DOSEN PENGAMPU
Ahlun Nazi Siregar, M.H
Nama Kelompok:
1. Dhiah rahma setia ningrum
2. Dilla septia rahayu
3. Oppie angresta
4. Siti mutiah putri
Dalam modul ini kita mengkaji konsep, fungsi ibadah, hikmah dan makna spiritual
ibadah.
1. Konsep Ibadah
2. Fungsi Ibadah
3. Hikmah Ibadah
A. Konsep Ibadah (Ibadah Mahdhoh dan Ibadah Ghoiru Mahdhoh).
Padahal, jenis-jenis ibadah sangatlah banyak. Luasnya cakupan iba- dah dapat kita lihat
dari definisi ibadah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu
Taala,
“Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup semua yang Allah cintai dan Allah ridhai, baik
ucapan atau perbuatan, yang lahir (tampak,
bisa dilihat) maupun yang batin (tidak tampak, tidak bisa dilihat).” (Al-Ubudi- yyah, hal. 44)
1. Perbedaan antara ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mah- dhah
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang banyak kita kenal, bahkan sebagian kaum
muslimin bisa jadi menyangkan bahwa ibadah itu ha- nya terbatas pada
ibadah mahdhah. Berikut ini beberapa rincian iba- dah mahdhah, Ibadah hati (al-
ibadah al-qalbiyyah) (العبادت )القلبية, bisa dirinci dalam dua jenis ibadah:
Pertama, ucapan hati (qaulul qalbi) (ول55ق )القلب, yaitu berbagai perkara aqidah
yang wajib untuk diyakini, misalnya keyakinan bahwa tidak ada pencipta selain
Allah Taala (keimanan terhadap rububiyyah Allah Taala); tidak ada yang berhak
disembah selain
Allah Taala (kei- manan terhadap uluhiyyah Allah Taala); beriman terhadap semua
nama dan sifat yang Allah Taala tetapkan; beriman terhadap
malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan juga beriman terhadap taqdir.
Kedua, perbuatan (amal) hati (amalul qalbi) ( عمل )القلب, misalnya
ikhlas; mencintai Allah Taala; berharap pahala dan ampunan Allah Ta- ala
(raja); takut akan siksa dan hukuman-Nya (khauf); tawakkal
hanya kepada Allah Taala; sabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi laran
gan; dan yang lainnya.
1. Ibadah dalam bentuk ucapan lisan (al-ibadah al-qauliyyah) (القولية ادتEE)العب, mis
alnya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan; membaca Al-Quran;
berdzikir kepada Allah Taala
dengan tasbih, tahmid, dan takbir; mengajarkan ilmu agama; dan ibadah lisan lainnya.
3. Ibadah harta (al-ibadah al-maaliyyah) (ادتEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEالعب )المالية, misalnya
zakat; sedekah; menyembelih hewan kurban; dan yang lainnya.
Fungsi Ibadah.
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Hikmah dan Makna Spiritual Ibadah
A. Hikmah Ibadah.
Hikmah agung disyariatkannya ibadah kepada manusia, sebagaima-
B. Makna Spiritual Ibadah bagi kehidupan sosial.
1. Kebahagiaan dan kesenangan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan“ُب
keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan mem- berinya rezki dari arah yang
.tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq ayat 2-3)
Ketakwaan yang sempurna kepada Allah tidak mungkin dicapai ke- cuali dengan
menegakkan semua amal ibadah yang wajib dan sun- nah (anjuran), serta menjauhi semua
perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah. Dalam ayat berikutnya Allah berfirman,
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemud “ س
.ahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq ayat 4)
3. Penjagaan dan taufik dari Allah Swt
Dalam sebuah hadist yang shahih Rasulullah saw bersabda “Jaga- lah (batasan-
batasan/syariat) Allah maka Dia akan menjagamu, jaga- lah (batasan-batasan/syariat)
Allah maka kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu” (HR. At-
Tirmidzi No. 2516, Ahmad (1/293).
Makna “menjaga (batasan-batasan/syariat) Allah” adalah menun- aikan hak-hak-Nya
dengan selalu beribadah kepadanya, serta men- jalankan semua perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan makna “kamu akan mendapati-Nya
dihadapanmu“: Dia akan selalu
bersama- mu dengan selalu memberi pertolongan dan taufik-Nya kepadamu.
Keutamaan yang agung ini hanyalah Allah peruntukkan bagi orang- orang yang
mendapatkan predikat sebagai wali (kekasih) Allah, yang itu mereka dapatkan dengan
selalu melaksanakan dan menyempur- nakan ibadah kepada Allah, baik ibadah yang
wajib maupun sunnah (anjuran). Dalam sebuah hadits qudsi yang shahih, Allah Swt
berfir- man, “Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku maka sungguh Aku telah
menyatakan perang (pemusuhan) terhadapanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan
diri kepada-Ku dengan suatu (ibadah) yang lebih Aku cintai dari pada (ibadah) yang
Aku wajibkan kepadan- ya, dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku
dengan (ibadah-ibadah) yang sunnah (anjuran/tidak wajib) sehingga
Akupun mencintainya…(HR. Bukhari No. 6137)
4. Kemanuisan dan kelezatan iman, yang merupakan tanda kes- empurnaan ima
n
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha den- gan Allah sebagai
Rabbnya dan islam sebagai agamanya serta
(nabi) Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasulnya“ (HR. Muslim No. 34).
Imam an-Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas, berkata, “Orang yang tidak
menghendaki selain (ridha) Allah Taala, dan tidak menem- puh selain jalan agama Islam,
serta tidak melakukan ibadah
kecuali dengan apa yang sesuai dengan syariat (yang dibawa oleh) Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, tidak diragukan lagi bahwa
barangsiapa yang memiliki sifat ini, maka niscaya kemanisan iman akan masuk kedalam
hatinya sehingga dia bisa merasakan kemanisan dan kelezatan iman tersebut (secara
nyata)” (HR. Muslim 2/2).
Sifat inilah yang dimiliki oleh para sahabat Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, yang semua itu mereka capai dengan taufik dari Allah, kemu
dian karena ketekunan dan semangat mereka dalam menjalank- an ibadah dan ketaatan
kepada Allah. Allah SWT berfirman,
5. Keteguhan iman dan ketegaran dalam berpegang teguh dengan ag- ama Allah
III.RANGKUMAN
Ibadah merupakan salah satu tujuan penciptaan manusia dan untuk mereal- isasikan tujuan
tersebut, diutuslah para rasul dan kitab-kitab diturunk- an. Orang yang betul-betul beriman
kepada Allah Taala tentu akan berlomba-lomba dalam beribadah kepada Allah Taala, Akan
tetapi, karena ketidaktahuan tentang pengertian atau jenis-jenis ibadah, se- bagian mereka
hanya fokus terhadap ibadah tertentu saja, misalnya shalat, zakat, atau puasa.
Kebaikan dan kemashlahatan merupakan sifat yang selalu ada pada semua ibadah dan petunj
uk yang diserukan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Dan ini sekaligus
menjelas- kan manfaat dan hikmah agung dari semua ibadah yang Allah Taala syariatkan,
yaitu bahwa hidup (bersih dan sucinya)nya hati dan jiwa manusia, yang merupakan sumber
kebaikan dalam dirinya, hanyalah bisa dicapai dengan beribadah kepada Allah dan menetapi
ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya.
Makna Spiritual Ibadah bagi kehidupan sosial adalah, Keteguhan iman dan ketegaran
dalam berpegang teguh dengan agama Allah, Kemanuisan dan kelezatan iman, yang
merupakan tanda kesempur- naan iman, Penjagaan dan taufik dari Allah Swt,
Kemudahan semua urusan dan jalan keluar/solusi dari semua masalah dan kesulitan
yang dihadapi, Kebahagiaan dan kesenangan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana,
2003 Syihab, M. Quraisy, M. Quraisy Syihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Keta
hui, Jakarta: Lentera Hati, 2008
Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syariah, Surabaya: PT. pamator, 1999 Daradjat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, Yogyakarta
: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995
Qardhawi, Yusuf. Konsep Ibadah Dalam Islam, Bandung: Mizan, 2002
Kang-was.Blogspot.com. 17 November 2022. HAKEKAT IBADAH. Diakses pada 13 Maret 2023, dari
https://kang-was.blogspot.com/2022/11/hakekat-ibadah.html