Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Islam dalam Persoalan
Hidup dan kerja ” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hakekat Islam dalam hidup dan
bekerja serta akhlak dalam bekerja bagi para pembaca dan juga para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Garianto,M.Pd.I selaku dosen Mata
Kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah. Terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan ....................................................................................................
C. Rumusan Masalah...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kebutuhan ekonomi, seperti
kebutuhan makan, minum, kendaraan, rumah, dan lain-lain. Untuk memenuhi segala kebutuhan
tersebut kita harus bekerja. Agama islam tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja melaikan
juga mengatur umat islam dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan
kerja. Dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak
hanya rajin, gigih, setia saja, tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai islami yang
tentu tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan Al-qur’an dan hadits. Dalam makalah
ini akan membahas tentang hakekat hidup dan bekerja, rahmat Allah terhadap orang yang rajin
bekerja, akhlak dalam bekerja, dan keharusan profesionalisme dalam bekerja.
B. Tujuan
Menjelaskan hakekat hidup dan bekerja dalam islam, rahmat Allah terhadap orang yang
rajin bekerja, akhlak dalam bekerja menurut islam, dan keharusan profesionalisme dalam
bekerja.
C. . Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat hidup dan bekerja dalam islam ?
2. Seperti apa rahmat Allah terhadap orang yang rajin bekerja ?
3. Bagaimana akhlak dalam bekerja menurut Islam ?
4. Bgaimana keharusan profesionalisme dalam bekerja menurut Islam ?
BAB II
Pembahasan
Aql merupakan sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam
kesalahan atau berbuat dosa. Allah berfirman dalam surat al-An’am ayat 151 “ …” dan janganlah
kamu mendekati perbuatan keji, baik yang Nampak atau ter sembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali demi kebenaran, itulah wasiat Allah kepadamu
agar kamu ber’aqal (dapat memahaminya)”. Menurut Hamka, dalam bukunya Falsafah Hidup,
Islam sangat memuliakan ‘aql, maka dari itu Islam adalah agama yang menjunjung tinggi “aql.
Orang yang dapat menempatkan dirinya merasa terikat pada aturan-aturan Allah dalam firman-
firman-Nya, maka itulah sebenarnya orang-orang yang ber’aqal. Seorang muslim dalam aktifitas
kehidupnya dapat menggunakan ‘aqalnya jauh dari perbuatan keji, ruhnya banyak berisikan
wahyu Allah, hatinya jadi tentram sehingga dirinya terkendali kejalan yang diredhai Allah,
terhindar dari langkah-langkah syetan yang buruk. Demikianlah hakekat hidup manusia dengan
berbagai potensi yang terdapat dalam dirinya untuk melaksanakan pekerjaan.
Umar bin Khattab khalifah ke dua setelah Abu bakar siddiq berkata “aku benci orang
berpangku tangan, tanpa ada aktifitas kerja, baik kerja untuk dunia atau untuk kepentingan di
akherat kelak. ”Dalam hal ini khalifah umar sangat menghargai dan menyenangi orang yang rajin
bekerja dan beraktifitas. Sebagai muslim yang ta’at, Umar selalu mendorong umat Islam untuk
memiliki semangat bekerja dan beramal, serta menjauhkan diri dari sifat malas. Rasulullah
bersabda “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir,
hilangnya kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan orang lain. Dan akau berlindung kepada-Mu
dari siksa kubur, dan dari fitnah (ketika hidup dan mati). (H.R Bukhari dan Muslim)Orang
muslim yang akan berhasil dalam hidupnya adalah kemampuannya meninggalkan perbuatan
yang melahirkan kemalasan / tidak produktif dan digantinya dengan amalam yang bermanfa’at.
Sabda Rasulullah saw. Dari Abu hurairah “ Sebaik-baik Islamnya seseorang adalah
meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat” (HR. Tarmizi). Bekerja bagi seorang muslim
adalah dalam rangka mendapatkan rezeki yang halal dan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat sebagai ibadahnya kepada Allah swt. Firman-Nya :“Apabila shalat
telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (al-Jmu’ah: 10). Dalam pandangan Islam
bekerja merukapan bagian dari ibadah, maka aplikasi dan implementasinya perlu diikat dan
dilandasi oleh akhlak/etika, yang senantiasa disebut etika profesi. Etika/akhlaq yang
mencerminkan sifat terpuji, yaitu Shiddiq, istiqamah, futhanah, amanah dan tablig. Dari uraian
diatas, dapat difahami, bahwa seorang muslim yang akan mendapat kasih sayang dari Allah swt.
Adalah apabila orang itu jauh dari sifat malas, senang melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat, rajin bekerja, tidak menyia-nyiakan waktu, menyadari bahwa semua aktifitas yang
dilakukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah swt.
Seorang muslim dalam bekerja selalu berhati-hati dan terbuka pikirannya kepada
keindahan ciptaan Allah . Dia menyadari bahwa Allah lah yang mengontrol segala urusan dunia
dan kehidupan manusia. Dia mengenal tanda-tanda kekuasaan-Nya, senantiasa berzikir dan
tawakal kepada-Nya. “ sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya
malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bertawakal ( yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( sambil berkata) “Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau ciptakan semua ini dengan sis-sia, maha suci Engkau , maka peliharalah kami dari api
neraka” (Ali Imran ayat 190-191).
Dalam bekerja dia tulus dan patuh kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, tidak
boleh melampai batas, selalu taat mengikuti bimbingan Allah meskipun tidak sesuai dengan
keinginannya. Dia bertanggung jawab menjalankan kewajiban pekerjaan yang telah ditetapkan
untuknya. Bila ia mendapatkan kendala , segera mencari penyebabnya dan siap memikul semua
konsekwensinya. Dia memahami sabda Rasul Saw. “Betapa indahnya urusan orang Islam.
Seluruh urusan (kerjanya) adalah baik bagi dirinya. Jika ia mengalami kemudahan, ia bersyukur,
dan yang demikian itu baik bagi dirinya, jika ia mengalami kesulitan , ia menghadapinya dengan
sabar dan tabah, dan itupun juga baikbagi dirinya (HR. Bukhari). Akhlak seorang muslim dalam
bekerja menemukan kemudahan selalu bersyukur, ketika menghadapi kesulitan dia tabah dan
sabar . Mudah dan sulit baginya sama, karena semua itu adalah untuk menguji kekuatan
imannya.
Profesonal berarti berkualitas, bermutu dan ahli dalam satu bidang pekerjan yang
menjadi profesinya. Suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh seseorang yang memang ahlinya,
tentu akan mendapatkan hasil yang bermutu dan baik. Sebaliknya suatu pekerjaan yang
dilaksanakan oleh seseorang yang bukan profesinya, akan mendapatkan hasil yang tidak bermutu
dan bahkan akan berantakan. Sabda Rasul Saw. “Bila menyerahkan suatu urusan kepada yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran”. Menurut sabda Rasul ini, seseorang dalam bekerja,
apapun pekerjaannya, kalau ingin mengharpkan hasil yang berkualitas dan baik, maka dia harus
profeisinal / ahli dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya itu.
Tersirat dalam ayat ini, bahwa aktifitas apapun yang dilakukan menuntut pelakunya
untuk berilmu secara mendalam dan menyeluruh (kaffah) sesuai dengan profesinya. Orang
beriman diminta untuk memasukkan totalitas dirinya kedalam wadah islam secara menyeluruh,
sehingga semua kegiatannya berada dalam wadah islam /kedamaian. Ia damai dengan dirinya,
keluarganya, seluruh manusia, binatang, tumbuh tumbuhan dan alam raya semuanya. Wadah
islam secara menyeluruh yang dimaksud juga penguasaan ilmu islam secara menyeluruh
sehingga mampu melaksanakan aktifitas islam dengan berkualitas dan bermutu.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah salah satunya adalah bekerja. Islam
sangat mendorong umatnya untuk bekerja, sebab bekerja adalah hidup menuju kemuliaan dan
tidak menjadi beban orang lain. Orang yang rajin bekerja akan mendapat rahmat dari Allah,
dimudahkan pekerjaannya, dilimpahkan rezekinya, dan diberi kesuksesan terhadap orang
tersebut. Dalam bekerja akhlak penting untuk diterapkan yaitu bekerja dengan ikhlas karena
Allah Swt, bekerja dengan sebaik-baiknya, jujur dan amanah. Bekerja profesionalisme dalam
islam yaitu bersikap positif, disiplin waktu, bertindak efektif, dan memperbanyak silahturahim.
B. Saran
Dalam melakukan pekerjaan harus niat karena Allah Swt. Agar mendapat rahmat serta
dimudahkan segala pekerjaan sulit oleh Allah Swt. Selain itu akhlak dan etika juga perlu
diterapkan selama menjalani pekerjaan agar berkah.
Daftar Pustaka
Yandi Novia. (2020). Blogger Kalteng Islam dan Persoalan Hidup dan Kerja. Palangka Raya,
Kalimantan Tengah.