Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETOS KERJA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Etika dan komunikasi organisasi
Dosen pengampu : Atit Astuti, M.Pd

Disusun oleh :
Umi latifah

SEMESTER VI
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MISBAHUL ULUM
KECAMATAN BELITANG MADANG RAYA KABUPATEN OKU TIMUR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang
kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami
membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas dikemudian hari
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................


KATA PENGENTAR....................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................
A. Latar Belakang...................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................
C. Tujuan.................................................................................
BAB I1 PEMBAHASAN
A. Pengertian etos kerja........................................................
B. Pengertian kerja................................................................
C. Pengertian etos kerja dalam perspektif islam......................
D. Karakteristik etos kerja dalam islam.............................
BAB II1PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Agama Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai tuntunan dan
pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam
segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam
masalah yang berkenaan dengan kerja.
Amalan di dunia ini bukan semata-mata untuk kepentingan manusia secara
individual saja, tetapi untuk kemaslahatan seluruh manusia dan ketertiban
kehidupan manusia. Tidaklah pantas bagi manusia hidup di dunia ini sekedar untuk
mengambil dan tidak pernah memberi sesuatu hasil dari jerih payahnya. Kerja dan
pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan manusia guna mewujudkan
kemakmuran hidupnya.  

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dinamakan etos kerja?
2. Pengertian kerja dalam prespektif islam?
3. Karakteristik etos kerja dalam islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud etos kerja.
2. Untuk mengetahui pengertian kerja dalam perspektif islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik etos kerja dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etos kerja


Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam Al-Qur’an dikenal kata itqon yang
berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat dan sempurna.
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-qur’an surah An-Naml ayat 88 yang artinya:
“Begitulah penciptaan Allah SWT, yang membuat dengan (itqon) kokoh tiap-tiap
sesuatu. Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS.
an–Naml : 88)
Berkaitan dengan ayat tersebut, Imam Ibnu Jarir Ath-Thobbari  menukil pendapat
Ibnu Abbas  ketika menafsirkan ayat di atas, yaitu Allah SWT   membaguskan segala
ciptaan-Nya serta mengokohkannya. Jadi, jelas sekali dalam Itqon terdapat proses
pekerjaan yang sungguh-sungguh, dan sempurna. Inilah pekerjaan yang
professional, perfect, dan berdedikasi tinggi. Karena pentingnya etos kerja (itqon) dalam
setiap amal pekerjaan, Rosulallah SAW  bersabda :
‫يُ ْتقِنَه‬ ‫َأ ْن‬ ً‫ َع َمال‬ ‫َأ َح ُد ُك ْم‬ ‫ َع ِم َل‬ ‫ِإ َذا‬  ُّ‫ي ُِحب‬ ‫هللا‬ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya Alloh mencintai seseorang jika ia beramal dengan suatu amalan
atau pekerjaan maka ia kerjakan dengan itqon.”  (HR. Baihaqi)

B. Pengertian kerja
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia susunan M.K. Abdullah, S.Pd mengemukakan
bahwa kerja adalah “perbuatan melakukan sesuatu,Kegiatan yang bertujuan
mendapatkan hasil”.
KH.Toto dalam bukunya mengemukakan bahwa Etos Kerja Islami mendefinisikan
“bekerja adalah aktivitas yang dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia
berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai
bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT”.
Di dalam kaitan ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan
keimanan yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja,pada bagian lain ayat tentang kerja
tersebut dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan
hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja
sebagai suatu etika kerja positif dan negatif. Didalam Buku yang
berjudul Membudayakan Etos Kerja Islami karangan K.H. Toto Kasmara disebutkan Di
dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja seluruhnya berjumlah 602 kata

C. Pengertian etos kerja dalam prespektif islam


Perbedaan antara etos kerja dengan etos kerja islami terletak pada Niatnya, Etos
kerja berupa semangat dan totalitas sikap dalam bekerja Sedangkan Etos kerja islami
merupakan semangat dan totalitas sikap dalam bekerja dan dilandasi dengan niatan
lillahita’ala sehingga pekerjaannya tersebut selain mendatangkan materi juga menjadi
amal.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda
‫عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي هللا عنه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫فمن كانت هجرته إلى هللا ورسوله فهجرته إلى هللا‬ , ‫ وإنما لكل امرئ ما نوى‬, ‫يقول " إنما األعمال بالنيات‬
‫ ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه " متفق عليه‬, ‫ورسوله‬
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia
berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala
amal ( Pekerjaan)itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena
kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya
itu kepada apa yang ditujunya”.
Di Dalam Al-Qur’an Suroh An-najm ayat 39 juga dijelaskan yang artinya:
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya( QS. An-Najm: 39)
Nilai suatu pekerjaan tergantung kepada niat pelakunya yang tergambar pada
firman Allah SWT agar kita tidak membatalkan sedekah (amal kebajikan) dan
menyebut-nyebutnya sehingga mengakibatkan penerima merasa tersakiti hati
Bekerja keras adalah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang
yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
perintah Allah dalam Al-quran yang menyuruh untuk bekerja, seperti Firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an yang artinya:
Ada suatu ayat yang menjelaskan, yaitu apabila telah ditunaikan shalat, maka
bersegeralah mencari karunia Allah, kembali pada kegiatan masing-masing bertebaran
dimuka bumi untuk mencari rizki yang halal dan baik.
 Diakhir ayat, Allah SWT menganjurkan bahwa dalam mencari rizki supaya banyak
berdzikir kepada-Nya agar memperoleh keberuntungan. Dzikir artinya ingat atau
menyebut. Dzikrullah adalah bagian terpenting dalam kehidupan umat Islam, baik dalam
kaitannya dengan masalah aqidah, ubudiyah dan akhlak. Baik dalam hubungan dengan
Allah maupun hubungan sesama manusia, Rasulullah adalah orang yang paling banyak
berdzikir, selalu ingat kepada Allah baik dalam situasi dan kondisi apapun.
     Dalam sebuah hadist disebutkan :
‫ يذكر هللا على ك ّل احيانه‬.‫م‬.‫ كان رسول هللا ص‬: ‫عن عائيسة رضي هللا عنها قالت‬
“Dari Aisyah ra mengatakan, adalah Rasulullah SAW berdzikir kepada Allah
sepajang hayatnya”( HR. Muslim)
Setiap muslim dapat melihat bagaimana Allah menjelaskan format ibadah pada-Nya.
Selain dituntut untuk shalat kemudian berusaha mencari nafkah. Tidak berpangku tangan
dan bermalasan menunggu datangnya rezeki, seumpama dengan meminta sedekah.
Rosul bersabda:
‫اس َحتَّى يَْأتِ َي يَوْ َم‬
َ َّ‫ قَا َل اَلنَّبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم ( َما يَزَ ا ُل اَل َّر ُج ُل يَ ْسَأ ُل اَلن‬:‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬
ِ ‫َو َع ِن اِ ْب ِن ُع َم َر َر‬
َ ‫اَ ْلقِيَا َم ِة لَي‬
ٌ َ‫ ُمتَّف‬  ) ‫ْس فِي َوجْ ِه ِه ُم ْز َعةُ لَحْ ٍم‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬
Artinya : Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Orang yang selalu meminta-minta pada orang-orang, akan datang
pada hari kiamat dengan tidak ada segumpal daging pun di wajahnya." (Muttafaq Alaihi).
Etos kerja dalam perspektif Islam juga dapat diartikan sebagai sikap kepribadian yang
melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk
memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaanya, melainkan juga sebagai suatu
manifestasi dari amal soleh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman
bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan
martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya
sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah,
menunjukkan sikap pengabdian.
D. karakteristik etos kerja dalam islam
1. Iman dan Taqwa
Yang dinamakan iman adalah meyakini di dalam hati, menyatakannya dengan
lisan, dan malaksanakannya dengan perbuatan. Kata taqwa (at-taqwa) dan kata-kata
1

kerja serta kata-kata benda yang dikaitkan dengannya memiliki tiga arti, menurut
Abdullah Yusuf Ali
pertama, takut kepada Allah, merupakan awal dari ke’arifan.
Kedua, menahan atau menjaga lidah, tangan dan hati dari segala kejahatan.
Ketiga, ketaqwaan, ketaatan dan kelakuan baik. 2

Dalam Al-qur’an banyak memuat ayat yang manganjurkan taqwa dalam setiap
perkara dan pekerjaan. Ayat-ayat tentang keimanan selalu diikuti dengan ayat-ayat
kerja, demikian pula sebaliknya. Ayat seperti “orang-orang yang beriman” diikuti
dengan ayat “dan mereka yang beramal sholeh”. Jika Allah SWT ingin menyeru
kepada orang-orang mukmin dengan nada panggilan seperti “Wahai orang-orang yang
beriman”, maka biasanya diikuti oleh ayat yang berorentasi pada kerja dengan muatan
ketaqwaan, di antaranya, “keluarkanlah sebagian dari apa yang telah kami
anugerahkan kepada kamu”, “janganlah kamu ikuti/rusakkan sedekah-sedekah (yang
telah kamu keluarkan) dengan olokan-olokan dan kata-kata yang menyakitkan” ;
“wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah”. 3

Keterkaitan ayat-ayat tersebut memberikan pengertian bahwa taqwa merupakan


dasar utama etos kerja, apapun bentuk dan jenis pekerjaan, maka taqwa
merupakan petunjuknya. Memisahkan kerja dengan iman berarti mengucilkan Islam
dari aspek kehidupan dan membiarkan kerja berjalan pada wilayah kemaslahatannya
sendiri, bukan dalam kaitannya perkembangan individu, kepatuhan dengan Allah,
serta pengembangan umat manusia.
Perlu kiranya dijelaskan disini bahwa kerja mempunyai etos yang harus diikut
sertakan di dalamnya, oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter
bagi pahala dan siksa. Hendaknya para pekerja dapat meningkatkan tujuan akhir dari
pekerjaan yang mereka lakukan, dalam arti bukan sekedar mencari upah dan imbalan,
karena tujuan utama kerja adalah demi memperoleh keridhaan Allah SWT sekaligus
berkhidmat kepada umat. Prinsip inilah yang terutama dipegang teguh oleh umat
Islam, sehingga hasil pekerjaan mereka bermutu dan monumental sepanjang zaman.
1
2
3
2. Niat (komitmen)
Pembahasan mengenai pandangan Islam tentang etos kerja barang kali dapat
dimulai dengan usaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi yang artinya:
bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat yang dipunyai
pelakunya, jika tujuannya tinggi (tujuan mencari ridha Allah) maka ia pun akan
mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (hanya bertujuan
memperoleh simpati sesama manusia belaka), maka setingkat tujuan itu pulalah nilai
kerjanya tersebut. 4

Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang sesuai dengan dengan tinggi
rendah nilai komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat adalah suatu bentuk
pilihan dan keputusan pribadi yang dikaitkan dengan sistem nilai (value system) yang
dianutnya. Oleh karena itu, komitmen atau niat juga berfungsi sebagai sumber
dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan sunggguh-sungguh.
Sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa tujuan luhur yang terpusat pada usaha
mencapai ridho Allah berdasarkan iman kepadanya itu adalah bagaikan fartamorgana.
Yakni, tidak mempunyai nilai-nilai atau makna yang suptansial apa-apa.  

BAB III
PENUTUP

4
A. Kesimpulan
Etos kerja islami merupakan semangat dan totalitas sikap dalam bekerja dan
dilandasi dengan niatan lillahita’ala sehingga pekerjaannya tersebut selain mendatangkan
materi juga menjadi amal.
Komponen Dasar Etos Kerja Dalam Islam.Iman dan Taqwa
a. Niat (komitmen)
b. Prinsip Etos Kerja Dalam Islam
Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan).
Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain
Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalihi).
Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga

B. Saran
1. Hendaknya makalah ini bisa menjadi salah satu acuan yang bisa digunakan oleh para
pembaca.
2. Untuk pedoman bagi para pelajar yang ingin bekerja dengan cara islami
3. Untuk para calon pendidik hendaknya mampu memilih serta mampu mengembangkan
pengetahuan tentang pembelajaran tentang materi etos kerja

.     SARAN
4. Hendaknya makalah ini bisa menjadi salah satu acuan yang bisa digunakan oleh para
pembaca.
5.  Untuk pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pengadaan sumber belajar didaerah-
daerah terpencil
6.  Untuk para calon pendidik hendaknya mampu memilih serta mampu mengembangkan
pusat sumber belajaragar dapat meningkatkan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai