Anda di halaman 1dari 10

MACAM MACAM

IBADAH

Oleh : Asyifa Nurul Lutfiah


Evi Selvia
A . PENGERTIAN IBADAH

Ibadah merupakan salah satu tujuan penciptaan manusia. Dan untuk merealisasikan tujuan
tersebut, diutuslah para rasul dan kitab-kitab diturunkan. Orang yang betul-betul beriman kepada
Allah Ta’ala tentu akan berlomba-lomba dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi,
karena ketidaktahuan tentang pengertian atau jenis-jenis ibadah, sebagian mereka hanya fokus
terhadap ibadah tertentu saja, misalnya shalat, zakat, atau puasa. Padahal, jenis-jenis ibadah
sangatlah banyak.
Secara etimologi Ibadah berasal dari kata abd yang artinya abdi, hamba, budak, atau pelayan. Jadi
ibadah berarti, pengabdian, penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri.
Sedangkan secara terminologis, Hasbi Ash-Shiddieqy mengutip beberapa pendapat, antara lain;
Mengesakan Allah, menta'zimkan-Nya dengan sepenuh-sepenuhnya ta'zim serta menghinakan
diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya.
B. MACAM MACAM IBADAH

a. Ibadah mahdhah (‫)العبادت المحضة‬


Adalah ibadah yang murni ibadah, ditunjukkan oleh tiga ciri berikut ini:
• Pertama, ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah sejak asal penetapannya
dari dalil syariat. Artinya, perkataan atau ucapan tersebut tidaklah bernilai kecuali ibadah. Dengan kata
lain, tidak bisa bernilai netral (bisa jadi ibadah atau bukan ibadah). Ibadah mahdhah juga ditunjukkan
dengan dalil-dalil yang menunjukkan terlarangnya ditujukan kepada selain Allah Ta’ala, karena hal itu
termasuk dalam kemusyrikan.
• Kedua, ibadah mahdhah juga ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu
dalam rangka meraih pahala di akhirat.
• Ketiga, ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, tidak ada jalan yang lainnya, termasuk
melalui akal atau budaya.
Contoh Ibadah Mahdhah :
Contoh sederhana ibadah mahdhah adalah shalat. Shalat adalah ibadah mahdhah karena memang
ada perintah (dalil) khusus dari syariat. Sehingga sejak awal mulanya, shalat adalah aktivitas
yang diperintahkan (ciri yang pertama). Orang mengerjakan shalat, pastilah berharap pahala
akhirat (ciri ke dua).
b. Ibadah ghairu mahdhah (‫)العبادت غير المحضة‬
Merupakan Ibadah yang tidak murni ibadah memiliki pengertian yang berkebalikan dari tiga
ciri di atas. Sehingga ibadah ghairu mahdhah dicirikan dengan:
• Pertama, ibadah (perkataan atau perbuatan) tersebut pada asalnya bukanlah ibadah. Akan
tetapi, berubah status menjadi ibadah karena melihat dan menimbang niat pelakunya.
• Kedua, maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau kebutuhan yang
bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat.
• Ketiga, amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan dikenal meskipun tidak ada wahyu dari para
rasul.
Contoh Ibadah Gairu Mahdah :
Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah aktivitas makan. Makan pada asalnya
bukanlah ibadah khusus. Orang bebas mau makan kapan saja, baik ketika lapar ataupun tidak
lapar, dan dengan menu apa saja, kecuali yang Allah Ta’ala haramkan. Bisa jadi orang makan
karena lapar, atau hanya sekedar ingin mencicipi makanan. Akan tetapi, aktivitas makan tersebut
bisa berpahala ketika pelakunya meniatkan agar memiliki kekuatan (tidak lemas) untuk shalat
atau berjalan menuju masjid. Ini adalah ciri pertama.
C. JENIS – JENIS IBADAH

a. Ibadah hati (al-‘ibadah al-qalbiyyah) (‫)العبادت القلبية‬, bisa dirinci dalam dua jenis ibadah:
• Pertama, ucapan hati (qaulul qalbi) (‫)قول القلب‬, yaitu berbagai perkara aqidah yang wajib untuk
diyakini, misalnya keyakinan bahwa tidak ada pencipta selain Allah Ta’ala (keimanan terhadap
rububiyyah Allah Ta’ala); tidak ada yang berhak disembah selain Allah Ta’ala (keimanan
terhadap uluhiyyah Allah Ta’ala); beriman terhadap semua nama dan sifat yang Allah Ta’ala
tetapkan; beriman terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan juga beriman terhadap taqdir
• Kedua, perbuatan (amal) hati (‘amalul qalbi) (‫)عمل القلب‬, misalnya ikhlas; mencintai Allah
Ta’ala; berharap pahala dan ampunan Allah Ta’ala (raja’); takut akan siksa dan hukuman-Nya
(khauf); tawakkal hanya kepada Allah Ta’ala; sabar dalam melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan; dan yang lainnya.
b. Ibadah dalam bentuk ucapan lisan (al-‘ibadah al-qauliyyah) (‫)العبادت القولية‬
misalnya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan; membaca Al-Qur’an; berdzikir
kepada Allah Ta’ala dengan tasbih, tahmid, dan takbir; mengajarkan ilmu agama; dan ibadah lisan
lainnya.
c. Ibadah anggota badan (al-‘ibadah al-badaniyyah) (‫)العبادت البدنية‬
misalnya shalat; sujud; puasa; haji; thawaf di baitullah (Ka’bah); jihad; belajar ilmu agama; dan
yang lainnya.
d. Ibadah harta (al-‘ibadah al-maaliyyah) (‫)العبادت المالية‬
misalnya zakat; sedekah; menyembelih hewan kurban; dan yang lainnya
- SELESAI -

Anda mungkin juga menyukai