Anda di halaman 1dari 1

Arrousal Modulation Theory.

Dikembangkan oleh Berlyne (1960) dan dimodifikasi oleh Ellis (1973). Teori ini menekankan
pada anak yang bermain sendirian (soliter) atau anak yang suka menjelajah objek di lingkungannya.

Menurut teori arrousal, bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar sistim saraf
pusat tetap berada dalam keadaan terjaga.

. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara sistem saraf
tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama untuk
mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.

Bila terlalu banyak stimulasi, arrousal akan meningkat sampai batas yang kurang sesuai dan
menyebabkan seseorang akan mengurangi aktivitasnya.

Contoh, bila anak mendapatkan mainan baru maka arrousal meningkat dan dengan mengeksplorasi
benda asing itu arrousal akan menurun sehingga anak menjadi terbiasa dengan benda tersebut.

Sebaliknya kalau kurang stimulus akan timbul rasa bosan sebab tingkat arrousal menurun tajam.

Ellis dalam buku Mayke (2001: 13) menganggap bermain sebagai aktivitas mencari rangsang
(stimulus) yang dapat meningkatkan arrousal secara optimal.

Bermain menambah stimulasi dengan menggunakan objek dan tindakan baru serta tidak biasa.

Contohnya, kalau anak bosan main perosotan dari atas ke bawah, dia dapat meningkatkan stimulasi
dengan berjalan menaiki papan perosostan dari bawah ke atas. Jadi menurut Ellis dalam buku Mayke
(200:13) bermain adalah stimulation producing activity yang disebabkan tingkat arrousal yang
rendah. Teori Ellis banyak diterapkan dalam perancangan dan penggunaan alat permaianan serta
bermain.

Anda mungkin juga menyukai