Anda di halaman 1dari 21

Fiqih ibadah

Kelompok 1
1.Sriana
2.Neneng juniarti
3.Anjeli lestari
Pengertian fiqih ibadah

Menurut bahasa “fiqih” berasal dari kata faqiha-yarqahu-


fiqihan yang berarti mengerti atau paham berarti juga
paham yang mendalam, dari sinilah ditariklah perkataan
fiqihyang memberi pengertian kepahaman dalam hukum
syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan rasul-Nya.
Jadi ,fiqih adalah ilmu untuk mengetahui
hukum Allah yang berhubungan dengan segala
amallah dan mukallaf baik yang wajib,sunah
dan mubah,makruh atau haram yang digali dari
dalil-dalil yang jelas ( tafshili).
Sedangkan kata “Ibadah” berasal dari kata arab ‘ibadah (jamak:
ibadat) yang berarti pengabdian, penghambaan,
ketundukkan ,dan kepatuhan.

Kata ibadah menurut bahasa berarti ketundukkan atau


penghambaan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah
meliputi semua bentuk kegiatan manusia didunia ini, yang
dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba hanya kepada
Allah. Jadi, mencapai ridha Allah dipandang sebagai ibadah.
Makna inilah yang terkandung dalam firman Allah :
 
َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬
ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Tidaklah kuciptakan jin dan manusia


melainkan untuk mengabdi kepada-ku, (Al-
Dzariyat : 56).
Syarat diterimanya ibadah
Agar ibadah diterima disisi Allah, haruslah terpenuhi dua
syarat, yaitu :
1.Ikhlas karena Allah
2.Mengikuti tuntunan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
(ittiba’)
Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan
ibadah menjadi tertolak. Berikut kami sampaikan bukti-
buktinya dari Al-qur’an, As sunnah, dan perkataan sahabat.
Dalil Al-qur’an
Dalil dari dua syarat di atas disebutkan dalam firman Allah Ta’ala.
‫ ْليَ ْع َم ْل َع َم ًل‬999‫ َف‬9‫َ ۤا َء َربِّ ٖه‬9‫ق‬99‫رْ ج ُْوا ِل‬99‫ َان َي‬9‫ َم ْن َك‬999‫ح ۚ ٌد َف‬9 ٰ ِ ‫نَّ َمٓا‬9َ‫َ َّليا‬99‫ ْو ٰ ٓحى ِا‬99‫ ُي‬9‫ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم‬999‫نَ ۠ا َب‬9َ‫نَّ َمٓا ا‬9ِ‫ ْلا‬99‫ُق‬
ٰ ِ 9‫لهُ ُك ْم‬99‫ا‬
ِ ‫ َّوا‬9ٌ‫له‬99‫ا‬
‫ َح ًدا‬9َ‫ ا‬9‫ ِعبَا َد ِة َربِّ ٖ ٓه‬999‫ ْش ِر ْك ِب‬99‫لحًا َّواَل ُي‬99‫ا‬
ِ 9 ‫ࣖ ص‬َ

“katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepada ku : Bahwa sesungguhnya tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa’’. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
tuhannnya, maka hendaklah ia mengerjakkan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
tuhannya.”(QS.Al Kahfi : 110 ).
Dalil Al Hadist
Dua syarat diterimannya amalan ditunjukkan dalam dua hadist:

Hadist pertama dari ‘ Umar bin Al Khotob, Rasullulah shallallahu’alaihi wa sallam


bersabda,
“sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat.Dan setiap orang yang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan .barang siapa yang berhijrah karena allah dan rasul-
Nya,maka hijrahnya adalah pada allah dan rasul-Nya.barang siapa yang hijrah karena
dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ia ingin nikahi ,maka hijrahnya berarti
pada apa yang ia tuju ( yaitu dunia dan wanita).”

Hadist kedua dari ummul mukminin. Aisyah radhiyallahu’anha, Rasullulah


shallahu’alahi wa sallam bersabda,
“barang siapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada
asalnya, maka perkara tersebut tertolak.”
Perkataan sahabat
Para sahabat pun memiliki pemahaman bahwa ibadah semata-mata bukan
hanya dengan niat ikhlas, namun juga harus ada tuntunan dari nabi
sahallahu alaihi wa sallam. Sebagai dalilnya, kami akan bawakan dua atsar
dari sahabat.

Pertama : Perkataan ‘Abdullah bin ‘Umar. Abdullah bin Umar


radhiyallahu’anhuma berkata.
“ setiap bid’ah adalah sesat, walaupun manusia menganggap baik.”
Kedua : kisah abdullah bin Mas’ud

Salah satu sahabat yang memeluk Islam pada masa awal didakwahkan
atau disebut dengan sabahat As Sabiqunal Awwalun adalah Abdullah
bin Mas'ud.
Ia merupakan seorang sahabat Muhajirin dari Bani Zahrah. Disebutkan
dalam sebuah riwayat, bahwa perawakan tubuh Abdullah bin Mas'ud
sangat pendek dan kurus, tidak seperti kebanyakan orang-orang Arab di
masanya. Namun dalam hal ilmu-ilmu keislaman, khususnya dari segi
ilmu Al-Qur’an, ia jauh melampaui para sahabat pada umumnya. Tak
hanya itu, kisah keislaman Abdullah bin Mas'ud juga cukup unik. Hal
tersebut disebabkan karena ia melihat dan mengalami secara langsung
mukjizat Rasulullah SAW.
Hakikat Ibadah
Adapun hakikat ibadah yaitu :
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Melaksanakkan apa yang allah cintai dan ridhoi dengan penuh ketundukkan dan
perendahaan diri kepada Allah swt .
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah allah dan meninggalkan
larangan-Nya
4. Cinta ,maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna
mendahulukaan kehendak Allah dan Rasul-Nya yang lainnya.Adapun tanda-
tandanya : Mengikuti sunnah Rasullulah saw.
5. Jihad dijalan Allahh (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah ).
6. Takut ,maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutan kepada Allah swt.
Ruang lingkup dan sisitematika ibadah
Ruang Lingkup Ibadah Pada dasar nya digolongkan menjadi dua,yaitu :
1. Ibadah umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam
rangka mencari keridhaan Allah. Unsur terpenting agar dalam melaksanakan segala
aktivitas kehidupan di dunia ini agar benar-benar bernilai ibadah adalah niat yang
ikhlas untuk memenuhi tuntunan agama dengan menempuh jalan yang halal dan
menjauhi jalan yang haram.

2. Ibadah khusus, ibadah yang macam dan cara pelaksanaan nya ditentukan oleh
syara’( dan oleh Allah swt dan Nabi Muhammad saw ) ibadah khusus ini bersifat tetap
dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan
yang ada, tidak boleh mengubah, menambah, dan mengurangi, Seperti tuntunan
bersuci (wudhu), salat, puasa ramadhan, ketentuan nisab zakat.
Secara garis besar sistematika ibadah ini sebagaimana dikemukkan
wahbah zuhayli, sebagai berikut :
1. Taharah
2. Shalat
3. Penyelenggaran jenazah
4. Zakat
5. Puasa
6. Haji dan umroh
7. I’tikaf
8. Sumpah dan kaffarah
9. Nazar
10. Qurban dan aqiqah
Hubungan ibadah dengan iman
Ibadah yang merupakan ekspresi kehinaan dan kerendahaan diri di hadapan
tuhan yang maha kuasa dan maha agung. Harus dilandasi oleh karena keimanan
dan keyakinan yang kukuh kepada-Nya.

Jadi iman yang bersifat abstrak belum sempurna sebelum direalisasikan dalam
bentuk amal nyata yakni ibadah, karena itulah alquran selalu mengandengkan
kata iman dengan amal sholeh, karena iman tak sempurna tanpa amal shaleh.

Dengan demikian, ibadah merupakan institusi iman karena tidak terlihat,


keimanan seorang tak dapat diukur dan diperkirakan namun, kita dapat melihat
realitas imannya dari ibadah yang dilakukannya.
Tujuan ibadah
Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan ibadah :
1.Memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang mutlak seperti ilmu ,
kekuasaan, dan kehendak-Nya.

2.Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan seperti kemungkinan untuk
binasa, terbatas, bodoh, lemah, kikir, semena-mena, dan sifat-sifat tercela lainya .

3.bersyukur kepada allah sebagai sumber keberhasilan yang kita dapatkan berasal
dari –Nya,sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah perantara yang
diciptakan .

4.Menyeraahkan diri secara tulus kepada allah dan manaati-Nya secara mutlak.

5.Tidak ada sekutu baginya dalam masalah apapun yang kami sebutkan diatas ,
dialah satu-satunya yang maha sempurna.
Macam-macam ibadah
1.Dilihat dari segi umum dan khusus,maka ibadah dibagi dua macam :
a)Ibadah khoshoh adalah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan dalam
nash (dalil/dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa dan haji.

b)Ibadah ammah adalah semua prilaku baik yang dilakukan semata-mata


karena allah swt seperti bekerja,makan, minum, dan tidur sebab semua itu
untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani supaya dapat
mengabdi kepada-Nyaa.

2.Ditinjau dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat,ibadah


ada dua macam :
a)Ibadah wajib (fardlu)seperti sholat dan puasa
b)Ibadah ijtima’I seperti zakat dan haji
3.Dilihat dari cara pelaksanaannya, ibadah dibagi menjadi tiga :
a.Ibadah jasmaniyah dan ruhiyah seperti sholat dan puasa.
b.Ibadah ruhiyah dan amaliyah seperti zakat.
c.Ibadah jasmaniyah,ruhiyah dan amaliyah seperti pergi haji
4.Ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya ,ibadah dibagi menjadi :
a.ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan seperti
sholat, zakat, puasa dan haji.
b.Ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al Quran, berdoa dan berdzikir.
c. ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membela diri,
menolong orang lain, mengurus jenazah dan jihad.
d. Ibadah yang berupa menahan diri, seperti ihrom, berpuasa dan I’tikaf (duduk dimasjid)
dan
e.Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan hutang atau
membebaskan hutang orang lain.
Kesimpulan
Fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang
berhubungan dengan segala amallah dan mukallaf baik
yang wajib, sunah dan mubah, makruh atau haram yang
digali dari dalil-dalil yang jelas ( tafshili). Sedangkan ,
ibadah ialah segala sesuatu yang diridhai dan disenangi
oleh Allah SWT baik berupa perbuatan, perkataan,
maupun bisikan dalam hati.
Tujuan ibadah
Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan ibadah :
1.Memuji Allah Dengan sifat-sifat Kesempurnaan-Nya yang mutlak, seperti
ilmu ,kekuasaan dan kehendak-Nya.
2.Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan,seperti kemungkinan untuk
binasa, terbatas, bodoh, lemah, kikir, semena-mena, dan sifat-sifat tercela lainya .
3.Bersyukur kepada allah sebagai sumber keberhasilan yang kita dapatkan berasal
dari –Nya, sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah perantara yang
diciptakan .
4.Menyeraahkan diri secara tulus kepada allah dan manaati-Nya secara mutlak.
5.Tidak ada sekutu baginya dalam masalah apapun yang kami sebutkan diatas ,
dialah satu-satunya yang maha sempurna.
“Uang bisa dicari, ilmu bisa digali. Namun, kesempatan untuk
membahagiakan orang tua tidak akan terulang kembali”.
By:Neneng juniarti

“Kejujuran dan integritas sejauh ini merupakan aset yang paling


penting dari seseorang pengusaha”.
By:Sriana

Anda mungkin juga menyukai