bermakna: paham secara mutlak, tanpa memandang kadar pemahaman yang dihasilkan. Kata Fiqih secara arti kata berarti: “paham yang mendalam”. • Fiqih menurut istilah artinya pengetahuan, pemahaman dan kecakapan tentang sesuatu biasanya tentang ilmu agama Islam karena kemuliaannya • Secara terminologi Qadhi Baidhawi mendefinisikan Fiqih: Ilmu yang berhubungan dengan hukum-hukum syariat bersifat amali (yang berasal dari istinbath terhadap) dalil-dalil terperinci”. • Berdasarkan pengertian menurut bahasa inilah bahwa istilah Fiqih berarti memahami dan mengetahui wahyu (baik al-Qur’an maupun al-Sunnah) dengan menggunakan penalaran akal dan metode tertentu sehingga diketahui bahwa ketentuan hukum dari mukallaf (subjek hukum) dengan sumber hukum (dalil-dalil) yang rinci. Pengertian Ibadah • Kata Ibadah yang secara etimologi berarti; tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina, artinya menurut Yusuf Qarḑawy tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang Maha Kuasa. • Hasbi As-Shiddiqi mengartikan Ibadah itu dengan: ța’at, menurut, mengikut, tunduk dan juga berarti do’a. Objek Kajian dan Sistematika Fiqih Ibadah • Secara garis besar, Fiqih memuat dua hal pokok yang merupakan ibadah kepada Allah: • Pertama, tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang hamba dalam hubungannya dengan Allah sang penciptanya, atau disebut dengan ibadah secara langsung (‘ibadah mahdah), sehingga sering disebut dengan Fiqih Ibadah. • Kedua, tentang apa yang yang harus dilakukan oleh seorang hamba dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungannya, atau disebut ibadah tidak langsung (‘ibadah ijtima‘iyyah), sehingga sering disebut Fiqih Muamalah. • Sitematika Fiqih Hanafi; Fuqaha Hanafi membagi Fiqih ke dalam tiga bagian pokok: a. Ibadah: shalat, zakat, puasa, haji, dan jihad. b. Mua’malah: transaksi materi berimbal, perkawinan, perselisihan, amanah, dan harta peninggalan. c. ‘Uqubah: qishash, hukuman pencurian, hukuman zina, qadzab, dan murtad. • Sitematika Fiqih Syafi’i; Ulama Syafi’i membagi topik-topik Fiqih ke dalam empat • bagian pokok: • a. Ibadat • b. Mu’amalat • c. Nikah • d. Jinayat • Dikemukakan Wahbah Zuhayli sistematika ibadah sebagai berikut: 1. Țaharah 2. Ṣalat 3. Penyelenggaraan janazah 4. Zakat 5. Puasa 6. Haji dan Umrah 7. I‟tikȃf 8. Sumpah dan Kaffȃrah 9. Nażar 10. Qurban dan Aqiqah • Menurut Taimiyah semua ajaran agama itu termasuk ibadah; Hanya saja bila dikela- sifikasikan dapat dikelompokan kepada: Pertama; Kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syari‟at seperti: şalat, puasa, zakat dan Haji. Kedua; yang berhubungan dengan (tambahan dari) kewajiban di atas dalam bentuk ibadah-ibadah sunnat, seperti: żikir, membaca al-qur‟an, do‟a dan istighfar; Ketiga; semua bentuk hubungan social yang baik serta pemenuhan hak-hak manusia, seperti: berbuat baik kepada orangtua, menjalin silaturrahmi, menyantuni anak yatim, fakir miskin dan ibn sabil. Keempat; Akhlak insaniyah (bersifat kemanusiaan), seperti benar dalam berbicara, menjalankan amanah dan menepati janji. Kelima; Akhlak rabbaniyah (bersifat ketuhanan), seperti men-cintai Allah dan rasul-Nya, takut kepada Allah, ikhlas dan sabar terhadap hukum-Nya. Kelima kelompok tersebut dapat dikelasifikasikan secara lebih khusus yaitu ibadah umum dan ibadah khusus; Ibadah umum mempunyai cakupan yang sangat luas, yaitu meliputi se-gala amal kebajikan yang dilakukan dengan niat ikhlas dan sulit untuk mengemukakan sistematikanya; Akan tetapi ibadah khusus ditentukan oleh syara‟ (naş) tentang bentuk dan caranya. Tujuan, Hakikat, dan Hikmah Ibadah • Pertama, untuk menghadapkan diri kepada Allah dan mengkonsentrasikan niat dalam setiap keadaan, agar mencapai derajat yang lebih tinggi (mencapai taqwa). • Kedua, agar terciptanya suatu kemaslahatan dan menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar; Artinya, manusia itu tidak terlepas dari disuruh dan dilarang, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, maka berlakulah pahala dan siksa, itulah inti dari ibadah. Hakikat Ibadah • Ibnu Kaśir: Himpunan dari semua rasa cinta, tunduk dan takut yang sempurna (kepada Allah). • seorang mukallaf tidaklah dipandang beribadah (belum sempurna ibadahnya) bila seseorang itu hanya mengerjakan ibadah dengan pengertian fuqaha atau ahli uşul saja; Artinya disamping ia beribadah sesuai dengan pengertian yang dipaparkan oleh para fuqaha, diperlukan juga ibadah sebagaimana yang dimaksud oleh ahli yang lain seperti ahli tauhid, ahli akhlak dan lainnya. Dan apabila telah terkumpul padanya pengertian-pengertian tersebut, barulah padanya terdapat “Hakikat Ibadah” Hikmah Ibadah • Allah mewajibkan beriman, dengan maksud untuk membersihkan hati dari syirik, • kewajiban salat untuk men-sucikan diri dari takabbur, • diwajibkannya zakat untuk menjadi sebab diperolehnya rizki, • mewajibkan berpuasa untuk menguji kesabarankeikhlasan manusia, • mewajibkan haji untuk men-dekatkan umat Islam antara satu dengan yang lainnya, • mewa-jibkan jihad untuk kebenaran Islam, • mewajibkan amar ma’ruf untuk kemaslahatan orang awam, • mewajibkan nahi munkar untuk menjadikan cambuk bagi orang-orang yang kurang akalnya. • Allah mewajibkan qişaş untuk memelihara dan meng-hargai darah manusia, menegakkan hukum pidana untuk membuktikan bahwa betapa besarnya keburukan dari barang yang diharamkan, • mewajibkan untuk menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan dimaksudkan untuk memelihara akal, mewajibkan untuk • menjauhkan diri dari pencurian dimaksudkan untuk mewujudkan pemeliharaan harta dan diri, • mewajibkan kita menjauhi zina (juga lesbian dan homosex) dimaksudkan untuk memelihara keturunan, memperbanyak keturunan, Hubungan Ibadah dengan Iman • ibadah merupakan amal saleh yang dianjurkan bahkan merupakan tujuan utama adalah hidup dan kehidupan manusia di alam dunia ini. • Sementara amal saleh merupakan implementasi dari iman kepada Allah, dan Al-qur‟an banyak menjelaskan keterkaitan ibadah ini dengan kematian seseorang; diantaranya, (QS. Al-Kahfi (18): 110) َفَم ْن َك اَن ي َْر ُج ْو ا ِلَقآِء َر ِّبِو َف ْلَي ْع َم ْل َع َم ًال َص ااًِْل َو َل ُيْش ِرْك ِبِعَباَد ِة َر َّبِو : -َأَح ًد ا )المهف • Artinya: Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan-Nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang şaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhan-Nya. • Firman Allah dalam QS. Al-Aşar (103): 1-3 yang lafaz dan arti- nya sebagai berikut: • Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal şaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. • dua ayat di atas, akan diketahui bahwa beribadah kepada Allah merupakan indikasi iman kepada yang gaib, meskipun orang yang beribadah itu tidak dapat melihatnya. Dan Allah telah bersumpah kepada masa tentang betapa akan mendapat kerugian bagi manusia, terkecuali itu yang apabila beriman dan beramal şaleh. • Dengan demikian bahwa dengan beramal shaleh sudah termasuk didalamnya beribadah, dan beribadah harus ditopang akan keimanan yang tumbuh pada hati nurani seseorang. Olehkarenanya, maka antara iman dan ibadah akan selalu bertaut dan tidak mungkin akan terpisah. Macam-macam Ibadah Ditinjau dari Berbagai Segi • Ditinjau dari segi ruang lingkupnya dapat dibagi kepada dua macam: