Anda di halaman 1dari 23

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN

SUPERVISI DI MADRASAH

MAKALAH
Oleh:

St Rahmawati, NIM: 105011103520

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan khidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan lancar. Adapun pembahasan didalam
makalah ini membahas tentang”,Implementasi manajemen strategik dalam pengembangan
supervisi pendidikan di madrasah” Penulis akan berupaya untuk mengupas tentang
”,Implementasi manajemen strategik dalam pengembangan supervisi pendidikan di
madrasah dengan rujukan dari berbagai buku dan para ahli. Semoga makalah ini bisa
memperluas wawasan kita tentang ”,Implementasi manajemen strategik dalam
pengembangan supervisi pendidikan di madrasah dan penerapannya diberbagai ranah
Pendidikan Islam.

Makassar, 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
A. Pengertian Supervisi Pendidikan.....................................................................................................6
B. Tujuan Supervisi Pendidikan...........................................................................................................7
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan.............................................................................................10
D. Analisi Swot Implementasi manajemen strategik dalam mengembagkan supervisi pendidikan di
madrasah................................................................................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................19

iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk
membentuk dan mengembangkan karakter dan potensi peserta didik yaitu meningkatkan
ilmu pengetahuan dan meningkatkan iman takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
sejalan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 bab II
pasal 3 berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
tanggung jawab.

Seiring dengan pendidikan nasional diatas, kepala madrasah memiliki peran fungsi
dan tugas yang sangat amat besar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang menjamin kesinambungan pembangunan bangsa dan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan masyarakat, terlebih lagi dipengaruhi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan diikuti meluasnya dampak dari globalisasi komunikasi,
maka peran kepala madrasah jauh lebih dominan.

Kenyataan yang demikian mengharuskan makin perlunya penguasaan kompetensi


kepemimpinan bagi kepala madrasah. Keberhasilan suatu pendidik sangatlah dibutuhkan
supervisi/pengawasan oleh kepala madrasah untuk membina guru dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan efesien. Untuk itu
sangat diperlukan suatu supervisi/pengawasan seorang kepala madrasah dalam
meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. Penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan di madrasah pada dasarnya meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan. Kegiatan-kegiatan tersebut saling berkaitan dan merupakan fungsi pokok
dari kegiatan manajemen pendidikan.

Adapun bidang garapan manajemen pendidikan mencangkup penataan sumber daya


yang mendukung penyelenggaraan pendidikan, yaitu: tenaga kependidikan, peserta didik,

1
sumber belajar (kurikulum), sarana dan prasarana, keuangan, tata laksana, organisasi
madrasah, dan hubungan madrasah dengan masyarakat. Madrasah merupakan lembaga
yang bersifat kompleks dan unik.

Dunia madrasah merupakan replika masyarakat masa depan. Semua peristiwa dan
suasana (iklim) yang terjadi selama anak bermadrasah, selama anak mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas, kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lainnya yang ada di
madrasah akan mewarnai kepribadian anak kelak setelah dewasa, dalam hal ini Zulkifli
Anas menjelaskan bahwa dunia madrasah tak ubahnya seperti miniatur masyarakat. Salah
satu cara yang harus dilakukan dalam meningkatkan evektifitas pembelajaran dan
menghasilkan dampak yang positif bagi peserta didik adalah melalui pelaksanaan
supervisi. Supervisi adalah kegiatan yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan
bagi para pendidik dan tenaga pendidik lain, maka sudah jelas supervisi fungsinya
memimpin yang dilakukan oleh penjabat yang diserahi tugas memimpin, yakni kepala
madrasah, diarahkan rekan pendidik dan tenaga usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen supervisi pendidikan ?
2. Bagaiman tujuan dan fungsi utama supervisi pendidikan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
4. Analisi Swot Implementasi manajemen strategik dalam mengembagkan supervisi
pendidikan di madrasah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan ?
2. Untuk mengetahui Bagaiman tujuan dan fungsi utama supervisi pendidikan?
3. Untuk mengrtahui Bagaimana prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
4. Untuk mengetahui Analisi Swot Implementasi manajemen strategik dalam
mengembagkan supervisi pendidikan di madrasah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan dan mengelola. Sedangkan secara istilah manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi dan penggunaan sumber daya lainnya
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengertian Supervisi Pendidikan
Pengertian supervisi pendidikan pada umumnya mengacu kepada usaha perbaikan
situasi belajar mengajar. Supervisi pada dasarnya ialah upaya untuk meningkatakan mutu
pendidikan dan pengajaran di madrasah. Kegiatan supervisi pada umumnya ialah
membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas menyangkut komponen madrasah
yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan
madrasah dsb.
Supervisi berasal dri kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super
yang berarti lebih dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara tertimologi
supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan pada guru. Supervisi
merupakan kegiatan memberi bantuan kepada guru dari kepala madrasah terkait
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Hal tersebut juga sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan,
menyatakan: supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi
pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar mengajar di kelas pada
khususnya.
Ngeagley dikutip oleh Made Pidarta, mengemukakan bahwa setiap layanan
kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan
kurikulum dikatakan supervis, yang berarti sebagai bantuan dan bimbingan kepada para
guru dalam bidang instruksional, belajar kurikulum dalam usahanya mencapai tujuan
madrasah.

3
Sutisna, menjelaskan bahwa pandangan baru tentang supervisi terdapat ide-ide
pokok, seperti: menggalakan pertumbuhan profesionalisme guru, mengembangkan
masalah-masalah belajar mengajar dengan efektif. Pendekatan baru tentang supervisi ini
menekankan pada peran supervisi selaku bantuan atau pembinaan pada guru dan personil
pendidikan degan maksud untuk memperbaiki kemempuan guru dan kualitas pendidikan.
Supervisi memiliki pengertian yang luas, supervisi adalah segala bantuan dari
para pemimpin madrasah yang bertujuan pada perkembangan kepemimpinan guru-guru
dan personel madrasah lainnya didalam mencapai tujuan pendidikan
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Didalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas baik yang dilakukan secara
individual maupun kelompok, sasaran yang dikehendaki ialah tercapainya tujuan yang
diinginkan, untuk mencapai sasaran yang diinginkan perlu diadakan supervisi terhadap
rencana-rencana awal dan kinerja yang baik untuk pencapaiannya.
Tujuan supervisi ialah memberikan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang dilakukan guru dikelas. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan
perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi
tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga untuk membina
pertumbuhan profesi guru dalam pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses
belajar mengajar , peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru, pemberian
bimbingan dan binaan dalam implementasi kurukulum, pemilihan dan pengguanaan
metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran dsb.
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori, tetapi menganjurkan sesuai
kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensialteori. Supervisi
pendidikan sebagai salah satu instrumen yang dapat mengukur dan menjamin
terpenuhinya kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran bertujuan untuk
membantu guru untuk lebih memahamin peranannya dimadrasah dan untuk memperbaiki
cara mengajar.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh M. Daryanto “Tujuan Supervisi ialah
memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik, yaitu untuk
pengukuran kemajuan sekolah”. Sementara itu Suhertian dan Matheru mengemukakan
bahwa tujuan superfisi pengajaran :

4
a. Membatu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
b. Membantu dalam membimbing pengalaman belajar
c. Membantu dalam menggunakan sumber pengalaman belajar
d. Membantu dalam memenuhi kebutuhan belajar murid
e. Membantu dalam menggunakan alat-alat peraga
f. Membantu dalam menilai kemajuan murid dan dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri
g. Membantu membina reaksi mental atau moral para guru dalam rangka
pertumbuhan pribadi dengan ugas yang di jalaninya
h. Membantu agar lebih mudah menyesuaikan terhadap masyarakat dan caracara
menggunakan sumber belajar dari masyarakat
i. Membantu para guru agar waktu dan tenaganya dicurahkan sepenuhnya dalam
membantu peserta didik belajar.
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang baik. N.A. Amtebun merumuskan tujuan-tujuan supervisi pendidikan
dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan supervisi yang lebih efektif. Adapun tujuan-yujuan itu
adalah:
a. Membina kepala madrasah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuanpendidikan
yang sebenarnya dan peranan madrasah mencapai tujuan itu
b. Memperbesar kesanggupan kepala madrasah dan guru-guru untuk mempersiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif
c. Membantu kepala madrasah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka
merencanakan perbaikan-perbaikan
d. Meningkatkan kesadaran kepala madrasah dan guru-guru serta warga madrasah
lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar
kesediaan untuk tolong menolong
e. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu layanannya secara
maksimal dalam bidang profesinya

5
f. Membantu pemimpin madrasah unuk mempopulerkan madrasah pada masyarakat
dalam mengembangkan program-program pendidikan
g. Membantu kepala madrasah dan guru untuk dapat mengevaluasi aktifitasnya dalam
konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik

Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan antar guru Dengan demikian tujuan
supervise pembelajaran semuanya mengandung pengertian untuk membantu,
memperbaiki, membimbing, melayani, memfasilitasi, mendampingi, meningkatkan,
mendorong pertumbuhan kemampuan atau keterampilan mengajar guru dalam
meningkatkan hasil belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan
professional kepadaguru agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Dapat disimpulkan
bahwa tujuan dari inti supervisi pendidikan adalah membantu guru dan para staf dalam
melaksanakan tugasnya baik individu maupun kelompok.

Sedangkan Fungsi Supervisi Pendidikan Mengacu pada tujuan supervisi


pendidikan maka perlu diketahui fungsi supervisi pendidikan. Adapun menurut Briggs
mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi
untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong kearah pertumbuhan profesi guru.
Dengan perkataan lain seperti yang diungkapkan Kimball Wiles bahwa fungsi dasar
supervisi ialah memperbaiki situasi belajar-mengaja Supervisi pendidikan mempunyai
fugsi penilaian (evaluation) yaitu penilaian kinerja guru dengan jalan penelitian
(research) yaitu pengumpulan informasi dan fakta-fakta mengenai kinerja guru dengan
melakukan penelitian. Kegiatan ini merupakan usaha perbikan (improvement), sehingga
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh supervisor dapat dilakukan perbaikan
kinerja guru sebagaimana mestinya dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas kinerja
guru dalam tugasnya.

Dalam pelaksanaannya supervisor pendidikan perlu memahami fungsifungsi


supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi
utama supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan inspeksi Inspeksi dimaksudkan sebagai usaha mensurvei seluruh sistem
pendidikan yang ada, guna menemukan masalah-masalah, kekurangan-kekurangan,
baik pada guru, murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidikan, metode

6
mengajar, maupun perangkat lain di sekitar keadaan proses belajar mengajar, jadi
sebelum memberikan pelayanan terhadap guru supervisor perlu mengadakan inspeksi
terlebih dahulu.
2. Penelitian hasil inspeksi berupa data
Data tersebut kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian. Dengan cara ini
dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan penyelenggaraan
pemberian bantuan terhadap guru, sehingga supervisi dapat berhasil dengan
memuaskan.
3. Penilaian
Kegiatan penilaian berupa usaha untuk mengetahui segala fakta yang mempengaruhi
kelangsungan persiapan, penyelenggaraan dan hasil pelajaran.
4. Latihan
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya
perbaikan atau peningkatan. Hal inipun bisa sebagai pemecah atas masalah-masalah
yang dihadapi. Pelatihan ini dapatberupa lokakarya, seminar, demonstrasi mengajar,
simulasi, observasi, saling mengunjungan atau cara lain yang di pandang efektif.
5. Pembinaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat
agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil
penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru memecahkan masalah
dan kesulitan dalam menggunakan cara baru Menurut Swearingen merinci fungsi
supervisi pendidikan sebagai berikut:
a. Mengoordinasikan semua usaha madrasah
b. Melengkapi kepemimpinan kepala madrasah
c. Memperluas pengalaman guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif dalam pengajaran
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
g. Menginteraksikan tujuan pendidikandan membantu meningkatkan kemempuan guru
mengajar.

7
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan
ialah bagaimana cara merubah pola piker yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap
yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data,
fakta yang objektif. Maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah :
1. Prinsip Ilmiah (scientific)
Memiliki cirri-ciri sebagai berikut 1) Sistematis, artinya dilaksanakan secara
teratur, berencana dan berkelanjutan. Maksudnya kegiatan supervisi memiliki
perencanaan yang pasti, teratur, pelaksanaannya secara berkelanjutan dan terus menerus.
Walaupun setelah diadakan supervisi, seorang pendidik sudah benar-benar menjadi
pendidik profesional sekalipun, supervisi masih harus dilaksanakan secara kontinue.
Bertujuan untuk menjaga mutu atau kualitas seorang pendidik tersebut. Karena tidak
mungkin seseorang tidak menemukan kesulitan dalam setiap kegiatan atau aktifitas yang
sedang dihadapi. Untuk memecahkan problematika yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran dapat diatasi dengan supervisi. Jadi berapa bulan sekali supervisi diadakan?
Kapan pelaksanaannya, bagaimana pelaksanaannya? Sudah ditentukan sebagai kegiatan
yang terencana, sesuai prinsip tersebut.
2. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata. Kegiatan-kegiatan
perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian kebutuhan-kebutuhan guru atau
kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan tafsiran pribadi. Melainkan kegiatan
nyata dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Maksudnya seorang supervisi tidak
boleh menyimpulkan sebuah permasalahan tanpa meninjau atau menindak lanjuti dari
fakta-fakta yang ada. Hanya mengandalkan penafsiran diri sendiri 3) Menggunakan alat
(instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan
penilaian terhadap proses belajar mengajar. Misalnya untuk memperoleh data diperlukan
alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya
3. Prinsip Demokratis
Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan bantuan yang
diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan hubungan kemanusiaan yang akrab
dan suasana kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Perlu diingat seorang supervisor tidak boleh memiliki sifat terlalu menjaga

8
image. Jadi dengan prinsip demokratis ini dapat tercipta kerukunan yang erat antara
kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang baik, kesatuan fikiran dan tujuan.
Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru.
Meskipun di kantor guru berperan sebagai bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial
antara guru dengan supervisor. Guru dapat memunculkan pendapat atas ide-ide atau
gagasan terbaru yang dimilikinya. Keputusan-keputusan maupun pendapat dari
supervisor juga dapat diterima dengan baik oleh guru. Sehingga tujuan supervisi
pendidikan dapat tercapai
4. Prinsip Kerjasama

Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of


idea, sharing of experience, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru,
sehingga mereka merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama seluruh staf dalam
kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses
belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama seluruh staf sekolah.
Dengan adanya kerjasama tersebut, terciptalah situasi belajar mengajar yang lebih baik
5. Prinsip Kontruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas
kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara yang menakutkan. Misalkan sehari-hari menampilan raut muka yang tidak
menyenangkan di depan guru-guru. Tidak memiliki perhatian lebih dengan guru-guru.
Minimnya berkomunikasi dengan guru-guru. Terlalu mengedepankan sikap “jaga image”
seakan muncul garis dinding yang kokoh sebagai pembatas kedudukan antara supervisor
dan guru, atasan dan bawahan. Sang Supervisor lebih merasa berkuasa atas keputusan
yang diambilnya, kemudian mengambil keputusan yang semena-mena tanpa
memperhatikan hasil penelitian dan faktor-faktor lain. Dalam hal ini guru merasa
dikucilkan karena selalu disalahkan
D. Analisi Swot Implementasi manajemen strategik dalam mengembagkan supervisi
pendidikan di madrasah.
mengidentifikasikan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknes), peluang
(opportunities)
dan kendala (threats)

9
Untuk melihat peta dan wilayah kajian supervisi pendidikan , penulis membuat
analisis SWOT agar memudahkan mekanisme pelaksanaannya. Berikut ini adalah analisis
SWOT yang dilakukan secara multicross sehingga dapat menghasilkan analisis yang
lebih fisibel dan kredibel.
a. Kekuatan (Strength)
1. Jabatan Guru diproyeksikan sebagai tenaga pendidik prosfesional yang
berkualifikasi minimal S1
2. Rasio jumlah guru dan bidang studi diorientasikan memenuhi standar
pendidikan nasional (BSNP)
3. Komitmen untuk melaksanakan kurikulum berdasarkan standar BSNP
4. Supervisi dapat dilakukan dalam bentuk pembinaan individual dan kelompok
5. Pembinaan supervisi dapat melalui pendekatan direktif, kolaboratif dan non
direktif.
6. Guru dapat belajar dari supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat.
7. Guru dapat mengikuti pelatihan/workshop di selenggrakan tingkat sekolah,
kota, propinsi, dan nasional.
8. Dukungan sekolah dan pemerintah terhadap pelaksanaan supervisi dalam
menunjang karier guru
b. Kelemahan (Weakness)
1. Belum semua guru memiliki kualifikasi standar tenaga pendidik profesional
sesuai BSNP
2. Jumlah Rasio guru dan bidang studi masih ada yang belum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
3. Terdapat beberapa komitmen yang belum melaksanakan kurikulum
berdasarkan standar BSNP
4. Kegiatan supervisi belum berjalan sesuai yang diharapkan oleh sekolah dan
pemerintah
5. Pembinaan supervisi belum maksimal melalui pendekatan-pendekatan yang
berlaku pada umumnya
6. Kurangnya perhatian dari pimpinan sekolah sehingga guru belum dapat
pembinaan dengan baik

10
7. Terbatasnya kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan di
selenggrakan tingkat sekolah, kota, propinsi, dan nasional.
8. Supervisi selama ini belum tepat sasaran untuk menunjang karier guru

c. Peluang (Opportunity)
1. Apresiasi masyarakat terhadap sekolah semakin meningkat
2. Terbuka kesempatan lulusan sekolah melanjutkan baik ke perguruan tinggi
bergengsi baik di dalam maupun di luar negeri
3. Adanya ruang gerak yang terbuka bagi lembaga pendidikan untuk
mengembangkan diri secara maksimal
4. Dukungan Diknas semakin besar, baik berupa kebijakan maupun finansial
yang semakin baik

d. Tantangan (Threat)
1. Dampak lingkungan di luar sekolah yang kurang edukatif dalam
pelaksanaan supervisi pengajaran
2. Belum semua guru mendapat sertifikasi pendidik yang akan memicu
kecemburuan sosial sehingga menghambat kegiatan supervisi
3. Kebijakan publik yang belum menempatkan pendidikan sebagai prioritas
dalam pembangunan
4. Inkonsistensi kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
5. Adanya tuntutan semakin besar dari masyarakat terhadap guru
6. Tidak semua sekolah dapat dijangkau oleh supervisor sehingga kegiatan
pembinaan belum berjalan maksimal
Dari keampat analisis tersebut, penulis kemukakan Cross Analisis untuk
menangkap kekuatan dan peluang, serta meminimalisir kelemahan tantangannya. Berikut
tabel yang menggambarkan analisis tersebut.
KEKUATAN & KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
KELEMAHAN 1. Jabatan Guru 1. Belum semua guru memiliki
PELUANG & diproyeksikan sebagai kualifikasi standar tenaga
tenaga pendidik pendidik profesional sesuai

11
prosfesional yang BSNP
berkualifikasi minimal S1 2. Jumlah Rasio guru dan
2. Rasio jumlah guru dan bidang studi masih ada yang
bidang studi
diorientasikan memenuhi belum sesuai dengan ketentuan
standar pendidikan yang berlaku
nasional (BSNP) 9. Terdapat beberapa komitmen
3. Komitmen untuk yang belum melaksanakan
melaksanakan kurikulum kurikulum berdasarkan
berdasarkan standar standar BSNP
BSNP 10. Kegiatan supervisi belum
4. Supervisi dapat dilakukan berjalan sesuai yang
dalam bentuk pembinaan diharapkan oleh sekolah dan
individual dan kelompok pemerintah
5. Pembinaan supervisi 11. Pembinaan supervisi
dapat melalui pendekatan belum maksimal melalui
direktif, kolaboratif dan pendekatan-pendekatan yang
non direktif. berlaku pada umumnya
6. Guru dapat belajar dari 12. Kurangnya perhatian dari
supervisi, kepala sekolah pimpinan sekolah sehingga
dan teman sejawat. guru belum dapat pembinaan
7. Guru dapat mengikuti dengan baik
pelatihan/workshop di 13. Terbatasnya kesempatan
selenggrakan tingkat mengikuti kegiatan pelatihan-
sekolah, kota, propinsi, pelatihan di selenggrakan
dan nasional. tingkat sekolah, kota,
8. Dukungan sekolah dan propinsi, dan nasional.
pemerintah terhadap 14. Supervisi selama ini
pelaksanaan supervisi belum tepat sasaran untuk
dalam menunjang karier menunjang karier guru.
guru.

12
SO, Strategi “Agressif WO, Strategi “Turn Around
1. Pemerintah Oriented” Oriented”Meminimalkan
memberikan peluang Memaksimalkan Kekuatan Kelemahan Untuk
kepada semua guru Untuk Memaksimalkan Memaksimalkan Peluang”
untuk mendapatkan Peluang
pembinaan
(supervisi)
2. Terbuka kesempatan
untuk
mengembangkan
diri dalam wadah
pembinaan
individual maupun
kelompok
3. Semua guru 1. Pengembangan supervisi 1. Pengembangan lembaga dan
memiliki pengajaran dapat tatakelola sistem penjaminan
kesempatan untuk dirancang secara sistemik mutu melalui kegiatan
meneruskan oleh semua lembaga supervisi pengajaran yang
pendidikan lanjut sekolah baik
guna meningkatkan 2. Pengembangan studi 2. Penguatan fungsi dan peran
kemampuan lanjut guna meningkatkan supervisi dalam rangka
profesionalnya kualitas belajar dan mengembangkan mutu

13
4. Terdapat dukungan pembelajaran di sekolah pembelajaran di lembaga
dari diknas/kemenag 3. Pengembangan standar pendidikan
yang semakin besar, tata nilai, pola pikir dan 3. Mendorong para guru untuk
baik berupa perilaku visioner dari melanjutkan studi ke jenjang
kebijakan maupun segenap guru yag ada di strata S2 dan S3
finansial yang sekolah 4. Menyediakan wadah dan
semakin baik 4. Memanfaat kesempatan fasilitas untuk mewujudkan
5. Ada kesempatan dari beberapa kebijakan kegiatan supervisi
untuk mengikuti pemerintah yang 5. Membangun komunikasi
program sertifikasi diproyeksikan untuk antar guru untuk saling tukar
guru guna peningkatan mutu pengalaman dan pengetahuan
meningkatkan pengajaran 6. Peningkatan peran guru
kemampuan dan 5. Pengembangan iklim dalam memperbaiki mutu
kesejahteraan guru sekolah yang sehat dalam pengajarannya
6. Banyak lembaga memberikan pembinaan 7. Memperluas jaringan kerja
pendidikan dan guru untuk mendukung guru dengan satuan
pelatihan yang dapat pembelajaran yang pendidikan lainnya
diakses untuk berkualitas 8. Peningkatan kompetensi guru
memperbaiki melalui kegiatan pendidikan
kemampuan guru dan pelatihan yang ada
baik dilingkungan
diknas maupun
kemenag

TANTANGAN (T) ST, Strategi “Diversification WT, Strategi ”Defensive


Oriented” Oriented” Meminimalkan
Memaksimalkan Kekuatan Kelemahan Untuk
Untuk Meminimalkan Meminimalkan Ancaman
1. Dampak lingkungan Ancaman/Tantangan
di luar sekolah yang
kurang edukatif

14
dalam pelaksanaan
super
2. visi pengajaran

3. Belum semua guru 1. Pengembangan kegiatan 1. Menjalin kerjasama dengan


mendapat sertifikasi supervisi perlu dipacu institusi nasional dan
pendidik yang akan lebih intensif dan internasional dalam
memicu kecemburuan terstruktur memberikan kesempatan
sosial sehingga 2. Menangkap kesempatan kepada guru agar mendapat
menghambat kegiatan yang ada dari program- pembinaan lebih lanjut
supervisi program kebijakan 2. Mengikutkan guru dalam
4. Kebijakan publik yang pemerintah pengembangan kompetensi
belm menempatkan 3. Mengikuti kegiatan- utuh (intelektual, emosional
pendidikan sebagai kegiatan pembinaan secara dan spiritual) SDM melalui
prioritas dalam terus menerus guna jalur formal dan nonformal.
pembangunan meningkatkan 3. Pengembangan sarana dan
5. Inkonsistensi kemampuan diri prasarana sekolah yang
kebijakan pemerintah 4. Sekolah dapat menjalin bersifat utama maupun
dalam bidang kerjasama dengan pendukung mengacu pada
pendidikan lembaga terkait untuk prinsip efektifitas
6. Adanya tuntutan pengembangan 4. Pengembangan sistem
semakin besar dari kemampuan profesional rekrutmen SDM sekolah
masyarakat terhadap guru berdasar kompetensi dan
guru 5. Mengikuti pendidikan dan profesionalisme (merit
7. Tidak semua sekolah pelatihan tambahan untuk based system)
dapat dijangkau oleh menambah wawasan dan 5. Pengembangan sistem
supervisor sehingga pengetahuan yang relevan reward & punishment untuk
kegiatan pembinaan dengan tugas pengajaran menciptakan kultur yang
belum berjalan sehat dan kompetifi bagi
maksimal guru
6. Peningkatan keteladanan

15
diri segenap pelaku sekolah
yang dimulai dari guru
masing-masing

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis di atas, dapat dipetik kesimpulan bahwa kegiatan supervisi
pengajaran mampu mendorong guru untuk mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya kearah yang lebih maksimal. Kegiatan supervisi tersebut dapat
dilakukan secara individual, kelompok dengan berbagai pendekatan yang ada.
2. Peran dan fungsi supervisi diharapkan menunjang pembinaan dan pembimbingan
guru agar mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berguna untuk proses
pengajaran di kelas. Melalui kegiatan supervisi, semua guru diharapkan memiliki
kesempatan untuk belajar guna memperbaiki ketrampilan mengajarnya, serta
menambah wawasan dan pengalamannya.
3. Prinsip-Prinsip Supervisi
1. Prinsip Ilmiah (scientific)
2. bjektif,
3. Prinsip Demokratis
4. Prinsip Kerjasama
5. Prinsip Kontruktif dan Kreatif
4. Untuk mengidentifikasikan pengimplementasian manajemen strategik dalam
pengembangan supervisi pendidika di madrasah kita menggunakan rumus kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknes), peluang (opportunities) dan kendala (threats)
B. Saran
Pembahasan dalam makalah ini begitu banyak kekurangannya. Baik dari segi referensi,
data dan lain sebagainya. Semoga sedikitnya isi pembahasan dalam makalah ini bisa jadi
rujukan dalam evaluasi manajemen strategi disetiap pengurusan masjid yang ada.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta


Bakar Abu, ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/SosialBudaya/article/viewFile/344/327, 2011/06,
Supervisi Pendidikan Agama Islam Daryanto M., 2010, Administrasi Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta
Engkoswara, 2001, Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi
Daerah, Bandung: Yayasan Amal Keluarga
Gunawan Imam dan Benty Noor Djum Djum, 2012, Manajemen Pendidikan,
Bandung: Alfa Beta
Margono, 2010, Metodologi Penenlitian Administrasi, Jakarta: Reneka Cipta
Maryono, 2001, Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervsor Pendidikan Jogjakarta:
Arruz Media

17
18

Anda mungkin juga menyukai