Anda di halaman 1dari 13

IBADAH DAN

PEMBENTUKAN
PERILAKU POSITIF
BELA DWI R (201810170311314)
PENGERTIAN IBADAH

• Secara Etimologi :

ibadah secara etimologis ibadah adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap manusia
yang beriman baik terwujud dalam setiap sikap, gerak-gerik daan tingkah laku sehari-hari dalam
rangka menggapai semata-mata hanya untuk mendapat ridho Allah SWT.
• Secara Terminologi (istilah) :

ibadah adalah
semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baikberupa
perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyidalam rangka mengagungkan
Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya
• 1. Ibadah adalah tujuan hidup kita

• 2.Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan p
erendahan diri kepada Allah

• 3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah


Allah danmeninggalkan larangan-Nya.
Hakikat
• 4.Hakikat ibadah sebagai cinta. Maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-
Ibadah Nya yangmengandung makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas
yanglainnya. Adapun tanda-tandanya: mengikuti sunah Rasulullah saw

• 5.Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yangdi
cintai Allah).

• 6.Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentukd
an jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT
IBADAH MAHDHAH

• Ibadah Mahdhah (Ibadah Khusus)


Yaitu ibadah tentang apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah akan tingkat, tata cara dan
perinci-perincianya. Disisi lain, Ibadah mahdhah dimaknai secara sempit, yaitu segala
ketentuan, peraturan dan dalil hukumnya yang ditetapkan olehnash(Qur’an dan Hadits) dan
terjabarkan ­dalam rukun Islam. Kelompok Ibadahmahdhah ini mengandung unsur
hubungan manusia dengan Allah, atau “hubungan langsung antara manusia dengan Allah
yang tata caranya sudah ditentukan secara terperinci oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kelompok
Shalat

Contoh
Kelompok Kelompk
Haji ibadah Puasa
mahdhah

Kelompok
Zakat
PRINSIP DAN HIKMAH

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan agar bernilai
Ibadah mahdhah adalah :
1.    Keberadaanya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah shahihah.
2.    Tata caranya harus berpola pada yang dicontohkan oleh Rasullulah Saw.
3.    Bersifat Supra rasional (diatas jangkauan akal fikiran)
4.    Asasnya adalah taat

Hikmah Ibadah mahdhah yang salah satu sasarannya adalah mengekspresikan ke-Esaan Allah, sehingga dalam
pelaksanaanya diwujudkan dengan:
1.    Tawhidul wajhah (menyatukan arah pandang)
2.    Tawhidul harakah (kesatuan gerak)
3.     Lughah Tawhidul (kesatuan ungkapan atau bahasa)
IBADAH GHAIRU MHAHDAH

Ibadah Ghairu Mhahdah (Ibadah Umum)

Yaitu ibadah yang mengandung segala amalan yang diizinkan oleh Allah. Dengan demikian ibadah ini
mengandung unsur hubungan antar sesama manusia dengan Allah, juga mengandung hubungan antar
sesama manusia dan manusia dengan makhluk lainnya.
Dalam konteks luas, yang di dalamnya mengandung seluruh perbuatan manusia yang mempunyai nilai-
nilai kebaikan, dan apa yang dilakukan mengandung unsur niat yang baik dan semata-mata karena Allah.
Ibadah dalam kelompok ini dapat juga disebut hablu minannaas, artinya ibadah mengandung unsur
hubungan antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar dan lain sebagainya.
I’tikaf

Dzikir dan
Wakaf
do’a

Contoh ibadah
ghairu
mahdhah

Aqiqah Qurban

Shadakah
CIRI-CIRI DAN PRINSIP
1.    Ciri-ciri Ibadah Ghairu Mahdhah yaitu:
a.    Niat yang ikhlas sebagai titik tolak
b.    Keridhaan Allah sebagai titik tujuan
c.    Amal shaleh sebagai garis amalan

2.    Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan agar
bernilai Ibadah Ghairu Mahdhah adalah :
a.    Keberadaanya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang, selama Allah dan rasulnya
tidak melarang, maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan
b.    Tata pelaksanaanya tidak harus mengacu kepada contoh Rasul. Oleh karena itu, ibadah dalam
bentuk ini tidak dikenal dengan istilah bid’ah
c.    Bersifat rasional, ibadah dalam bentuk ini baik-buruknya atau untung ruginya, manfaatdan
madharatnya dapat ditentukan oleh akal fikiran.
MENGGAPAI IBADAH YANG BERKUALITAS

Adanya Mutaba’ah
Mengenal Allah Ikhlas dan
Mencintai Allah keinginan yang kepada jalan
(Ma’rifatullah) lillahita’ala
kuat rasul
MENYIKAPI IKHTILAF DALAM TATA CARA
BERIBADAH
SUMBER HUKUM YANG DUGUNAKAN DALAM
BERIBADAH

Anda mungkin juga menyukai