Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat
danhidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan sebuah makalah ini yang diberikan oleh Dra.
Ajeng Kartini, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Ilmu Fiqih.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih dari
Dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan dan agar setiap
mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini di dapatkan dari membahas


tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami sebagai penyusun
makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pundengan


kami seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masihbanyak sekali
kekurangan-kekurangan yang ditemukan. Oleh karena itu, kami mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami berharap terdapat kritik dan saran dari para pembaca sekalian
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujan Pembahasan........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Sholat...........................................................................................................6
B. Macam-Macam Sholat..................................................................................................6
C. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Sholat..................................................................10
D. Tujuan dan Fungsi Shalat............................................................................................12
E. Hikmah Sholat.............................................................................................................15
F. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Sholat..................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2 Shalat merupakan amal


yang di hisap paling pertama
di alam kubur
3 dan merupakan amal
yang paling penting,
sangat pentingnya shalat
pada
4 orang sakit pun harus
melakukan shalat, dalam
keadaan apapun ataukah
5 sedang sakit atau pun
sedang sibuk. Pada saat
seorang sedang sakit
seseorang
6 harus shalat jika tidak bisa
berdiri duduk dan jika tidak
bisa duduk berbaring
7 jika masih tidak bisa
berbaring cukup dengan
mengedipkan mata. Betapa
8 sangat pentingnya shalat
dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat. Shalat juga
9 sebagai tiang agama yang
dimana untuk membuat
karakter akhlak kita untuk
10 lebih baik lagi dan tidak
mudah terjerumus dalam
lubang muslihat ataupun
11 menuju jalan yang haram.
Begitu pentingnnya arti
sebuah tiang dalam suatu
12 bangunan yang
bernama Islam, sehingga
takkan mungkin
ditinggalkan.
13 Makna batin juga
dapat ditemukan dalam
sholat yaitu: kehadiran
hati,
14 tafahhum (kefahaman
terhadap makna
pembicaraan), ta’dzim (rasa
hormat),
15 mahabbah, raja’
(harap) dan haya
(rasamalu), yang
keseluruhan itu
16 ditujukan kapada Allah
sabagai ilaah. Sesungguhnya
shalat merupakan sistem
17 hidup, manhaj tarbiyah
dan ta’lim yang sempurna,
yang meliputi (kebutuhan)
18 fisik, akal dan hati.
Tubuh menjadi bersih dan
bersemangat, akal bisa
19 terarah untuk mencerna
ilmu, dan hati menjadi bersih
dan suci.
20 Sholat merupakan tathbiq
‘amalia (askep aplikatif) dari
prinsip-prinsip
21 islam baik dalam aspek
politik maupun sosial
kemasyarakatan yang ideal
22 yang membuka atap
masjid menjadi terus
terbuka sehingga nilai
23 persaudaraan,
persamaan dan kebebasan
itu terwujud nyata. Terlihat
pula
24 dalam shalat makna
kaprajuritan orang-orang
yang beriman, ketaatan yang
25 paripurna dan keteraturan
yang indah. Karena itu semua
masyarakat islam
26 pada masa salafus
shalih sangat
memperhatikan masalah
sholat, sampai
27 mereka menempatkan
sholat itu sebagai 2 “mizan”
atau standart, yang dengan
28 neraca itu ditimbanglah
kadar kabaikan seseorang dan
diukur kedudukan dan
29 derajatnya. Jika mereka
ingin mengetahui agama
seseorang sejauh mana
30 istiqamahnya maka
mereka bertanya tentang
sholatnya dan sejauh mana ia
31 memelihara sholatnya,
bagaimana ia melakukannya
dengan baik. Ini sesuai
32 dengan hadits Rasulullah
SAW:
33 “Apabila kamu melihat
seseorang membiasakan ke
masjid, maka saksikanlah
34 untuknya dengan iman”
(HR. Tirmidzi).
35 Dalam kitab jami’ ush
shogir lima orang sahabat r.a.
yaitu Tsauban,
36 IbnuUmar, Salamah, Abu
Umamah Ubadah r.a telah
meriwayatkan hadist ini
Shalat merupakan amal yang di hisap paling pertama di alam kubur dan merupakan
amal yang paling penting, sangat pentingnya shalat pada orang sakit pun harus
melakukan shalat, dalam keadaan apapun ataukah sedang sakit atau pun sedang sibuk.
Pada saat seorang sedang sakit seseorang harus shalat jika tidak bisa berdiri duduk dan jika
tidak bisa duduk berbaring jika masih tidak bisa berbaring cukup dengan mengedipkan
mata. Betapa sangat pentingnya shalat dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Shalat juga
sebagai tiang agama yang dimana untuk membuat karakter akhlak kita untuk lebih baik lagi
dan tidak mudah terjerumus dalam lubang muslihat ataupun menuju jalan yang haram. Begitu
pentingnnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama Islam, sehingga
takkan mungkin ditinggalkan. Makna batin juga dapat ditemukan dalam sholat
yaitu: kehadiran hati, tafahhum (kefahaman terhadap makna pembicaraan), ta’dzim (rasa
hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasamalu), yang keseluruhan itu ditujukan
kapada Allah sabagai ilaah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah
dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh
menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi
bersih dan suci.

Sholat merupakan tathbiq ‘amalia (askep aplikatif) dari prinsip-prinsip islam baik
dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap
masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan
kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna kaprajuritan orang-orang
yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Karena itu semua
masyarakat islam pada masa salafus shalih sangat memperhatikan masalah sholat,
sampai mereka menempatkan sholat itu sebagai 2 “mizan” atau standart, yang dengan neraca
itu ditimbanglah kadar kabaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika
mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka
bertanya tentang sholatnya dan sejauh mana ia memelihara sholatnya, bagaimana ia
melakukannya dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke masjid, maka saksikanlah untuknya
dengan iman” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab jami’ ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, IbnuUmar,
Salamah, Abu Umamah Ubadah r.a telah meriwayatkan hadist ini:

“Sholatadalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”.

Begitu dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dan Anas r.a. Begitulah
orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan
yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam
kesehariannya. Sholat sebagai salah satu penjaga bagi orang-orang yang beriman yang benar-
benar melaksanakannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sholat ?


2. Apa saja macam-macam sholat ?
3. Mengapa allah swt mewajibkan sholat ?
4. Bagaimana tujuan dan fungsi sholat ?
5. Apa saja hikmah dalam sholat ?
6. Ancaman apa yang akan di dapat jika meninggalkan sholat ?

Tujan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian
sholat
2. Mengetahui macam-macam
sholat
3. Mengetahui alasan mengapa
allah swt mewajibkan kita
sholat
4. Mengetahui tujuan dan
fungsi sholat
5. Mengetahui hikmah dalam
sholat
6. Mengetahui ancaman
meninggalkan sholat
1.3 Tujan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian sholat


2. Mengetahui macam-macam sholat
3. Mengetahui alasan mengapa allah swt mewajibkan kita sholat
4. Mengetahui tujuan dan fungsi sholat
5. Mengetahui hikmah dalam sholat
6. Mengetahui ancaman meninggalkan sholat
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Secara bahasa sholat bermakna
do’a, sedangkan secara istilah,
sholat
merupakan suatu ibadah wajib
yang terdiri dari ucapan dan
perbuatan yang
diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan
salam dengan rukun dan
persyaratan tertentu. Menurut
hakekatnya, sholat ialah
menghadapkan jiwa
kepada Allah SWT, yang bisa
melahirkan rasa takut kepada
Allah dan bisa
membangkitkan kesadaran
yang dalam pada setiap jiwa
terhadap kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT.
Menurut Ash Shiddieqy,
sholat ialah
menggambarkan rukhus shalat
atau jiwa shalat; yakni
berharap kepada Allah
dengan sepenuh hati dan jiwa
raga, dengan segala
kekhusyu’an dihadapan
Allah dan ikhlas yang disertai
dengan hati yang selalu
berzikir, berdo’a dan
memujiNya. Dalam
mengerjakan sholat harus
selalu berusaha menjaga
kekhusu’annya. Secara bahasa,
khusyu’ berasal dari kata
khasya’a yakhsya’u
khusyu’an, yang berarti
memusatkan penglihatan
pada bumi dan
memejamkan
mata/meringankan suara ketika
shalat. Khusyu’ itu artinya
lebih
dekat dengan khudhu’
yakni tunduk dan
takhasysyu’ yakni membuat
diri
menjadi khusyu’. Khusyu’
ini bisa melalui suara,
gerakan badan atau
pengelihatan. ketiganya itu
menjadi tanda kekhusyu’an
bagi seseorang dalam
melaksanakan shalat.
Secara istilah syara’, khusyu’
ialah keadaan jiwa yang
tenang dan
tawadhu’, kemudian
khusyu’ dihati sangat
berpengaruh dan akan
tampak
pada anggota tubuh lainnya.
Menurut A. Syafi’i khusyu’
berarti menyengaja,
ikhlas, tunduk lahir batin;
dengan menyempurnakan
keindahan bentuk
ataupun sikap lahirnya
(badan), serta memenuhinya
dengan kehadiran hati,
kesadaran dan pemahaman
segala ucapan maupun sikap
lahiriyah tersebut.
B. Macam-Macam Sholat
1. Macam-macam sholat
wajib:
a. Sholat Isya' yaitu sholat
yang dikerjakan 4 (empat)
raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali
salam. Waktu pelaksanaannya
dilakukan
menjelang malam (+ pukul
19:00 s/d menjelang fajar)
yang diiringi
dengan sholat sunnah
qobliyah (sebelum) dan
ba'diyah (sesudah)
sholat isya.
b. Sholat Subuh yaitu sholat
yang dikerjakan 2 (dua) raka'at
dengan satu
kali salam. Adapaun waktu
pelaksanaannya dilakukan
setelah fajar
(+ pukul 04:10) yang hanya
diiringi dengan sholat sunnah
qobliyah
saja, sedang ba'diyah dilarang
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat

Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu
ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram
dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu. Menurut hakekatnya,
sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada
Allah dan bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT. Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan
rukhus shalat atau jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa
raga, dengan segala kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang
selalu berzikir, berdo’a dan memujiNya. Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha
menjaga kekhusu’annya. Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u
khusyu’an, yang berarti memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan
mata/meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’
yakni tunduk dan takhasysyu’ yakni membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini
bisa melalui suara, gerakan badan atau pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda
kekhusyu’an bagi seseorang dalam melaksanakan shalat. Secara istilah syara’, khusyu’ ialah
keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’, kemudian khusyu’ dihati sangat berpengaruh
dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A. Syafi’i khusyu’ berarti
menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk
ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan
pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.

B. Macam-Macam Sholat

1. Macam-macam sholat wajib:


a. Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang malam
(+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar) yang diiringi dengan sholat sunnah
qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat isya.
b. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam.
Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10) yang
hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja, sedang ba'diyah dilarang

c. Sholat Dhuhur yaitu sholat


yang dikerjakan 4 (empat)
raka'at dengan
dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Adapun waktu
pelaksaannya
dilakukan sa'at matahari
tepat di atas kepala (tegak
lurus) + pukul
12:00 siang, yang diiringi
dengan sholat sunnah qobliyah
dan sholat
sunnah ba'diyah (dua
raka'at-dua raka'at atau
empat raka'at-empat
raka'at dengan satu kali salam).
d. Sholat Ashar yaitu sholat
yang dikerjakan 4 (empat)
raka'at dengan
dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Adapun waktu
pelaksanaannya
dilakukan setelah matahari
tergelincir (+ pukul 15:15 sore
atau sebatas
pandangan mata) yang
hanya diiringi oleh sholat
sunnah qobliyah
dengan dua raka'at atau empat
raka'at (satu kali salam).
e. Sholat Maghrib yaitu sholat
yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at
dengan
dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Adapun waktu
pelaksanaanya
dilakukan setelah matahari
terbenam (+ pukul 18:00)
yang diiringi
oleh sholat sunnah ba'diyah
dua raka'at atau empat raka'at
dengan satu
kali salam, sedang sholat
sunnah qobliyah hanya
dianjurkan saja bila
mungkin : lakukan, tapi bila
tidak : jangan (karena akan
kehabisan
waktu).
2. Macam-macam sholat
sunah:
a. Shalat Sunah Tahajud
Shalat sunah tahajud adalah
shalat yang dikerjakan pada
waktu tengah
malam diantara shalat isya’
dan shalat shubuh setelah
bangun tidur.
Jumlah rokaat shalat tahajud
minimal dua rokaat hingga
tidak terbatas.
Saat hendak kembali tidur
sebaiknya membaca ayat
kursi, surat al-
ikhlas, surat al-falaq dan surat
an-nas.
b. Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat
sunah yang dilakukan pada
pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam
10.00 waktu setempat.
Jumlah
roka'at shalat dhuha minimal
dua rokaat dan maksimal dua
belas roka'at
dengan satu salam setiap dua
roka'at. Manfaat dari shalat
dhuha adalah
supaya dilapangkan dada
dalam segala hal, terutama
rejeki. Saat
melakukan sholat dhuha
sebaiknya membaca ayat-ayat
surat al-waqi'ah,
adh-dhuha, al-quraisy, asy-
syamsi, al-kafirun dan al-
ikhlas.
c. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah
shalat yang tujuannya
adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari
Allah SWT dalam
menentukan pilihan
hidup baik yang terdiri dari
dua hal/perkara maupun
lebih dari dua.
Hasil dari petunjuk Allah SWT
akan menghilangkan
kebimbangan dan
kekecewaan di kemudian
hari. Setiap kegagalan akan
memberikan
c. Sholat Dhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at
matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang
diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua raka'at-
dua raka'at atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).
d. Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah
matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata) yang
hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan dua raka'at atau empat
raka'at (satu kali salam).
e. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah
matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunnah ba'diyah
dua raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah
qobliyah hanya dianjurkan saja bila mungkin : lakukan, tapi bila tidak : jangan
(karena akan kehabisan waktu).
2. Macam-macam sholat sunah:
a. Shalat Sunah Tahajud
Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah
malam diantara shalat isya’ dan shalat shubuh setelah bangun tidur.
Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat
hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-ikhlas,
surat al-falaq dan surat an-nas.
b. Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat
dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam
setiap dua roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan
dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat dhuha
sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-
syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.
c. Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup
baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari
petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di
kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan
pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang.
Contoh kasus penentuan pilihan :
- Memilih Jodoh Suami/Istri
- Memilih Pekerjaan
- Memutuskan Suatu Perkara
- Memilih Tempat Tinggal, Dan Lain Sebagainya
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa
sunah, shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
d. Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap
rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan
siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam salam,
sedangkan jika malam hari dengan dua salam.
e. Shalat Sunah Taubaz
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang
yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah
dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta
mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat
dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan sholat.
f. Shalat Sunah Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar
atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan
minimal dua rokaat dan maksimal dua belas bisa kapan saja dengan satu salam
setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu
malam.
g. Shalat Sunah Safar
Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang
sebelum bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan
untuk maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan
sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan,
keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.
h. Shalat Sunah Rawatib.
Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu.
Yang sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat
fardhu disebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan
penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusus atau tidak tumaninah.
i. Shalat Sunah Istisqho’
j. Shalat sunah ini di
lakukan untuk memohon
turunnya hujan. dilakukan
k. secara berjamaah saat
musim kemarau
Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. Dilakukan
secara berjamaah saat musim kemarau.
j. Shalat Sunah Witir
Shalat sunah witir dilakukan setelah sampai sebelum fajar. bagi yang
yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam setelah
shalat Tahajud. Shalat witir disebut juga shalat penutup. Biasa dilakukan
sebanyak tiga rakaat dalam dua kali salam, dua rakat pertama salam
dan dilanjutkan satu rakaat lagi.
k. Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati
masjid. Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid,
sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
l. Shalat Tarawih
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan
hukumnya sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau
perempuan, boleh dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
m. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri)
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri
adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya. Akan
tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal
1 syawal jadi waktu shalat telah habis, maka hendaklah shalat di hari
kedua atau tanggal 2 saja. Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal
10 Dzulhijjah.
n. Shalat Dua Gerhana
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Shalat kusuf
dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda Nabi saw.
Yang artinya :

“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena


kematian seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian
menyaksikan itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah
Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).

C. Mengapa Allah SWT Mewajibkan Sholat

Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang harus dikerjakan,
mengerjakan sholat berarti mendekat diri pada Allah. Allah Swt berfirman dalam surat Al-
kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Ayat
tersebut menunjukan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah
mengancam manusia yang lalai dalam mengerjakan sholat dengan ancaman yang keras dalam
surat al-maun ayat 4-5 “maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat yaitu
orang-orang yang lalai dengan sholatnya”.

Apa sebenarnya yang terkandung dalam sholat sehingga Allah Swt begitu
memerintahkannya bahkan mengancam orang-orang yang lalai dengan ancaman yang
keras apalagi orang yang meninggalkannya. Allah Swt memerintahkan untuk sholat
sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu sholat juga ibadah yang
membuat kita lebih dekat dengan Allah, dalam sebuah hadits qudsy dikatakan
“kedekatan seorang hamba kepada-ku, seperti sesuatu yang aku fardukan (wajibkan)
padanya. Dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan
amalan amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia
pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat. Jika
ia meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila ia berdoa kepadaku niscaya aku
akan mengabulkan.

Menurut penelitian Dr.Alexis carel, seorang pemenang nobel dalam bidang


kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat memunculkan aktivitas
pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar
yang dikenal sampai saat ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang
gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya, lalu ketika pasien-pasien
membiasakan sholat justru penyakitnya mereka hilang. Saya benar-benar melihat efek
sholat pada kondisi sakit karena banyak pasien sembuh dari penyakit radang tulang,
kangker, luka membusuk dan lain-lain dengan sholat.

Berikut ini akan di paparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan sholat dengan
aktivitas sirkulasi darah dalam urat.

1. Qiyam (berdiri)
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam sholat. Dalam posisi ini seseorang berdiri
tegak namun rileks. Kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh. Tangan kanan
memegang tangan kiri posisi ini sebagai awal pembukaan diri.
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh
darah tulang besar, sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari
pembuluh darah tulang tersebut. Posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali
ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat
jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi
bumi. Gerakan ini juga meningkatkan kemampuan memompa dari urat-urat
dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dengan kekutan maksimal oleh
pengerutan dinding perut. karena gerakan ini terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang
biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehingga darah mengalir kembali
ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung, dan darah dapat
dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran
nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali
dalam posisi lebih tinggi, rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah.
Dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara. Sehingga mengirai
terpwncarnya darah ke rongga dada. Aliran darah yang telah berada pada rongga kaki
mempunya kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat-
urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4. Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara
maksimal dan seaktif mungkin. Gerakan tersebut memompa darah pada urat kaki,
menyemprot betis, menyemprot paha dari samping ke samping juga menyemprot perut.
Hal ini bertujuan memeras darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju
urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.
5. Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasi darah yang sempurna searah dengan tarikan gaya
gravitasi bumi. Pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada
punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar
dalam nadi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi
keberadaan jantung.

D. Tujuan dan Fungsi Shalat

Semua perbuatan yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan hamba-Nya, pasti


memiliki fungsi dan peranan yang penting serta tujuan, termasuk di dalamnya perintah ibadah
shalat. Adapun mengenai tujuan dan fungsi shalat, diantaranya:

1. Agar tergolong orang yang bertaqwa


Ini sangat urgen, karena dengan menjalankan shalat, dia masuk kategori orang taqwa. Al
Quran surat al-Baqarah 2-3 menyebutkan yang artinya:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; (sebagai) petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa; (yakni) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.
2. Untuk mencegah timbulnya perbuatan keji dan munkar
Dasarya adalah Al Quran surat Al Ankabut 45 yang artinya:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah pemuatan keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya dzikrullah itu paling besar. Dan Allah Mengetahui apa yang
kamu perbuat” (QS. Al-Ankabut [29]: 45).
3. Agar bisa meraih keberuntungan yang besar, yakni sorga
Al Quran surat Al-Mu’minun 1-2 menyebutkan yang artinya :
“ Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu
dalam shalatnya”.
” Barang siapa mengerjakannya, tak ada sesuatu yang disia-siakannya karena
merendahkan kedudukannya, maka adalah baginya di sisi Allah suatu janji akan
dimasukkannya ke dalam sorga” ( Sayyid Sabiq).
Ayat itu dikuatkan dengan sebuah hadits dari sahabat ‘Ubbadah bahwa Rasulullah
SAW bersabda :
“Lima shalat telah diwajibkan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Barang siapa
meninggalkan kewajiban shalat dengan sengaja, sungguh ia benar-benar telah kafir.”
(H.R. Ibnu Hibban).
4. Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya
Al Quran surat Al Muddatstsir 42-43 menyebutkan yang artinya :
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat”
5. Agar terhindar dari predikat Kafir
Sebuah hadits menyebutkan:
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat, karenanya
barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi)
6. Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT
Hal ini karena Allah tidak sudi menerima amal saleh dari mereka yang meninggalkan
shalat Sebuah hadits riwayat Ath Thabrani menyebutkan yang artinya :
“Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari qiamat, shalatnya, maka
jika shalatnya baik baik pula (diterima) semua amal kebaikannya yang lain tetapi jika
shalatnya rusak, rusak pula (ditolak) semua kebaikannya yang lain.”
7. Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar
Dengan melaksanakan shalat dan menjaganya dengan baik, sejak dari menjaga
waktu, kesucian, keikhlasan hingga kekhusyu’annya, maka seseorang akan
memperoleh lima hadiah yang amat menggembirakan baginya dunia akherat. Al
Kandahlawi dalam “Fadhailul A’mal” mengutip hadits Rasul SAW yang artinya :
“Diberitakan dalam sebuah hadits bahwa barang siapa menjaga atas shalatnya, Allah
akan memuliakannya dengan lima macam :
a. Dihilangkan dari kesempitan hidup
b. Diselamatkan dari siksa kubur
c. Allah akan memberikan kitab catatan amalnya melalui sebelah kanannya
(menerimanya dengan tangan kanan)
d. Kelak meniti jembatan (ashshiraath) bagaikan kilat
e. Masuk sorga tanpa hisab. (H.M. Zakariyya)
8. Agar Tubuh Tetap Sehat
Ditinjau dari segi kesehatan, gerakan-gerakan shalat ternyata masing-masing
membawa dampak positif terhadap kesehatan bagi pelakunya. Prof.Dr.H.A.Saboe
dalam bukunya “Hikmah Kesehatan dalam Shalat” telah menguraikan panjang lebar
pendapat-pendapat para ahli kesehatan dan masing masing gerakan. Ketika sujud, posisi
kepala berada di bawah, sehingga sirkulasi darah banyak masuk ke otak. Ini penting.
karena orang yang otaknya tidak dialiri darah sedetik saja, orang itu bisa pingsan, bahkan
bisa mati. Dengan bersujud, dinding urat nadi otak dilatih dan dibiasakan menerima aliran
darah relatif lebih banyak dari biasanya, sehingga kematian tiba-tiba yang disebabkan oleh
pecahnya urat-urat nadi otak gara-gara kemasukan darah lebih banyak secara tiba-tiba
misalnya ketika marah berat, itu bisa dihindarkan, karena sudah terlatih.
Hikmah lainnya, ketika bangkit dari sujud,di mana tangan diletakkan di
sebelah kanan kiri lutut, hampir seluruh berat badan terpikul oleh otot-otot kedua tangan,
dengan melibatkan otot-otot bahu, otot-otot dada, otot-otot perut, otot-otot punggung otot-
otot leher dan otot-otot jari tangan. Semua otot-otot itu akan berkontraksi yang
menjadikan otot-otot tadi menjadi lebih besar dan lebih kuat, sedang kan urat-
urat darah pembuluh nadi dan pembuluh darah balik serta urat-urat getah bening akan
terurut, sehingga peredaran darah dan lympha menjadi lancar. Di mana hal ini amat
membantu pekerjaan jantung dan mengerutnya dinding pembuluh darah. Dan seterusnya.
9. Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah
Melalui shalat inilah manusia menghadapkan diri kepada Sang Pencipta
dengan mengungkapkan pernyataan sumpah setianya, mengingat dan memuji Allah dan
memohon atas segala hajat yang dibutuhkan. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan
(kekhusyu’an) hati, bukan hanya sekedar menghafal doa-doa.
10. Agar Kita Menjadi Orang Disiplin
Rasul SAW telah memberikan contoh bagaimana seseorang melakukan shalat,
dengan sabdanya : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. ”
(HR. Bukhari Muslim). Di sini Rasul mendidik ummatnya untuk berdisiplin,
sejak disiplin waktu, sampai dengan sikap hati pada setiap melakukan shalat.
11. Di Dalam Shalat Berjama’ah Terkandung Falsafah Kepemimpinan Yang Tinggi
Betapa banyak falsafah kepemimpinan yang terkandung di dalamnya,
misalnya:
a. Menentukan siapa yang pantas dijadikan imam (pemimpin).
b. Sebelum shalat dimulai imam perlu menata shaf.
c. Imam agar membaca suratannya disesuaikan dengan jamaah, barangkali ada
yang tidak kuat berdiri lama, atau memiliki kesibukan lain.
d. Ma’mum harus mengikuti imam dalam segala gerakan
e. Bila imamnya salah, hendaknya diingatkan oleh ma’mum dengan cara bijak, cukup
dengan mengucapkan Subhanallah.

E. Hikmah Sholat

Sebagian hikmah disyariatkannya shalat adalah bahwa shalat itu dapat membersihkan
jiwa, dapat menyucikannya, dan menjadikan seorang hamba layak bermunajat kepada
Allah Subhanah Wa Ta’ala di dunia dan berada dekat dengan-Nya di surga. Bahkan
shalat juga dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar.” (Al-Ankabut:45). Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi
umat Islam. Begitu pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah
berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.
Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada Rasulullah
melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang terpenting bagi
kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik ditinjau secara moral
(rohani) maupun fisik (jasmani). Shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai
terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah
SWT:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar"


(QS. Al Ankabut 45)

F. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Sholat

Meninggalkan Sholat merupakan suatu hal yang haram dalam agama islam oleh sebab
itu sholat harus dilaksanakan oleh umat islam dimanapun ia berada, Allah SWT meringankan
Sholat bagi yang sakit, apabila tidak bisa maka dia diperbolehkan duduk apabila tidak
mampu duduk maka umat muslim pun di perbolehkan sholat dengan berbaring. Ibnu
Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Awalnya
orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia termasuk golongan Islam. Allah
tidak terima tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shodakah, puasa dan syahadatnya”.
Alhadist.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat:
1. Di dunia
a. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
b. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah)nya.
c. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
2. Ketika Sakaratul Maut
a. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
b. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
c. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
d. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.
3. Ketika di Alam Barzakh
a. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
b. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
c. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
d. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata:

“Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu: Puasanya,
Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”. Orang yang meninggalkan Sholat
akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari dan malam seribu laknat dan seribu murka.
Begitu juga Para Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara bahasa shalat berarti doa. Sedangkan menurut istilah shalat adalah
menyembah Allah dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan
takbiratul ikhram dan di akhiri dengan salam serta wajib melakukannya
pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Dan terdapat banyak sekali keutamaan
shalat, salah satunya adalah shalat akan menjadikan beban permasalahan yang
dihadapi manusia dalam kehidupannya terasa lebih ringan. Sebab dengan shalat
sudah terikrar bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup kita dan mati kita adalah atas
dasar Kuasa Allah ta’ala. Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga
merupakan tiang agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa
runtuh.Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah
di tentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang
biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al Qur’an dan
hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak
berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://dirbas.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-sholat-wajib-dan-sholat_5025.html
https://yrsholihin.wordpress.com/2017/07/25/pengertian-shalat-manfaat-dan-hikmah-shalat-
dalam-kehidupan-manusia/

https://konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/sholat Murthadha, Mutohhari & M.


Baqir. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul Fiqhi.

Anda mungkin juga menyukai