Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR FIQH

 TENTANG SHOLAT
 
Disusun oleh Kelompok 2 :
BENI RAHADIAN
FEBRI FERNANDEZ
NURAZIMAH
 
 
 FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM (STAI) NATUNA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
 
 A. Latar Belakang Masalah
 
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam.
Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu
bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu:
kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na
pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’
(harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu
ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup,
manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang
meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh
menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah
untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci.
Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari
prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun
sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap
masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai
persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud
nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan
orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna
dan keteraturan yang indah.
Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa
salafus shalih sangat memperhatikan masalah shalat,
sampai mereka menempatkan shalat itu
sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu
ditimbanglah kadar kebaikan seseorang dan diukur
kedudukan dan derajatnya. Jika mereka ingin
mengetahui agama seseorang sejauh mana
istiqamahnya maka mereka bertanya tentang shalatnya
dan sejauh mana ia memelihara shalatnya, bagaimana
ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid,
maka saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a.
yaitu Tsauban, Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan
Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist
ini : ” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang
ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun dengan
maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud
dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah
orang yang melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan
yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat
mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat
sebagai salah satu penjagaan bagi orang-orang yang
beriman yang benar-benar melaksanakannya.
BAB II
PEMBAHASAN
 
 

A. Pengertian Sholat
 Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah
pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri
oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran
Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar,
maka serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang
Mahatinggi- Mahamulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh
urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah
SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan
(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan
kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke
kiblat, ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti
gerakan, tilawah, bacaan- bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya
maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya
berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi,
keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama
makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram, Allahu
Akbar dan berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.

B. Sejarah Sholat 
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa
yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj,
dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan
harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelah
Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj,
umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara terang-
terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan
yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa
maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan
shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan
sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
C. Macam-macam Sholat
 Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
 1. Sholat Fardhu
 Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya
sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah
maupun larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari
semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat
sampai panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang
benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai
hilangnya mendung merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai
munculnya fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya
matahari.
2. Sholat Tathowwu'
 Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5
waktu.
f. Sholat Tathowwu' Muthlaq Yaitu sholat sunnah yang batas dan
ketentuannya tidak ditentukan oleh syara'.
g. Sholat Tathowwu' Muqoyyad Yaitu sholat yang batas dan
ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10
rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat
sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah
maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2
rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam
tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan
Muslim: 729)

D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq

1. Sholatnya orang beriman


 Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang
telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku
(bermakmum) dan agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-
Muslim)
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.
Bukhari-Muslim)
2. Sholatnya orang fasiq
 Golongan pertama adalah golongan orang yang telah

mengetahui ilmu tentang shalat, yaitu mengenai syarat


dan rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya,
tentang bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah
betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak
mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan
dunia mudah memalingkan mereka daripada
menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti
perintah shalat ini. Bila mereka sedang ada mood maka
ditunaikannya juga shalat.
 Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat
dan sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam
mengerjakannya. Yakni, jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan
untuk mengingati Allah dengan menghayati bacaan-bacaan dalam
shalat.

E. Manfaat Sholat
1.Sholat dapat menghapuskan dosa
2. Sholat bagus untuk kesehatan
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
4. Menenangkan perasaan dan pikiran

F. Bahaya Meninggalkan Sholat


Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW
mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka jawab
Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu
asalnya hingga sampai waktu Sholat lain.

G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat


 Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak. 

 Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak


boleh dilaksanakannya shalat sunnah
 Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah

bin Amir,

H. Syarat Wajib Sholat


 Islam
 Berakal
 Baligh (Dewasa)
 Dakwah
 Suci dari haid dan nifas
 Jaga
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang
dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat
yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah
berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan
takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan
hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan
perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang
beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga
mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk
kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan
keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab adalah
sholat.

B. Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang
mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai
pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda
antara orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai
syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat difahami,
diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita.
Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan
takkan lepas dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak
kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang
menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai