Anda di halaman 1dari 19

SHALAT SEBAGAI KEBUTUHAN

FIQIH IBADAH

Oleh: Dr. Muskinul Fuad


Fiqh Ibadah

 Ibadah berasal dari kata ‫ العبد‬yang berarti hamba. Kemudian dari kata ini
muncul kata ‫ العبادة‬yang berarti ‫( إظهار التذلل‬memperlihatkan/
mendemonstrasikan ketundukan dan kehinaan).
 Secara istilah ibadah berarti usaha menghubungkan dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah.
 Ulama fiqh mendefenisikan ibadah sebagai ketaatan yang disertai dengan
ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah SWT.
 Redaksi lain menyebutkan bahwa ibadah adalah semua yang dilakukan atau
dipersembahkan untuk memperoleh keredhaan Allah dan mengharapkan
imbalan pahala-Nya di akhirat kelak.
 Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa ibadah berawal dari suatu
hubungan dan keterkaitan yang erat antara hati dengan yang
disembah.
 Kemudian hubungan dan keterkaitan tersebut meningkat
menjadi kerinduan karena tercurahnya perasaan hati kepada-
Nya.
 Kemudian rasa rindu itu pun meningkat menjadi kecintaan yang
kemudian meningkat pula menjadi keasyikan.
 Sehingga akhirnya membuat cinta yang amat mendalam yang
membuat orang yang mencintai bersedia melakukan apa saja
demi yang dicintai. Oleh karena itu, betapapun seseorang
menundukkan diri kepada sesama manusia, ketundukan
demikian tidak dapat disebut sebagai ibadah sekalipun antara
anak dan bapaknya.
Ibadah….
 Dari segi manfaatnya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu;
 pertama, ibadah perorangan (fardhiyah/mahdhah), yakni ibadah yang
menyangkut diri pelakunya sendiri serta tidak ada hubungannya
dengan orang lain seperti shalat dan puasa.
 Kedua, ibadah kemasyarakatan (ijtimâiyah/ghaira mahdhah), yakni
ibadah yang memiliki keterkaitan dengan orang lain, terutama dari
segi sasarannya seperti sedekah, zakat dan sebagainya.
 Berkaitan dengan ini, Dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah
dijelaskan bahwa ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah, dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala
larangan-larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkannya.
 Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus.
 Ibadah umum ialah segala amalan yang dizinkan Allah, sedangkan
ibadah khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perinciannya, tingkat dan cara-caranya yang tertentu.
 Menurut Nazaruddin Razak, dalam konteks ibadah yang
dikerjakan, terdapat lima pokok ibadah, yakni
: shalat, zakat, puasa dan naik haji serta disusul dengan
thaharah, di mana thaharah merupakan kewajiban yang
menyertai shalat, zakat, puasa dan naik haji.
persyaratan agar suatu perbuatan dapat
bernilai ibadah, yaitu:

 Perbuatan yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam.


 Perbuatan tersebut dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas.
 Untuk melakukan perbuat tersebut, yang bersangkutan harus memiliki
keteguhan hati dan percaya diri bahwa perbuatan yang dilakukan akan
membawa kepada kebaikan.
 Harus memperhatikan garis-garis atau aturan-aturan Allah SWT, tidak ada
unsur kelaliman, khianat, penipuan dan lain-lain.
 Perbuatan-perbuatan duniawi yang dilakukan dengan niat ibadah tidak boleh
menghalangi kewajiban-kewajiban agama seperti berjual beli yang membuat
diri lalai mengerjakan shalat dan sebagainya.
Menegakkan Shalat
 Salah satu kewajiban setiap Muslim adalah menegakkan
shalat lima waktu
 Sedemikian pentingnya ajaran shalat, Rasulullah pernah
bersabda bahwa amal pertama yang akan dihisab di
akhirat adalah shalat, apabila shalat seseorang itu baik,
maka Insya Allah seluruh amalnya akan baik pula,
sebaliknya jika shalatnya itu tdk baik maka amalnya yg lain
pun tidak baik pula
Yuk shalat!
 Lihat QS. Al-ankabut, 29 :45
 Saat ini kita menyaksikan orang yg melaksanakan shalat,
namun mengapa masih banyak terdapat perbuatan yg
munkar?
 Jawabannya : karena banyak orang shalat dg tujuan untuk
menggugurkan kewajiban atau sekedar melaksanakan
rutinitas ritual, sdgkan nilai2 yg terkandung dalam shalat
tdk dipahami apalagi ditegakkan dalam kehidupan sehar-
hari
Apa yg terjadi dg umat Islam?
 Pada hari jumat masjid penuh, tetapi jalanan masih ramai
(macet)
 Di kendaraan, berapa yang shalat?
 Di rumah sakit, brp pasien yang shalat?
 Kita yang sudah biasa shalat, apakah sudah benar2 shalat?
 Sudahkah kita mendirikan shalat
Refleksi
“ Kita sungguh bingung dan tercengang menyangkut masalah
shalat ini, apakah ia merupakan hal yang tidak perlu kita
bicarakan lagi, karena kewajiban ini telah melekat dan
dikenal umat? “
“Ataukah ia merupakan pelajaran yang sangat (selalu)
dibutuhkan karena banyak umat Islam yang masih enggan
shalat, atau ingin shalat tetapi tidak tahu caranya, atau
mengerjakan tetapi keliru, atau sudah mengerjakan tapi
belum mendirikan, melakukan tetapi tidak
menghayatinya?”
Sebagaimana diketahui ….
 Shalat adalah merupakan pokok ajaran agama.
 Utk mewajibkan ibadah shalat, Allah SWT langsung
memanggil Rosulullah SAW ke langit melalui peristiwa Isra
Mi’raj.
 Tentang shalat, dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebut 100
kali, sementara penelusuran Kutubut Tis’ah (Kitab Hadist
yang 9) kata shalat disebut 11.910 kali.
 Mengenai esensi ibadah shalat, bukan hanya sekedar
pelaksanaan shalatnya, tetapi dilihat dari mulai prosesnya
seperti dari mulai berwudhu sampai bagaimana pengaruh
dari pelaksanaannya.
Keistimewaan shalat..
 Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat
Islam yang telah memenuhi syarat (mukallaf).
 Shalat adalah rukun/pilar/tiang agama Islam
 Dan shalat juga sebagai garis demarkasi antara muslim dan non
muslim. Hal ini dapat dilihat dari sabda Nabi saw. yang artinya
:”Perbedaan antara orang kafir (non muslim) dengan orang
Islam adalah shalat”.
 Shalat adalah amal yg pertama dihisab
 Adapun makna shalat adalah :”Suatu perbuatan yang diawali
dengan takbirotul ihrom (takbir pertama yang mengharamkan
hal-hal yang halal sebelum dilakukan takbir) dan diakhiri dengan
salam yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Hikmah Shalat
 Sementara peneilti mengatakan bahwa shalat itu sebagai media olah
raga yang bersifat jasmani dan rohani.
 Pendapat ini bisa diterima karena semua gerakan shalat itu
mengandung unsur kesehatan.
 Dan jika seseorang mengalami gangguan penyakit atau kondisinya
kurang sehat, maka tidak dapat melakukan shalat dengan baik dan
benar.
 Apabila shalat itu dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
tuntunan yang telah digariskan, maka akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan secara menyeluruh baik pisik maupun psikis.
 Hal ini telah dilakukan penelitian oleh dokter A. Saboe.
 Dia adalah seorang dokter muslim yang taat yang ingin membuktikan
kebenaran ajaran Islam, khususnya masalah gerakan shalat dari awal
hingga akhir.
 Dll, misalnya: psikologi shalat (Sentot Haryanto)
Kalau kita perhatikan….
 Perintah shalat dalam Al-Qur’an hampir selalu dimulai dg
kata aqiimuu
 Aqiimuu artinya mendirikan, bersinambung, dan sempurna
 Arti yg lebih tepat: melaksanakannya dengan baik, khusyuk,
dan bersinambung, sesuai dg syarat rukun dan sunnahnya
OKI, tidak salah jika dikatakan bahwa…
 Banyak umat Islam yg shalat tetapi tidak melaksanakannya
 Yang kelihatan sudah shalat dg sempurna (rukun, syarat,
dan sunnahnya) pun belum begitu menghayati arti dan
tujuan shalat
 “ Celakalah orang-orang yang shalat, tetapi lalai akan
(makna) shalat mereka, yakni mereka yg riya’ dan
menghalangi pemberian bantuan” (QS. 107: 4-7)
Mengapa demikian?
 Shalat berintikan do’a (harfiah)
 Do’a adalah keinginan yg dipanjatkan (dimohonkan)
kepada Allah SWT
 Jika kita berdoa (memohon), maka kita harus merasa
lemah dan butuh di hadapan Allah (yang dimohon)
 Hal ini harus dibuktikan dalam ucapan dan sikap
 Maka, pantaskah berlaku riya (bermuka dua) ketika
menghadap Allah?
 Inilah yang disebut orang yg tidak menghayati makna
shalatnya atau melupakan tujuan shalat
Jadi….,
 Mereka yang dikatakan telah mendirikan (melaksanakan) shalat
adalah mereka yg merasa butuh kepada Allah dan
mendambakan bantuan-Nya.
 Wajarkah jika kita yang butuh menolak perintah Allah untuk
membantu sesama kita yang membutuhkan, padahal kita punya
kemampuan
 Tidakkah kita mengukur diri kita dan kebutuhan kita kepada
Allah?
 Tidakkah kita mengetahui bahwa Allah akan membantu kita
selama kita mau membantu saudara kita
 Jadi, orang yang enggan memberi bantuan kepada orang lain (yg
membutuhkan) berarti ia telah lalai terhadap makna shalat
Setelah ini..
 Masihkah kita mengatakan kita tidak butuh penjelasan
(pelajaran) tentang shalat
 Pada dasarnya, kita selalu membutuhkan pelajaran
(pengajian) tentang shalat sebagaimana kebutuhan
masyarakat kita tehadap perwujudan makna shalat dalam
kehidupan sehari-hari
Mari kita …
 Yakini bahwa shalat sejatinya adalah materi (spesial)
pelatihan diri yang telah diangerahkan oleh Allah buat
manusia
 Jadikan shalat sbg kebutuhan dalam hidup kita
 Shalatlah yang ngefek,
 Perbaiki shalat kita, dg selalu mempelajari dan menghayati
 Sempurnakan terus menerus
 Beribadah dan berpikir selalu

Anda mungkin juga menyukai