Dosen Pengampu :
Dr. Kristiana Maryani, S.Pd.,M.Pd.
Laporan Ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Matematika Anak Usia Dini”
Kelas 3B
METODE
Dalam penulisan laporan ini, sebelumnya kami melakukan penelitian dengan metode
observasi dan wawancara. Melakukan observasi partisipan dan mengamati proses
pembelajaran dari sudut pandang yang terlibat langsung dalam interaksi atau aktivitas
belajar yang sedang berlangsung dan melakukan wawacara dengan guru yang terlibat di
TK Kartika Siliwangi XIX-39 untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari anak.
TUJUAN
Laporan ini bertujuan untuk menganalisis cara mengenalkan matematika pertama kali
kepada anak usia dini dan mengetahui metode pembelajaran matematika yang guru
berikan kepada anak di TK Kartika Siliwangi XIX-39.
KAJIAN TEORI
B. Konsep Matematika
Gagne mengemukakan bahwa konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang
meyakinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian
kedalam contoh atau bukan contoh dari suatu objek tertentu. Misalnya seorang siswa
telah memahami konsep luas segitiga, maka siswa tersebut akan dapat membedakan
rumus luas segitiga dan rumus luas bangun datar yang lain.
Menurut Soedjadji mengatakan bahwa konsep-konsep dalam matematika pada
umumnya disusun dari konsep-konsep sebelumnya. Misalnya konsep pangkat disusun
dari konsep perkalian, konsep luas segitiga disusun dari konsep luas persegi panjang,
konsep luas trapesium disusun dari konsep luas segitiga. Berarti konsep-konsep
sebelumnya yang dipahami siswa sangat dibutuhkan untuk mengkonstruksi suatu
konsep baru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka konsep matematika adalah ide abstrak
dalam menggolongkan matematika berdasarkan karakteristik tertentu atau
menggolongkan contoh dan bukan contoh dalam matematika.
Dienes mengemukakan agar pemahaman akan konsep-konsep matematika mampu
dipahami oleh siswa lebih mendasar harus maka perlu diadakan pendekatan belajar
dalam mengajarkan konsep antara lain (a) siswa yang belajar matematika harus
menggunakan benda-benda konkret dan membuat abstraksinya dari konsep- konsepnya;
(b) materi pelajaran yang akan diajarkan harus ada hubungannya atau pengaitan yang
sudah dipelajari; (c) supaya siswa memperoleh sesuatu dari belajar matematika harus
mengubah suasana abstrak dengan menggunakan simbol-simbol.
HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi di TK Kartika Siliwangi XIX-39 dan wawancara
dengan Ibu Vita selaku guru di tk tersebut, tentang pengenalan konsep matematika anak
usia dini, memuat hasil sebagai berikut. Anak dikenalkan matematika pertama kali
dengan matematika dasar mulai dari pengenalan angka/bilangan 1-10, ibu vita
mengatakan bahwa ia mengenalkan matematika dengan cara bermain puzzle bilangan
teknis bermain puzzle ini adalah anak dituntun untuk menyusun angka sesuai yang ada
dalam gambar missal susun 1-5 lalu anak mengikuti menyusun puzel angka 1-5,
ataupun menuliskan angka 1-10 di papan tulis, lalu ia akan meminta anak untuk mencari
tahu angka apa yang tertulis didalam papan tulis tersebut, bu vita bilang bahwa anak
usia dini yang pertama kali baru belajar matematikan akan membutuhkan waktu untuk
bisa kenal dengan matematika dasar, anak usia dini seringkali menyebut angka 1,2,3,dst.
Namun mereka tidak tahu bagaimana symbol dari angka tersebut.
Adapun hasil dari pengamatan kami terhadap anak di TK Kartika kelas 0 Besar (B),
cara mereka berhitung dan mengerjakan soal matematika yaitu pertambahan angka,
anak berhitung menggunakan metode jari contohnya, soal 5+2 anak menghitung dengan
cara ia membentuk jari 5 (kanan) dan 2 (kiri), namun ada beberapa anak yang masih
kagok dalam berhitung seperti itu, ketika pertambahan angkanya lebih tinggi seperti
8+1 lalu jari anak membentuk 8 dan kami pinjamkan angka 1 di jari kami, anak tersebut
malah mengulang menghitung dari 1, bukan meneruskan sehabis angka 8 itu berapa.
Berdasarkan hasil analasis kami tentang matematika anak di TK kartika dengan
teori yang sudah kami pelajari/ kami baca, sebaiknya anak diajarkan berhitung
menggunakan benda/sesuatu yang bisa digunakan anak/membantu anak dalam
menghitung, agar anak tidak bingung untuk berhitung pertama kali, anak bisa diajarkan
menghitung hal sederhana seperti apel, buku, pensil, botol, atau media lainnya yang
disediakan oleh guru. Dengan begitu juga anak akan terlihat lebih tertarik dibandingkan
berhitung menggunakan tangan kosong.
Selain itu anak bisa diajarkan menghitung pada setiap keadaan tertentu, seperti (1)
menghitung makanan (2) menghitung lagu (3) menghitung saat memakai sepatu (4)
belajar berhitung melalui permainan (5) melalui aplikasi (6) melalui film. Dan adapun
metode belajar berhitung yang bisa guru lakukan untuk anak usia dini yaitu dengan,
1) Metode Bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita akan
memberikan penjelasan cerita kepada anak secara lisan bercerita dapat
menggunakan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar, dan lain-lain.
2) Metode Bercakap-cakap adalah salah satu penyampain bahan pengembangan yang
dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan
guru, atau anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas,
berdasarkan gambar seri, atau berdasarkan tema.
3) Metode Tanya Jawab Dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui
pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan
jawabannya.
4) Metode Pemberian Tugas adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah
disiapkan oleh guru.
5) Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan
suatu objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.
6) Metode Eksperimen adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan
dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Berbagai metode
yang lain pada dasarnya dapat digunakan di dalam permainan berhitung. Hal ini
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan serta tergantung kepada
kreativitas guru.
Dengan pengajaran berhitung matematika seperti cara diatas, menurut kami akan
lebih efektif apabila cara-cara tersebut dikenalkan kepada anak usia dini, anak pasti
akan lebih mudah untuk memahami dan anak akan lebih tertarik untuk belajar, karena
banyaknya metode dan banyaknya media yang bisa digunakan untuk pembelajaran
matematika ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan penulisan laporan hasil observasi diatas, kami sebagai penulis memuat
kesimpulan sebagai berikut ini,
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, N., & Fitrianti, H. (2019). Mengenal Matematika Anak Usia Dini melalui
Kegiatan Mengurutkan Pola (Pattern). Early Childhood Education Journal of
Indonesia, 2(1), 31-37.
Komariyah, S., & Laili, A. F. N. (2018). Pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap
hasil belajar matematika. JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran
Matematika), 4(2), 53-58.