Anda di halaman 1dari 42

Pengertian Sholat merupakan ibadah rutin yang wajib dikerjakan oleh umat Islam

sebagai sarana pendekatan diri terhadap Allah, terutama sholat fardhu.

Sholat teramat penting bagi umat muslim, karena menjadi tiang agama.

Isinya adalah ucapan serta perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram, lalu
diakhiri salam dengan rukun juga syarat-syarat tertentu.

Walau untuk menunaikannya telah diajarkan semenjak masih kecil, banyak


keutamaan-keutamaan ibadah ini yang belum benar-benar diketahui.

Bagaimana pula hukumnya, bila seseorang meninggalkan sholat?

Nah, kamu bisa menyimak penjelasan selengkapnya tentang sholat di bawah ini:

Secara Umum

Definisi umum dari shalat meliputi segala bentuknya, yang bermula dari gerakan
takbiratul ihram (bersama pelafalan niat dalam hati) dan ditutup dengan salam.

Semua ucapan dan tindakan yang tergolong rukun sholat, memiliki arti serta
makna khusus dengan tujuan untuk menimbulkan kedekatan batiniah antara
hamba dengan Sang Pencipta.

2. Menurut Bahasa Dan Istilah

Bila secara bahasa, asal kata “sholat” adalah Bahasa Arab yang artinya do’a.

Sementara itu menurut istilah, definisi shalat yakni sebentuk peribadahan yang
terdiri dari rangkaian kegiatan, mulai dari takbiratul ikram (disertai niat dalam
hati) lalu diakhiri dengan mengucap salam.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan kata tersebut untuk
menamai ibadahnya dengan pengertian menurut segi etimologis.

Sebab toh ada kandungan doa-doa permohonan, permintaan ampunan taubat,


dan sebagainya dalam shalat.
3. Menurut Hakekat

Berdasarkan hakekatnya, sholat itu menghadapkan diri sendiri dan segala isinya
untuk Allah SWT.

Proses yang “semestinya” mampu memberikan rasa takut kepada-Nya dan dapat
membangkitkan kesadaran mendalam pada tiap-tiap jiwa atas kebesaran dan
kuasa Allah SWT.

4. Menurut Ash-Shiddieqy

Menurut pandangan beliau, sholat itu penggambaran rukhus atau jiwa sholat.

Maksudnya, mengharapkan sepenuh hati dan jiwa raga hanya kepada Allah
dengan segala kekhusyu’an dihadapan-Nya dan keikhlasan yang disertai hati
yang senantiasa berdzikir, berdoa, dan memuji-Nya.

5. Definisi Sholat Fardhu Menurut Bahasa

Sholat yang tergolong fardhu terbagi dua, yakni fardhu ‘ain: shalat yang wajib
dilakukan serta tak bisa digantikan orang lain, yaitu shalat 5 waktu serta Shalat
Jumat (untuk laki-laki).

Sementara fardhu kifayah merupakan ibadah shalat yang wajib dilaksanakan, tapi
tidak ada kaitannya dengan diri sendiri, seperti sholat jenazah.

Sholat wajib yang paling utama itu sendiri ada 5, yakni: Isya, Subuh, Dzuhur,
Ashar, dan Maghrib.

6. Sholat Sunnah

Lalu sholat sunnah adalah ibadah shalat yang bila dilakukan akan memperoleh
pahala, namun bila ditinggalkan pun takkan berdosa.

Macamnya sendiri ada 2, yakni sunnah muakkad yang dianjurkan disertai


penekanan kuat, misalnya sholat pada Hari Raya Idul fitri dan Idul adha.
Kemudian ada shalat sunnah ghairu muakkad yang juga dianjurkan, hanya saja
tanpa penekanan kuat misalnya Sholat Rawatib.

Sejarah Perintah Shalat


Shalat sebagai cara untuk menyembah Allah telah ada bahkan semenjak
Rasulullah Muhammad SAW belum diutus menjadi nabi terakhir.

Berkat rahmat dari Allah, Nabi Muhammad pun mendapat wahyu sebagai
pembaruan syariat sholat dari para nabi sebelum Beliau.

Syariat untuk melaksanakan sholat fardhu lantas disempurnakan, ketika Allah


menurunkan wahyu kepada Nabi SAW melalui peristiwa Isra Mi’raj, yang
berlangsung kira-kira 18 bulan sebelum hijrah.

Rasulullah SAW mendapat perintah untuk menegakkan shalat 5 waktu yang


terdiri dari Isya, Subuh, lalu Dzuhur, kemudian Ashar, serta Maghrib dalam
peristiwa itu.

Maka semenjak saat itu, shalat 5 waktu dalam sehari semalam diwajibkan kepada
Nabi Muhammad beserta seluruh umatnya.

Sholat 5 waktu mengandung pahala seperti 50 waktu, lebih-lebih bila


dilaksanakan secara berjamaah di masjid untuk laki-laki (perempuan
mengerjakannya di rumah), maka akan bertambah 27 kali lipat.

Dasar Hukum Sholat Wajib Dan Sunah


Sumber: m.brilio.net
Sholat merupakan kewajiban dengan hukum yang wajib atau sunnah bergantung
pada jenisnya.
Shalat yang menjadi kewajiban seorang hamba terhadap Sang Pencipta ini pada
dasarnya adalah ibadah yang dibutuhkan oleh manusia.

Kewajiban ini menjelma jadi pondasi atau selayaknya tiang.

Bila tiangnya sampai roboh, maka keseluruhan amalan pun takkan sempurna.

Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Adz-dzariyat ayat 56, yang


artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.”

Jadi hukum mengabaikan shalat –menurut Jumhur Ulama—tergolong dosa yang


besarnya melebihi dosa membunuh, berzina, merampas harta milik orang lain,
meminum minuman keras, atau mencuri.

Bila seseorang telah berlaku ingkar terhadap kewajiban sholat, maka kafirlah ia.

Contohnya, meyakini hukum sholat itu sunnah bahkan mubah (boleh dikerjakan,
tak dikerjakan juga boleh).

Bahkan, walau sedang dalam kendaraan saat menempuh perjalanan, baik sholat
wajib maupun sunnah sebisa mungkin diupayakan dikerjakan.

Salah satu caranya bisa memanfaatkan rukhsah, yakni jama dan qasar.

Kedudukan Sholat Dalam Islam


Sholat punya kedudukan yang diagungkan dalam islam.

Keutamaan ini bisa dilihat melalui beberapa poin seperti berikut ini:

 Sholat merupakan kewajiban utama


Sholat didefinisikan sebagai kewajiban paling pokok sesudah 2 kalimat syahadat
dalam Rukun Islam.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

“Kedudukan sholat masuk dalam Rukun Islam.”

Rukun artinya adalah hal mutlak yang wajib dilaksanakan.

Bila tak dilakukan, maka tak ada hal lain yang dapat digunakan sebagai bantuan
untuk menggugurkannya.

 Sholat untuk membedakan antara yang muslim dan yang kafir.


Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan


adalah sholat. Barangsiapa meninggalkan sholat, maka ia kafir.” (HR. Muslim, No.
978)

 Sholat menegakkan agama seseorang


Sebagai tiang agama, agama seseorang tidak akan berdiri tegak dan kokoh tanpa
menegakkan sholat.

 Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat


Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
adalah sholatnya. Apabila sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan
dan keselamatan. Apabila sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika
ada yang kurang dari sholat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,
’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?’ Maka
sholat sunnah tersebut akan menyempurnakan sholat wajibnya yang kurang.
Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

(diriwayatkan oleh Abu Daud, dan di-shohih-kan oleh Syekh al-Albani)

Tujuan
Shalat punya beragam macam tujuan hingga tak terhingga.
Tujuan hakikinya adalah sebagai penanda hati untuk mengagungkan nama Allah
sebagai Sang Pencipta.

Tanda ini juga menandai diri manusia yang senantiasa membutuhkan Allah SWT,
yang telah menciptakan alam semesta seisinya.

Shalat pun membuktikan ketakwaan manusia sebagai makhluk kepada Khaliknya.

Melalui salah satu ayat-Nya, tujuan shalat dinyatakan untuk menjauhkan


seseorang dari perbuatan yang keji serta munkar.

Sholat adalah dasar serta pedoman untuk mengatur setiap aktivitas dalam hidup
manusia, baik berupa perintah maupun larangan dari Tuhan.

Manfaat Khusyu Dalam Sholat


Sum
ber: almakmun83.wordpress.com
Melalui sholat yang baik, benar, juga khusyu, akan menembus jiwa hingga hati
terdalam.

Hati akan memahami dan menghayati dengan baik, kandungan makna dalam
sholat tersebut.

Lalu dari pemahaman tersebut, segala perbuatan yang menunjukkan kualitas


sholat akan terlihat, seperti apa ibadah dan perbuatan seseorang kepada Allah,
atau disebut dengan habluminallah.
Sumber: siduta.com
Hati yang senantiasa mengingat Allah SWT akan mencerminkan aura, perkataan,
serta perbuatan yang terus terjaga dan terkendali, karena adanya rasa takut tak
bisa mengendalikan diri dari berbuat maksiat.

Manusia akan senantiasa merasa diawasi, karena segala perbuatannya akan


dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Walau seberapapun kecilnya itu.


Makna
Sumber: al-feqh.com
1. Kebersihan

Seseorang yang hendak mengerjakan sholat:

 Hatinya harus bersih dari beragam kotoran, seperti sombong, marah,


dendam, dengki, dan semacamnya.
 Perutnya harus bersih dari beragam kotoran, seperti makanan dan
minuman haram, memakan makanan hasil riba, atau harta yang menjadi
hak anak yatim.
2. Kesopanan

Seseorang yang hendak mengerjakan sholat harus menutupi auratnya dengan


kain yang tebal dan bersih, serta diharuskan mematuhi rukun-rukun dan syarat-
syaratnya.

3. Kesehatan

Seseorang yang akan melaksanakan sholat harus mengambil air wudhu,


menyiapkan diri, dan menuju ke tempat sholat, juga mengerjakan sholat tersebut
sesuai rukun-rukunnya.

4. Kesabaran Dan Ketenangan


Sumber: id.pinterest.com
Seseorang yang hendak / sedang mengerjakan sholat:

 Dilarang terburu-buru dalam menjalankan rukun-rukunnya, baik itu wajib


maupun sunnah-nya.
 Harus tertib (berurutan) dan tumakninah atau tenang hingga berhasil
mencapai kekhusyu’an.
5. Percaya Diri
Sumber: id.pinterest.com
Seseorang yang shalat harus merasa tengah berhadapan langsung dengan Allah
SWT, serta senantiasa merasa diperhatikan dan diawasi oleh-Nya.

Jadi bila manusia sudah mampu begitu dekat dengan Sang Pencipta Yang Maha
Segalanya, tentu perasaan aman juga percaya diri akan timbul.

Macam-Macam
1. Shalat Fardhu (Shalat Lima Waktu)

Sholat yang hukumnya wajib bagi setiap orang yang sudah dewasa serta berakal
sehat adalah 5 kali dalam waktu sehari semalam.

Jumhur Ulama, termasuk juga Malik serta Syafi’i, berpendapat tentang jumlah
sholat yang wajib itu hanya lima, sebagaimana disebutkan dalam hadis mengenai
mi’raj, yaitu Isya’, Subuh, Dzuhur, Ashar, dan Maghrib.

Bila kelima sholat ini tak sengaja tertinggal, maka harus ada qodho untuk
menggantikannya.

A. Shalat Isya’
Sumber: brilio.net
Waktu pelaksanaannya adalah mulai dari tenggelamnya syafaq merah (sesudah
waktu maghrib) hingga terbit fajar.

B. Shalat Subuh

Waktu pengerjaannya adalah sejak terbit fajar hingga matahari terbit.

C. Shalat Dzuhur
Permulaan waktu dilakukannya adalah seusai tergelincirnya matahari dari tengah
langit.

Sedangkan waktu berakhirnya ditandai dengan kesamaan panjang antara suatu


benda dan bayangannya.

D. Shalat Ashar

Dimulainya shalat ini adalah sesudah habis waktu dzuhur, yakni bila panjang
bayangan suatu benda telah melebihi panjang bendanya, hingga matahari
terbenam.

E. Shalat Maghrib

Waktu pelaksanaannya baru dimulai saat matahari terbenam, hingga tiada lagi
syafaq (mega) yang berwarna merah bisa terlihat.

Di antara kelima waktu inilah ada yang namanya Sholat Wustho,


ibadah di tengah-tengah hari dan termasuk yang paling utama menurut
beberapa sumber.

Sayangnya, ada banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama dan sahabat


tentang sholat apa yang dimaksud sebagai shalat wustho.

2. Shalat Sunnah

Di samping sholat fardhu, masih ada yang namanya sholat sunnah dengan
aturan-aturan tersendiri, baik waktu maupun tata cara pelaksanaannya.

Hikmah daripada keberadaan ajaran –salah satunya—sholat sunnah sesudah


sholat fardhu adalah sebagai penambal bagi sholat fardhu yang barangkali
terdapat kekurangan tanpa disengaja.

Syariat sholat sunnah juga sengaja ada, karena terkandung keutamaan dalam
ibadah ini, yang takkan diperoleh dari ibadah-ibadah lain.

A. Shalat Rawatib
Sholat Sunnah Rawatib ini dilaksanakan sebelum dan/atau setelah shalat fardhu,
antara lain:

1. 2 raka’at sebelum sholat subuh (tak ada sunnah ba’diyah sesudah shalat
subuh).
2. 2 raka’at sebelum sholat dzuhur, dan 2 atau 4 ra’kaat setelah sholat
dzuhur).
3. 2 atau 4 raka’at sebelum sholat ashar (tak ada sunnah ba’diyah setelah
sholat ashar).
4. 2 raka’at setelah sholat maghrib.
5. 2 raka’at sebelum sholat isya’, dan 2 raka’at setelah sholat isya’.
Sholat-sholat yang dilaksanakan sebelum dan setelah shalat fardhu tersebut
dinamakan sunnah qobliyah dan badiyah.

B Shalat ‘Idain (2 Hari Raya)


Sumber:
republika.co.id
Sholat saat Hari Raya ada dua dalam Islam, yakni pada Idulfitri tanggal 1 Syawal
dan pada Iduladha tanggal 10 Dzulhijjah.
Sumber
: zakat.or.id
Shalat ‘idain (sholat 2 hari raya) tergolong dalam sunnah muakkad yang
disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ para ulama.
Sumber: kompas.com
Pelaksanaan sholat ‘idain ini, menurut kesepakatan para ulama, dituntut untuk
berjama’ah.

Waktunya sendiri dimulai saat matahari telah sampai pada waktu zawal, dan
seyogianya dilaksanakan sesudah naiknya matahari setinggi galah atau tombak.

C. Shalat Istisqa’

Sholat sunnah ini dilaksanakan sebagai permohonan agar hujan lekas turun, saat
kebutuhan air begitu sulit terpenuhi karena terlalu lama tidak ada hujan, melalui
do’a dan permohonan agar Allah SWT menurunkannya.

Sholat istisqa’ dihukumi sunnah muakkad, ketika dirasa telah perlu


melaksanakannya karena sangat membutuhkan air, melalui tatanan cara-cara
yang sudah diatur.

D. Shalat Tahiyatul Masjid

Seseorang disunnahkan melaksanakan sholat 2 raka’at saat memasuki dan


sebelum duduk di dalam masjid, sebagai bentuk penghormatan (tahiyat)
terhadap masjid.

Namun bila masuknya adalah saat sholat berjama’ah akan dimulai, tidak ada
tuntutan lagi untuk melakukannya.

Lagipula, bentuk penghormatannya sudah tercapai melalui pelaksanaan sholat


wajib tersebut.

Sedangkan bila masuknya saat Imam sholat Jum at sedang berkhotbah,


hendaknya sholat tahiyatul masjid dilakukan seringkas mungkin.

E. Shalat Dhuha
Sumber: picuki.com
Sholat sunnah ini dikerjakan minimal 2 rakaat hingga lebih dari itu.
Jumlah terbanyaknya adalah 12 rakaat, sementara yang paling jamak adalah 8
rakaat.
Sumber:
id.pinterest.com
Sholat ini secara spesifik dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni saat matahari
telah naik setinggi galah / tombak, sekitar pukul 8 / 9 hingga memasuki waktu
dzuhur atau tergelincirnya (zawal) matahari.

Waktu-waktu yang paling diutamakan adalah sesudah seperempat siang.

F. Qiyamul Lail (Tahajud, Tarawih, Dan Witir)

Sumber: brilio.net
Satu-satunya shalat sunnah yang mengharuskan adanya qiyamul lail (bangun
malam) untuk melaksanakannya sesuai perintah langsung dari Allah dalam Al-
Qur’an adalah sholat malam.

Sholat yang menjadi ibadah terbaik setelah shalat wajib ini disebut dengan
tahajud, karena harus didahului oleh tidur sebelum pengerjaannya.

Jumlah terbanyak rakaat shalat tahajud adalah 11, minimalnya adalah dua, dan
umumnya 4 rakaat.

Keutamaan ibadah ini disebabkan karena tingkat keberatan untuk melakukannya,


saat manusia sedang nyaman-nyamannya menikmati waktu-waktu tidur,
sementara mereka lalai dari mengingat Allah.

Waktu yang paling utama dan terbaik untuk melakukannya adalah sepertiga akhir
malam.

Sholat tarawih tidaklah benar-benar qiyamul lain, karena bisa ditunaikan


langsung setelah sholat isya’ dan hanya ada pada bulan Ramadhan.

Sholat witir disebut demikian karena rakaatnya berjumlah ganjil, yang paling
umum adalah 3 rakaat.

Witir akan dikerjakan langsung setelah sholat tarawih selesai (bila itu saat bulan
Ramadhan), dan dilaksanakan sesudah tahajud (bila itu hari-hari biasa).

G. Sholat Sunnah Wudhu

Shalat sunnah ini spesifiknya ditunaikan sesudah menyelesaikan wudhu.

Jumlah rakaatnya adalah dua.

H. Sholat Istikharah

Dalam memperoleh kemantapan mengambil keputusan atas pilihan sulit yang


sewaktu-waktu harus dihadapi, maka disunnahkan untuk melaksanakan sholat
istiqoroh sebanyak 2 rakaat.
Seusai sholat, hendaknya melafalkan tahmid dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW.

I. Sholat Sunnah Gerhana


S
umber: islami.co
Shalat sunnah ini dilaksanakan ketika gerhana bulan ataupun matahari sedang
berlangsung.

Jumlah untuk rakaatnya sendiri adalah 2 rakaat.

J. Sholat Sunnah Safar

Shalat sunnah ini dikerjakan saat seseorang akan bepergian atau baru memulai
perjalanannya.

Jumlah untuk rakaatnya adalah 2 rakaat.

K. Sholat Hajat

Ibadah ini dikerjakan sebagai satu wujud ikhtiar, supaya keinginan seseorang
dapat lekas dikabulkan Allah SWT.

Baik keinginan terkait jodoh, rezeki, hingga perlindungan dari segala perkara
mudharat.

Pelaksanaan sholat hajat minimal adalah 2, dan maksimal sampai 12 rakaat.

Bila lebih dari 2 rakaat, harus ada salam di setiap selesai 2 rakaat.

Pelaksanaannya bisa kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang memang


dilarang untuk melakukan sholat, yakni sesudah subuh sampai terbitnya matahari
dan sesudah ashar sampai matahari terbenam.

Waktu terbaiknya adalah malam hari, terkhusus di sepertiga akhir malam


berbarengan dengan tahajud.

Syarat Sah Shalat


 Islam.
 Baligh.
 Berakal.
 Dakwah atau perintah rasul telah sampai kepadanya.
 Badan, pakaian, hingga tempat yang suci dari kotoran apapun, hadats
besar maupun kecil, termasuk haid dan nifas.
 Mendengar atau melihat.
 Terjaga, yakni tidak tidur, tidak pula lupa.
 Menutupi aurat.
 Telah mengetahui kapan waktu masuknya sholat.
 Menghadap ke arah kiblat (ka’bah).
Rukun Shalat
Sumber: istiupdate.blogspot.com
 Melafalkan niat (dalam hati).
 Posisi berdiri, bagi yang mampu.
 Takbiratul ihram.
 Membaca surat al-Fatihah.
 Rukuk disertai tuma’ninah.
 I’tidal disertai tuma’ninah.
 Sujud pertama disertai tuma’ninah.
 Duduk di antara 2 sujud disertai tuma’ninah.
 Sujud kedua disertai tuma’ninah.
 Berdiri lagi dan menyesuaikan jumlah rakaat sholatnya.
 Duduk tasyahud akhir.
 Membaca tasyahud akhir.
 Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad.
 Memberi salam pertama (kanan).
 Menertibkan rukun (artinya melaksanakan rukun-rukun sholat secara
berurutan, tak saling melompati atau mendahului).
Bila salah satu rukun ada yang tertinggal dengan sengaja, maka sholatnya batal.

Sunnah-Sunnah
Sumber:
id.pinterest.com
 Adanya adzan dan iqomah sebelum sholat.
 Bersiwak (menyikat gigi).
 Mengangkat tangan setinggi telinga.
 Menyatukan kedua pergelangan tangan (bersedekap).
 Melafalkan (lirih) doa iftitah.

Sumber: hijaiyyah.com
 Ber-taawudz.
 Melafalkan Aamiin, sesudah membaca Al-Fatihah.
 Membaca ayat atau surat lain dari Al-Qur’an sesudah membaca Al-Fatihah.
 Bertasbih saat sujud dan ruku’.
 Berdoa saat duduk di antara dua sujud.
 Melafalkan (lirih) tahiyyat dan shalawat saat rokaat kedua.
 Melafalkan doa qunut.
 Duduk iftirosy pada semua duduk dalam sholat.
 Duduk tawarruk atau bersimpuh ketika tahiyat akhir.
 Berdoa sebelum salam.
 Melaksanakan salam kedua sesudah salam pertama.
 Berdoa sesudah salam kedua.
Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat
Sumber:
republika.co.id
 Mengabaikan salah satu di antara rukun-rukun.
 Mengabaikan salah satu di antara syarat-syarat.
 Sengaja bicara selain bacaan shalat.
 Banyak bergerak (3x berturut-turut), selain gerakan shalat, misalnya garuk-
garuk.
 Makan serta minum.
 Berhadas (segala kotoran dari tubuh, seperti buang air atau buang angin).
 Terkena najis secara jelas.
 Tertawa sampai terbahak-bahak.
 Mendahului imam (bila sedang menjadi makmum dalam sholat
berjamaah).
 Murtad.
Tak hanya ada perkara-perkara yang membatalkan sholat, ada pula hal-hal umum
yang –sebetulnya salah– masih sering dilakukan.

Pelaksanaan sholat tidak bisa dilakukan semaunya sendiri, tapi ada waktu-waktu
yang telah ditentukan.

Saat seseorang masih saja bohong, marah, usil, dan berghibah, artinya ia bukan
“mengerjakan sholat” melainkan sekadar “melakukan gerakan-gerakan shalat”.

Sebab sejatinya, shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji serta munkar,
dan menjadi pengendali nafsu amarah dalam diri sendiri.

Miftachul Arifin
Peminat genre fantasi dalam perbukuan, penulisan, dan perfilman yang ingin
terus belajar berkarya. Saya pun penggemar musik-musik orkestra, terutama dari
biola, cello, dan piano.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

semestaalternative.wordpress.com
Tinggalkan Komentar

Komentar

Nama SurelSitus web


Kirim Komentar

Cari untuk:

Anda mungkin juga menyukai