Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Ratna Mulyanti

NIM : 21030439
TUGAS : AL-ISLAM (NGERESUME)
DOSEN : Drs. Saadanur,MM

 MATERI KE-2 : HAKIKAT IBADAH DALAM ISLAM


Ibadah dalam Islam merupakan puncak dari perasaan tunduk dan patuh kepada Allah dan
klimak dari perasaan yang merasakan kebesaran Allah sebagai tempat pengabdian diri.
Ibadah juga merupakan tangga penyambung antara akhlak dan penciptanya. Selain dari itu
ibadah mempunyai kesan-kesan yang mendalam di sudut hubungan makhluk dan
penciptanya.Sebenarnya Islam telah meletakkan ibadah di tempat yang paling istimewa
sekali,Al-Quran telah menjelaskan bahwa seluruh jin dan manusia dijadikan semata-mata
untuk tujuan ini.Islam juga telah memberi pengertian yang luas terhadap ibadah.
Tegasnya, Islam menuntut supaya seluruh kehidupan ini dapat bernilai ibadah dan taat
kepada Allah.Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah : (QS. 51; 56).

Dasar Hukum
َ ِ‫َوما أرْ َس ْلنا ِم ْن قَ ْبل‬
 ‫ك ِم ْن َرسُوْ ٍل إالّ نُوْ ِحى إلَ ْي ِه أنَّهُ الَ إلهَ إالَّ أنَا فَا ْعبُ ُدوْ ِن‬

DAN TIDAKLAH KAMI UTUS RASUL SEBELUMMU MELAINKAN KAMI WAHYUKAN


KEPADANYA BAHWA TIDAK ADA TUHACIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN SUPAYA
MENYEMBAH KEPADA-KU. AKU N MELAINKAN AKU, MAKA SEMBAHLAH AKU (AL-ANBIYA'
[21]: 25).

 َ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِى ُكلِّ ُأ َّم ٍة َرسُوْ الً َأ ِن ا ْعبُ ُدوْ ا هللاَ َواجْ تَنِبُوْ ا الطَّا ُغوْ ت‬

DAN SUNGGUH TELAH KAMI UTUS PADA SETIAP UMAT ITU SEORANG RASUL YANG
MENYERU MEREKA SUPAYA MENYEMBAH ALLAH DAN MENJAUHI THAGHUT (SESEMBAHAN
SELAIN ALLAH). (AL-NAHL [16]: 36)
ْ ‫ق َو َما اُ ِر ْي ُد اَ ْن ي‬
 ‫ُط ِع ُموْ ِن‬ َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإل ْن‬
ٍ ‫ن َما اُر ْي ُد ِم ْنهُ ْم ِم ْن ِر ْز‬9ِ ْ‫س إالّ لِيَ ْعبُ ُدو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

DAN TIDAKLAH AKU TIDAK MENGHENDAKI REJEKI DARI MEREKA DAN TIDAK PULA
AGAR MEREKA MEMBERI-KU MAKAN. (AL-DZARIYAH [51]: 56-57)

MACAM/Ruang Lingkup IBADAH

 Ibadah Mahdhah (Khusus)

berarti apa yang telah ditetapkan Allah dan perincian-perinciannya, tingkah dan
cara-caranya yang tertentu, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dzikir, do’a, dan
sebagainya.

 Ibadah Ghairu Mahdhah (umum)


adalah segala sesuatu yang dicintai dan dirdlai Allah, baik berupa perkataan maupun
perbuatan, lahir maupun batin. Dengan demikian ibadah umum mencakup seluruh
aspek kehidupan, seperti aspek ekonomi, politik, bidaya, seni, pendidikan dan lain-
lain. Baik kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bernegara maupun internasional.

• Prinsip-prinsip Ibadah Mahdhah :


o Keberadaannya harus berdasarkan perintah (dalil) baik dari al-Quran maupun Sunnah
Rasul
o Tata caranya harus berpola pada contoh yang telah dibuat Rasulullah SAW
o Bersifat Supra Rasional (di atas jangkauan akal/bukan ukuran logika)
o Azasnya Keta’atan (yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah
kepatuhan atau keta’atan.
• Prinsip-prinsip Ibadah Ghairu Mahdhah :
o Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang, baik dari al-Quran
maupun Sunnah Rasul
o Tatalaksananya tidak perlu berpola pada contoh yang dibuat Rasulullah SAW
o Bersifat Rasional, (baik-buruk, untung-rugi, manfaat atau mudharatnya dapat
ditentukan oleh logika)
o Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
• Prinsip-prinsip Ibadah
o Yang berhak disembah hanyalah Allah SWT
o Ibadah tenpa perantara
o Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima
o Ibadah sesuai dengan tuntunan
o Memelihara keseimbangan unsur rohani dan jasmani
o Mudah dan meringankan

FUNGSI IBADAH

 Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia.
 Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek
kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam, YAITU:
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3. Melatih diri untuk berdisiplin.

HIKMAH IBADAH
 Terhindar dari Syirik
 Memiliki Ketaqwaan
 Terhindar dari Kemaksiatan
 Berjiwa Sosial
 Tidak Kikir
 Merasakan Keberadaan Allah SWT
 Terkabul Doa-doanya
 Memiliki kejujuran
 Berhati ikhlas
 Banyak saudara.
Niat Dalam Beribadah
Niat adalah ketetapan hati untuk melakukan sesuatu. Misalnya niat shalat, niat puasa, dan
lain-lain sebagainya. Niat juga menentukan tujuan dan maksud dari suatu perbuatan, dan
menentukan kualitas pahala dari suatu perbuatan.

Nash-nash tentang Ikhlas

• Al Quran : 98:5; 4:125, 145-146, 138-139; 7:29


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS. Al-Bayyinah
(98) : 5)
• Hadits Rasulullah :
“Segala amal perbuatan tergantung pada niat …” (HR. Bukhari-Muslim)
• Hadits yang lain :
“Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk muka harta bendamu, tapi Dia
memandang hati dan amalmu” (HR. Muslim)

 MATERI KE-3 : SHALAT

Hakekat Shalat
Shalat secara bahasa berarti berdo’a,juga berarti mengagungkan. Sedangkan
pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu,
yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
 Shalat merupakan tiang agama.
 Shalat merupakan sarana paling utama bagi manusia untuk dapat selalu berinteraksi
dengan Penciptanya.
 Rasul SAW bersabda, “Hal yang paling membuatku senang adalah shalat”. Sabda
yang lain, “Shalat adalah mi’rajnya orang mukmin.”Dengan shalat beliau merasakan
suatu kenikmatan yang tiada banding, berdialog dengan Allah SWT.
 Semua perbuatan baik manusia akan sia-sia jika tanpa disertai shalat.
 Shalat merupakan parameter diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia.
 Rasul SAW bersabda, “Pertama yang diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat.
Jika shalatnya diterima, maka seluruh amal shalehnya diterima, namun jika
shalatnya ditolak, maka seluruh amal sholehnya ditolak pula”.
 Shalat menghitamkan mulut syetan
 Shalat adalah cahaya bagi orang yang beriman
 Shalat adalah jihad yang paling utama
 Selagi seseorang menjaga shalatnya, maka Allah SWT akan mencurahkan seluruh
perhatianNya, tetapi jika ia melalaikan shalatnya, maka perhatian Allah akan terlepas
 Allah SWT mengharamkan api neraka bagi anggota tubuh yang digunakan untuk
bersujud
 Amal yang paling disukai Allah SWT adalah sholat tepat pada waktunya
 Shalat adalah anak kunci pintu surga.

Mengapa Allah Mewajibkan Shalat


Dalam sebuah hadits qudsy dikatakan “kedekatan seorang hamba kepada-ku,seperti
sesuatu yang aku fardukan (wajibkan ) padanya, dan tidak henti-hentinya seorang hamba
mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunat, sehingga aku mencintainya,
maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk mendengar,menjadi mata yang ia
pergunakan untuk melihat. jika ia meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila
ia berdoa kepadaku niscaya aku akan mengabulkan”.

Tujuan & Fungsi Shalat


 Agar tergolong orang yang bertaqwa
 Untuk mencegah timbulnya perbuatan keji dan munkar
 Agar bisa meraih keberuntungan yang besar, yakni sorga
 Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya
 Agar terhindar dari predikat Kafir
 Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT.
Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar, yaitu:
 Dihilangkan dari kesempitan hidup
 Diselamatkan dari siksa kubur
 Allah akan memberikan kitab catatan amalnya melalui sebelah kanannya
(menerimanya dengan tangan kanan)
 Kelak meniti jembatan (ashshiraath) bagaikan kilat
 Masuk surga tanpa hisab.
 Agar Tubuh Tetap Sehat;
 Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah;
 Agar Kita Menjadi Orang Disiplin.

Akhlak Dalam Shalat


Shalat adalah ibadah yang terpenting dan utama dalam Islam. Dari proses bagaimana shalat
ini disyariatkan–lewat kejadian yang sangat agung dan kita kenal dengan peristiwa Isra’
Mi’raj. Rasulullah saw. tidak menerima melalui perantara Malaikat Jibril,melainkan Allah
swt.langsung mengajarkannya. Dari sini tampak dengan jelas keagungan shalat. Bahwa
shalat bukan masalah ijtihadi melainkan masalah ta’abbudi (harus diterima apa adanya
dengan penuh keta’atan). Sekecil apapun yang akan kita lakukan dalam shalat harus sesuai
dengan apa yang diajarkan Allah kepada Rasul-Nya, dan yang diajarkan Rasulullah saw.
kepada kita.

Dirikanlah shalat secara khusu’. Lima hal yang membuat kita khusyu’ :
 Yakin kepada Allah bahwa shalat menyelesaikan segala masalah.
 Mengikuti cara shalat Nabi saw.
 Mengetahui nilai dan keuntungan shalat.
 Menjaga tawajuh/konsentrasi di dalam empat rukun, yaitu: ketika berdiri atau
qiyam, ketika ruku’, ketika sujud, dan ketika duduk.
 Ikhlas lillahi Ta’ala. Jangan sampai timbul riya di dalam hati ataupun ingin dilihat
orang lain.

Yang Dibolehkan Dalam Shalat:


 Menangis terharu atas bacaan Alquran. (Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i).
 Membunuh ular dan kalajengking. (Ahmad, Ashhabus sunan).
 Menggendong anak, jika sangat sulit ditinggalkan. (Ahmad, Nasa’i).
 Bergerak sedikit, apabila sangat terpaksa. (Bukhari, Ahmad, Baihaqi).
 Bertasbih dan bertepuk tangan mengingatkan imam ketika lupa. Meneruskan bacaan
ayat Alquran untuk mengingatkan imam, apabila imam terlupa atau salah. (Abu
Dawud).

Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat


Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang
membenturkan kepala mereka pada batu, setiap kali benturan itu menyebabkan kepala
pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti
melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya:“Siapakah ini wahai Jibril”?Jibril menjawab:
“Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Shalat fardhu”.(Riwayat
Tabrani).
Siksa dan Kehinaan Bagi Yang Meninggalkan Sholat di Dunia :
 Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
 Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (shaleh) dari pada (wajah) nya.
 Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Balasan bagi yang meninggalkan shalat ketika sakaratul maut:
 Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
 Dia akan merasa amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
 Dia akan mati dalam keadaan Buruk (su’ul khatimah).
 Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.

Orang yang meninggalkan shalat, kuburnya akan dihimpitkan serapat mungkin sehingga
meremukkan tulang-tulang dada.Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan
membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti. Akan muncul seekor
ular yang bernama “SUJA’UL AQRA” Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai
halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan Sholat….”.
 MATERI KE-4 : IBADAH PUASA

Hakekat Puasa

 Puasa (Shaum) menurut bahasa yaitu al-imsak (menahan diri), adapun pengertian
menurut syari' yaitu menahan diri dengan niat dari seluruh yang membatalkan puasa
seperti makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam
matahari.
 Namun, secara implisit dalam puasa terdapat dua nilai yang menjadi parameter antara
sah atau rusaknya puasa seseorang.

Hakekat puasa dalam pandangan Rasyid Ridha adalah :

 Tarbiyat al-iradat (pendidikan keinginan)


Adapun yang menyebabkan kamauan seseoarang ada yang positif dan negatif, menurut
Imam Al-Gazali, adalah:
 Sifat Rububiyah;
 Sifat Syaithoniyah;
 Sifat Bahimiyah;
 Sifat Subuiyah.

Anda mungkin juga menyukai