Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat
danhidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan sebuah makalah ini yang diberikan oleh Dra.
Ajeng Kartini, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Ilmu Fiqih.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih dari
Dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan dan agar setiap
mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujan Pembahasan........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Sholat...........................................................................................................6
B. Macam-Macam Sholat..................................................................................................6
C. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Sholat..................................................................10
D. Tujuan dan Fungsi Shalat............................................................................................12
E. Hikmah Sholat.............................................................................................................15
F. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Sholat..................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sholat merupakan tathbiq ‘amalia (askep aplikatif) dari prinsip-prinsip islam baik
dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap
masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan
kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna kaprajuritan orang-orang
yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Karena itu semua
masyarakat islam pada masa salafus shalih sangat memperhatikan masalah sholat,
sampai mereka menempatkan sholat itu sebagai 2 “mizan” atau standart, yang dengan neraca
itu ditimbanglah kadar kabaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika
mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka
bertanya tentang sholatnya dan sejauh mana ia memelihara sholatnya, bagaimana ia
melakukannya dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke masjid, maka saksikanlah untuknya
dengan iman” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab jami’ ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, IbnuUmar,
Salamah, Abu Umamah Ubadah r.a telah meriwayatkan hadist ini:
Begitu dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dan Anas r.a. Begitulah
orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan
yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam
kesehariannya. Sholat sebagai salah satu penjaga bagi orang-orang yang beriman yang benar-
benar melaksanakannya.
Tujan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian
sholat
2. Mengetahui macam-macam
sholat
3. Mengetahui alasan mengapa
allah swt mewajibkan kita
sholat
4. Mengetahui tujuan dan
fungsi sholat
5. Mengetahui hikmah dalam
sholat
6. Mengetahui ancaman
meninggalkan sholat
1.3 Tujan Pembahasan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu
ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram
dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu. Menurut hakekatnya,
sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada
Allah dan bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT. Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan
rukhus shalat atau jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa
raga, dengan segala kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang
selalu berzikir, berdo’a dan memujiNya. Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha
menjaga kekhusu’annya. Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u
khusyu’an, yang berarti memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan
mata/meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’
yakni tunduk dan takhasysyu’ yakni membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini
bisa melalui suara, gerakan badan atau pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda
kekhusyu’an bagi seseorang dalam melaksanakan shalat. Secara istilah syara’, khusyu’ ialah
keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’, kemudian khusyu’ dihati sangat berpengaruh
dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A. Syafi’i khusyu’ berarti
menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk
ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan
pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.
B. Macam-Macam Sholat
Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang harus dikerjakan,
mengerjakan sholat berarti mendekat diri pada Allah. Allah Swt berfirman dalam surat Al-
kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Ayat
tersebut menunjukan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah
mengancam manusia yang lalai dalam mengerjakan sholat dengan ancaman yang keras dalam
surat al-maun ayat 4-5 “maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat yaitu
orang-orang yang lalai dengan sholatnya”.
Apa sebenarnya yang terkandung dalam sholat sehingga Allah Swt begitu
memerintahkannya bahkan mengancam orang-orang yang lalai dengan ancaman yang
keras apalagi orang yang meninggalkannya. Allah Swt memerintahkan untuk sholat
sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu sholat juga ibadah yang
membuat kita lebih dekat dengan Allah, dalam sebuah hadits qudsy dikatakan
“kedekatan seorang hamba kepada-ku, seperti sesuatu yang aku fardukan (wajibkan)
padanya. Dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan
amalan amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia
pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat. Jika
ia meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila ia berdoa kepadaku niscaya aku
akan mengabulkan.
Berikut ini akan di paparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan sholat dengan
aktivitas sirkulasi darah dalam urat.
1. Qiyam (berdiri)
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam sholat. Dalam posisi ini seseorang berdiri
tegak namun rileks. Kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh. Tangan kanan
memegang tangan kiri posisi ini sebagai awal pembukaan diri.
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh
darah tulang besar, sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari
pembuluh darah tulang tersebut. Posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali
ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat
jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi
bumi. Gerakan ini juga meningkatkan kemampuan memompa dari urat-urat
dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dengan kekutan maksimal oleh
pengerutan dinding perut. karena gerakan ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang
biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehingga darah mengalir kembali
ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung, dan darah dapat
dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran
nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali
dalam posisi lebih tinggi, rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah.
Dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara. Sehingga mengirai
terpwncarnya darah ke rongga dada. Aliran darah yang telah berada pada rongga kaki
mempunya kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat-
urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4. Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara
maksimal dan seaktif mungkin. Gerakan tersebut memompa darah pada urat kaki,
menyemprot betis, menyemprot paha dari samping ke samping juga menyemprot perut.
Hal ini bertujuan memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju
urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.
5. Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasi darah yang sempurna searah dengan tarikan gaya
gravitasi bumi. Pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada
punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar
dalam nadi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi
keberadaan jantung.
E. Hikmah Sholat
Sebagian hikmah disyariatkannya shalat adalah bahwa shalat itu dapat membersihkan
jiwa, dapat menyucikannya, dan menjadikan seorang hamba layak bermunajat kepada
Allah Subhanah Wa Ta’ala di dunia dan berada dekat dengan-Nya di surga. Bahkan
shalat juga dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar.” (Al-Ankabut:45). Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi
umat Islam. Begitu pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah
berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.
Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada Rasulullah
melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang terpenting bagi
kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik ditinjau secara moral
(rohani) maupun fisik (jasmani). Shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai
terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah
SWT:
Meninggalkan Sholat merupakan suatu hal yang haram dalam agama islam oleh sebab
itu sholat harus dilaksanakan oleh umat islam dimanapun ia berada, Allah SWT meringankan
Sholat bagi yang sakit, apabila tidak bisa maka dia diperbolehkan duduk apabila tidak
mampu duduk maka umat muslim pun di perbolehkan sholat dengan berbaring. Ibnu
Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Awalnya
orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia termasuk golongan Islam. Allah
tidak terima tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shodakah, puasa dan syahadatnya”.
Alhadist.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat:
1. Di dunia
a. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
b. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah)nya.
c. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
2. Ketika Sakaratul Maut
a. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
b. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
c. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
d. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.
3. Ketika di Alam Barzakh
a. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
b. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
c. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
d. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.
Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata:
“Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu: Puasanya,
Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”. Orang yang meninggalkan Sholat
akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari dan malam seribu laknat dan seribu murka.
Begitu juga Para Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa shalat berarti doa. Sedangkan menurut istilah shalat adalah
menyembah Allah dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan
takbiratul ikhram dan di akhiri dengan salam serta wajib melakukannya
pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Dan terdapat banyak sekali keutamaan
shalat, salah satunya adalah shalat akan menjadikan beban permasalahan yang
dihadapi manusia dalam kehidupannya terasa lebih ringan. Sebab dengan shalat
sudah terikrar bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup kita dan mati kita adalah atas
dasar Kuasa Allah ta’ala. Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga
merupakan tiang agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa
runtuh.Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
di tentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah.
B. Saran
http://dirbas.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-sholat-wajib-dan-sholat_5025.html
https://yrsholihin.wordpress.com/2017/07/25/pengertian-shalat-manfaat-dan-hikmah-shalat-
dalam-kehidupan-manusia/