Dosen Pengampu:
Mirnawati, M. Pd
Disusun oleh:
BANJARBARU
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan kegiatan asesmen
anak berkebutuhan khusus di Desa Pejambuan Kecamatan Sungai Tabuk. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus di Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam penyusunan laporan observasi ini, tentu tak lepas dari pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait di
antaranya sebagai berikut.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan hasil asesmen ini dengan sebaik-baiknya. Laporan hasil
asesmen ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah berusaha
sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
A. Kesimpulan ................................................................................................ 24
B. Saran ........................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
LAMPIRAN ......................................................................................................... 26
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GRAFIK
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ABK adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental,
emosi, atau fisik (Heward, 2002 dalam Desiningrum 2016). Desiningrum
(2016) menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan individu
yang membutuhkan penanganan khusus. Hal itu dikarenakan anak-anak
tersebut memiliki gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami. Dalam
pendidikan ABK, mereka membutuhkan layanan yang spesifik atau yang
berbeda daripada anak-anak pada umumnya. Istilah yang sering digunakan
untuk ABK antara lain adalah disability, impairment, dan handicap. Terkait
dengan penggunaan kata disability, maka anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang memiliki keterbatasan di salah satu atau beberapa kemampuan baik
itu secara fisik (seperti tunanetra dan tunarungu), maupun bersifat psikologis
(seperti autism dan ADHD) .
Di Indonesia diperkirakan angka ABK terus meningkat setiap
tahunnya. PBB memperkirakan terdapat paling sedikit 10 persen anak usia
sekolah yang memiliki kebutuhan khusus. Jika menggunakan perkiraan
tersebut maka di Indonesia jumlah anak usia sekolah dengan kisaran usia 5 –
14 tahun ada sebanyak 42,8 juta jiwa, maka diperkirakan ada kurang lebih 4,2
juta anak Indonesia yang berkebutuhan khusus (Desiningrum, 2016).
Down Sindrom merupakan penyebab genetik umum dari kecacatan
intelektual di seluruh dunia dan sejumlah besar pasien di seluruh dunia dengan
berbagai masalah kesehatan tambahan, termasuk cacat jantung, gangguan
hematopoietik dan penyakit Alzheimer yang mulai timbul dini. Hal ini
ditambah dengan keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan, kelainan
gastrointestinal, tonus neuromuskuler yang lemah, fitur kepala, leher dan
saluran udara, gangguan audiovestibular dan penglihatan, gambaran wajah dan
1
fisik yang khas, gangguan hematopoietik dan insiden gangguan medis lainnya
yang lebih tinggi (Kazemi, 2016).
Insiden kelahiran anak-anak dengan down syndrome meningkat dengan
bertambahnya usia ibu. Namun, karena tingkat kesuburan yang lebih tinggi
pada wanita yang lebih muda, kemungkinan memiliki anak dengan down
syndrome meningkat dengan usia ibu dan lebih dari 80% anak-anak dengan
down syndrme lahir dari wanita di bawah usia 35 tahun (Kazemi, 2016).
Asesmen adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan
data atau infomasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan individu dan lingkungan yang
berbeda sebagai dasar pengembangan program Pendidikan dan layanan khusus
(Sari, 2016).
Desa Pejambuan ialah desa yang terletak di pertengahan kota
Banjarmasin dan Martapura tepatnya terletak di Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Di desa ini terdapat beberapa
anak berkebutuhan khusus yang tersebar dibeberapa RT.
Berdasarkan latar belakang di atas maka asesor tertarik melakukan
asesmen terhadap salah satu anak berkebutuhan khusus yaitu anak down
sindrom di Desa Pejambuan Kecamatan Sungai Tabuk.
B. Permasalahan
1. Bagaimana asesmen akademik dan perkembangan anak down sindrom di
Desa Pejambuan Kecamatan Sungai Tabuk?
2. Apa saja potensi serta hambatan yang dimiliki anak down sindrom di Desa
Pejambuan?
C. Tujuan
1. Memperoleh informasi terkait proses asesmen dalam memantau
kemampuan akademik dan perkembangan anak down sindrom di Desa
Pejambuan.
2. Dapat mengetahui potensi serta hambatan anak down sindrom di Desa
Pejambuan.
2
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini diharapkan dapat memberikan ilmu dalam asesmen anak
berkebutuhan khusus, khususnya anak down sindrom. Guna menjadi
referensi mengenai asesmen kemampuan akademik dan perkembangan
anak down sindrom bagi asesor selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Laporan ini diharapkan dapat membantu orang tua yang memiliki
anak berkebutuhan khusus, khususnya anak down sindrom dalam
mengetahui hambatan dan potensi anak agar orang tua dapat
menentukan layanan yang tepat bagi anak.
b. Bagi pembaca, laporan semoga dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan wawasan mengenai asesmen anak down sindrom.
3
BAB II
PROFIL ANAK
2. Keterangan Ketunaan
a. Ketunaan : Tunagrahita (Down Syndrome)
b. Tingkat ketunaan : Sedang
c. Alat Bantu yang dipakai :-
d. Program khusus yang diikuti :-
3. Riwayat Pendidikan
a. Pendidikan Sebelumnya : PAUD
b. Lama Pendidikan : 2 Tahun
4
c. Jenjang Pendidikan : Playgroup
d. Sekolah : PAUD Pandanwangi
e. Alamat Sekolah : Jl. Martapura Lama Km. 18 Rt. 04
Desa Pejambuan Kec. Sungai Tabuk
Kab. Banjar
5
7) Tempat Tinggal : Desa Pejambuan Rt. 04 Kec. Sungai
Tabuk
6
BAB III
HASIL ASESMEN
80
60
40
20
0
Permulaan Lanjutan
7
c. Deskripsi
Anak belum mampu atau tidak memiliki kemampuan membaca
karena anak saat ini tidak bersekolah. Anak hanya pernah bersekolah
selama 1 tahun di PAUD, bahkan selama bersekolah di PAUD pun
anak hanya bermain dan jarang untuk belajar.
2. Kemampuan Menulis
a. Tabulasi Hasil Asesmen
Tabel 3.2 Hasil Asesmen Kemampuan Menulis Anak Down
Syndrome di Desa Pejambuan
No. Ruang Lingkup Persentase
1. Keterampilan Pra Menulis 80%
2. Keterampilan Menulis Permulaan 0%
3. Keterampilan Menulis Lanjutan 0%
4. Keterampilan Mengarang 0%
Kemampuan Menulis 80
= 20%
4
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Menulis Menulis Permulaan Menulis Lanjutan Mengarang
8
c. Deskripsi
1) Kemampuan pra menulis: anak sudah mampu mengenali konsep
benda (alat tulis) dan anak juga sudah mampu untuk melakukan
pergerakan motorik halus saat menulis, namun anak belum
mampu untuk mengenali konsep ruang dan arah.
2) Kemampuan menulis permulaan: anak belum mampu untuk
melakukan keterampilan menulis permulaan baik itu menebalkan
huruf, menyalin huruf, menyalin suku kata, menyalin kalimat dan
sebagainya.
3) Kemampuan menulis lanjutan: dikarenakan anak belum mampu
untuk melakukan keterampilan menulis permulaan sehingga anak
juga belum mampu untuk melakukan keterampilan menulis
lanjutan.
4) Kemampuan mengarang: anak belum mampu untuk menciptakan
sebuah tulisan sederhana yang merupakan hasil dari idenya
sendiri karena anak belum mampu melakukan keterampilan
menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjutan.
3. Kemampuan Berhitung
a. Tabulasi Hasil Asesmen Akademik Berhitung
Tabel 3.3 Hasil Asesmen Kemampuan Berhitung Anak Down
Syndrome di Desa Pejambuan
No. Ruang Lingkup Persentase
1. Konsep Berhitung 0%
2. Pola Bilangan 0%
3. Operasi Hitung 0%
4. Geometri 0%
5. Waktu 0%
6. Pengukuran 0%
7. Uang 0%
Kemampuan Berhitung 0%
9
b. Grafik Hasil Asesmen Akademik Berhitung
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Konsep Pola Operasi Geometri Waktu Pengukuran Uang
Berhitung Bilangan Hitung
10
4. Tahap Oprasional Formal 100%
Perkembangan Kognitif Dasar 215
= 54%
4
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sensori Motor Pra-Oprasional Oprasional Kongkrit Oprasional Formal
2. Perkembangan Persepsi
a. Tabulasi Hasil Asesmen Perkembangan Persepsi
11
Tabel 3.5 Hasil Asesmen Perkembangan Persepsi Anak Down
Syndrome di Desa Pejambuan
No. Ruang Lingkup Persentase
1. Persepsi Visual 34%
2. Persepsi Auditori 45%
3. Persepsi Kinestetik/Taktil 87%
Perkembangan Persepsi 166
= 55%
3
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Visual Auditori Kinestetik/Taktil
12
3) Persepsi kinestetik/taktik: anak mampu untuk membedakan suhu
dan ukuran pada benda di sekitarnya, namun apabila bendanya
tidak nyata atau hanya gambar saja anak tidak bisa membedakan
ukuran mana yang panjang, pendek, besar, kecil, ataupun berat
dan ringan.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Reseptif Ekspresif
13
c. Deskripsi
1) Reseptif: anak mampu untuk memahami dan merespon dengan
baik suatu pembicaraan walaupun terbata-bata.
2) Ekspresif: anak mampu untuk menceritakan pengalamannya serta
menyanyikan lagu kesukaannya, anak juga mampu untuk
menyebutkan beberapa kegiatan pada gambar yang asesor
berikan. Namun anak tidak mampu untuk menyampaikan isi
pikirannya dalam bentuk tulisan.
4. Perkembangan Motorik
a. Tabulasi Hasil Asesmen Perkembangan Motorik
Tabel 3.7 Hasil Asesmen Perkembangan Motorik Anak Down
Syndrome di Desa Pejambuan
No. Ruang Lingkup Persentase
1. Motorik Halus 75%
2. Motorik Kasar 40%
Perkembangan Motorik 115
= 57%
2
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Motorik Halus Motorik Kasar
14
Grafik 3.7 Hasil Asesmen Perkembangan Motorik Anak Down
Syndrome di Desa Pejambuan
c. Deskripsi
1) Motorik halus: motorik halus anak terbilang lumayan baik
walaupun anak kurang mampu dengan pergerakan yang
berhubungan dengan menulis, melipat dan menyusun.
2) Motorik kasar: anak memiliki kemampuan motorik yang cukup
baik karena anak lumayan suka bergerak, akan tetapi anak
memiliki keseimbangan yang kurang seperti ketika anak berdiri
satu kaki anak perlu berpegangan apabila tidak berpegangan
maka anak akan terjatuh.
15
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Lingkungan Teman Sebaya Lingkungan Sekolah Lingkungan
Keluarga Masyarakat
16
Tabel 3.9 Hasil Asesmen Keseluruhan Anak Down Syndrome di Desa
Pejambuan
17
c. Tabulasi Hasil Potensi, Kelemahan, dan Kebutuhan Anak
Tabel 3.10 Potensi, Kelemahan, dan Kebutuhan Anak
No. Aspek Potensi Kelemahan Kebutuhan
1. Kemampuan Anak tidak Anak tidak bisa Anak perlu
Membaca memiliki membaca serta belajar
potensi mengenali membaca
dalam abjad. secara berkala.
membaca.
2. Kemampuan Mampu Hanya mampu Anak perlu
Menulis mengenali pada mendapatkan
konsep benda keterampilan latihan menulis
(alat tulis) pra menulis dan secara berkala.
serta dapat tidak mampu
melakukan melakukan
pergerakan keterampilan
motorik halus menulis
dengan permulaan,
benda-benda lanjutan serta
(alat tulis) mengarang.
tersebut.
3. Kemampuan Anak mampu Anak tidak Anak perlu
Berhitung berhitung 1- mampu belajar
10. melakukan mengenal
operasi angka serta
perhitungan. berhitung
secara berkala.
4. Perkembang Anak mampu Anak tidak Anak perlu
an Kognitif serta suka mampu belajar secara
Dasar bercerita menyebutkan berkala tentang
18
tentang warna, anggota benda-benda
kegiatan tubuh, beberapa ataupun
yang gambar hewan makhluk hidup
dianggap dan beberapa di sekitarnya.
menyenangk gambar buah-
an baginya. buahn serta
anak juga tidak
mampu untuk
mengelompokk
an suatu objek.
5. Perkembang Anak mampu Anak tidak Anak perlu
an Persepsi menunjukkan mampu untuk melatih
dan mempersepsika persepsinya
menyebutkan n warna, ukuran serta belajar
benda-benda benda pada tentang bentuk
serta suara gambar, serta maupun warna
yang ada di bentuk-bentuk benda yang ada
sekitarnya. benda. di sekitarnya.
6. Perkembang Anak dapat Anak kurang Anak perlu
an Bahasa memahami mampu melatih
dan pembicaraan mengungkapka berbicanya
Komunikasi dua arah dan n isi pikirannya agak tidak
merespon dalam bentuk terbata-bata
dengan baik kata-kata dan serta
walaupun tulisan. menambah
agak terbata- pembendahara
bata. an katanya.
7. Perkembang Anak mampu Anak memiliki Anak perlu
an Motorik melakukan keseimbangan melakukan
pergerakan yang kurang latihan
19
motorik yang dan kurang keseimbangan
sederhana mampu untuk tubuh secara
baik itu melakukan teratur agar
motorik halus pergerakan tidak mudah
ataupun motorik yang terjatuh.
motorik kasar agak rumit.
8. Perkembang Anak Anak memiliki Anak perlu
an Sosial memiliki tingkat lebih sering
Emosi komunikasi kepercayaan berbaur di
yang bagus diri yang rendah masyarakat
terutama ketika berada di agar tingkat
pada lingkungan kepercayaan
lingkungan masyarakat dan dirinya
keluarganya kurang bisa meningkat.
serta anak merespon akan
juga tidak suatu kejadian
pernah emosi yang diluar
atau marah kemampuannya
baik kepada ketika
keluarganya, bersosialisasi di
temannya lingkungan
ataupun masyarakat.
orang-orang
disekitarnya.
20
D. Rekomendasi Program Intervensi Untuk Anak
21
itu mempermudah anak untuk memahami dan
mengingat.
5. Perkembangan Orang tua mengajarkan anak tentang warna-warna
Persepsi sesuatu yang ada di sekitar anak. Seperti ketika
saat di luar rumah orang tua memberitahu bahwa
langit berwarna biru, tanaman berwarna hijau dll.
Dengan cara belajar secara langsung seperti itu
lebih memudahkan anak memahami serta
mengingat warna-warna.
6. Perkembangan Orang tua melatih anak bercerita kegiatan-
Bahasa dan kegiatan yang dilaluinya sehari-hari serta
Komunikasi diselipkan dengan koreksi dan sisipkan beberapa
kata baru. Dengan cara seperti itu dapat melatih
anak bicara agar tidak terbata-bata lagi dan
menambah pembendaharaan kata anak.
7. Perkembangan Orang tua dapat melatih kesimbangan anak dengan
Motorik cara diajak bermain beberapa permainan
tradisional. Contohnya seperti anak diajak bermain
permainan jingkat-jingkat, dimana pada
permainan ini dapat melatih keseimbangan tubuh
karena anak diharuskan bermain dengan cara
melompat menggunakan satu kaki.
8. Perkembangan Orang tua dapat mengajak anak mengikuti lomba-
Sosial Emosi lomba seperti lomba hari kemerdekaan. Biarkan
anak mengikuti lomba serta berikanlah anak pujian
baik menang atau kalah dengan cara seperti itu
dapat meningkatakan kepercayaan diri anak.
22
E. Hambatan/Kendala Dalam Pelaksanaan Asesmen
Kendala-kendala yang terjadi saat pelaksanaan asesmen kali ini ialah
sebagai berikut:
1. Rumah salah satu asesor cukup jauh dari tempat pelaksanaan asesmen serta
asesor juga tidak memiliki sepeda motor, sehingga salah satu asesor cuman
bisa berhadir satu kali pertemuan saja.
2. Saat pelaksanaan asesmen di rumah anak, ada tetangga anak yang juga
memiliki hambatan yaitu autis. Sehingga tetangga anak tersebut cukup
mengganggu pelaksanaan asesmen kali ini.
3. Dikarenakan anak yang tidak bersekolah maka hasil asesmen kurang
maksimal sebab ada beberapa instrumen yang dilewatkan karena anak tidak
mampu.
4. Anak kurang mampu mengungkapkan isi pikirannya dalam bentuk kata-
kata sehingga pembicaraan dua arah antara asesor dan anak sedikit
terhambat.
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasil hasil akhir yang asesor lakukan tentang asesmen anak down
sindrom di Desa Pejambuan Kecamatan Sungai Tabuk dapat diambil
kesimpulan bahwa anak memiliki kemampuan akademik yang sangat rendah
dikarenakan anak yang hanya bersekolah selama setahun di TK PAUD, anak
juga memiliki tingkat perkembangan yang cukup baik apalagi pada
perkembangan sosial emosinya yang di atas dari tingkat perkembangan yang
lainnya.
B. Saran
Orang tua sebaiknya belajar lebih banyak tentang bagaimana cara
mendidik anak down sindrom, supaya dapat membantu anaknya belajar di
rumah. Dan juga orang tua sebaiknya menyekolahkan atau memberikan les
untuk anak.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
27