Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup
buku) terdapat laporan keuangan sbb:
Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp26.000.000
Besar Zakat 2,5 x Rp.26.000.000,- Rp 650.000
Catatan :
Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika Rp 25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 Rp
2.125.000,00
1.4. Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka ia terkena
kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah
Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik, maka
dapat dibuat tabel sbb:
Jumlah(ekor) Zakat
5-9 1 ekor kambing/domba (a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)
Keterangan:
a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu
Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
2. EMAS DAN PERAK
Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham (setara 672 gram
perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah
setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5 .
Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta simpanan dan dapat dikategorikan dalam
"emas dan perak", seperti uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga ataupun yang lainnya. Maka
nishab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki bermacam-
macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau sama dengan nishab (85 gram emas)
maka ia telah terkena wajib zakat (2,5 ).
Contoh :
Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :
Tabungan Uang tunai (diluar
kebutuhan pokok)
Perhiasan emas
(berbagai bentuk)
Utang yang harus
dibayar (jatuh tempo)
Rp 5 juta Rp 2 juta 100 gram Rp 1.5 juta
Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari jumlah maksimal perhiasan
yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib
dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya dari 60 gram.
Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :
Tabungan Rp 5.000.000
Uang tunai Rp 2.000.000
Perhiasan (10-60) gram Rp 25.000 Rp 1.000.000
Jumlah Rp 8.000.000
Utang Rp 1.500.000
Saldo Rp 6.500.000
Besar zakat 2,5 x Rp 6.500.000 Rp 163.500,-\
Catatan :
Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan yang sama.
3. PERNIAGAAN
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa,
dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya
adalah 20 dinar (setara dengan 85gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun
(tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas
(jika pergram Rp 25.000,- Rp 2.125.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5
Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota syirkah beragama
islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika
anggota syirkah terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah
muslim saja (apabila julahnya lebih dari nishab)
Cara menghitung zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah
ini :
1. Kekayaan dalam bentuk barang
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh
tempo) dan pajak.
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb :
Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
Uang tunai Rp 15.000.000
Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
Saldo Rp 20.000.000
Besar zakat 2,5 x Rp 20.000.000,- Rp 500.000,-
Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari, etalase pada toko,
dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak
berkembang)
Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal mobil,
bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua)
cara:
Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan dihitung, termasuk
barang (harta) penghasil jasa, seperti hotel, taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 .
Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang diperoleh usaha
tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan
zakat hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak
dihitung harga tanahnya.
4. HASIL PERTANIAN
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila hasil pertanian termasuk
makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil
pertanian tersebut.
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga,
dll, maka nishabnya disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah
(negeri) tersebut (di negeri kita beras).
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata/air, maka 10,
apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5.
Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5. Artinya 5 yang
lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan
lahan pertanian diairidengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka
kadar zakatnya 7,5 (3/4 dari 1/10).
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti pupuk,
insektisida, dll. Maka untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan
sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya
10 atau 5 (tergantung sistem pengairannya).
5. ZAKAT PROFESI
1. Dasar Hukum
Firman Allah SWT:
+ ' - ) ` (
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bahagian. (QS. Adz Dzariyat:19)
Firman Allah SWT:
- + -' -~ - ' - ' - -= ' ` - - = - - --
- -~ '- ' - - ' - ) `` (
Hai orang-orang yang beriman, naIkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu naIkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.(QS Al Baqarah 267)
Hadist Nabi SAW:
Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak harta itu (HR. AL Bazar dan Baehaqi)
2. Hasil ProIesi
Hasil proIesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, dll) merupakan sumber pendapatan
(kasab) yang tidak banyak dikenal di masa salaI(generasi terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab
ini tidak banyak dibahas, khusunya yang berkaitan dengan "zakat". Lain halnya dengan bentuk
kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan dan perniagaan, mendapatkan porsi
pembahasan yang sangat memadai dan detail. Meskipun demikian bukan berarti harta yang
didapatkan dari hasil proIesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah
pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin
diantra mereka (sesuai dengan ketentuan syara'). Dengan demikian apabila seseorang dengan hasil
proIesinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak
mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat).
Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka
baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan,
sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan proIesinya.
Zakat proIesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil proIesi yang
berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil
proIesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk
menunaikan zakat.
Contoh
Akbar adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota Bogor, memiliki seorang istri dan
2 orang anak.
Penghasilan bersih perbulan Rp. 1.500.000,-.
Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih Rp.625.000 per bulan maka kelebihan dari
penghasilannya (1.500.000 - 625.000) Rp. 975.000 perbulan.
Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka jumlah kekayaan yang dapat dikumpulkan dalam
kurun waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.00 (lebih dari nishab).
Dengan demikian Akbar berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5 dari saldo.
Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5 dari saldo bulanan atau 2.5 dari
saldo tahunan.
Harta Lain-lain
1. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertiIikat Bank) merupakan suatu bentuk
penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh karenannya masuk ke dalam kategori harta
yang wajib dizakati, apabila telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5 dari nilai
kumulatiI riil bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat itu
dibayarkan setiap tahun.
Contoh:
Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI, harga nominal
Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar mendapat deviden Rp.300,-
Total jumlah harta(saham) 500.000 x Rp.5.300,- Rp.2.650.000.000,-
Zakat 2.5 x Rp. 2.650.000.000,- Rp. 66.750.000,-
2. Undian dan kuis berhadiah
Harta yang diperoleh dari hasil undian atau kuis berhadiah merupakan salah satu sebab dari
kepemilikan harta yang diidentikkan dengan harta temuan (rikaz). Oleh sebab itu jika hasil
tersebut memenuhi kriteria zakat, maa wajib dizakati sebasar 20 (1/5)
Contoh:
Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa mobil sedan seharga
Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20 ditanggung pemenang.
Harta Fitri Rp.52.000.000,- -Rp.10.400.000,- Rp.41.600.000,-
Zakat 20 x Rp.41.600.000,- RP.8.320.000,-
3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran, dapat
dikategorikan dalam dua macam:
a. Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk penggusuran secara terpaksa
, maka hasil penjualan (penggusurannya) lebih dulu dipergunakan untuk memenuhi apa
yang dibutuhkannya. Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang
dibutuhkan jumlahnya masih melampaui nishab maka ia berkewajiban zakat sebesar 2.5
dari kelebihan harta tersebut.
Contoh:
Pak Ahmad terpaksa menjual rumah dan pekarangannya yang terletak di sebuah jalan
protokol, di Jakarta, sebab ia tak mampu membayar pajaknya. Dari hasil penjualan
Rp.150.000.000,- ia bermaksud untuk membangun rumah di pinggiran kota dan
diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp.90.000.000,- selebihnya akan ditabung untuk
bekal hari tua.
Zakat 2.5 x (Rp.150.000.000,- - Rp.90.000.000,-) Rp.1.500.000,-
b. Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan maka ia wajib membayar
zakat sebesar 2.5 dari hasil penjualannya.
D. Hikmah Zakat
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat
memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah,
baik yng berkaitan dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara
lain :
a. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuaIa yang lemah papa dengan materi sekedar
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu
melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT
b. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya berkehidupan
cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka
(orang kaya) kepadanya.
c. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq mulia
menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis siIat bakhil (kikir) serta serakah.
Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari tuntutan Allah SWT dan
kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.
d. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: Ummatn
Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan Islam) dan TakaIul Ijti'ma (tanggung jawab bersama)
e. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial distribution),
dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat
I. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan Iungsi sosial ekonomi atau pemerataan
karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan
keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat
bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah
antara golongan yang kuat dengan yang lemah
g. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang lainnya
menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir
bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya
komunisme 9atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan dimensi dan
Iungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah
terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun
thoyibun wa Rabbun GhaIur.
BAB :
HA9I
A. Pen!er#ian Ha,i
Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan istilah. Dari segi
bahasa "aji berarti menyengaja, dari segi syar?i haji berarti menyengaja mengunjungi Ka?ba"
untuk mengerjakan ibada" yang meliputi t"a7a-* sa?i* 7u=u- dan ibada"-ibada" lainnya untuk
memenu"i perinta" Alla" S@) dan meng"arap keridlaan-0ya dalam masa yang tertentu.
B. Hu-u$ Ibadah Ha,i
Mengenai hukum Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah 7ajib Aain bagi yang mampu.
Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita 'nazar yaitu
seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu
dikerjakan pada kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu
untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari`atkan ibadah haji tersebut
pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
Dalil / Perintah Tentang Ibadah Haji
1. Al-Qur?an
Allah SWT berIirman di dalam Al-Qur`an
1
Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :
' - _ = - _ - _ - ' - -- -'
- ) ` (
Artinya : '%adanya terdapat tanda-tanda yang nyata* (di antaranya ma=am
;bra"im,215/9 barangsiapa memasukinya (Baitulla" itu menjadi amanla" dia9 mengerjakan "aji
adala" ke7ajiban manusia ter"adap Alla"* yaitu (bagi 'rang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitulla",21!/. Barangsiapa mengingkari (ke7ajiban "aji* maka sesunggu"nya
Alla" $a"a Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam(. (QS. Ali Imran : 97).
2. 6adits
Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang artinya sebagai
berikut :
'Dari ibnu Abbas* tela" berkata 0abi SA@ : 6endakla" kamu bersegera mengerjakan
"aji* maka sesunggu"nya sese'rang tidak tidak akan menyadari* sesuatu "alangan yang akan
merintanginya(. (H.R. Ahmad)
Setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali saja dalam seumur
hidupnya, tetapi tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari satu kali.
". Syarat, Rukun, Wajib dan Sunat Haji
1. Syarat-syarat di7ajibkannya 6aji
1) Islam
2) Baligh
3) Berakal
4) Merdeka
5) Kuasa (mampu
2. +ukun 6aji
1) Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji
o WukuI di araIah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaknihadirnya seseorangyang berihram
untuk haji, sesudahtergelincirnya mataahari yaitu pada hari ke-9 Dzulhijjah.
o ThawaI yaitu tawaI untuk haji (tawaI iIadhah)
o Sa`i yaitu lari-lari kecil antara shaIa dan marwah 7 (tujuh) kali
2) Tahallul; artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai untuk kepentingan
ihram
3) Tertib yaitu berurutan
C. @ajib 6aji
Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, karena
boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih binatang. berikut kewajiban haji yang
mesti dikerjakan :
a. Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari tempat-
tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya ibadah haji.
b. Bermalam di MuzdaliIah sesudah wukuI, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Bermalam di $ina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah).
d. Melempar jumrah aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan
setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuI.
e. Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Dla* @ust"a dan AA=aba" pada tanggal 11,
12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah.
I. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.
5. Sunat 6aji
a. IIrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas umrah.
b. Membaca Talbiyah yaitu :4Eabbaika Alla"umma Eabbaik Eaa Syarikalaka Eabbaika
;nnal"amda @anni?mata Eaka @almulka Eaa Syarika Eaka(.
c. TawaI Qudum, yatiu tawaaI yuang dilakukan ketika permulaan datang di tanah ihram,
dikerjakan sebelum wukuI di AraIah.
d. Shalat sunat ihram 2 raka`at sesudah selesai wukuI, utamanya dikerjakan dibelakang
makam nabi Ibrahim.
e. bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
a. thawaI wada`, yakni tawaI yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi
selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
b. berpakaian ihram dan serba putih.
c. berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.
<. "ara Pela-sanaan Ha,i
a. Di $ekka" (pada tanggal 3 Djul"ijja"
1. Mandi dan berwudlu
2. Memakai kain ihram kembali
3. Shalat sunat ihram dua raka`at
4. Niyat haji : 'Eabbaika Alla"umma Bi"ajjatin
5. Berangkat menuju AraIah
membaca talbiyah, shalawat dan do`a :
Talbiyah : 4Eabbaika Alla"umma Eabbaik Eaa Syarikalaka Eabbaika ;nnal"amda
@anni?mata Eaka @almulka Eaa Syarika Eaka(.
b. Di Ara-a"
1. waktu masuk AraIah hendaklah berdo`a
2. menunggu waktu wukuI
3. wukuI (pada tanggal 9 Djulhijjah)
4. Sebagai pelaksanaan rukun haji seorang jamaah harus berada di AraIah pada tanggal 9
Djulhijjah meskipun hanya sejenak
5. waktu wukuI dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Djulhijjah sampai terbit Iajar
tanggal 10 Djulhijjah
6. Doa wukuI
c. Berangkat menuju muzdaliIah sehabis Maghrib
1. Agar tidak terlalu lama menunggu waktu sampai lewat tengah malam (mabit) di
MuzdaliIah hendaknya jemaah meninggalkan AraIah sesudah Maghrib (Maghrib-isya
di jama takdim)
2. Waktu berangkat dari AraIah hendaknya berdo`a
d. Di $uzdali-a" (pada malam tanggal 1. Djul"ijja"
1. Waktu sampai di MuzdaliIah berdo`a
2. Mabit, yaitu berhenti di MuzdaliIah untuk menunggu waktu lewat tengah malam sambil
mencari batu krikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk melempar jumrah
3. Menuju Mina
e. Di $ina
1. Sampai di Mina hendaklah berdo`a .
2. Selama di Mina kewajiban jama`ah adalah melontar jumroh dan bermalam (mabit)
3. Waktu melempar jumroh
1) melontar jumroh aqobah waktunya setelah tengah malam , pagi dan sore. Tetapi
diutamakan sesudah terbit matahari tanggal 10 Djulhijjah
2) melontar jumroh ketiga-tiganya pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah waktunya pagi,
siang, sore dan malam. Tetapi diutamakan sesudah tergelincir matahari.
Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1 krikil
Pada tanggal 10 Djulhijjah melontar jumroh Aqobah saja lalu tahallul (awal).
Dengan selesainya tahallul awal ini, maka seluruh larangan ihram telah gugur,
kecuali menggauli isteri. setelah tahallul tanggal 10 Djulhijjah kalau ada
kesempatan hendaklah pergi ke Mekkah untuk thawaI iIadah dan sa`i tetapi
harus kembali pada hari itu juga dan tiba di mina sebelum matahari terbenam.
Pada tanggal 11, 12 Djulhijjah melontar jumroh Ula, Wustha dan Aqobah secara
berurutan, kemudian kembali ke mekkah. itulah yang dinamakan naIIar awal.
Bagi jama`ah haji yang masih berada di Mina pada tanggal 13 Djulhijjah
diharuskan melontar ketiga jumroh itu lagi, lalu kembali ke mekkah. itulah yang
dinamakan naIIar tsani.
Bagi jama`ah haji yang blm membayar dam hendaklah menunaikannya disini dan
bagi yang mampu, hendaklah memotong hewan kurban.
Beberapa permasalahan di Mina yang perlu diketahui jama`ah adalah sebagai
berikut :
Masalah Mabit di Mina
Masalah melontar jumroh
melontar malam hari
melontar dijamakkan
tertunda melontar jumroh Aqobah
mewakili melontar jumroh
-. Kembali ke $ekka"
1. ThawaI IIadah
2. ThawaI Wada
3. Selesai melakukan thawaI wada bagi jama`ah gelombang pertama, berangkat ke
Jeddah untuk kembali ke tanah air.
D. Hi-$ah Mela-sana-an Ha,i
1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom
sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa
naIsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan
penuh kekhusyu`an
3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang
mulia.
5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu
karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya
berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka`bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan
persatuan.
7. Memperkuat Iisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat
memerlukan persiapan Iisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan
dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.
8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak meminta
pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk
melakukannya.
9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanIaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan
umat Islam sedunia.
UMRAH
A. Pen!er#ian U$rah
Umrah, artinya mengunjungi Kabah atau meramaikan Masjidil Haram. Karena ibadah itu
di lakukannya hamper bersamaan, maka di sebut juga haji kecil. Seperti haji, umrah hukumnya
Iardu`ain bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan apabila telah memenuhi syarat dan
rukunya.
1. Rukun Umrah
a. Ihram
b. Tahallul
c. TawaI
d. Tertib
e. Sa`i
2. Syarat wajib umrah
a. Ihram dari miqat ( ketentuan tempat dan waktu )
b. Meninggalkan larangan- larangan
c.
perbedaan antara haji dan umrah adalah jika umrah dapat di kerjakan sepanjang tahun, sedangkan
ibadah haji hanya boleh dilakukan dalam waktu yang telah di tentukan, yaitu mulai tanggal 08
sampai 13 Dzulhjjah.
Jika di perhatikan keterangan di atas, maka ihram ada 2 macam, yaitu ihram untuk umrah dan haji.
Ihram untuk umrah di mulai miqat kemudian di teruskan dengan tawaI, sa`i, dan tahallul. Sedang
ihram untuk haji dikerjakan ketika berangkat ke padang araIah pada tanggal 8 Djulhijjah.
B. Per,alanan ha,i dan u$rah di Ind/nesia
Umat islam adalah bagian terbesar bangsa Indonesia. Setiap tahun ratusan ribu orang
melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Penyelenggaraan dan pengaturan ibadah haji umat islam
Indonesia merupakan tugas pemerintah yang pada dasarnya bertujuan supaya berjalan lancer,
tertib, aman dan sempurna dan ibadahnya.
Keterlibatan pemerintah dalam pemberangkatan perjalanan ibadah hajiumat islam
Indonesia cukup besar, karena urusan haji merupakan amanat rakyat yang bertuang dalam GHBN
yang pada dasrnya berisi kehendak nasional dalam melanjutkan usaha-usaha peningkatan
pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat atas dasar itu pemerintah mengatur mulai dari
proses pemberangkatan, dalam perjalanan selama menunaikan ibadah haji sampai kembali ke tanah
air.
". Cara MendaItarkan Haji dan Umrah
PendaItaran haji dan umrah di laksanakan di kantor koordinator urusan haji pada tingkat
kabupaten atau kota madya/KBIH di seluruh Indonesia.
%eu#a$aan Ha,i dan U$rah
1. Haji merupakan syiar yang agung dan ibadah yang mulia, dengannya seorang hamba akan
mendapatkan rahmat dan berkah yang menjadikan setiap orang muslim sangat rindu
untuk segera melaksanakannya.
2. Sesungguhnya haji merupakan jalan menuju syurga dan membebaskan diri dari api neraka.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda :
- = _
3. 4 6aji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali syurga. 4 (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Haji dapat melebur dosa dan menghilangkan dampak maksiat dan perbutan jelek, sebagaimana
sabda Nabi shallallahu alaihi wassalam :
' - - ~ = - - - - _
4Barang siapa yang "endak ber"aji* dan tidak melakukan senggama (di7aktu terlarang dan
tidak berbuat -asi= (maksiat* maka ia akan kembali dari d'sa-d'sanya seperti saat ia
dila"irkan 'le" ibunya(. (HR Bukhari dan Muslim )
5. Ibadah haji sebagaimana bisa membawa kepada kejayaan di akhirat, begitu juga bisa
menyelamatkan dari keIakiran, sebagaimana hadist Ibnu Mas`ud bahwasanya Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam bersabda :
- - - - - - ~ - - - - + ' - _ - --
4Eaksanakanla" "aji dan umra"* karena keduanya meng"apus ke-akiran dan d'sa sebagaimana
api meng"ilangkan karat dari besi.( (HR. Tirmidzi )
6. Seorang muslim jika melaksanakan ibadah haji, maka dia telah masuk dalam katagori jihad.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Aisyah ra bahwa
beliau bertanya Nabi saw :
_ - + = ,, + = - ' _
4Apaka" 7anita itu 7ajib berji"ad F $aka beliau bersabda : 4 Kalian 7ajib berji"ad yang tidak
pakai perang* yaitu "aji.(
7. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat bagi yang sangat rindu hatinya untuk mengerjakan
ibadah haji dengan membawa bekal, meninggalkan keluarga dan negaranya, menjadi
tamu Allah Yang Maha Pengasih, seraya memakai ihram, mengucapkan talbiyah,
berdiri, berdo`a, berdzikir dan beribadah
BAB :I
=URBAN
A. =urban
1. Pengertian Qurban
Dari segi bahasa, qurban bermaksud sesuatu yang dikorbankan kerana Allah . Dari sudut syara, qurban
bermaksud menyembelih binatang yang tertentu pada masa-masa yang tertentu dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wataala.
2. Persyariatan dan Hikmahnya
Qurban telah disyariatkan pada tahun kedua hijrah sama seperti ibadah zakat dan Sholat Hari Raya.
Firman Allah subhanahu wataala:
= -
Maksudnya:
'Maka kerjakanlah Sholat kerana Tuhanmu dan sembelihlah qurban (sebagai tanda syukur) (Surah Al-
Kauthar 108:2)
Hikmah disyariatkan qurban ialah sebagai tanda bersyukur kepada Allah subhanahu wataala di atas
segala nikmatNya yang berbagai dan juga di atas kekalnya manusia dari tahun ke tahun. Ia juga
bertujuan menjadi kiIarah bagi pelakunya, sama ada disebabkan kesilapan-kesilapan yang telah
dilakukan ataupun dengan sebab kecuaiannya dalam menunaikan kewajipan di samping memberikan
kelegaan kepada keluarga orang yang berqurban dan juga mereka yang lain. Qurban tidak memadai
dengan menghulurkan nilai harganya, berbeza dengan ibadah zakat Iitrah yang bermaksud memenuhi
keperluan golongan Iakir, Imam Ahmad dikatakan menyebut amalan menyembelih qurban adalah lebih
aIdhal daripada bersedekah dengan nilai harganya.
3. Hukum melakukan Qurban
Hukum melakukan qurban ialah sunnah mu`akkadah bagi sesiapa yang mampu melakukannya.
Sabda Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam yang bermaksud:
'Aku diperintahkan agar menyembelih qurban dan ia Sunnah bagi kamu (Riwayat Tirmizi)
4. Pembagian Ibadah Qurban
Terdapat dua jenis qurban iaitu qurban wajib dan qurban Sunnah.
Qurban Wajib
Qurban Nazar.
Contohnya apabila seseorang menyebut, 'Kerana Allah wajib ke atasku berqurban seekor kambing atau
seekor unta ini ataupun dengan menyebut, 'Aku jadikan kambing ini sebagai qurban Sama sahaja
hukumnya dalam hal sama ada yang menyebutnya itu seorang yang kaya ataupun seorang Iakir.
Binatang yang dibelikan untuk tujuan qurban oleh seorang Iakir. Apabila seorang Iakir membeli seekor
kambing dengan niat untuk diqurbankan, maka ia menjadi wajib. Ini kerana membeli dengan tujuan
berqurban oleh seseorang yang tidak wajib melakukannya dikira wajib kerana perbuatan ini dikira
sebagai satu nazar.
Qurban Sunnah
Qurban Sunnah ialah qurban yang dilakukan oleh seseorang yang berkemampuan melakukannya sama
ada miskin ataupun yang bermusaIir, yang tidak berniat nazar atau membeli dengan tujuan qurban.
5. Syarat-syarat Qurban
Syarat qurban dapat dibahagikan kepada 3 bahagian iaitu:
Syarat Wajib/Sunnah Qurban.
Syarat Sah Qurban.
Syarat Mereka Yang Dituntut Berqurban.
Syarat Wajib/Sunnah Qurban
1. Untuk dijadikan ibadah qurban wajib ataupun Sunnah adalah disyaratkan dia mampu
melaksanakannya.
2. Orang yang dianggap mampu ialah mereka yang mempunyai harga untuk binatang qurban yang
lebih daripada keperluannya dan keperluan mereka yang di bawah tanggungannya untuk hari raya
dan harihari tasyrik kerana inilah tempoh masa bagi melakukan qurban tersebut.
3. Kedudukannya sama seperti dalam masalah zakat Iitrah, mereka mensyaratkan ia hendaklah
merupakan yang lebih daripada keperluan seseorang juga keperluan mereka yang di bawah
tanggungannya pada hari raya puasa dan juga malamnya sahaja.
Syarat Sah Qurban
Hendaklah binatang yang diqurbankan itu tidak mempunyai sebarang kecacatan yang menyebabkan
kekurangan kuantiti dagingnya ataupun menyebabkan kemudharatan terhadap kesihatan. Contohnya
cacat yang teruk pada salah satu matanya, berpenyakit yang teruk, tempang atau kurus yang melampau.
Hendaklah qurban itu dalam masa yang tertentu iaitu selepas Sholat Hari Raya Haji pada 10 Zulhijjah
hingga sebelum terbenam matahari pada akhir Hari Tasyrik iaitu pada 13 Zulhijjah.
Orang yang berkongsi mengorbankan unta atau lembu tidak lebih dari tujuh orang di mana masing
masing menyumbang 1/7 bahagian. Syarat Mereka Yang Dituntut Berqurban
Islam.
Merdeka.
Aqil Baligh.
Bermukim atau MusaIir.
Berkemampuan.
6. Waktu Pelaksanaan Ibadah Qurban
Waktu bagi menyembelih qurban bermula setelah selesai Sholat Hari Raya dan bacaan khutbahnya iaitu
setelah naik matahari sekadar segalah. Masanya berterusan siang dan malam sehingga Hari Tasyrik yang
akhir iaitu sebelum terbenam matahari pada hari tersebut. Ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayat
oleh Al-Barra` bin Azib :
'Perkara pertama yang kita mulakan pada hari ini ialah Sholat, kemudian kita balik dan melakukan
penyembelihan qurban. Sesiapa yang melakukan demikian maka dia telah menepati sunnah kami.
Sesiapa yang menyembelih sebelum itu, maka ia merupakan daging yang disediakan untuk ahli
keluarganya. Ia tidak dikira sebagai ibadah khas (qurban) ini sedikit pun.
7. Binatang Qurban
Perbincangan tentang binatang qurban ini meliputi empat perkara :
1. Jenis binatang yang diqurban.
2. Umur binatang qurban.
3. Kadar binatang yang disembelih.
4. SiIatsiIat binatang qurban.
1.1 Jenis Binatang Yang Diqurban
Para ulama` sependapat bahawa ibadah qurban tidak sah kecuali dengan menggunakan binatang
anam, iaitu binatang jinak yang berkaki empat seperti unta, lembu dan kerbau, kambing biri
biri dan semua yang termasuk dalam jenisnya, sama ada jantan atau betina. Oleh itu, tidak sah
berqurban dengan menggunakan binatang yang lain daripada binatang anam ini seperti kerbau
liar dan kijang.
Firman Allah subhanahu wataala:
, ' - = - ~ _ + + - `
Maksudnya:
'Dan bagi tiap-tiap satu umat, Kami syariatkan ibadah menyembelih qurban (atau lain-lainnya)
supaya mereka menyebut nama Allah sebagai bersyukur akan pengurniaanNya kepada mereka:
binatang-binatang ternak yang disembelih itu. (Surah Al-Hajj 22:34)
Tidak terdapat sebarang dalil sama ada yang dinaqalkan daripada Rasulullah sallallahu alayhi
wasallam atau sahabat yang menunjukkan mereka berqurban dengan binatang selain daripada
binatang-binatang ternakan (anam) ini. Oleh kerana qurban merupakan satu ibadah yang
dikaitkan dengan binatang, maka ia hanya ditentukan kepada binatang anam sahaja sama
seperti ibadah zakat.
Adapun binatang yang lebih aIdhal diqurban ialah unta diikuti dengan lembu kemudian biri-biri
atau kibasy kemudian kambing. Ini memandangkan kuantiti dagingnya yang lebih banyak bagi
maksud pengagihan yang lebih meluas untuk Iakir miskin.
Nabi sallallahu alayhi wasallam juga telah bersabda yang bermaksud:
'Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat dengan mandi junub, kemudian dia pergi (ke Jumaat)
maka dia seolah-olah telah berqurban seekor unta. Sesiapa yang pergi pada saat kedua maka dia
seolah-olahnya berqurban dengan seekor lembu. Sesiapa yang pergi pada saat ketiga maka dia
seolah-olah berqurban dengan seekor kibasy yang bertanduk.
2.1 Umur Binatang Qurban
Umur binatang yang hendak diqurbankan berbeza-beza mengikut jenis binatang iaitu:
a. Unta disyaratkan telah berumur lima tahun dan masuk ke umur enam tahun.
b. Kambing dan lembu disyaratkan telah berumur dua tahun dan masuk ke umur tiga tahun.
c. Kibasy disyaratkan telah memasuki umur dua tahun.
d. Bagi anak unta, lembu, kambing dan kibasy yang telah berumur dua tahun lebih (yang telah
bersalin gigi) harus dijadikan qurban.
3.1 Kadar Binatang Yang Disembelih
Para Iuqaha` bersepakat mengatakan bahawa seekor kambing atau kibasy hanya mencukupi
sebagai qurban untuk seorang sahaja. Seekor unta atau lembu pula mencukupi untuk menjadi
qurban bagi tujuh orang. Ini berdasarkan hadith Jabir:
'Kami berqurban bersama Rasulullah sallallahu alayhi wasallam semasa di Hudaybiyah dengan
seekor unta atau seekor lembu untuk tujuh orang.
Dalam riwayat Muslim pula menyebut :
'Kami keluar bersama Rasulullah sallallahu alayhi wasallam dan kami berniat Haji. Maka
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam telah memerintahkan kami supaya berkongsi
mengurbankan seekor unta atau seekor lembu. Setiap tujuh orang berkongsi seekor unta.
4.1 SiIatSiIat Binatang Qurban
SiIatsiIat binatang qurban sama ada betina atau jantan yang digariskan oleh syara adalah seperti
berikut:
1. Terang penglihatannya iaitu tidak buta.
2. Tidak cacat seperti kudung kaki, putus ekornya, terpotong hidungnya atau sebagainya.
3. Gemuk, tidak harus pada binatang yang terlalu kurus.
4. Ciri-ciri yang aIdhal terdapat pada binatang qurban itu:
5. Gemuk pada keseluruhan anggotanya.
6. Bertanduk.
7. Putih warna bulunya (pada kibasy).
8. Jantan.
SiIat yang makruh pada binatang qurban:
1. Rabit telinganya.
2. Terpotong sedikit bahagian belakang atau depan telinganya.
3. Tidak mempunyai tanduk sejak asalnya.
4. Patah tanduk sebelah atau keduanya atau pecah bahagian tanduknya.
5. Tanggal sebahagian giginya disebabkan tua atau jatuh.
6. Kabur penglihatannya.
8. Perkara yang disunnahkan ketika berqurban
Sunnah menambat binatang yang hendak diqurbankan itu beberapa hari sebelum disembelih.
1. Digantung tanda pada binatang yang hendak diqurbankan.
2. Dibawa dengan baik dan ihsan ketika ke tempat penyembelihan.
3. DiSunnahkan juga orang yang berqurban menyembelihnya.
4. Sunnah dihadapkan ke arah qiblat ketika menyembelih qurban.
5. Sunnah memilih binatang yang paling gemuk, terelok dan terbesar untuk dijadikan qurban.
6. Sunnah digunakan alat yang paling tajam dan diperbuat daripada besi.
7. Setelah selesai disembelih maka Sunnah ditunggu sehingga binatang yang disembelih itu sejuk dan
semua anggota tidak bergerak lagi.
8. Sunnah bagi mereka yang mahu melakukan qurban tidak bercukur dan tidak memotong kukunya
setelah tiba bulan Zulhijjah sehingga telah selesai berqurban.
9. Binatang qurban Sunnah dibaringkan di atas rusuk kiri sebelum dilakukan penyembelihan.
10.Sunnah ketika sembelihan qurban dilakukan adalah seperti berikut:
a. Membaca basmalah.
b. Bersalawat ke atas Nabi Muhammad.
c. Binatang diarahkan ke arah qiblat.
d. Bertakbir sebelum atau selepas membaca basmalah.
e. Berdoa.
Orang yang berqurban hendaklah membaca doa seperti berikut :
'Ya Allah, ini adalah nikmat yang datang dariMu dan dengannya aku mohon untuk dapat
mendampingiMu.
Sunnah wakil yang melakukan sembelihan menyebutkan orang yang mewakilkannya seperti:
'Dengan nama Allah dan Engkau Yang Maha Besar, ini daripadaMu dan untukMu. Terimalah
Ya Allah daripada si pulan, si pulan.....
9. Perkara yangdimakruhkan ketika berqurban
Berlaku kasar kepada binatang yang hendak diqurbankan seperti mengheret atau memukul
semasa membawa ke tempat sembelihan atau seumpamanya.
a. Memerah susu atau menggunting bulu atau mengambil sebarang Iaedah dari binatang yang hendak
dijadikan qurban.
b. Tidak menghadapkan ke arah qiblat semasa sembelihan dilakukan
b. .Bercukur atau memotong kuku setelah tiba bulan Zulhijjah hingga penyembelihan qurban selesai
dijalankan.
a. Binatang yang telah dibeli untuk tujuan qurban adalah makruh dijual kerana ia telah ditentukan
untuk qurban.
10. Hukum Daging Qurban
Qurban yang wajib iaitu yang dinazarkan ataupun yang ditentukan sama ada dengan menyebut,
'Ini adalah qurban, maka orang yang berqurban tidak boleh memakannya. Dia wajib menyedekahkan
semuanya sekali.
Anak kepada binatang qurban yang ditentukan juga, perlu disembelih seperti ibunya, tetapi
bezanya ia boleh dimakan kesemuanya oleh tuan yang mengurbankannya kerana disamakan dengan
hukum susu, kerana tuannya harus meminum susu binatang qurban yang selebih daripada anaknya
walaupun perbuatan itu makruh.
Bagi qurban Sunnah, maka tuannya Sunnah memakannya, iaitu yang aIdhalnya dia hendaklah
memakannya beberapa suap sebagai mengambil berkat. Ini bersesuaian dengan Iirman Allah subhanahu
wataala:
+ - ' -' -
Maksudnya:
'Dengan yang demikian makanlah kamu dari (daging) binatang-binatang qurban itu dan berilah
makan kepada orang yang susah, yang Iakir miskin.(Surah Al-Hajj, 22:28)
Hadith yang diriwayatkan oleh Al-Bayhaqi pula ada menyebut bahawa Rasulullah sallallahu
alayhi wasallam telah memakan sebahagian daripada hati binatang qurbannya. Hukum memakan daging
qurban pula tidak wajib, ini berdasarkan Iirman Allah subhanahu wataala:
+ - = -' +
Maksudnya:
'Dan Kami jadikan unta (yang dihadiahkan kepada Iakir miskin Makkah itu) sebahagian dari syiar
agama Allah untuk kamu; pada menyembelih unta yang tersebut ada kebaikan bagi kamu.(Surah Al-
Hajj, 22:36)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahawa ia dijadikan untuk kita. Setiap perkara yang dijadikan
untuk manusia, maka dia diberi pilihan sama ada mahu memakannya atau tidak.
Orang yang berqurban juga boleh menjamu kepada kalangan yang kaya, tetapi tidak boleh diberi
milik kepada mereka. Yang boleh cuma dihantar kepada mereka sebagai hadiah yang mana mereka tidak
akan menjualnya atau sebagainya
Mengikut pendapat dalam qawl jadid, orang yang berqurban boleh memakan sebahagian
daripada qurbannya. Mengikut qawl qadim pula harus memakan sebanyak separuh, manakala bakinya
hendaklah disedekahkan.
Sebahagian ulama` berpendapat daging qurban dibahagikan kepada tiga bahagian iaitu 1/3
daging disedekahkan dalam keadaan mentah, 1/3 daging dimasak dan dibuat jamuan dan 1/3 daging
dimakan oleh orang yang berqurban.
Pendapat yang asah pula, adalah wajib bersedekah dengan sebahagian daripada daging qurban
walaupun sedikit kepada orang Islam yang Iakir walaupun seorang. Walaubagaimanapun, yang lebih
aIdhal hendaklah disedekahkan kesemuanya kecuali memakannya beberapa suap untuk mengambil
keberkatan seperti yang telah dijelaskan.
Bagi qurban Sunnah pula, orang yang berqurban boleh sama ada bersedekah dengan kulit
binatang tersebut atau menggunakan sendiri, seperti mana dia harus mengambil Iaedah daripada
binatang itu semasa hidupnya. Tetapi bersedekah adalah lebih aIdhal. Bagi qurban yang wajib pula,
kulit binatang itu wajib disedekahkan.
Qurban juga tidak harus dibawa keluar dari negeri asalnya sebagaimana yang ditetapkan dalam
masalah membawa keluar zakat.
B. >A?i?ah
1. Penertian Aqiqoh
Aqiqah ialah sembelihan binatang anam yang dilakukan kerana menyambut kanak-kanak yang
baru dilahirkan sebagai tanda kesyukuran kepada Allah subhanahu wataala.
2. Hukum Melakukan Aqiqoh
Hukum melakukan aqiqah ialah sunnah mu`akkadah bagi orang yang menanggung sara hidup
kanak-kanak tersebut. Jika anak itu lelaki diSunnahkan menyembelih dua ekor kambing, manakala
jika anak itu perempuan diSunnahkan menyembelih seekor kambing. Binatang seperti lembu, kerbau
atau unta boleh dibahagikan kepada tujuh bahagian.
3. Waktu Pelaksanaan Aqiqoh
Waktu melakukan aqiqah adalah dari hari kelahiran kanak-kanak itu sehinggalah ia baligh.
Masa yang paling aIdhal untuk melakukan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran kanak-kanak
tersebut.
Sabda Rasullullah sallallahu alayhi wasallam:
, - - - _ -~ - - - - - , _ - .
Maksudnya:
"Setiap bayi itu tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih untuknya pada hari ketujuh dan dicukur
kepalanya dan diberi nama." (Riwayat Abu Daud)
4. Syarat Aqiqoh
Berniat aqiqah ketika menyembelih.
Hendaklah binatang tersebut tidak ada cacat yang boleh mengurangkan dagingnya serta sampai
umur.
5. Perkara yang disunnahkan semasa Aqiqoh
a. Berdoa semasa hendak menyembelih:
- ' + ~ = - = ... (sebut nama anak)
Maksudnya:
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, binatang ini daripada-Mu dan kembali
kepada-Mu, ini aqiqah.".
b. Menyembelih ketika matahari sedang naik.
c. Daging aqiqah dimasak terlebih dahulu sebelum disedekahkan.
d. Tidak mematah-matahkan tulang-tulang daripada binatang aqiqah, hanya mencerai-
ceraikan sendi-sendinya.
e. Menyedekahkan daging aqiqah kepada Iakir miskin.
I. Memasak daging aqiqah dengan cara gulai manis untuk dihidangkan kepada tetamu.
6. Perkara yang perlu dilakukan ketika menyambut kelahiran anak
a. Mengazankan di telinga sebelah kanan anak yang baru lahir.
b. Membaca iqamah di telinga sebelah kirinya.
c. Membaca doa di kedua-dua belah telinganya, contohnya membaca surah Al-Ikhlas.
d. Menyapu lelangit kanak-kanak tersebut dengan benda-benda yang manis seperti buah tamar atau
pisang.
e. Menamakan kanak-kanak tersebut dengan nama-nama yang baik pada hari ketujuh
kelahirannya.
I. Mengadakan jamuan dan doa kesyukuran sempena kelahirannya.
g. Mencukur rambut kanak-kanak tersebut selepas menyembelih aqiqah untuknya.
h. Memberi sedekah emas atau perak seberat rambut kanak-kanak yang dicukur itu atau wang yang
sama nilai dengan emas atau perak tersebut.
i. Menyedekahkan daging aqiqah kepada Iakir miskin.
". Hi-$ah A?i?/h
Aqiqah mengandungi beberapa hikmah, antaranya:
1. Sebagai tanda kesyukuran kita kepada Allah kerana telah mengurniakan anak.
2. Untuk mengisytiharkan kepada masyarakat umum tentang anugerah yang dikurniakan oleh Allah.
3. Untuk memulakan kehidupan anak dengan perkara-perkara kebaikan.
4. Mengeratkan hubungan silaturrahim antara ahli-ahli masyarakat dengan keluarga yang dikurniakan
anak.
5. Melahirkan rasa kegembiraan kerana mendapat zuriat yang menepati sunnah Rasulullah.
6. Perbezaan antara aqiqah dan qurban.
7. Terdapat beberapa perbezaan antara aqiqah dengan qurban:
8. Aqiqah tidak terikat pada masa tertentu, sedangkan qurban dilakukan pada masa-masa tertentu, iaitu
selepas Sholat dan khutbah Hari Raya Aidil Adha hingga 13 Zulhijjah.
9. Daging aqiqah boleh diberi milik kepada orang kaya manakala daging qurban hanya boleh diberi
kepada Iakir miskin.
10. Aqiqah dilakukan sempena menyambut kelahiran anak sebagai tanda kesyukuran kepada Allah,
manakala qurban dilakukan kerana memperingati peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya,
Ismail.
11. Daging qurban Sunnah disedekahkan secara mentah, sedangkan daging aqiqah Sunnah
disedekahkan setelah dimasak.
.ADHILAT =URBAN DAN A=I=AH
Kedua-dua ibadah ini adalah antara amalan mulia dan penting dalam Islam kerana amat besar
Iadhilatnya, tetapi malangnya masih ramai orang yang samar-samar atau kabur keIahaman menerka
mengenainya, sehinggakan ada yang memandang ringan walaupun mempunyai kemampuan tetapi tidak mahu
melakukan penyembelihan qorban dan aqiqah ini. Semoga dengan penjelasan yang serba sedikit ini dapat
membantu keIahaman kita semua tentang ibadat Qurban serta Aqiqah serta keinginan untuk sama-sama mencari
pahala kedua ibadah ini akan meningkat.
Apakah sebenarnya qurban dan aqiqah itu? Apakah hukum melakukannya? Berapa kali kita dituntut
melakukan qurban sepanjang hayat kita? Apakah syarat-syarat binatang yang dikorbankan? Apakah perbezaan
antara qurban dan aqiqah? Bolehkah seekor lembu dikongsi sebahagian untuk qurban dan sebahaian untuk
aqiqah? Apakah hikmah atau Iaedah yang bakal diperolehi kerana melakukan kedua-dua ibadah itu?
Demikianlah antara masalah yang akan cuba kita kupas serta perjelaskan dibahagian ini dan disamping
itu akan dijelaskan beberapa perkara berkaitan dengan ibadah kurban dan aqiqah, semoga memberi keIahaman
yang jelas hingga kita dapat menghayatinya dengan penuh keimanan kerana menjunjung perintah Allah s.w.t.
dan mendapat Iadhilat daripada amalan yang akan kita lakukan ini.
PENEMBELIHAN =URBAN
Qurban ialah penyembelihan binatang qurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji (selepas solat 'Idil
Adhha) dan hari-hari Tasyriq iaitu ,11,12 dan 13 Zulhijjah kerana beribadah kepada Allah s.w.t. , iaitu sebagai
menghidupkan syariat Nabi Allah Ibrahim a.s. yang kemudiannya disyariatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan telah Kami jadikan unta-unta itu sebahagian daripada syi'ar Allah, kamu memperolehi kebaikan
yang banyak daripadanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan
telah diikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang
yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah
Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur." (surah al-Haj:36)
"Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu dan berqurbanlah." (Surah al-Kauthar:2)
Daripada Aisyah r.a Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: "Tiada suatu
amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada
menyembelih haiwan qurban. Sesungguhnya haiwan qurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta
dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu
menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala)
qurban itu." (Riwayat al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)
Zaid bin Arqam berkata: "Mereka telah bertanya, Wahai Rasullullah, apakah Udhhiyah (Qurban)
itu? Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Ia sunnah bagi bapa kamu Nabi Ibrahim." Mereka bertanya lagi:
Apakah ia untuk kita? Rasulullah s.a.w. menjawab: "Dengan tiap-tiap helai bulu satu kebaikan." Mereka
bertanya: "maka bulu yang halus pula? Rasullullah s.a.w bersabda yang bermaksud "Dengan tiap-tiap helai bulu
yang halus itu satu kebaikan." (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)
HU%UM BER=URBAN
Hukumnya Sunnat Muakkad (Sunnat yang dikuatkan) atas orang yang memenuhi syarat-syarat
seperti berikut:
1. Islam
2. Merdeka (Bukan hamba)
3. Baligh lagi berakal
4. Mampu untuk berqurban
Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud:
"Aku disuruh berqurban dan ia sunnat bagi kau." (Riwayat al-Turmuzi).
"Telah diwajibkan kepada ku qurban dan tidak wajib bagi kamu." (Riwayat Daruqutni)
Walaupun hukum berqurban itu sunnat tetapi ia boleh bertukar menjadi wajib jika dinazarkan.
Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud: "Sesiapa yang bernazar untuk melakukan taat kepada Allah, maka
hendaklah dia melakukannya." (Sila Rujuk: Fiqh al-Sunnah)
PERLA%SANAAN =URBAN
Binatang yang diqurbankan daripada jenis unta, lembu atau kerbau, kambing biasa yang berumur dua tahun,
jika biri-biri telah berumur satu tahun atau telah gugur giginya sesudah enam bulan meskipun belum cukup satu
tahun.
Binatang itu disyaratkan tidak cacat, tidak buta sebelah atau kedua-duanya, kakinya tidak pincang, tidak
terlalu kurus, tidak terpotong lidahnya, tidak mengandung atau baru melahirkan anak, tidak berpenyakit atau
berkudis. Binatang yang hendak disembelih itu mestilah sihat sehingga kita sayang kepadanya.
Waktu menyembelihnya sesudah terbit matahari pada Hari Raya Haji dan sesudah selesai solat 'Id dan dua
khutbah pendek, tetapi aIdhalnya ialah ketika matahari naik segalah pada Hari Raya Hhaji sehingga tiga hari
sesuadah Hari Raya Haji (hari-hari Tastriq iaitu 11,12 dan 13 Zulhijjah)
Daging qurban sunnat, orang yang berkorban disunnatkan memakan sedikit daging qurbannya. Pembahagian
daging qurban sunnat terdapat tiga cara yang utamanya adalah mengikut urutan sepererti berikut:
1. Lebih utama orang yang berqurban mengambil hati binatang qurbannya dan baki seluruh dagingnya
disedekahkan
2. Orang yang berqurban itu mengambil satu pertiga daripada jumlah daging qurban, dua pertiga lagi
disedekahkannya.
3. Orang yang berqurban mengambil satu pertiga daripada jumlah daging, satu pertiga lagi disedekahkan
kepada Iakir miskin dan satu pertiga lagi dihadiahkan kepada orang yang mampu. Sabda Rasullullah
s.a.w: "Makanlah oleh kamu sedekahkanlah dan simpanlah."
HI%MAH DAN .ADHILAT
1. Menghidupkan sunnah Nabi Allah Ibrahim a.s.
2. Mendidik jiwa kearah takwa dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.
3. engikis siIat tamak dan mewujudkan siIat murah hati mahu berbelanja harta kejalan Allah s.w.t.
4. Menghapuskan dosa dan mengharap keredhaan Allah s.w.t.
5. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia terutama antara golongan berada dengan golongan
yang kurang bernasib baik.
6. Akan memperolehi kenderaan atau tunggangan ketika meniti titian al-Sirat al-Mustaqim diakhirat kelak.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Muliakanlah qurban kamu kerana ia menjadi
tunggangan kamu dititian pada hari kiamat."
A=I=AH UNTU% ANA%
Aqiqah pengertian dari segi bahasa ialah rambut dikepala kanak-kanak. Sementara pengertian
aqiqah dari segi syara ialah binatang yang disembelih pada hari mencukur rambut bayi. Aqiqah sebagai ibadah
yang telah disyariatkan oleh Allah s.w.t. sebagaimana penjelasan Rasulullah s.a.w. dengan sabdanya yang
bermaksud: "Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari
ketujuh (daripada hari kelahirannya), dicukur dan diberi nama." (Riwayat Abu Dawud, al-Turmuzi dan Ibnu
Majah)
Ibnu Majah menerangkan maksud "... terpelihara dengan aqiqahnya..." (pada maIhum hadis
diatas) adalah bahawa aqiqah itu sebagai sebab yang melepaskan kanak-kanak tersebut daripada gangguan
syaitan yang cuba menghilangkan daripadanya melakukan kebaikan.
Daripada Salman bin Amir al-Dhabley, bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang
bermaksud: "Untuk anak lelaki itu aqiqahnya. Tumpahkan atasnya darah dan hilangkanlah daripadanya
kekotoran dan najis." (Riwayat Abu Daqud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah).
Menurut Imam Ahmad bin Hambal, bahawa apabila seseorang kanak-kanak itu mati dalam
keadaan belum diaqiqahkan lagi, maka anak itu tidak dapat mensyaIaatkan kedua-dua orang tuanya diakhirat
kelak.
HU%UM A=I=AH
1. Hukum aqiqah itu adalah sama dengan ibadah qurban iaitu Sunnat Muakkad kecuali dinazarkan menjadi
wajib.
2. Penyembelihan aqiqah ialah pada hari ketujuh dari kelahiran bayi atau pada hari ke empat belas atau ke
dua puluh satu. Jika tidak dapat maka bila-bila masa selagi anak itu belum baligh.
3. Jika anak telah baligh, maka gugur tuntutan atas walinya dan sunnat bagi dirinya (individu yang
berkenaan) mengaqiqahkan untuk dirinya sendiri. Hal ini berdasarkan hadis dari Ahmad, Abu Dawud
dan al-Tabrani, bahawa Rasulullah s.a.w. pernah mengaqiqahkan dirinya sendiri sesudah Baginda s.a.w.
diangkat menjadi Rasul.
4. Anak zina, aqiqahnya sunnat atas ibunya kerana naIkah hidup anak zina itu tanggungan ibunya bukan
bapanya. Demikian pendapat Syaikh Ibnu Hajar dan Syaikh Ramli, manakala Khatib Syarbini pula
berpendapat, adalah tidak sunnat bagi ibu mengaqiqahkan anak zinanya meskipun si ibu memberi naIkah
kepadanya.
5. Anak lelai disembelihkan dua ekor kambing (tetapi sah sekiranya seekor) dan perempuan memadai
dengan seekor kambing. Diriwayatkan daripada Aisyah, bahawa Rasulullah s.a.w. memerintahkan para
sahabat agar menyembelih aqiqah untuk anak lelaki dua ekor kambing yang umurnya sama dan untuk
anak perempuan seekor kambing. (Riwayat al-Turmuzi). Daripada Ibnu Abbas r.a. pula menyatakan.
bahawa Rasullullah s.a.w. menyembelih aqiqah untuk Hasan dan Husin masing-masing dengan seekor
kambing. (Riwayat Abu Dawud)
HU%UM-HU%UM ANG LAIN BER%AITAN DENGAN =URBAN DAN A=I=AH
1. Jika menyembelih qurban sendiri hendaklah berniat: "Aku jadikan binatang ini qurban untuk diriku
kerana Allah Ta'ala" dan seumpamanya, atau jika penyembelihan aqiqah berniat : "Aku jadikan
penyembelihan binatang ini sebagai aqiqah untuk anakku kerana Allah Ta'ala."
2. Jika untuk tolong kepada orang lain maka hendaklah berakad iaitu dengan dua cara:
1) Secara wakil, maka orang yang mewakilkan berkata: "Aku wakilkan atas diriku untuk
menghasilkan penyembelihan qurban untuk diriku (atau aqiqah untuk anak ku...)." Orang yang
menerima wakil menjawab: "Aku terima sebagai wakil untuk menghasilkan penyembelihan qurban
untukmu (atau aqiqah untuk anakmu...)." (PERINGATAN: Orang yang menerima wakil
hendaklah melaksanakan penyembelihan dan tidak boleh diserahkan tanggungjawab menyembelih
kepada orang lain).
2) Secara menyerahkan tanggungan dengan berkata: "Saya meletakkan atas zimmah tanggungan tuan
untuk menghasilkan penyembelihan qurban untuk ku (atau aqiqah untuk anakku)."
(PERINGATAN: Penerima jika tidak dapat menyempurnakan tanggungjawab yang diterima, boleh
diserahkan kepada orang lain untuk menyempurnakan penyembelihan untuk orang-orang yang
berakad tadi).
3. Daging qurban sunnat disedekahkan kepada Iakir miskin atau dihadiahkan kepada orang yang mampu
dalam bentuk masih mentah tetapi aqiqah sunnat dimasak dengan masakan jenis manis seperti kurma,
kicap dan sebagainya.
4. Binatang unta, lembu atau kerbau boleh dikongsi sebhagian untuk qurban dan sebahagian untuk
aqiqah.
5. Disunnatkan tulang-tulang binatang qurban itu tidak dipatahkan atau dipecahkan sama ada oleh orang
yang mengaqiqahkan atau yang memakannya. Cuma hendaklah diceraikan pada setiap persendian
tulang. Sekiranya dipecahkan juga maka tidaklah pula makruh, tetapi khilaI aula (yakni bersalahan
dengan yang utama).
6. Daging aqiqah atau qurban atau mana-mana bahagian dari binatang (seperti kulit, tulang dan sebagainya)
tidak boleh dijadikan upah kepada orang yang menyembelih dan orang-orang yang menguruskan
pemotongan. Upah untuk mereka jika diperlukan, maka hendaklah diberi dalam bentuk wang atau harta
benda yang lainnya.
7. Orang kaIir tidak boleh diberi makan daging aiqah atau daging qurban, sekiranya telah diberi
umpamanya sekilo, maka wajib diganti dengan daging yang lain untuk memenuhi daging yang kurang
itu.
8. Daging atau mana-mana bahagian dari binatang qurban nazar atau aqiqah, haram dimakan atau diambil
oleh orang yang melakukannya.
=URBAN DAN A=I=AH BERAMAI-RAMAI
Sekarang ini ada pihak tertentu seperti Masjid, Surau atau badan kebajikan dan orang perseorangan
menganjurkan majlis Qurban dan Aqiqah secara beramai-ramai. Pada dasarnya amalan ini baik demi
menggalakkan masyarakat Islam melakukan kedua-dua ibadah yang sangat dituntut dalam Islam (Sunnat
Muakkad). Namun yang demikian, beberapa syarat berikut ini hendaklah dipatuhi:
1. Pengurusan hendaklah dilakukan dengan betul, dengan penuh amanah dan tanggungjawab.
2. Harga yang dikenakan hendaklah dinyatakan termasuk kos pengurusan (Penyembelihan, kenderaan,
upah menyembelih, melapah dan sebagainya jika memerlukan upah).
3. Hendaklah diadakan aqad atau ijab dan qabul antara orang yang melakukan qurban atau aqiqah
dengan pihak pelaksana (AJK Qurban/ Aqiqah atau AJK Masjid/ Surau/ Badan Kebajikan/ Orang
perseorangan).