21 Mei 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Supervisi.......................................................................................................2
B. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan...............................................3
1. Kualifikasi Akademik Guru...................................................................5
2. Standar Kompetensi Guru......................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.1 Dari peraturan pemerintah ini, dapat di lihat bahwa
pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidik dengan jalan
memberikan standar pendidik. Artinya guru harus mempunyai kriteria kriteria
yang telah di tentukan oleh peraturan pemerintah tersebut meliputi standar
kualifikasi akademik berarti guru harus memiliki ijazah minimal yang sudah
ditentukan, kompetensi meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Upaya pemerintah bukan hanya memberikan standar minimal bagi
seorang guru tetapi juga memberikan tanggung jawab kepada seorang
supervisor untuk mengawasi dan mengontrol kepada para pendidik tersebut.
Dengan tujuan agar peraturan pemerintah sesuai dengan realita.
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis
mencoba untuk memaparkan supervisi standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
B. Rumusan masalah
Dari pemaparan di atas dapat ditarik rumusan masalahnya
1. Apa pengertian supervisi?
2. Apa standar pendidik dan tenaga kependidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ap itu supervisi
2. Untuk mengetahui standar pendidik dan tenaga kependidikan
BAB II
1
Lihat peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 BAB VI ayat 1
2
PEMBAHASAN
A. Supervisi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) supervisi berarti
pengawasan utama atau pengontrolan tertinggi. Menurut Danim, Sudarwan2
bahwa secara etimologi, supervisi berasal dari bahasa inggris “supervision”
yang berarti pengawasan. Pelaku atau pengawasannya di sebut supervisor dan
orang yang di supervisi di sebut subyek supervisi atau supervisi. Secara
morfologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision
(pandang, lihat, tilik, amati atau awasi). Supervisi, karenanya di beri makna
melihat, melirik, memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas.
Pelakunya di sebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas
orang yang di supervisi. Sementara Suharsimi3 mengatakan bahwa memang
sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau
pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda
orang mengenal istilah inspeksi.
Menurut Soetjipto Dan Raflis4 Supervisi tidak dapat di artikan secara
sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran
yang terbatas di dalam ruang kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses
pengajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah.
Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar-
mengajar. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua yaitu yang
berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan
pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung
dari menejemen pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi
secara khusus terfokus terhadap proses belajar-mengajar.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta
2
Danim, Sudarman dan Khairi, Profesi Kependidikan, ( Bandung : CV. Alfabeta,
2011), hlm. 152
3
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan
kejuruan, ( Jakarta : P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. 1988 ) hlm. 152
4
Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 ) hlm.
232-233
3
pembinaan yang dilakukan atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga
pendidikan mempunyai seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi
dan mengontrol serta membina pada semua kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan tersebut.
Dalam memberikan pengawasan, pengarahan dan pengontrolan
seorang supervisor telah diberikan wilayah-wilayah yang harus di supervisi
dalam lembaga pendidikan. Seorang supervisor juga tidak boleh memberikan
pengontrolan sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena dalam pendidikan
di Indonesia telah diberikan ketentuan-ketentuan apa saja yang harus di
awasi, diberikan arahan dan diberikan pembinaan. Dalam makalah ini akan
dijelaskan bahwa apa saja yang harus di supervisi dalam hal standar pendidik
dan tenaga kependidikan.
5
Lihat http://kbbi.web.id/didik
4
Dalam UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi :
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidikan
pada perguruan tinggi”. Selanjutnya dalam ayat 3 berbunyi :”Pendidik yang
mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan
pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen.6
Jadi yang dimaksud pendidik di sini adalah seorang guru yang ada
pada sebuah lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuannya
kepada peserta didik.
6
Lihat UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2
7
Lihat UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 1
5
pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh
dari proses pendidikan.
Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku ( Pasal 28 ayat 2 ).8
a) Kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal
Dalam permendiknas no. 16 tahun 2007 sebagaimana di kutip
oleh imam machali9 Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan
jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak
Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru
sekolah dasar/madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah
menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.
1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI
(D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
3) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
8
Kunandar, Guru Profesional, ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 ), hlm. 72
9
Ibid, Pengelolaan Pendidikan ..., hlm. 198
6
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
5) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
6) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
b) Kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai guru dalam bidang - bidang khusus yang sangat
diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat
diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan
kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah
dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya.
2. Standar Kompetensi Guru
7
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).
Sedangkan menurut Spencer sebagaimana kompetensi adalah karakter
mendasar seorang yang menyebabkan sanggup menunjukkan kinerja
efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.
Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan
ketrampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu
harus dihayati, di kuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut pengajaran
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian,
sosial, dan profesional.
a) Kompetensi Pedagogi
Merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
dalam kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi
pemahaman wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman
terhadap peserta didik. Selain itu juga meliputi kemampuan dalam
pengembangan kurikulum dan silabus termasuk perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik serta dialogis.
b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.10 Secara objektif mampu
mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri
dan berkelanjutan.
c) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali
atau masyarakat.
d) Kompetensi Profesional
10
Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, edisi 3, 2006. hlm. 51
8
Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus
dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran
secara luas dan mendalam.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11