Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 12

MAKALAH
PELAKU ATAU AKTOR SUPERVISI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Heru Juabdin Sada, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

Dhani Setiawan 2011010037


Dinda Arista Dewi 2011010043
M. Ghulam Muhyiyuddin 2011010098

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada dzat sang pecipta alam semesta puji
kepada dzat Ilahi rabbi yang menciptakan bumi. Syukur kepada dzat Allah yang maha Ghofur
nikmatnya tidak bisa di ukur oleh bapak direktur apalagi sama bapak Gubernur. Oleh karena Nya
kita harus bersyukur agar tidak menjadi orang yang kufur yang kelak akan di pentung di dalam
kubur sampai badannya hancur lebur laksana nasi telah menjadi bubur, oleh karena nya dengan
sara bersyukur kami dapat menyelesaikan makalah “Pelaku Atau Aktor Supervisi Pendidikan”
ini dengan sebaik baiknya.
Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad
SAW yang mudah-mudahan kita akan mendapatkan syafaatnya di padang masyar nanti amiin,
amiin ,ya rabbal „alamin. Kemudian kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Heru Juabdin
Sada, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan

Kami selaku pembuat makalah menyadari mungkin ada kekurangan serta kata perkata yang
belum kami fahami oleh karena nya kritik dan saran sangat kami perlukan untuk mengevaluasi
kesalahan kami dalam membuat makalah ini

Bandar Lampung, 19 Mei 2022

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5

A. Pengertian Supervisor .......................................................................................................... 5

B. Kualifikasi Supervisor ......................................................................................................... 6

C. Peran Supervisor .................................................................................................................. 7

D. Pelaku-Pelaku Supervisi ...................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia semakin berkembang setiap saatnya. Pendidikan di zaman
penjajahan Belanda dan Jepang tentu sangatlah berbeda dengan pendidikan yang dirasakan saat
ini. Perkembangan-perkembangan yang terjadi ini terus dilakukan agar terwujudnya cita-cita
atau tujuan pendidikan Indonesia yang semakin besar mengimbangi dengan kemajuan zaman
yang ada. Ini dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia tidak kalah saing dengan pendidikan
yang ada di luar negeri.
Bagaimana caranya untuk terus mengembangkan potensi pendidikan Indonesia? Oleh
karena itu, dilakukanlah suatu kegiatan pendidikan yang disebut dengan supervise. Supervisi di
sini ditujukan untuk memberi bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Dengan dilakukan supervise ini, maka pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang
mengikuti perkembangan zaman. Terus menutupi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam
dunia pendidikan.
Selanjutnya, siapa yang berhak melakukan aktivitas supervisi tersebut? Pelaku supervisi
disebut dengan supervisor. Bagaimana dengan peranan supervisor? Apa saja kualifikasi yang
harus dipenuhi untuk menjadi supervisor? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
maka di dalam makalah ini akan dibahas bagaimana peranan, kualifikasi, dan siapa saja pelaku
supervisi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan supervisor ?
2) Bagaimanakah kualifikasi supervisor?
3) Apa sajakah peranan supervisor dalam pendidikan?
4) Siapa sajakah yang berperan sebagai supervisor dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1) Mahasiswa dapat mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan supervisor.
2) Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan supervisor.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisor
Apakah yang dimaksud dengan supervisor atau yang sering di dengar dengan sebutan
“pelaku supervisi” dan siapakah yang dapat dipandang sebagai pelaku supervisi? Karena
menurut pengertian lama supervisi, guru-guru distatuskan sebagai pihak yang dibimbing. Namun
karena dalam pengertian baru supervisi yang menjadi titik pusat peningkatan adalah prestasi
belajar siswa, maka guru termasuk dalam klasifikasi pelaku supervisi.
Di dalam SK Menpan Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah
menengah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
097/U/2002 tentang Pedoman Pengawasan Pendidikan, Pembinaan Pemuda dan Pembina
Olahraga Pasal 1 ayat 4 berbunyi: pengawas adalah salah satu fungsi manajemen untuk menjaga
agar kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam rangka mencapai tujuan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selanjutnya Pasal 12 berbunyi Pengawas teknis adalah kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh pengawas sekolah, penilik pada pendidikan luar sekolah, pembinaan pemuda, dan
pembinaan olahraga untuk memantau, menilai dan memberi bimbingan terhadap
penyelenggaraan pendidikan, pembinaan pemuda dan pembinaan olahraga.
Berdasarkan beberapa peraturan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa supervisor atau
pelaku supervisi merupakan seorang pejabat yang diberi wewenang dalam melakukan
pengawasan, pemantauan, penilaian serta bimbingan dalam kegiatan pendidikan untuk
menacapai tujuan secara efektif dan efisien berdasarkan undang-undang yang berlaku.

5
B. Kualifikasi Supervisor
Sebagai supervisor yang harus melaksanakan tanggungjawabnya hendaknya memiliki
beberapa syarat sebagai berikut. :
1. Keyakinan, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri dan
mengembangkan dirinya.
2. Mempunyai kebebasan untuk memilih dan bertindak mencapai tujuan yang
diinginkannya.
3. Kemampuan menanyakan pada orang lain dan dirinya sendiri tentang asumsi dasar
serta keyakinan akan dirinya.
4. Memiliki jiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang baik
dan melihat segi-segi yang baik.
5. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk dapat membina hubungan yang akrab
tanpa memandang bulu.
6. Kemampuan untuk mendengarkan serta keinginan untuk memanfaatkan pengalaman-
pengalaman guru untuk membuatnya berusaha mencapai tujuan.
7. Antusiasme dan keyakinan akan supervisi sebagai proses kegiatan yang terus menerus
untuk melayani pertumbuhan dan perkembangan pribadi serta profesi guru.
8. Hendaknya bersifat adil, jujur, terbuka, dan tanggungjawab.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik seorang supervisor harus memiliki ciri-
ciri dan sifat-sifat sebagai berikut.[1]
1. Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah
pengawasannya.
2. Menguasai atau memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan
yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.
3. Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan,
terutama human relation yang baik.
4. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati.
5. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah
digariskan/disusun.
Dari sedemikian banyaknya kualifikasi yang harus dimiliki untuk menjadi seorang
supervisor, maka dapat diambil kesimpulan bahwa seorang supervisor haruslah jujur dan terbuka

6
bagi siapa saja, ramah dalam menjalin komunikasi kepada pihak sekolah, baik kepala sekolah,
guru dan staf, maupun peserta didik. Supervisor harus mampu mendengarkan dan memanfaatkan
keahlian serta pengetahuan yang dimiliki oleh stafnya.

C. Peran Supervisor
Peranan utama seorang supervisor adalah menciptakan kerjasama yang memungkinkan
pertumbuhan keahlian dan kepribadian orang yang diajaknya bekerjasama. Seorang supervisor
diharapkan mampu melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut.:

1. Mendiagnosis dan menilai


Dalam hal ini supervisor membantu guru untuk mendiagnosis dan menilai kebutuhan-
kebutuhannya dalam bentuk kekurangan-kekurangan yang dirasakan.

2. Merencanakan
Membantu guru dalam merencanakan tujuan dan sasaran berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang di milikinya, memilih strategi, serta menyediakan sumber-sumber baik berupa
material maupun sumber manusia yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Memberi motivasi
Membantu guru dalam menciptakan dan menjaga suasana kerja sama bagi kepentingan
kedua belah pihak.

4. Memberi penghargaan dan melaporkan kemajuan


Tugas seorang supervisor disamping membantu guru, adalah menyimpan dan menyediakan
data kemajuan guru, kemudian memberikan penguatan/penghargaan serta memberitahukan
kemajuan mereka.

Macam-macam tugas supervisor yang lebih rinci, yaitu:


1) Menghadiri rapat/pertemuan-pertemuan organisai-organisasi professional.
2) Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
3) Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah umum (common
problems).
4) Melakukan classroom visitation atau class visit.

7
5) Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah-masalah
yang mereka usulkan.
6) Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.
7) Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.
8) Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber-sumber atau unit-
unit pengajaran.
9) Memberikan saran-saran atau intruksi tentang bagaimana melaksanakan suatu unit
pengajaran.
10) Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi kurikulum.
11) Menginterpretasi data tes kepada guru-guru dan membantu mereka bagaimana
menggunakannya bagi perbaikan dan pengajaran.
12) Menilai dan menyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-guru.
13) Bertindak sebagai konsultan di dalam rapay/pertemuan-pertemuan kelompok local.
14) Bekerja sama dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam menganalisis dan
mengembangkan program kurikulum.
15) Berwawancara dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal yang mengenai pendidikan.
16) Menulis dan mengembangkan materi-materi kurikulum.
17) Menyelenggarakan manual atau bulletin tentang pendidikan dan pengajaran dalam ruang
lingkup bidang tugasnya.
18) Mengembangkan sistem pelaporan murid, seperti kartu-kartu catatan kumulatif, dan
sebagainya.
19) Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui bagaimana pandangan
atau harapan-harapan mereka.
20) Membimbing pelaksanaan program-program testing.
21) Menyiapkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi keperluan guru-guru.
22) Mengajar guru-guru bagaimana menggunakan audio-visual aids.
23) Menyiapkan laporan-laporan tertulis tentang kunjungan kelas (class visit) bagi para kepala
sekolah.
24) Menulis artikel-artikel tentang pendidikan atau kegiatan-kegiatan sekolah/guru-guru dalam
surat-surat kabar.
25) Menyusun tes-tes standar bersama kepala sekolah dan guru-guru.
26) Merencanakan demonstrasi mengajar, dan sebagainya oleh guru yang ahli, supervise
sendiri, ahli-ahli lain dalam rangka memperkenalkan metode baru, alat-alat baru.

8
Dari peranan dan tugas supervisor tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tugas
supervisor adalah mendiagnosis, menilai, merencanakan, serta memberikan bimbingan kepada
pihak sekolah dalam melaksanakan supervisi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
disepakati sebelumnya. Disini supervisor harus berperan aktif dalam melaksanakan supervisi
sekolah, seperti menghadiri dan mengadakan rapat, diskusi, kunjungan kepada pihak sekolah.
Dengan ini, maka komunikasi akan terjalin dengan baik antara kedua belah pihak. Dan
pelaksanaan supervisi dapat dijalankan secara maksimal.

D. Pelaku-Pelaku Supervisi
Pelaku supervisi merupakan setiap unsur yang ada di tiap sekolah sebagai sebuah lembaga
pendidikan, sedikit banyak pasti dapat disebutkan siapa saja yang dapat dan tepat
diketegorikan sebagai pelaku dalam pembelajaran. Namun dalam uraian ini yang diambil
hanyalah unsur yang paling dekat atau langsung terlibat dengan prestasi belajar siswa saja,
yaitu: pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau akademik, wali
kelas, petugas bimbingan dan konseling, serta petugas perpustakaan.
1) Pengawas
Dunia pendidikan saat ini, dalam kegiatan supervisi yang dilakukan tidak dapat berjalan
sebagaimana yang telah dirancang. Sebagai alasan utama ada dua, yaitu: (1) kesibukan pengawas
dan kepala sekolah, (2) latar belakang pengawas dan kepala sekolah yang sering kali tidak tepat
dengan bidang studi yang diajarkan oleh guru yang harus mereka supervisi. Dengan keterbatasan
ini maka pengawas memerlukan dukungan atau sumbangan data dari berbagai pihak.
Pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai
dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya. Pengawas harus berhubungan dengan dan
meramu data yang dikumpulkan oleh pelaku supervisi yang lain. Semua data tersebut
dikumpulkan, kemudian ditarik kesimpulannya untuk menentukan alternative tindakan yang
sekiranya tepat, meskipun sesuai dengan supervisi klinis guru yang bersangkutan harus mencoba
memilih sendiri alternative pemecahan masalahnya.

9
2) Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas,
pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada para guru dan keryawannya di
sekolah. Salah satu hal terpenting bagi kepala sekolah, sebagai supervisor adalah memahami
tugas dan kedudukan karyawannya atau staf di sekolah yang dipimpinnya.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu menguasai
tugas-tugasnya dan melaksanakannya dengan baik. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung
jawab atas kelancaran jalannya seluruh kegiatan penyelenggaraan tersebut, tetapi juga
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor, setiap
hari ia dapat dengan langsung melihat dan menyaksikan kejadian, bahkan dengan langsung pula
dapat memberikan pembinaan untuk peningkatan.

3) Wakil kepala sekolah bidang kurikulum


Di semua jenis dan jenjang pendidikan, terdapat wakil-wakil kepala sekolah yang berfungsi
membantu kelancaran tugas kepala sekolah. Banyak wakil kepala sekolah tidak sama, tergantung
dari beban tugas yang ditangani, yang untuk sementara tergantung dari besarnya sekolah yang
di tunjukan oleh tipe-tipeny. Meskipun banyaknya tidak sama, namun pasti ada wakil kepala
sekolah yang di serahi tugas mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Lazimnya
wakil kepala sekolah (wakasek) tersebut di kenal dengan wakasek bidang kurikulum. Tugas
wakasek bidang kurikulum ini adalah mengurus semua urusan yang terkaitan dengan kurikulum
dan pembelajaran.

4) Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.


Di dalam lembaga pendidikan formal seperti halnya sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan adalah pejabat yang dapat dikatakan paling akrab dengan seluruh kehidupan siswa.
Dengan kedudukannya itu yang bersangkutan dapat melakukan upaya pembinaan secara intensif,
baik berdasarkan data yang diperolehnya sendiri maupun “titipan” dari pihak lain, misalnya
kepala sekolah dan guru-guru.

5) Wali kelas
Wali kelas adalah pesonil yang bertanggungjawab atas kemajuan siswa di kelas tertentu.
Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap tentang keadaan

10
siswa yang terdaftar di kelas yang bersangkuatan. Selain menganalisis nilai siswa yang disetor
oleh guru-guru lain lalu disimpan sebagai arsip sesudah selesai digunakan sebagai bahan untuk
mengisi rapor, wali kelas juga memiliki kesempatan bergaul dan mengenal lebih akrab dengan
orang tua siswa. Dapat melalui wawancara ketika bertemu dengan orang tua siswa yang
mengambil rapor anaknya, wali kelas juga dapat meminta kepada orang tua tersebut untuk
mengisi angket sehubungan dengan siswa.

6) Petugas Bimbingan Konseling


Dalam deskripsi tugas, kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh petugas Bimbingan dan
Konseling di sekolah sebetulnya ada tiga hal, yaitu: (1) bimbingan pribadi, (2) bimbingan studi,
(3) bimbingan karir. Yang selama ini dilakukan oleh konselor baru terbatas pada bimbingan
pribadi, khususnya mengenai anak bermasalah. Dengan demikian kesan yang ada pada diri anak
tentang petugas BK dengan julukan: “tukang memanggil anak nakal”.

Dalam kegiatan supervisi di sekolah ini petugas bimbingan dan konseling diberdayakan dan
dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan studi, yaitu mengolah data tentang hal-hal
yang sangat berkaitan dengan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

7) Petugas Perpustakaan
Petugas perpustakaan sebagai orang yang telah ditunjuk dan diserahi tanggung jawab
pengelola perpustakaan, dapat membantu peningkatan prestasi siswa melalui pemanfaatan bahan
koleksi perpustakaan

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Di dalam SK Menpan Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar
dan sekolah menengah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 097/U/2002 tentang Pedoman Pengawasan Pendidikan, Pembinaan
Pemuda dan Pembina Olahraga Pasal 1 ayat 4 berbunyi: pengawas adalah salah satu
fungsi manajemen untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi dalam rangka mencapai tujuan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Sebagai supervisor yang harus melaksanakan tanggungjawabnya hendaknya memiliki
beberapa syarat sebagai berikut. :
1) Keyakinan, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri dan
mengembangkan dirinya.
2) Mempunyai kebebasan untuk memilih dan bertindak mencapai tujuan yang
diinginkannya.
3) Kemampuan menanyakan pada orang lain dan dirinya sendiri tentang asumsi
dasar serta keyakinan akan dirinya.
4) Memiliki jiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang
baik dan melihat segi-segi yang baik.
5) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk dapat membina hubungan yang akrab
tanpa memandang bulu.
6) Kemampuan untuk mendengarkan serta keinginan untuk memanfaatkan
pengalaman-pengalaman guru untuk membuatnya berusaha mencapai tujuan.

12
7) Antusiasme dan keyakinan akan supervisi sebagai proses kegiatan yang terus
menerus untuk melayani pertumbuhan dan perkembangan pribadi serta profesi
guru.
8) Hendaknya bersifat adil, jujur, terbuka, dan tanggungjawab.

 Seorang supervisor diharapkan mampu melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut.


1) Mendiagnosis dan menilai

2) Merencanakan
3) Memberi motivasi
4) Memberi penghargaan dan melaporkan kemajuan
 Pelaku supervisi merupakan setiap unsur yang ada di tiap sekolah sebagai sebuah lembaga
pendidikan, sedikit banyak pasti dapat disebutkan siapa saja yang dapat dan tepat
diketegorikan sebagai pelaku dalam pembelajaran. Namun dalam uraian ini yang diambil
hanyalah unsur yang paling dekat atau langsung terlibat dengan prestasi belajar siswa saja,
yaitu: pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau akademik,
wali kelas, petugas bimbingan dan konseling, serta petugas perpustakaan

13
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asf, Jasmani dan Syaiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam Kinerja

Peningkatan Kerja Pengawas Sekolah dan Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2006.

Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2006.

Herabudin. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. 2009.

Mukhtar dan Iskandar. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press.

2009.

Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

2012.

Sagala, Syaiful. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 2010.

Sohiron. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru : Kreasi Edukasi. 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai