) Realistis artinya supervisi di dasarkan atas kenyataan yang
sebenarnya yaitu pada keadaan hal-hal yang sudah di pahami
dan di lakukan oleh para staf sekolah
4) Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi
kesulitan- kesulitan yang mungkin akan terjadi
5) Konstruktif artinya supervisi memberikan saran-saran
perbaikan kepada yang di supervisi untuk berkembang sesuai
dengan ketentuan atau aturan yang berlaku
6) Kreatif artinya supervisi mengembangkan
3. Metode/Teknik Supervisi
Metode pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling dapat
mengguanakan beberapa alternatif teknik supervisi yaitu
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Kunjungan dan atau observasi dokumentasi ke ruang bimbingan
d. Wawancara dan
e. Angket
4. Dampak dari Supervisi BK
a. Tidak ada balikan dari orang yang kompetenapakah praktek profesional
telah memenuhistandar kompetensi dan kode etik
b. Ketinggalan iptek dalam bk
c. Kehilangan identitas profesi BK
d. Kejenuhan profesional (bornout)
e. Pelanggaran kode etik yang akut
f. Mengulang kekeliruan secara masif 
g. Erosi pengetahuan yang sudah di dapat dari pendidikan prajabatan (pt)
h. Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layananbk sebagaimana mestinya
C. PROSES dan PENGEMBANGAN INSTRUMEN
1. Proses Pengembangan Instrumen Supervisi

13
Konsep dasar instrumen merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh seseorang pengawas satuan pendidikan, dimana hal
ini juga tertuang dalam kebijakan pemerintah melalui:
a. Permandiknas RI Nomor 13 tahun 2007, tentang standar
kepada sekolah/madrasah, bahwa pada kompetensi supervisi
akadamik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,
melaksanakan supervise akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan teknik supervise yang tepat, serta
meninjaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan professional guru.
b.  Pengertian instrument menurut Arikunto (1988: 51)
menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi
untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu.  
Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat
ukur), yaitu: dengan mengembangkan sendiri dan dengan cara
menyadur (adaptation). Sehubungan dengan pengembangan instrumen
pengawasan sekolah, untuk mengawasi bidang-bidang garapan
manajemen sekolah, seorang pengawas dapat mengembangkan sendiri
instrumen pengawasannya. Di sampng itu, ia pun dapat menggunakan
instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah digunakan dalam
pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa istrumen baku dalam
bahasa asing.
Sebenarnya kegiatan pengawasan identik dengan kegiatan
penelitian. Setidaknya, dalam langkah langkah penyusunan instrumen.
Seperti diketahui, menurut Natawidjaja (Komala, 2003: 59) ada
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan sendiri
instrumen pengawasan sekolah. Langkah-langkah tersebut dapat
mengikuti tahapan berikut:
a. Menentukan masalah penelitian (bidang yang akan diawasi)
b. Menentukan variabel (yang diawasi)
c. Menentukan instrumen yang akan digunakan
d. Menjabarkan bangun setiap variable
e. Menyusun kisi-kisi.
f. Penulisan butir-butir insrtrumen.

14
g. Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh
peneliti (pengawas) sendiri dan oleh ahli ahli
(melalui judgement)
h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.
i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui:
apakah instrumen itu dapat diadministrasikan, apakah setiap
butir instrumen itu dapat dan dipahami oleh subjek
penelitian (pengawasan)
j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba
k. Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk
memperoleh data
2. Jenis-jenis Instrumen Supervisi
a. Pedoman obsesrvasi
Pedoman observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengamati proses pembelajaran. Untuk memudahkan
pengolahan data, sebaiknya pedoman observasi menggunakan
skala penilaian, antara lain; skala angka, skala grafik, skala
grafik deskriptif, atau kartu nilai.
b. Pedoman wawancara
Wawancara termasuk salah satu alat dalam pengumpulan data
yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi tambahan
terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Untuk kelancaran dan
efektifitas proses wawancara diperlukan intrumen dan pedoman
wawancara.
c. Daftar cek/kendali
Daftar kendali termasuk suatu instrumen untuk
mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi kondisi nyata dari
suatu kegiatan yang terjadi di dalam kelas secara rinci.
3. Pengembangan Instrumen Supervisi
Pengembangan instrumen memberikan beberapa manfaat diantaranya:
a. Memberikan alternatif instrumen supervisi sebagai alat bantu
dalam mengobservasi perilaku siswa dan membelajarkan siswa
bagi guru

15
b. Meningkatkan keterampilan guru dalam membelajarkan siswa,
yang berkembang berkelanjutan, sehingga berdampak pada
pengembangan perilaku siswa
c. Pengembangan kreatifitas guru dalam mencari alternatif
pemecahan masalah sarana prasarana sekolah
d. Pegembangan wawasan guru dengan memperhatikan
kepentingan siswa, sehingga siswa senang mengikuti pelajaran
yang disajikan oleh guru

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Membangun suatu kualitas pendidikan sangat erat kaitannya dengan
membangun kualitas pembelajaran. Sementara itu kualitas pembelajaran sangat
ditentukan oleh seorang guru (tenaga pendidik). Walaupun guru bukan satu-
satunya instrument dalam dunia pendidikan, tapi gurulah yang memegang peranan
penting serta sebagai ujung tombak berhasil atau gagalnya suatu pendidikan.
Dalam hal ini sangat perlu peran kepala sekolah dan seorang pengawas sekolah
yang memiliki kemampuan untuk mensupervisi, sehingga bisa tercipta seoarang
guru yang berkualtas dalam bidangnya. Peran kepala   kesolah dan pengawas ini
sangat erat kaitannya dalam keberhasilan terselenggaranya pendidikan sekolah
yang bermutu dan berkualitas.
Dalam hal ini pengawas memiliki peraan yang jauh lebih besar di bandingakan
seorang kepala sekolah dalam mutu pendidikan di Indonesia, walaupun tidak bisa
dipungkiri bahwa peran kepala sekolah yang berkualitas juga akan mendukung
terciptanya proses tersebut.
Instrumen supervise pendidikan merupakan sebuah alat berupa tes, angket dan
sebagainya yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk
memudahkan pelaksanaan supervise atau pengawasan terhadaap satuan pendidikan
sehingga bisatercapai pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu instrument
supervise sangat diperlukan khususnya bagi kita yang dimana nantinya
dipersiapkan untuk menjadi seorang supervisor atau pengawas.
B. SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa terdapat begitu banyak kekurangan   dalam
makalah yang   disusun. maka dari itu, penulis dengan sangat lapang menerima
kritikan yang membuat makalah ini kedepannya lebih mudah dipahami. Dan
penulis sangat berharap bahwa pembaca akan mengambil hal positif dari makalah
yang disusun ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Depdikbud (2002).
Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
https://kumparan.com/berita-update/5-kompetensi-kepala-sekolah-menurut-
permendikbud-nomor-13-tahun-2007-1xL1R9sJ4BG

https://text-id.123dok.com/document/wyewwvkry-supervisibimbingan-dan-
konseling-2-3-1-pengertian.html
https://www.amongguru.com/instrumen-supervisi-kepala-sekolah-dan-contoh-
program-supervisi/

http://faisalalfan.blogspot.com/2013/05/makalah-supervisi-konseling.html

18

Anda mungkin juga menyukai