0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan9 halaman
Ibadah dalam Islam terdiri dari ibadah mahdoh (murni kepada Allah) dan ghoiru mahdoh (juga berinteraksi dengan manusia). Ibadah mahdoh seperti sholat dan puasa, sedangkan ghoiru mahdoh misalnya mencari nafkah dan gotong royong. Tujuan ibadah adalah mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ibadah dalam Islam terdiri dari ibadah mahdoh (murni kepada Allah) dan ghoiru mahdoh (juga berinteraksi dengan manusia). Ibadah mahdoh seperti sholat dan puasa, sedangkan ghoiru mahdoh misalnya mencari nafkah dan gotong royong. Tujuan ibadah adalah mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ibadah dalam Islam terdiri dari ibadah mahdoh (murni kepada Allah) dan ghoiru mahdoh (juga berinteraksi dengan manusia). Ibadah mahdoh seperti sholat dan puasa, sedangkan ghoiru mahdoh misalnya mencari nafkah dan gotong royong. Tujuan ibadah adalah mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
• Ibadah berasal dari bahasa Arab abada, ya’budu, ‘abdan, ‘aabidun,
abid yang berarti budak. • Menurut ulama tauhid, ibadah adalah mengesakan Allah, menta’dzimkannya dengan sepenuh-penuh ta’dzim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadanya. • Ulama akhlak memberikan definisi bahwa ibadah adalah mengerjakan segala ta’at badaniyah dan menjalankan segala syari’at atau hukum. • Menurut ulama tasawuf, ibadah adalah seorang mukalaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk membesarkan tuhannya. BEBERAPA AYAT YANG MENERANGKAN KEWAJIBAN UNTUK BERIBADAH
• “dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembah Ku” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
• “Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak adam dari sulbi (tulang punggung bagian bawah) mereka; dan allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka (seraya berfirman), “bukankah aku ini tuhanmu?” mereka menjawab “betul Engkau tuhan kami” kami barsaksi” (Al-A’raf : 172). Syariah
Ibadah Muamalah JENIS IBADAH DAN PENGERTIANNYA
• IBADAH MAHDOH (ibadah murni), adalah penghambaan yang murni
hanya hubungan seorang hamba dengan Allah secara langsung. • IBADAH GHOIRU MAHDOH (ibadah tidak murni), adalah ibadah yang disamping hubungan seorang hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.
• Ibadah mahdoh ada dua jenis, yakni yang dibatasi (mahdoh
muqoyadah) misalnya sholat, zakat, dll, dan yang tidak dibatasi (mahdoh ghoiru muqoyadah) misalnya tahmid, tasbih, takbir, dll. • Ibadah ghoiru mahdoh ada yang berimplikasi pada diri dan keluarga seperti mencari nafkah dan yang berimplikasi dengan literatur sosial yang lebih luas, seperti gotong royong, membangun jembatan, dll. PRINSIP-PRINSIP DALAM IBADAH
PRINSIP IBADAH MAHDOH : PRINSIP IBADAH GHOIRU
1. Keberadaannya harus MAHDOH : berdasar dalil dan 1. Keberadaannya didasrkan perintah atas tidak adanya dalil 2. Tatacaranya harus yang melarang berpola pada contoh 2. Tata laksananya tidak perlu Raslulullah SAW berpola pada contoh Rasul 3. Bersifat supra rasional 3. Bersifat Rasional (diluar jangkauan akal) 4. Azasnya adalah manfaat. 4. Azasnya adalah “taat”. RUANG LINGKUP IBADAH MAHDOH
• Ibadah mahdah pada hakekatnya adalah ibadah yang
murni hubungan antara hamba dengan tuhannya dan memiliki syari’at dalam pengamalannya. • Ibadah mahdoh ada yang dibatasi (mahdoh muqayadah) dan yang tidak dibatasi (mahdoh ghoiru muqoyadah). • Contoh ibadah mahdoh muqayadah adalah : Whudu, Tayamum, Mandi hadats, Adzan, Iqomah, Sholat, Puasa, Haji, Umrah, dan lain-lain. • Contoh ibadah mahdoh ghairu muqoyadah adalah, dzikir seperti tahlil, tahmid, takbir dll, ada pula sedekah dan lain sebagainya. RUANG LINGKUP IBADAH GHOIRU MAHDOH
• Ibadah ghoiru mahdah pada hakekatnya adalah ibadah
yang di samping merupakan hubungan antara hamba dengan tuhannya adalah merupakan interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya dengan dasar tidak adanya dalil yang melarang. • Ibadah ghoiru mahdoh dapat berimplikasi pada diri dan keluarga dan dapat pula pada jaringan sosial yang lebih luas • Contoh atau ruang lingkup ibadah ini adalah : mencari nafkah untuk keluarga,jual beli yang tidak merugikan, hutang-piutang yang tidak menghasilkan riba, mdharabah, muzaro’ah. muqobaroh, dan lain-lain SYARAT DITERIMANYA SUATU IBADAH (Dipandang secara umum)
Ada dua faktor penting yang menjadi syarat diterimanya suatu
ibadah 1. Ikhlas, yakni suatu ibadah harus dilaksanakan dengan dasar keikhlasan bukan yang lain. 2. Ibadah itu dilakukan secara sah sesuai dengan petunjuk syara’ itu sendiri. • “Katakan olehmu, bahwasannya aku diperintahkan menyambah Allah (beribadah kepadanya) seraya mengikhlaskan tatat kepadanya; dan diperintahkan aku supaya aku merupakan orang pertama yang menyerahkan diri kepadanya” (Az-zumar : 11-12). • “Barang siapa yang mengharap supaya menjumpai tuhannya hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh; dan janganlah ia mensyari’atkan seseorang dengan tuhannya dalam ibadahnya itu” (Al-Kahfi : 110). TUJUAN IBADAH
Secara garis besar tujuan ibadah baik ibadah mahdoh dan
ghoiru mahdoh ada 2 yakni : 1. Untuk mencapat kebahagiaan di dunia 2. Untuk mencapai kebahagiaan di akherat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dengan beribadah manusia akan mencapai kebahagiaan di dunia dan di akherat.
Sebagai contoh : seorang mencari nafkah, ia bekerja dan
mendapatkan uang (ia mendapatkan kebahagiaan dunia) sehingga dengan mudah ia akan mampu menghidupi keluarga (ibadah ghoiru mahdoh), kemudian dengan uang itu dia juga akan mudah untuk melakukan zakat, sedekah, haji sehingga dengan mudah ia akan mendapatkan kebahagiaan di akherat.