Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan juwita

Kelas : 2182B

ASPEK IBADAH, LATIHAN SPIRITUAL DAN AJARAN MORAL DALAM ISLAM

1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’
(terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara
lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling
tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla,
baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang
paling lengkap.
Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku-perilaku dalam semua aspek kehidupan. Yang
dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Menurut makna umum, ibadah adalah
segala sesuatu yang disukai dan diridhai Allah Swt, baik ibadah tersebut berupa perkataan maupun
perbuatan, baik yang terang (eksplisit) maupun yang tersirat (implisit).
2. Tujuan Ibadah
Untuk mendekatkan diri kepada dan mencari ridha Allah. Tujuan lain dari ibadah adalah ketakwaan hati.
Ketakwaan untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan yang dilarang oleh Allah SWT. Adapun
tujuan dari shalat, zakat, puasa, haji:
Shalat
Kita semua tahu bahwa solat adalah hubungan hamba dengan tuhannya, tapi apa tujuan dan hasil yang
diberikan oleh solat?
٤٥- ‫ع ِن ْالفاحْ شااء او ْال ُمنك ِار‬
‫ص اَلة ا تا ْن اهى ا‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Al-Ankabut 45)
Tujuan dari solat adalah mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Artinya, solat ingin membawa
manusia menjadi orang yang berakhlak dan terhindar dari perbuatan yang dzolim dan keji.
Zakat
Allah berfirman,

‫ ُخذْ مِ ْن أ ا ْم اوا ِل ِه ْم ا‬-


‫صداقاةً ت ُ ا‬
١٠٣- ‫ط ِه ُرهُ ْم اوتُزا كِي ِهم ِب اها‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.” (At-Taubah 103)
Tujuan utama dari zakat adalah membersihkan dan mensucikan pemiliknya atau biasa
disebut Tazkiyah. Yaitu mensucikan dari jiwa yang kikir dan tamak untuk menjadi jiwa yang penuh
dengan belas kasih.
Puasa
Berkaitan dengan tujuan puasa, teringat kisah tentang seorang wanita yang ahli ibadah dan selalu
berpuasa. Seorang sahabat memuji ibadah wanita ini dihadapan Rasulullah saw, lalu ia berkata bahwa di
sisi lain wanita ini sering menyakiti tetangganya dengan lisannya. Rasulullah hanya berkomentar, “Dia di
neraka.”
Seluruh ritual ibadah tidak akan berarti tanpa akhlak dan budi pekerti yang baik. Bukankah Rasulullah
juga pernah bersabda,
“Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan haus.”
Kenapa puasa mereka tidak diterima? Karena mereka berpuasa tanpa berakhlak. Mereka hanya menahan
lapar dan haus tanpa menahan anggota badan yang lain dari perbuatan yang buruk.
Haji
Allah jelaskan dalam Al-Qur’an tentang larangan dalam ibadah haji adalah,

ِ ‫سوقا اوالا ِجداا ال فِي ْال اح‬


١٩٧- ‫ج‬ ُ ُ‫ض فِي ِه َّن ْال اح َّج فاَلا ارفاثا اوالا ف‬
‫ ْال اح ُّج أ ا ْش ُه ٌر َّم ْعلُو اماتٌ فا امن فا ار ا‬-
(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah diketahui. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji
dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar
dalam (melakukan ibadah) haji. (Al-Baqarah 197)
Ayat ini dengan jelas menggambarkan bahwa tujuan dari haji adalah membiasakan diri untuk berakhlak
dan tidak menyakiti orang lain. Membiasakan diri untuk menahan dari berkata jorok, berbuat maksiat dan
bertengkar dengan orang lain.
Jika seluruh tujuan dari ibadah-ibadah utama dalam islam ini adalah mengantarkan seseorang kepada
akhlak, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak berakhlak. Tidak ada alasan lagi untuk berlaku kasar
terhadap sesama manusia.
3.Aspek Ibadah
Allah menginginkan segala yang kita lakukan dalam hidup menjadi ibadah, yaitu cara kita berpakaian,
cara kita mengatur rumah tangga, bentuk perjuangan kita, pergaulan kita, percakapan dan perbincangan
kita, semuanya menjadi ibadah, sekalipun kita berdiam diri juga dapat berbentuk ibadah. Di samping itu
aspek-aspek lain seperti pendidikan dan pelajaran, perekonomian dan cara-cara menjalankan ekonomi,
soal-soal kenegaraan dan perhubungan antar bangsa pun, semua itu perlu menjadi ibadah kita kepada
Allah. Itulah yang dikatakan ibadah dalam seluruh kehidupan kita baik yang lahir maupun yang batin.
Corak – corak ibadah untuk uraian lebih lanjut mengenai ibadah agar dapat kita fahami lebih luas dan
sesuai dengan tuntutan syariat Islam, maka di sini diuraikan tiga peringkat ibadah yang mencakup aspek
kehidupan kita.
1. Ibadah asas
2. Ibadah cabang-cabang
3. Ibadah yang lebih umum
1. Ibadah asas

Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada Allah, para malaikat, kitab-
kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan Allah baik ataupun buruk. Itulah yang kita
sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat, shalat
lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu). Kedua bentuk ibadah yang
asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi setiap muallaf. Berarti
sebelum kita dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang lain, kedua perkara itu perlu ada pada diri kita dan
telah dapat kita tanamkan dalam jiwa kita.

2. Ibadah Cabang
Adapun ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi yaitu yang bertalian erat dengan asas
meliputi perkara mentajhizkan (menyelenggarakan) jenazah, menegakkan jihad, membangun gelanggang
pendidikan dan pelajaran atau mewujudkan perancangan ekonomi Islam seperti mewujudkan perusahaan-
perusahaan asas yang melayani keperluan umat Islam
Hal-hal yang termasuk dalam jenis ibadah yang kedua ini kita namakan fardhu kifayah. Kita tentu lebih
maklum apa sebenarnya fardhu kifayah itu yaitu fardhu yang menitikberatkan pada soal kemasyarakatan
Islam yang juga merupakan urat saraf dan nadi penghubung antara sesama Islam.
Kecil timbangannya tetapi besar maknanya. Itulah yang disebut sunah ain. Tergolong di dalamnya yaitu
shalat sunat rawatib, shalat witir, shalat tahajud, shalat dhuha, puasa syawal, puasa Senin dan Kamis,
bersedekah dan membaca Al Quran. Pelaksanaan ibadah itu mendatangkan pahala sedangkan jika tidak
dilakukan tidak akan mendatangkan dosa. Namun karena ibadah itu memberikan manfaat maka lebih baik
jika dikerjakan.

3. Ibadah Umum
Dan ibadah ketiga yaitu ibadah yang lebih umum yaitu hal-hal yang merupakan pelaksanaan mubah saja
tetapi bisa menjadi ibadah dan mendatangkan pahala. Amalan seperti itu dapat menambah bakti kita
kepada Allah agar setiap perbuatan dalam hidup kita ini tidak menjadi sia-sia. Tergolong dalam amalan-
amalan itu seperti makan, minum, tidur, berjalan-jalan, berwisata dan sebagainya.

4.Latihan Spritual
Ada enam prinsip latihan spiritual yaitu:
A. Ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada
Ketika menjalani latihan spiritual, sangatlah penting untuk menanamkan pemahaman bahwa setiap
individu adalah berbeda sehingga apa yang cocok untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain.
Ketika sedang mendaki gunung, semua pendaki mengira jalannyalah satu satunya jalan. Tapi setelah dia
sampai dipuncak gunung, baru dia menyadari tak terhitung jalan yang bisa dilalui untuk mencapai
puncak. Begitu pula ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada.
B. Berangkat dari banyak menuju satu
Hasil dari usaha kita akan jauh lebih kuat apabila kita mengkonsentrasikan usaha kita pada satu daripada
banyak.
C. Menigkat dari kasar (nyata) menuju ke halus (maya)
Keadaan dasar yang kita perlukan untuk peningkatan terhadap latihan spiritual kita adalah dari melakukan
latihan secara fisik menjadi ke tingkat yang lebih halus.
Latihan spiritual yang halus lebih kuat dari yang kasar. Sebagai contoh, sebuah hubungan dimana dua
orang berjabat tangan dalam pertemanan, sedangkan dalam kenyataannya, mereka tidak saling menyukai.
Secara fisik seperti itu hanyalah memperlihatkan tampak luar saja. Sedangkan di lain pihak, dua orang
bisa benar benar merasa berjabat tulus walaupun tanpa kontak fisik. Sama halnya ketika tiba saatnya
pelatihan spiritualitas, tergerak hanya oleh persembahan ritual luaran (tingkat fisik) tanpa rasa bakti, dan
ini harus dirubah menjadi suatu rasa yang benar benar tulus bakti kepada Tuhan atau dengan rasa
keinginan yang kuat untuk pengembangan spiritual.
D. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan tingkatan spiritual
Kita harus cek apakah latihan spiritual yang kita pilih sudah sesuai dengan kapasitas spiritual atau tingkat
spiritual kita. Seorang murid yang telah naik kelas dari kelas 3, tidak akan mampu menyelesaikan ujian
kelas 4, jika murid tersebut terus terus-an hanya mempelajari kurikulum kelas 3. Jadi spiritualis juga tidak
boleh diam pada satu tingkat spiritual, dan harus mencoba meningkatkan kemampuan untuk melakukan
latihan spiritual.
E. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan jaman
Segala kejadian dalam hidup ini, ada waktunya dia terjadi. Jika hal yang benar terjadi di waktu yang salah
tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Contoh, jika benih di tanam bukan pada saat musim hujan
melainkan saat musim kering, bagaimanapun suburnya tanah, dia tidak akan bisa tumbuh. Sama halnya,
latihan spiritual tertentu akan kondusif tergantung waktu dan jaman.
F. Mempersembahkan kepada Tuhan sesuai bakat atau kemampuan
Kita semua memiliki sumber diri yang sudah ditetapkan. Ini telah diberikan oleh Tuhan. Prinsip dasar
dalam latihan spiritual adalah kita menggunakan sumber diri ini untuk melayaniNya sebagai jalan latihan
spiritual dan meningkatkan spiritualitas kita. Sumber diri bisa dikategorikan menjadi empat:
1. Tubuh kita
2. Kekayaan dan koneksi kita
3. Pikiran dan intelek kita
4. Indera keenam kita
5.Ajaran Moral dalam Islam
Dalam Islam, al-Qur’an misalnya menginginkan untuk menegakkan kehidupan masyarakat yang egaliter,
baik sosial,politik dan sebagainya yang ditegakkan pada dasar-dasar etika. Hal tersebut dapat dilihat dari
ayat-ayat yang menyiratkan tentang “memakmurkan bumi” atau “menjauhi kerusakan di dunia”. Juga
dapat dilihat dari ayat tentang tugas manusia yang dinyatakan dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Sampai di sini semakin jelalah akan adanya hubungan yang tak teroisakan antara nilai-nilai agama yang
diinternalisakan kepada manusia dengan pendidikan agama dengan pendidikan moral.
Lima Nilai Moral islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintah-perintah ini
tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-An'aam 6:150-153 di mana Allah menyebutnya sebagai Jalan yang
Lurus (Shirathal Mustaqim ):

Tauhid (Nilai Pembebasan)


1. Katakanlah: "Bawalah ke mari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah
telah mengharamkan yang kamu haramkan ini." Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut
(pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang
mereka mempersekutukan Tuhan mereka. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,

Nikah (Nilai Keluarga)


2. Berbuat baiklah terhadap kedua orang tua Ibu dan Bapak
3. Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki
kepadamu dan kepada mereka; dan
4. Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji (homoseks, seks bebas dan incest), baik
yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi.

Hayat (Nilai Kemanusiaan)


5. Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya).

Adil (Nilai Keadilan)


6. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga
sampai ia dewasa.
7. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.
8. Dan apabila kamu bersaksi, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu),
dan

Amanah (Nilai Kejujuran)


9. Penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,
10. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
PENUTUPKesimpulan
Ibadah merupakan salah satu hal yang penting bagi siapapun yang memeluk suatu agama. Dengan
bertujuan mendekatkan diri kepada dan mencari ridha Allah. Latihan spiritual mempunyai enam prinsip
yaitu Ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada, Berangkat dari banyak
menuju satu, Menigkat dari kasar (nyata) menuju ke halus (maya), Melakukan latihan spiritual sesuai
dengan tingkatan spiritual, Melakukan latihan spiritual sesuai dengan jaman, dan Mempersembahkan
kepada Tuhan sesuai bakat atau kemampuan. Sedangkan ajaran moral mempunyai lima nilai moral
yaitu, Tauhid (Nilai Pembebasan), Nikah (Nilai Keluarga), Hayat (Nilai Kemanusiaan), Adil (Nilai
Keadilan), dan Amanah (Nilai Kejujuran).

Anda mungkin juga menyukai