PENDAHULUAN
rangka ibadah kepada Allah Swt., manusia telah diberi petunjuk oleh-
kata yang sangat mudah diucapkan dan mudah juga untuk menjelaskan
maksudnya (khususnya bagi orang awam), tetapi sangat sulit memberikan batasan
bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,
Setelah manusia dipisahkan dari agama, ia menjadi gelisah, tak tenang dan
1
2
(tetaplah atas) fitrah Allah Swt. yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah Swt. (Itulah) agama yang
Islam adalah nama yang diberikan Allah Swt. kepada agama yang
pengertian agama yang mengandung ajaran patuh kepada Allah Swt., beribadah
manusia akan selamat di dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, pribadi dan
3
masyarakat.
Menurut Razak dalam Hariyanto (2003: 6), bahwa Islam adalah agama
samawi (agama langit) yang terakhir dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yang
akhirat.
menyembah Allah Swt. Sebab, disembah atau tidak disembah, Allah Swt. tetaplah
Allah Swt. Esensi ketuhanan Allah Swt. tidak pernah berkurang sedikit pun
apabila manusia dan seluruh makhluk di jagat raya ini tidak menyembah-Nya.
Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Allah Swt.
adalah eksistensi Yang Mahasuci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci.
Diakui oleh para ulama dan para peneliti atau pakar, bahwa salah satu
4
perintahnya yang dilakukan secara langsung, kedudukan shalat itu sendiri dalam
posisi penting yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apa pun juga, shalat
merupakan tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali dengan shalat. Shalat
adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah Swt. kepada hamba-Nya,
dengan Rasul-Nya pada malam Mi’raj. Shalat juga merupakan amalan yang mula-
adalah suatu kegiatan fisik dan mental-spiritual yang memberikan makna baik
bagi hubungan dengan Allah Swt., hubungan dengan sesama manusia, dan
hubungan dengan diri sendiri. Dengan demikian, menurut Al-Mahfani (2008: 30),
shalat merupakan suatu ibadah (ibadah yang paling utama), dalam proses
penghambaan dan pendekatan diri kepada Allah Swt.. Shalat yang dikerjakan
dengan ikhlas sepenuh hati karena Allah Swt., akan menumbuhkan sensasi
kenikmatan tersendiri.
Ibadah shalat dalam garis besarnya, dibagi kepada dua jenis, yaitu: pertama,
shalat yang difardlukan, dinamai shalat maktubah; dan yang kedua, shalat yang
Shalat sunah ialah shalat yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk
fardlu disamping karena shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat
Shalat sunah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu: pertama: shalat-
shalat sunah yang tidak disunatkan berjamaah, seperti shalat sunah Rawatib, shalat
sunah witir (kecuali pada bulan Ramadhan), shalat sunah Dhuha, shalat sunah
tahiyyat al-masjid, shalat tasbih, shalat istikharah, sunah Hajat, sunah Taubah,
sunah Tahajjud, dan shalat sunah Mutlak. Dan kedua: shalat sunah yang
disunatkan berjamaah, seperti shalat sunah ‘Id al-fitri, shalat sunah ‘Id al-Adha,
shalat sunah Kusuf (gerhana matahari), shalat sunah Khusuf (gerhana bulan),
yang melaksanakannya.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa manusia tidak hanya terdiri dari
dimensi lahiriyah fisik dan psikis saja, melainkan juga dimensi batin spiritual.
Memenuhi kebutuhan fisik dan psikis saja serta merasa cukup dengan
ketidakseimbangan dalam diri kita, karena cara seperti itu tidak dapat memenuhi
Oleh karena itu, salah satu keutamaan shalat Dhuha adalah untuk memenuhi
kebutuhan kedua dimensi diri tersebut.Secara garis besar, ajaran agama Islam
mengandung tiga hal pokok, yaitu aspek keyakinan (aqidah), aspek ritual atau
diyakininya.
Aqidah Islam adalah tauhid, yang meyakini ke-Esaan Allah Swt. baik Dzat
maupun sifatnya.
Aspek syari’ah yaitu aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah Swt., manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan
alam.Sedangkan aspek akhlak yaitu aspek perilaku yang tampak pada diri
seseorang dalam hubungan dengan dirinya, sesama manusia, dan alam sekitar.
akhlaqi, termasuk shalat, sebab seseorang yang melakukan shalat dengan makna
yang sebenarnya, akan efektif untuk merealisasikan tanha ‘anil fakhsya’i wal
munkar, di mana dengannya akan tercipta masyarakat yang damai, aman dan
harmonis.
meskipun pada awalnya anak didik menolak atau terpaksa melakukan suatu
perbuatan atau akhlak yang baik, tetapi setelah lama dipraktekkan, secara terus-
7
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa shalat itu dibagi menjadi dua
Papanggo, karena dalam tiga tahun terakhir ini lembaga tersebut telah menerapkan
pembiasaan shalat Dhuha kepada siswanya secara rutin, satu kali dalam seminggu.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti ingin mencermati dan
mengkaji secara lebih mendalam dan ilmiah, akan Membina shalat Dhuha siswa
B. Tujuan Penelitian
2. Agar supaya siswa dapat mengetahui hukum dan keutamaan shalat Dhuha.
1. Pembatasan masalah
Dengan ini penulis akan membatasi dalam melakukan penelitian agar fokus
2. Perumusan Masalah
D. Metode Penelitian
1. Metode penelitian
oleh pelaku suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoritis mengenai suatu
pembentukan pengetahuan.
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Peneliatian ini dilakukan dengan cara
sunnah dhuha siswa kelas 4 dan 5 SDS Arruhaniyah 2 papanggo jakarta utara
Metode penelitian kualitatif menurut para ahli mereka defenisikan sebagai berikut:
2. Menurut nana syahodih, 2001 penelitian kualitatif adalah bertolak dari sifat
individu.
lainnya.
pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari
kompleks, meneliti kata- kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
1
Noor Juliansyah, metodologi penelitian, jakarta : kharisma putra utama, 2011 h 33-34
10
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
a. Observasi
kegiatan :
b. Wawancara
Direktur Utama, tutor/guru, siswi dan sebagian wali murid serta tokoh
c. Dokumentasi
2
Kountur Ronny, metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis, jakarta : buana printing, 2007 ha 145-146
11
4. Analisa Data
5. Hipotesa Penyusunan
(Sugiono, Statistika Untuk Penelitian. 2012, hal :84). Maka Hipotesis yang
E. Sistematika Penyusunan
BABII: kajian pustaka dalam penulisan skripsi ini mencakup tentang guru
agama, sholatdhuha yang meliputi: pengertian guru agama islam, Fungsi dan
Peranan Guru Agama Islam, Keoribadian Guru Agama Islam, Pengertian sholat
Belajar Mengajar.
penelitian.
skripsi ini. Adapun isi dalam bab V adalah penyampaian Kesimpulan dan Saran