Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENGERTIAN IBADAH DALAM ISLAM



Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Q.S. Ad dzariyat (51 ayat 5!
A. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara`
(terminologi), ibadah mempunyai banyak deIinisi, tetapi makna dan maksudnya satu. DeIinisi itu antara lain
adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi
disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah deIinisi yang
paling lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauI (takut), raja` (mengharap),
mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah
(yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah
ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah
qalbiyah (Iisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,
lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berIirman dalam Quran Surat Adz-
Dzaariyaat ayat 56-58:
__x _q|: oo_ :_:_x ox__ __ _ _xo oo o
___x _ ox oc__ o _ _c. _ x ec_ _:__
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribada" kepada-Ku.#
#Aku tidak meng"en-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak meng"endaki supaya mereka memberi
makan kepada-Ku. Sesunggu"nya Alla" Dia-la" $a"a %emberi rizki &ang mempunyai kekuatan lagi sangat
k'k'".( .

Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah
mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka
barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi
dengan selain apa yang disyari`atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi` (pelaku bid`ah). Dan barangsiapa yang
beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari`atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang
mengesakan Allah).
B. Pilar-Pilar Ubudiyyah an! Benar
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu: hubb (cinta), khauI (takut), raja`
(harapan).
Rasa cinta harus disertai dengan rasa rendah diri, sedang-kan khauI harus dibarengi dengan raja`. Dalam
setiap ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini. Allah berIirman tentang siIat hamba-hamba-Nya yang mukmin:
1. Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya |Al-Maa-idah: 54|
2. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya kepada Allah |Al-Baqarah: 165|
3. Selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdo`a kepada Kami dengan penuh harap
dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami. |Al-Anbiya`: 90|
Sebagian SalaI berkata, 'Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta saja, maka ia adalah
zindiq, siapa yang beribadah kepada-Nya dengan raja` saja, maka ia adalah murji`. Dan siapa yang beribadah
kepada-Nya hanya dengan khauI, maka ia adalah haruriy. Barangsiapa yang beribadah kepada-Nya dengan
hubb, khauI, dan raja`, maka ia adalah mukmin muwahhid.
". Syara# Di#eri$anya Ibadah
Ibadah adalah perkara tauqiIiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari`atkan kecuali
berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari`atkan berarti bid`ah mardudah (bid`ah yang
ditolak) sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali
dengan adanya dua syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
b. Ittiba`, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan
ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah
konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti
syari`atnya dan meninggal-kan bid`ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.Allah Subhanahu wa Ta`ala
berIirman.
q_ o_ _q|x o:oo_x _ _c._x o_ :: qox :
oq_ _x c: _oq|_ _x _. _oc__:_
Artinya : ()idak demikian ba"kan barangsiapa yang menyera"kan diri sepenu"nya kepada Alla"* dan
ia berbuat kebajikan* maka baginya pa"ala di sisi +abb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan
mereka tidak bersedi" "ati.( |Al-Baqarah: 112|
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahua muhsin (berbuat
kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam
Syaikhul Islam mengatakan, 'Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah,
dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang Dia syari`at-kan, tidak dengan bid`ah. Sebagaimana Allah
berIirman.
a o:_: _o aco__ __:_ oq_ :__|: ___ : | _x __
e:_ oq_ __qx
Artinya : $aka barangsiapa meng"arap perjumpaan dengan +abb-nya maka "endaknya ia mengerjakan amal
s"ali" dan janganla" ia mempersekutukan sesuatu pun dalam ber-ibada" kepada +abb-nya.( ,Al-Ka"-i: 11./
Hal yang demikian itu merupakan maniIestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha
illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua, bahwasanya Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib
membenarkan dan mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam telah
menjelaskan bagai-mana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu alaihi wa sallam melarang
kita dari hal-hal baru atau bid`ah. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid`ah itu sesat.
Bila ada orang yang bertanya: 'Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya ibadah tersebut?
Jawabnya adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata. Maka, beribadah
kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta`ala
berIirman.
_ __'__x :_ |___ .::_ : _ |_ o_ _
Artinya : $aka semba"la" Alla" dengan tulus ik"las beragama kepada-0ya.( ,Az-1umar: 2/
Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri` (memerintah dan melarang). Hak Tasyri`
adalah hak Allah semata. Maka, barangsiapa beribadah kepada-Nya bukan dengan cara yang diperintahkan-Nya,
maka ia telah melibatkan dirinya di dalam Tasyri`.
Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita|8| Maka, orang yang membuat tata cara
ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak
sempurna (mempunyai kekurangan).
Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan kehendaknya sendiri, maka
setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri dalam ibadah. Jika demikian halnya, maka yang terjadi di
dalam ke-hidupan manusia adalah kekacauan yang tiada taranya karena perpecahan dan pertikaian akan meliputi
ke-hidupan mereka disebabkan perbedaan kehendak dan perasaan, padahal agama Islam mengajarkan
kebersamaan dan kesatuan menurut syari`at yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya.
D. %eu#a$aan Ibadah
Ibadah di dalam syari`at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya. Karenanyalah
Allah men-ciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang
melaksanakannya di-puji dan yang enggan melaksanakannya dicela. Allah Subhanahu wa Ta`ala berIirman.
) = + - _ + ' = + - -' - - -~ (
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena
mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, Ibadah di dalam Islam tidak
disyari`atkan untuk mem-persempit atau mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di
dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyari`atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar
yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan
mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-
galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara tabi`at adalah lemah, Iakir (butuh)
kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan makanan dan minuman, demi-kian pula hati dan ruh
memerlukan ibadah dan menghadap kepada Allah. Bahkan kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar
daripada kebutuhan jasadnya kepada makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan subtansi hamba
itu adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan menghadap (bertawajjuh) kepada Allah
dengan beribadah. Maka jiwa tidak akan pernah merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir
dan beribadah kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan selain dari Allah, maka
kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan lama, bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali
tidak ada kelezatan dan kebahagiaannya.
Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah kebahagiaan yang tidak akan
terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka,
barangsiapa yang meng-hendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah semata. Maka
dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang
dadanya.
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan
kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata, 'Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah
sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan
yang paling dicintainya daripada yang lain.
Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan
berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran. Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah
dan me-ringankan beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit, semua itu ia terima dengan lapang
dada dan jiwa yang tenang.
Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya dapat
mem-bebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas
kepada mereka. Maka dari itu, ia merasa percaya diri dan berjiwa besar karena ia berharap dan takut hanya
kepada Allah saja.
Keutamaan ibadah yang paling besar bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih
keridhaan Allah Subhanahu wa Ta`ala, masuk Surga dan selamat dari siksa Neraka.
BAB II
PENGERTIAN THAHARAH DAN PEMBAGIANNA
+- -+= -+= =- : =- ~` .-
-+= : ` - ' -- -+= - ' -- - -
A. Pen!er#ian #haharah
Thaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan
pengertian thaharah secara istilah (syara`) adalah menghilangkan hukum hadats untuk menunaikan
shalat atau (ibadah) yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci dengan air atau
pengganti air, yaitu tayammum.
Jadi, pengertian thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah
sahnya shalat, baik najis atau kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada pada pakaian, atau
tempat ibadah seorang muslim.
-+= :
-+= -- : -+= - -- '
-+ - - ' - -+ = . _- :
--) : `^ ( = - ' :_- -~ - ' + = - + - + + - ` - ~
:--) = '` - .( _ - ' +=- = =~ - -
+=- . - ~' `' - -
=~ . --- = -~ -~ . -+= = - .
-+=
-+= ` - ~ = - ` += ) : = - (
- - _ - ' - - ' +-
-
B. Pe$ba!ian #haharah
Thaharah itu terbagi menjadi dua :
1. Thaharah ma`nawiyah atau thaharah qalbu (hati), yaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan
cara bertauhid dan beramal sholeh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih utama daripada
thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat syirik.
Dalilnya adalah sebagai berikut :
'Sesunggu"nya 'rang-'rang musyrik itu najis( (QS. At-)auba" : 23
= - ' -~ - ' + = - + - + + - ` - ~ =
4$ereka itu adala" 'rang-'rang yang Alla" tidak "endak mensucikan "ati mereka. $ereka
ber'le" ke"inaan didunia dan diak"irat mereka ber'le" siksaan yang besar.( (QS. Al-$aaida":
51
Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal untuk mensucikan dirinya dari syirik dan
keraguan dengan cara ikhlas, bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan diri
dan hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan, kesombongan, ujub,
riya, dan sum`ah.
2. Thaharah hissiyah atau thaharah badan, yaitu mensucikan diri dari hadats dan najis, dan ini
adalah bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini dengan wudhu dan
mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci dengan debu). Penghilangan najis dan
kotoran ini meliputi pembersihan pakaian, badan, dan juga tempat shalat. Dalilnya adalah sebagai
berikut :
+= = -
4Sesunggu"nya kebersi"an itu sebagian dari iman(
+ -'- -~ - ~ - _ - = - - ' _ - = ' _
-- -= + -- _- ' _ , - ' '= ' - = -' ' - ' -
- ' - = - - - ' - - - _, - -
+ = - - -
Artinya: 46ai 'rang-'rang yang beriman* apabila kamu "endak mengerjakan s"alat* maka
basu"la" mukamu dan tanganmu sampai siku* dan sapula" (usapla" kepalamu dan (basu"
kakimu sampai dengan kedua mata kaki* dan jika kamu junub maka mandila"* dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau sala" se'rang dari kamu kembali dari tempat buang air
(7c8kakus atau menyentu" perempuan* lalu kamu tidak memper'le" air* maka bertayamumla"
dengan tana" yang baik (bersi"9 sapula" mukamu dan tanganmu dengan tana" itu* Alla" tidak
"endak menyulitkan kamu* tetapi Dia "endak membersi"kan kamu dan menyempurnakan
nikmAt-0ya bagimu* supaya kamu bersyukur.( (QS. Al-$aaida": !
Sedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta
-bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta -bersucinya dengan
mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah dari
sesuatu yang najis dengan air.
&' (udhu
a' Pen!er#ian (udhu
Wudhu (Arab: - al-wu `) adalah salah satu cara mensucikan anggota tubuh
dengan air. Seorang muslim dwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat. Berwudhu bisa
pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum .
Dan secara garis umum diartikan , Wudhu adalah mensucikan diri dari segala hadast kecil
sesuai dengan aturan syariat islam .
b' Syara# ) Syara# (udhu
Syarat syarat wudhu dibagi menjadi tiga bagian :
1. Syarat Wajib wudhu : adalah syarat yang mewajibkan orangmukallaI untuk berwudhu, dimana
apabila syarat itu atau sebagian padanya hilang, ia tidak wajib melakukan wudhu.
Adapun syarat wajib wudhu, antara lain adalah :
1) Baligh (Dewasa)
2) Masuknya waktu shalat.
3) Bukan orang yang mempunyai wudhu.
4) Mampu melaksanakan wudhu.
2. Syarat Sah wudhu,Antara lain :
1) Air yang digunakan itu adalah thahur (mensucikan).
2) Orang yang berwudhu itu Mumayyiz
3) Tidak terdapat pengahalang yang dapat mengahalangi sampainya air ke anggota wudhu
yang hendak dibasuh.
3. Syarat Wajib dan Sahnya sekaligus,
Adapun syarat wajib dan sahnya sekaligus, antara lain:
1) Akil
2) Sucinya perempuan dari haid dan niIas.
3) Tidak tidur atau lupa
4) Islam
4. Rukun Wudhu,Antara lain :
1) Niat
2) Membasuh Muka
3) Membasuh kedua tangan
4) Mengusap sebagian rambut kepala
5) Membasuh kaki sampai mata kaki
6) Tartib.
Dalam Al-Qur`an dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
+ -'- -~ - ~ - _ - = - - ' _ - = ' _
-- -= + -- _- ' _ , - ' = ' - = - ' - -
- - = - - - ' - - - _,
- - + = - - + = - - -
46ai 'rang-'rang yang beriman* apabila kamu "endak mengerjakan s"alat* maka basu"la"
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku* dan sapula" kepalamu dan (basu" kakimu sampai
dengan kedua mata kaki* dan jika kamu junub maka mandila"* dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus atau menyentu" perempuan* lalu kamu
tidak memper'le" air* maka bertayamumla" dengan tana" yang baik (bersi"9 sapula" mukamu
dan tanganmu dengan tana" itu. Alla" tidak "endak menyulitkan kamu* tetapi Dia "endak
membersi"kan kamu dan menyempurnakan ni:mat-0ya bagimu* supaya kamu bersyukur(.
Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa anggota wajib wudhu antara lain:
a. Seluruh bagian muka
b. Kedua tangan sampai kedua siku siku
c. Rabut kepala, baik seluruhnya maupun sebagian dari padanya
d. kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki
e. Tertib
5. Sunnat Wudhu. Adapun sunatnya wudhu ada 10 perkara yaitu :
1) Membaca Basmallah pada permulaanya
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangannya
3) Berkumur sesudah membasuh kedua telapak tangan
4) Meratakan didalam mengusap kepala
5) Mengusap bagian kedua telinga
6) Memasukan air kedalam selah selah rambut jenggot
7) Memasukan air pada selah selah jari kedua tangan dan kaki
8) Mendahulukan anggota wudhu yang kanan daripada yang kiri
9) Mengulang tiga kali pada setiap anggota yang dibasuh atau diusap
10) Sambung menyambung
6. Hal hal makruh dalam Wudhu
Adapun hal hal yang makruh dalam wudhu antara lain:
Berlebih lebihan dalam menuangkan air, misalnya , sampai lebih dari cukup dan ini
apabila air tersebut mubah (boleh dipakai) atau milik orang yang berwudhu itu sendiri. Jika air
itu jelas hanya tersedia untuk wudhu, seperti air yang tersedia dimasjid, maka menggunakanya
dengan berlebih lebihan adalah haram.
7. Hal- hal yang membatalkan Wudhu
Ada beberapa perkara atau hal yang dapat membatalkan wudhu, diantaranya adalah:
1) Keluar sesuatu dari dua pintu (kubul dan dubur) atau salah satu dari keduanya baik berupa
kotoran, air kencing , angin, air mani atau yang lainnya.
2) Hilangnya akal, baik gila, pingsan ataupun mabuk.
3) Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim.
4) Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan bathin telapak tangan, baik milik sendiri
maupun milik orang lain. Baik dewasa maupun anak-anak.
5) Tidur, kecuali apabila tidurnya dengan duduk dan masih dalam keadaan semula (tidak
berubah)
*' Mandi
A. Pen!er#ian Mandi Besar
Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib adalah mandi dengan menggunakan air suci
dan bersih (air mutlak) yang mensucikan dengan mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas
besar yang harus dihilangkan sebelum melakukan ibadah sholat
B. Hal ) hal yan! $e+a,iba-an Mandi
1. Mengeluarkan air mani baik disengaja maupun tidak sengaja
2. Melakukan hubungan seks / hubungan intim / bersetubuh
3. Selesai haid / menstruasi
4. Melahirkan (wiladah) dan pasca melahirkan (niIas)
5. Meninggal dunia yang bukan mati syahid
Bagi mereka yang masuk dalam kategori di atas maka mereka berarti telah mendapat hadas
besar dengan najis yang harus dibersihkan. Jika tidak segera disucikan dengan mandi wajib maka
banyak ibadah orang tersebut yang tidak akan diterima Allah SWT .
". Ru-un ) ru-un Mandi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan selama mandi karena wajib untuk dilakukan :
1. Membaca niat : 'Nawaitul ghusla liroI`il hadatsil akbari Iardlol lillaahi ta`aalaa yang artinya
'AKu niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar Iardlu karena Allah.
2. Membilas/membasuh seluluh badan dengan air (air mutlak yang mensucikan) dari ujung kaki
ke ujung rambut secara merata.
3. Hilangkan najisnya bila ada .
D. Suna# ) suna# $andi
Berikut ini adalah hal-hal yang boleh-boleh saja dilakukan (tidak wajib hukum islamnya) :
1. Sebelum mandi membaca basmalah.
2. Membersihkan najis terebih dahulu.
3. Membasuh badan sebanyak tiga kali
4. Melakukan wudhu/wudlu sebelum mendi wajib
5. Mandi menghadap kiblat
6. Mendahulukan badan sebelah kanan daripada yang sebelah kiri
7. Membaca do`a setelah wudhu/wudlu
8. Dilakukan sekaligus selesai saat itu juga (muamalah)
Tambahan: Orang yang sedang hadas besar tidak boleh melakukan shalat, membaca al`quran,
thawaI, berdiam di masjid, dan lain-lain.
E. Mandi suna#
1. Mandi untuk Shalat jum`at
2. Mandi untuk Shalat hari raya
3. Sadar dari kehilangan kesadaran akibat pingsan, gila, dbb
4. MuallaI (baru memeluk/masuk agama islam)
5. Setelah memendikan mayit/mayat/jenazah
6. Saat hendak Ihram
7. Ketika akan Sa`i
8. Ketika hendak thawaI
9. dan lain sebagainya
.. Hal- hal yan! hara$ dila-u-an /leh /ran! yan! ,unub sebelu$ $ela-u-an Mandi
Bagi seseorang yang sedang dalam keadaan junub diharamkan melakukan suatu perbuatan
yang bersiIat syar`iyah yang tergantung pada wudhu sebelum orang tersebut mandi besar.
0' Taya$$u$
A. Pen!er#ian
Tayammum adalah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang
suci.Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudhu jika seseoarang yang akan melaksanakan
shalat tidak menemukan air untuk berwudhu .
B. Syara# ) Syara# Taya$$u$1 Sese/aran! dib/leh-an un#u- ber#aya$$u$ ,i-a2
a. Islam
b. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
c. Berhalangan mengguankan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan
kambuh sakitnya
d. Telah masuk waktu shalat
e. Dengan debu yang suci
I. Bersih dari Haid dan NiIas
C. Sebab sebab disyari`atkannya Tayammum. Adapun Sebab sebab disyari`atkannya
Tayammum adalah :
1. Tidak ada air untuk dipakai bersuci.
2. Tidak mampu menggunakan air atau dalam keadaan membutuhkan air.
D. Rukun Tayammum
1. Niat, Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati Iardhal lillaahi ta`aalaa. Artinya: 'Aku
berniat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat, Iardhu karena Allah.
2. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
5. Tertib
E. Sunat Tayammum
1. Membaca basmalah
2. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
3. Menipiskan debu
F. Hal hal yang membatalkan Tayammum
1. Segala hal yang membatalkan wudhu
2. Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena sakit
3. Murtad, keluar dari Islam
BAB III
DE.INISI 3 PENGERTIAN SH4LAT .ARDHU
A. Definisi 3 Pen!er#ian Sh/la# .ardhu 5 (a,ib Li$a (a-#u
Shalat secara bahasa berarti berdo`a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti
mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara` adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-
perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di
sini adalah bacaan-bacaan al-Qur`an, takbir, tasbih, dan do`a. Sedang yang dimaksud dengan
perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku`, sujud, duduk, dan
gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.
Sedangkan menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah,
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Yang dimaksudkan shalat dalam penelitian ini adalah tidak hanya sekedar shalat tanpa
adanya penghayatan atau berdampak sama sekali dalam kehidupannya, akan tetapi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah shalat Iardlu yang didirikan dengan khusyu` yakni shalat yang nantinya
akan berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya. Pengertian shalat yang dimaksudkan
lebih kepada pengertian shalat menurut Ash Shiddieqy dari ta`riI shalat yang menggambarkan
ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala
khusyu` dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo`a dan
memuji.
Inilah ruh atau jiwa shalat yang benar dan sekali-kali tidak disyari`atkan shalat karena
rupanya, tetapi disyari`atkan karena mengingat jiwanya (ruhnya).
Khusyu` secara bahasa berasal dari kata khasya`a-yakhsya`u-khusyu`an, atau ikhta dan
takhasysya`a yang artinya memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan mata, atau
meringankan suara ketika shalat. Khusyu` secara bahasa juga bisa diartikan sungguh-sungguh
penuh penyerahan dan kebulatan hati; penuh kesadaran hati. Arti khusyu` itu lebih dekat dengan
khudhu` yaitu tunduk, dan takhasysyu` yaitu membuat diri menjadi khusyu`. Khusyu` ini dapat
terjadi baik pada suara, badan maupun penglihatan. Tiga anggota itulah yang menjadi tanda
(simbol) kekhusyu`an seseorang dalam shalat.
Khusyu` menurut istilah syara` adalah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu` (rendah
hati), yang kemudian pengaruh khusyu` dihati tadi akan menjadi tampak pada anggota tubuh yang
lainnya. Sedang menurut A. SyaIi`i khusyu` adalah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan batin;
dengan menyempurnakan keindahan bentuk/sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan kehadiran
hati, kesadaran dan pengertian (penta`riIan) segala ucapan bentuk/sikap lahir itu.
Jadi secara utuh yang dimaksudkan oleh penyusun dalam judul penelitian ini adalah
mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan psikis sehari-hari seperti masalah rumah
tangga, perkawinan, lingkungan kerja, sampai masalah pribadi dengan membiasakan shalat yang
dilakukan dengan khusyu`. Dengan kata lain dalam penelitian ini akan dibahas tema shalat
sebagai mediator untuk mengatasi segala permasalahan manusia sehari-hari yang berhubungan
dengan psikis, karena shalat merupakan kewajiban peribadatan (Iormal) yang paling penting dalam
sistem keagamaan Islam. Pengertian Shalat
B. Hu-u$1 Tu,uan dan Syara# S/la# (a,ib .ardhu 6Ain
Hukum sholat Iardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa
atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan
munkar.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, niIas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
". Ru-un Shala#
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-Iatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
D. an! Me$ba#al-an A-#i7i#as Sh/la# %i#a
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu
membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.
E. Ma8a$-$a8a$ sh/la# (a,ib
Shalat yang wajib dilaksanakan dalam sehari semalam terdiri atas 5 Waktu dan 17 Raka'at:
1. Shalat Subuh, 2 Raka'at.Waktunya dari mulai terbit Fajar Shadiq (Fajar yang berwarna putih
sinarnya yang terbentang di uIuk timur) sampai terbitnya Matahari.
2. Shalat Dhuhur, 4 Raka'at.Waktunya dari mulai terbit Fajar Shadiq (Fajar yang berwarna putih
sinarnya yang terbentang di uIuk timur) sampai terbitnya Matahari.
3. Shalat Ashar, 4 Raka'at.Waktunya mulai sejak bayangan suatu benda lebih panjang dari pada
bendanya, sampai terbenamnya matahari.
4. Magrib, 3 Raka'at.Waktunya mulai terbenamnya matahari sampai hilangnya warna (mega)
merah diuIuk barat.
5. Isya, 4 Raka'at.Waktunya mulai dari hilangnya warna (mega) merah di uIuk barat sampai
terbitnya Iajar shadiq. Tetapi waktu terbaik untuk melaksanakan shalat isya ini adalah pada
sepertiga atau seperdua malam yang pertama.
F. Ma8a$-$a8a$ Shala# Sunah
Shalat sunah disebut juga salat an-nawIil atau at-tatawwu`. Yang dimaksud dengan an-
nawIil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam Iardu. Disebut an-nawIil karena
amalan-amalan tsb menjadi tambahan atas amalan-amalan Iardu.
Menurut Mazhab HanaIi, shalat an-nawIil terbagi atas 2 macam, yaitu shalat masnnah
dan shalat manddah. Shalat masnnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan
Rasulullah, jarang ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat mu`akkad (dipentingkan).
Shalat manddah adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah, kadang-
kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat ghairu mu`akkad (kurang
dipentingkan).
1. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat Iardu. Shalat sunah ini
terbagi dalam shalat mu`akkad dan ghairu mu`akkad. Adapun yang termasuk dalam shalat-
shalat sunah Rawatib adalah sbg berikut:
a. Mu`akkad
dua rakaat qabla subuh
dua rakaat qabla zuhur
dua rakaat ba`da zuhur
dua rakaat ba`da maghrib
dua rakaat ba`da isya
Rincian tsb berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW:
'Dari Abdillah bin Umar, ia berkata: Saya ingat mengenai Rasulullah SAW mengerjakan
shalat dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib,
dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh. (H.R. Bukhari Muslim)
b. Ghairu Mu`akkad
empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
empat rakaat sebelum asar
empat rakaat sebelum maghrib
Masing-masing berdasarkan rincian hadist-hadist berikut:
Dari Ummu Habibah: 'Nabi SAW bersabda: Barangsiapa mengerjakan empat rakaat
sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya dari api
neraka. (H.R. Tarmizi)
'Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah memberi rahmat kepada
orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Asar (H.R. Tarmizi)
Hadist Nabi Muhammad SAW: 'Dari Abdullah bin MughaIal, Nabi SAW bersabda:
Shalatlah kamu sebelum Maghrib, shalatlah kamu sebelum Maghrib. Kemudian Nabi
mengatakan yang ketiga kalinya bagi yang menghendakinya. (H.R. Bukhari)
2. Shalat Sunah Lainnya
Selain shalat Rawatib, ada pula shalat sunah lainnya yang tidak berkaitan dengan shalat Iardu.
Berikut adalah beberapa shalat sunah yang umum dikerjakan beserta deIinisinya.
1) Shalat KhauI
Shalat yang dilakukan pada saat-saat genting. Shalat ini dapat dilakukan kapan pun
bila kita dalam kondisi merasa takut, misalnya karena perang, bencana alam, ancaman
binatang buas, dikejar musuh atau orang jahat, dsb. Syariat shalat khauI ini didasarkan
pada surat An-Nis: 102.
2) Shalat Dhuha
Shalat sunah yang dikerjakan pada pagi hari, waktunya dimulai ketika matahari
tampak kurang lebih setinggi tombak dan berakhir sampai tergelincir matahari (waktu
zuhur). Jumlah rakaat shalat dhuha adalah sekurang-kurangnya dua rakaat, sebanyak-
banyaknya duabelas rakaat, ada juga yang menyatakan enambelas rakaat.
3) Shalat Istisqa
Shalat sunah yang bertujuan untuk meminta hujan. Biasanya dilaksanakan ketika
terjadi kemarau panjang sehingga mata air-mata air menjadi kering, tumbuh-tumbuhan
mati, manusia dan hewan kekurangan makanan dan air. Bila sudah masuk dalam kondisi
ini, dianjurkan pemimpin masyarakat setempat atau ulama mengajak masyarakat untuk
bertobat dan berdoa.
4) Shalat KhusuI
Shalat sunah yang dilakukan karena terjadi gerhana bulan. Waktu shalat khusuI
adalah sejak awal gerhana sampai akhir atau tertutupnya bulan tsb.
5) Shalat KusuI
Shalat sunah yang dilakukan karena terjadi gerhana matahari. Waktu shalat kusuI
adalah sejak awal gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari.
6) Shalat Istikharah
Shalat sunah dua rakaat yang diiringi dengan doa khusus, dikerjakan untuk
memohon petunjuk yang baik kepada Allah SWT sehubungan dengan urusan yang masih
diragukan untuk diputuskan akan dikerjakan atau tidak. Urusan yang dimaksud bisa
berupa urusan pribadi ataupun yang terkait dengan kepentingan umum. Petunjuk dari
Allah SWT ini biasanya akan diperoleh melalui mimpi atau kemantapan hati untuk
mengambil keputusan.
7) Shalat Tahajud
Shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari dan dilaksanakan setelah tidur
terlebih dahulu, meskipun hanya sejenak, kemudian diiringi dengan doa khusus. Shalat
tahajud boleh dilakukan di awal, tengah, atau di akhir malam, asalkan sesudah tidur,
namun melakukannya pada sepertiga malam yang terakhir adalah lebih baik, karena pada
saat itu terdapat waktu doa para hamba dikabulkan oleh Allah SWT.
8) Shalat Gaib
Shalat yang dilakukan atas seseorang yang meninggal dunia di suatu tempat atau
negeri, baik jauh ataupun dekat dari tempat orang yang melaksanakan shalat, dan
mayatnya tidak ada di tempat (di hadapan) orang-orang yang menshalatkan.
9) Shalat Hajat
Shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan seseorang yang mempunyai hajat
(keperluan) agar keperluan tsb dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT.
10) Shalat Tahyatul Masjid
Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid, dilakukan oleh orang
yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia duduk.
11) Shalat Idain
Shalat yang dilakukan pada saat dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Idul
Fitri dilaksanakan berkaitan dengan selesainya bulan Ramadhan yang jatuh pada tanggal 1
Syawal. Idul Adha dilaksanakan bertepatan dengan selesainya pelaksanaan ibadah haji,
yaitu tanggal 10 Zulhijjah, yang biasanya seusai shalat dilanjutkan dengan penyembelihan
hewan kurban bagi yang mampu.
12) Shalat Tarawih
Shalat sunah yang dikerjakan umat Islam setiap malam selama bulan Ramadhan. Ada
beberapa pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yang pertama adalah 11 rakaat
terdiri dari 4 rakaat, kemudian 4 rakaat lagi, dan ditutup dengan 3 rakaat shalat witir. Lalu
ada pula yang menyatakan 8 rakaat salam kemudian witir 3 rakaat. Pendapat lain
menyatakan 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir, sehingga seluruhnya adalah 23 rakaat. Ada
pula sebagian imam yang menyatakan lebih dari itu.
13) Shalat Witir
Witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah nama bagi shalat yang rakaatnya
ganjil (selain shalat Maghrib), yaitu shalat 1 rakaat, 3 rakaat, 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat,
atau 11 rakaat yang bersambungan dan hanya satu kali salam. Waktu pelaksanaannya
adalah malam hari, sesudah shalat Isya sampai terbit Iajar. Yang paling baik, witir
dijadikan sebagai shalat yang paling akhir dikerjakan pada malam hari. Bila seseorang
khawatir tidak bangun pada waktu menjelang terbit Iajar, ia boleh mengerjakan shalat
witir segera setelah shalat Iardu dan sesudah Isya.
14) Shalat Taubat
Shalat untuk menyatakan bahwa kita bertaubat dari suatu dosa, artinya menyesal
atas perbuatan yang dilakukan, dan bertekad kelak tidak akan melakukannya lagi, disertai
permohonan ampun kepada Allah.
15) Shalat Tasbih
Shalat sunah empat rakaat yang setiap rakaatnya membaca tasbih sebanyak 75 kali,
sehingga seluruhnya berjumlah 300 kali. Rincian jumlah tasbih untuk setiap rakaat adalah
sbg berikut:
15 kali sesudah membaca surat dan sebelum rukuk
10 kali sesudah membaca tasbih rukuk dan sebelum i`tidal
10 kali setelah membaca tahmid i`tidal
10 kali setelah membacab tasbih sujud
10 kali setelah membaca doa duduk diantara dua sujud
10 kali setelah membaca tasbih sujud kedua
10 kali setelah duduk istirahat sesudah sujud kedua.
Bagi setiap muslim, dianjurkan mengerjakan shalat tasbih setiap malam, bila tidak
mampu maka sekali seminggu, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, bila masih tidak
bisa, maka sekurang-kurangnya sekali seumur hidup, jangan sampai ditinggalkan sama
sekali. Waktu pelaksanaannya dapat siang hari atau malam hari, empat rakaat dengan satu
atau dua kali salam.
G. %eu#a$aan Shala# Sunnah
Rasulullah SAW bersabda:
'Bagi orang yang mengerjakan shalat mendapatkan tiga macam (kebaikan), yaitu: Malaikat
mengerumuninya sejak dari telapak kaki sampai ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas
langit sampai atas kepalanya, dan malaikat berseru 'Seandainya orang yang sedang shalat ini
mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), niscaya ia tidak akan mau berhenti (dari
shalatnya).
Dari Ka`ab Al Ahbar ra. Bahwasanya ia berkata :Seandainya salah seorang diantara kamu
sekalian bisa melihat pahala dua rakaat dari shalat sunnah, niscaya ia akan melihat bahwa
pahalanya itu lebih besar daripada gunung yang menjulang tinggi. Sedangkan pahala shalat wajib
maka jauh lebih besar lagi.
Dari Samurah bin Jundub dari seorang sahabat Rasul, bahwasanya beliau bersabda: 'Shalat
sunnah seseorang didalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah di
depan orang banyak, yaitu seperti keutamaan shalat jama`ah atas shalat sendirian.
Dari Nabi SAW. Beliau bersabda :Shalat sunnah seseorang didalam rumahnya itu
merupakan cahaya, maka cahayailah (terangilah) rumah-rumahmu.
Dari Abu Hurairah ra.Nabi SAW bersabda :
'Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah 20 raka`at antara maghrib dan isya maka
Allah akan memelihara keluarga, agama, dunia, dan akhiratnya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan shalat subuh lalu ia duduk ditempat shalatnya sampai matahari terbit, kemudian ia
menegerjakan shalat dua raka`at, maka Allah membuatkan dinding (penghalang) baginya dari api
neraka nanti pada hari kiamat.
Zaid bin Aslam meriwayatkan dari Umar ra.dimana ia berkata :Saya berkata kepada Abu Dzarr
ra.Nasihatilah saya wahai paman. Abu Dzarr berkata: saya telah meminta kepada Rasulullah
SAW seperti apa yang kamu minta kepada saya, lalu beliau bersabda:
'Barangsiapa yang mengerjakan shalat dhuha dua raka`at, maka ia tidak akan dicatat termasuk
orang-orang yang lupa. Barangsiapa yang mengerjakannya empat raka`at, maka ia dicatat termasuk
orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam raka`at, maka pada hari itu
tidak akan terkena dosa. Barangsiapa yang mengerjakannya delapan raka`at, maka ia dicatat
termasuk orang-orang yang sangat taat. Dan barangsiapa yang menegrjakannya 12 raka`at, maka
dibangunkan sebuah rumah baginya didalam syurga.
Ada yang mengatakan bahwa keutamaan shalat sunnah diwaktu malam atas shalat diwaktu siang
adalah seperti keutamaan shadaqah secara sembunyi-sembunyi atas shadaqah secara terang-
terangan.
Dari Anas bin Malik ra.dari Nabi SAW beliau bersabda:
'Tidak ada suatu tempat yang dipergunakan untuk shalat dan berdzikir kepada Allah, melainkan
tempat itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu sampai kedasar bumi yang ketujuh, lalu
ia berbangga kepada tempat yang berada disekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada
ditengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan shalat, melainkan bumi akan berhias
untuknya.
Diceritakan dari Khalid bin Ma`dan bahwasanya ia berkata: 'Saya mendapatkan inIormasi bahwa
Allah berbangga kepada Malaikat dengan 3 kelompok orang, yaitu:
a. Seseorang yang berada ditengah hutan, lalu ia beradzan dan beriqamah kemudian
mengerjakan shalat sendirian; maka Allah Ta`ala berIirman :Lihatlah hambaKu yang
mengerjakan shalat sendirian tanpa seorangpun yang melihatnya selain Aku, hendaknya
70.000 Malaikat turun dan mengerjakan shalat dibelakangnya.
b. Seseorang yang bangun diwaktu malam lalu mengerjakan shalat sendirian, dimana ia sujud,
dan setelah itu ia tidur dan dianggap sedang sujud; maka Allah Ta`ala berIirman:Lihatlah
hamba-Ku yang nyawanya ada pada sisi-Ku dan tubuhnya sedang bersujud kepada-Ku.
c. Seseorang yang berada ditengah-tengah medan peperangan, dimana ia tetap tegar hingga
terbunuh.
H. Shala# 9u$6a#1 Hu-u$1 Syara#1 %e#en#uan1 Hi-$ah Dan Sunah S/la# 9u$a#
1. Arti DeIinisi / Pergertian Shalat Jumat
Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara
berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
2. Hukum Sholat Jum'at
Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam,
merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan,
anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.
Dalil Al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 :
" Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at,
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
3. Syarat Sah Melaksanakan Sholat Jumat
1) Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak
perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong,
ladang, kebun, dll.
2) Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang.
3) Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari
khatib.
4. Ketentuan Shalat Jumat
Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut :
1) Mengucapkan hamdalah.
2) Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW.
3) Mengucapkan dua kalimat syahadat.
4) Memberikan nasihat kepada para jamaah.
5) Membaca ayat-ayat suci Al-quran.
6) Membaca doa.
5. Hikmah Sholat Jum'at
1) Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama
dengan barisan shaI yang rapat dan rapi.
2) Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama
antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
3) Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.
4) Sebagai syiar Islam.
6. Sunat-Sunat Shalat Jumat
1) Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at.
2) Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir,
mencukur kumis dan memotong kuku.
3) Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol).
4) Menyegerakan datang ke tempat salat jumat.
5) Memperbanyak doa dan salawat nabi.
6) Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai
BAB I:
PENGERTIAN ;A%AT
A. Pendahuluan
Ummat Islam adalah ummat yang mulia, ummat yang dipilih Allah untuk mengemban risalah, agar
mereka menjadi saksi atas segala ummat. Tugas ummat Islam adlah mewujudkan kehidupan yang adil,
makmur, tentram dan sejahtera dimanapun mereka berada. Karena itu ummat Islam seharusnya menjadi
rahmat bagi sekalian alam.
Bahwa kenyataan ummat Islam kini jauh dari kondisi ideal, adalah akibat belum mampu mengubah apa
yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra'du : 11)
o:_ __: oo _ o_:__ o_x o|: o_ c_:_ o x
_ q c _ o__ _ c: _:o axo__ _ _xx q _:_x
:_x _ c: c : __ o:_ __x _o:_ oo o x o _x

%'tensi-p'tensi dasar yang dianugera"kan Alla" kepada ummat ;slam belum dikembangkan secara
'ptimal. %ada"al ummat ;slam memiliki banyak intelektual dan ulama* disamping p'tensi sumber daya
manusia dan ek'n'mi yang melimpa". <ika seluru" p'tensi itu dikembangkan secara seksama* dirangkai
dengan p'tensi a=ida" ;slamiya" (tau"id* tentu akan diper'le" "asil yang 'ptimal. %ada saat yang sama*
jika kemandirian* kesadaran beragama dan uk"u7a" ;slamiya" kaum muslimin juga makin meningkat
maka pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ek'n'mi akan makin dapat dipersempit.
Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulanagn kemiskinan
dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, inIaq dan shadaqah dalam arti
seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan
Islam. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar.
Terdorong dari pemikiran inilah, kami mencoba untuk menuliskan risalah zakat yang ringkas dan praktis
agar dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Meskipun kami sadar bahwa rislah ini masih jauh dari
sempurna. Namun demikian kami berharap risalah ini dapat bermanIaat. Koreksi, kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan risalah zakat ini
Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan dan kesalahan yang ada dalam risalah ini, serta
mencatatnya sebagai amal shaleh. Amin
1. Makna/ Pengertian Zakat
Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah (HR.
At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10)
- , ~ = - ' - ) ` (
$ereka tidak memeli"ara ("ubungan kerabat ter"adap 'rang-'rang mu>min dan tidak (pula
menginda"kan perjanjian. Dan mereka itula" 'rang-'rang yang melampaui batas.
Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta
yang tertentu, menurut siIat-siIat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al
Mawardi dalam kitab Al Hawiy)
Selain itu, ada istilah shadaqah dan inIaq, sebagian ulama Iiqh, mengatakan bahwa sadaqah
wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan inIaq. Sebagian yang lain mengatakan inIaq
wajib dinamakan zakat, sedangkan inIaq sunnah dinamakan shadaqah.
2. Penyebutan Zakat dan InIaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah
a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)
' - -' - ) ' (
b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)
' - ' - - - - ~ ' - ' - - ) `' (
c. Haq (QS. Al An'am : 141)
~ ' ' , -= , , = - _ --= ' -- +- -
, - - - ` ~ ` ' -' - - - - - ) `'` (
d. NaIaqah (QS. At Taubah : 35)
- _ - + -+ = , - + - + = + --= + = ~ - - -` ~ --
- - ) - (
e. Al 'AIuw (QS. Al A'raI : 199)
~ - ' - - ' ) ` (
3. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (Iardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa)
yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan
amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
ummat manusia.
4. Macam-macam Zakat
a. Zakat NaIs (jiwa), juga disebut zakat Iitrah.
b. Zakat Maal (harta).
5. Syarat-syarat Wajib Zakat
a. Muslim
b. Aqil
c. Baligh
d. Memiliki harta yang mencapai nishab
B. ZAKAT MAAL
1. Pengertian Maal (harta)
Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali sekali oleh manusia
untuk memiliki, memanIaatkan dan menyimpannya
Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan
(dimanIaatkan) menurut ghalibnya (lazim).
sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
a. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
b. Dapat diambil manIaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian,
uang, emas, perak, dll.
2. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati
2.1. Milik Penuh (Almilkuttam)
Yaitu : harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil
manIaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan
menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara
yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas
harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
2.2. Berkembang
Yaitu : harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi
untuk berkembang.
2.3. Cukup Nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara'. sedangkan
harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat
2.4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang
menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer
atau kebutuhan hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan,
pendidikan, dsb.
2.5. Bebas Dari hutang
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus dibayar pada waktu
yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.
2.6. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu satu tahun. Persyaratan ini
hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan
dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.
3. Harta(maal) yang Wajib di Zakati
1.1. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas
(ayam, itik, burung).
1.2. Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok, juga sering
dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu.
Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara'
mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau
yang lain.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di
masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito,
cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga
penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa, kendaraan, tanah, dll. Yang
melebihi keperluan menurut syara' atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan
sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal
tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.
1.3. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam berbagai
jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut
di usahakan secara perorangan atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
1.4. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-
bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
1.5. Ma-din dan Kekayaan Laut
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai
ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll.
Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,
dll.
1.6. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk
didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.
C. NISHAB DAN KADAR ZAKAT
1. HARTA PETERNAKAN
1.1. Sapi, Kerbau dan Kuda
Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor. Artinya jika seseorang
telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah terkena wajib zakat.
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At Tarmidzi dan Abu Dawud
dari Muadz bin Jabbal RA, maka dapat dibuat tabel sbb :
Jumlah Ternak(ekor) Zakat
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b
60-69 2 ekor sapi tabi'
70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan :
a.Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan
jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.
1.2. Kambing/domba
Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40 ekor
kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat.
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin
Malik, maka dapat dibuat tabel sbb :
Jumlah Ternak(ekor) Zakat
40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121-200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor.
1.3. Ternak Unggas (ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor),
sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha.
Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar 4,25 gram emas
murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan
pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan
lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5

Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup
buku) terdapat laporan keuangan sbb:
Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp26.000.000
Besar Zakat 2,5 x Rp.26.000.000,- Rp 650.000
Catatan :
Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika Rp 25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 Rp
2.125.000,00
1.4. Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka ia terkena
kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah
Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik, maka
dapat dibuat tabel sbb:
Jumlah(ekor) Zakat
5-9 1 ekor kambing/domba (a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)
Keterangan:
a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu
Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
2. EMAS DAN PERAK
Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham (setara 672 gram
perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah
setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5 .
Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta simpanan dan dapat dikategorikan dalam
"emas dan perak", seperti uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga ataupun yang lainnya. Maka
nishab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki bermacam-
macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau sama dengan nishab (85 gram emas)
maka ia telah terkena wajib zakat (2,5 ).
Contoh :
Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :
Tabungan Uang tunai (diluar
kebutuhan pokok)
Perhiasan emas
(berbagai bentuk)
Utang yang harus
dibayar (jatuh tempo)
Rp 5 juta Rp 2 juta 100 gram Rp 1.5 juta
Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari jumlah maksimal perhiasan
yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib
dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya dari 60 gram.
Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :
Tabungan Rp 5.000.000
Uang tunai Rp 2.000.000
Perhiasan (10-60) gram Rp 25.000 Rp 1.000.000
Jumlah Rp 8.000.000
Utang Rp 1.500.000
Saldo Rp 6.500.000
Besar zakat 2,5 x Rp 6.500.000 Rp 163.500,-\
Catatan :
Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan yang sama.
3. PERNIAGAAN
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa,
dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya
adalah 20 dinar (setara dengan 85gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun
(tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas
(jika pergram Rp 25.000,- Rp 2.125.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5
Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota syirkah beragama
islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika
anggota syirkah terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah
muslim saja (apabila julahnya lebih dari nishab)
Cara menghitung zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah
ini :
1. Kekayaan dalam bentuk barang
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh
tempo) dan pajak.
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb :
Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
Uang tunai Rp 15.000.000
Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
Saldo Rp 20.000.000
Besar zakat 2,5 x Rp 20.000.000,- Rp 500.000,-
Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari, etalase pada toko,
dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak
berkembang)
Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal mobil,
bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua)
cara:
Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan dihitung, termasuk
barang (harta) penghasil jasa, seperti hotel, taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 .
Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang diperoleh usaha
tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan
zakat hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak
dihitung harga tanahnya.
4. HASIL PERTANIAN
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila hasil pertanian termasuk
makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil
pertanian tersebut.
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga,
dll, maka nishabnya disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah
(negeri) tersebut (di negeri kita beras).
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata/air, maka 10,
apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5.
Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5. Artinya 5 yang
lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan
lahan pertanian diairidengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka
kadar zakatnya 7,5 (3/4 dari 1/10).
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti pupuk,
insektisida, dll. Maka untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan
sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya
10 atau 5 (tergantung sistem pengairannya).
5. ZAKAT PROFESI
1. Dasar Hukum
Firman Allah SWT:
+ ' - ) ` (
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bahagian. (QS. Adz Dzariyat:19)
Firman Allah SWT:
- + -' -~ - ' - ' - -= ' ` - - = - - --
- -~ '- ' - - ' - ) `` (
Hai orang-orang yang beriman, naIkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu naIkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.(QS Al Baqarah 267)
Hadist Nabi SAW:
Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak harta itu (HR. AL Bazar dan Baehaqi)
2. Hasil ProIesi
Hasil proIesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, dll) merupakan sumber pendapatan
(kasab) yang tidak banyak dikenal di masa salaI(generasi terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab
ini tidak banyak dibahas, khusunya yang berkaitan dengan "zakat". Lain halnya dengan bentuk
kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan dan perniagaan, mendapatkan porsi
pembahasan yang sangat memadai dan detail. Meskipun demikian bukan berarti harta yang
didapatkan dari hasil proIesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah
pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin
diantra mereka (sesuai dengan ketentuan syara'). Dengan demikian apabila seseorang dengan hasil
proIesinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak
mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat).
Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka
baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan,
sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan proIesinya.
Zakat proIesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil proIesi yang
berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil
proIesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk
menunaikan zakat.
Contoh
Akbar adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota Bogor, memiliki seorang istri dan
2 orang anak.
Penghasilan bersih perbulan Rp. 1.500.000,-.
Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih Rp.625.000 per bulan maka kelebihan dari
penghasilannya (1.500.000 - 625.000) Rp. 975.000 perbulan.
Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka jumlah kekayaan yang dapat dikumpulkan dalam
kurun waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.00 (lebih dari nishab).
Dengan demikian Akbar berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5 dari saldo.
Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5 dari saldo bulanan atau 2.5 dari
saldo tahunan.
Harta Lain-lain
1. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertiIikat Bank) merupakan suatu bentuk
penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh karenannya masuk ke dalam kategori harta
yang wajib dizakati, apabila telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5 dari nilai
kumulatiI riil bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat itu
dibayarkan setiap tahun.
Contoh:
Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI, harga nominal
Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar mendapat deviden Rp.300,-
Total jumlah harta(saham) 500.000 x Rp.5.300,- Rp.2.650.000.000,-
Zakat 2.5 x Rp. 2.650.000.000,- Rp. 66.750.000,-
2. Undian dan kuis berhadiah
Harta yang diperoleh dari hasil undian atau kuis berhadiah merupakan salah satu sebab dari
kepemilikan harta yang diidentikkan dengan harta temuan (rikaz). Oleh sebab itu jika hasil
tersebut memenuhi kriteria zakat, maa wajib dizakati sebasar 20 (1/5)
Contoh:
Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa mobil sedan seharga
Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20 ditanggung pemenang.
Harta Fitri Rp.52.000.000,- -Rp.10.400.000,- Rp.41.600.000,-
Zakat 20 x Rp.41.600.000,- RP.8.320.000,-
3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran, dapat
dikategorikan dalam dua macam:
a. Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk penggusuran secara terpaksa
, maka hasil penjualan (penggusurannya) lebih dulu dipergunakan untuk memenuhi apa
yang dibutuhkannya. Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang
dibutuhkan jumlahnya masih melampaui nishab maka ia berkewajiban zakat sebesar 2.5
dari kelebihan harta tersebut.
Contoh:
Pak Ahmad terpaksa menjual rumah dan pekarangannya yang terletak di sebuah jalan
protokol, di Jakarta, sebab ia tak mampu membayar pajaknya. Dari hasil penjualan
Rp.150.000.000,- ia bermaksud untuk membangun rumah di pinggiran kota dan
diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp.90.000.000,- selebihnya akan ditabung untuk
bekal hari tua.
Zakat 2.5 x (Rp.150.000.000,- - Rp.90.000.000,-) Rp.1.500.000,-
b. Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan maka ia wajib membayar
zakat sebesar 2.5 dari hasil penjualannya.
D. Hikmah Zakat
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat
memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah,
baik yng berkaitan dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara
lain :
a. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuaIa yang lemah papa dengan materi sekedar
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu
melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT
b. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya berkehidupan
cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka
(orang kaya) kepadanya.
c. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq mulia
menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis siIat bakhil (kikir) serta serakah.
Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari tuntutan Allah SWT dan
kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.
d. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: Ummatn
Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan Islam) dan TakaIul Ijti'ma (tanggung jawab bersama)
e. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial distribution),
dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat
I. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan Iungsi sosial ekonomi atau pemerataan
karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan
keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat
bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah
antara golongan yang kuat dengan yang lemah
g. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang lainnya
menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir
bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya
komunisme 9atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan dimensi dan
Iungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah
terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun
thoyibun wa Rabbun GhaIur.
BAB :
HA9I
A. Pen!er#ian Ha,i
Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan istilah. Dari segi
bahasa "aji berarti menyengaja, dari segi syar?i haji berarti menyengaja mengunjungi Ka?ba"
untuk mengerjakan ibada" yang meliputi t"a7a-* sa?i* 7u=u- dan ibada"-ibada" lainnya untuk
memenu"i perinta" Alla" S@) dan meng"arap keridlaan-0ya dalam masa yang tertentu.
B. Hu-u$ Ibadah Ha,i
Mengenai hukum Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah 7ajib Aain bagi yang mampu.
Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita 'nazar yaitu
seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu
dikerjakan pada kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu
untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari`atkan ibadah haji tersebut
pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
Dalil / Perintah Tentang Ibadah Haji
1. Al-Qur?an
Allah SWT berIirman di dalam Al-Qur`an
1
Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :
' - _ = - _ - _ - ' - -- -'
- ) ` (
Artinya : '%adanya terdapat tanda-tanda yang nyata* (di antaranya ma=am
;bra"im,215/9 barangsiapa memasukinya (Baitulla" itu menjadi amanla" dia9 mengerjakan "aji
adala" ke7ajiban manusia ter"adap Alla"* yaitu (bagi 'rang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitulla",21!/. Barangsiapa mengingkari (ke7ajiban "aji* maka sesunggu"nya
Alla" $a"a Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam(. (QS. Ali Imran : 97).
2. 6adits
Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang artinya sebagai
berikut :
'Dari ibnu Abbas* tela" berkata 0abi SA@ : 6endakla" kamu bersegera mengerjakan
"aji* maka sesunggu"nya sese'rang tidak tidak akan menyadari* sesuatu "alangan yang akan
merintanginya(. (H.R. Ahmad)
Setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali saja dalam seumur
hidupnya, tetapi tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari satu kali.
". Syarat, Rukun, Wajib dan Sunat Haji
1. Syarat-syarat di7ajibkannya 6aji
1) Islam
2) Baligh
3) Berakal
4) Merdeka
5) Kuasa (mampu
2. +ukun 6aji
1) Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji
o WukuI di araIah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaknihadirnya seseorangyang berihram
untuk haji, sesudahtergelincirnya mataahari yaitu pada hari ke-9 Dzulhijjah.
o ThawaI yaitu tawaI untuk haji (tawaI iIadhah)
o Sa`i yaitu lari-lari kecil antara shaIa dan marwah 7 (tujuh) kali
2) Tahallul; artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai untuk kepentingan
ihram
3) Tertib yaitu berurutan
C. @ajib 6aji
Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, karena
boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih binatang. berikut kewajiban haji yang
mesti dikerjakan :
a. Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari tempat-
tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya ibadah haji.
b. Bermalam di MuzdaliIah sesudah wukuI, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Bermalam di $ina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah).
d. Melempar jumrah aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan
setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuI.
e. Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Dla* @ust"a dan AA=aba" pada tanggal 11,
12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali tiap-tiap jumrah.
I. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.
5. Sunat 6aji
a. IIrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas umrah.
b. Membaca Talbiyah yaitu :4Eabbaika Alla"umma Eabbaik Eaa Syarikalaka Eabbaika
;nnal"amda @anni?mata Eaka @almulka Eaa Syarika Eaka(.
c. TawaI Qudum, yatiu tawaaI yuang dilakukan ketika permulaan datang di tanah ihram,
dikerjakan sebelum wukuI di AraIah.
d. Shalat sunat ihram 2 raka`at sesudah selesai wukuI, utamanya dikerjakan dibelakang
makam nabi Ibrahim.
e. bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
a. thawaI wada`, yakni tawaI yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk memberi
selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
b. berpakaian ihram dan serba putih.
c. berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.
<. "ara Pela-sanaan Ha,i
a. Di $ekka" (pada tanggal 3 Djul"ijja"
1. Mandi dan berwudlu
2. Memakai kain ihram kembali
3. Shalat sunat ihram dua raka`at
4. Niyat haji : 'Eabbaika Alla"umma Bi"ajjatin
5. Berangkat menuju AraIah
membaca talbiyah, shalawat dan do`a :
Talbiyah : 4Eabbaika Alla"umma Eabbaik Eaa Syarikalaka Eabbaika ;nnal"amda
@anni?mata Eaka @almulka Eaa Syarika Eaka(.
b. Di Ara-a"
1. waktu masuk AraIah hendaklah berdo`a
2. menunggu waktu wukuI
3. wukuI (pada tanggal 9 Djulhijjah)
4. Sebagai pelaksanaan rukun haji seorang jamaah harus berada di AraIah pada tanggal 9
Djulhijjah meskipun hanya sejenak
5. waktu wukuI dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Djulhijjah sampai terbit Iajar
tanggal 10 Djulhijjah
6. Doa wukuI
c. Berangkat menuju muzdaliIah sehabis Maghrib
1. Agar tidak terlalu lama menunggu waktu sampai lewat tengah malam (mabit) di
MuzdaliIah hendaknya jemaah meninggalkan AraIah sesudah Maghrib (Maghrib-isya
di jama takdim)
2. Waktu berangkat dari AraIah hendaknya berdo`a
d. Di $uzdali-a" (pada malam tanggal 1. Djul"ijja"
1. Waktu sampai di MuzdaliIah berdo`a
2. Mabit, yaitu berhenti di MuzdaliIah untuk menunggu waktu lewat tengah malam sambil
mencari batu krikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk melempar jumrah
3. Menuju Mina
e. Di $ina
1. Sampai di Mina hendaklah berdo`a .
2. Selama di Mina kewajiban jama`ah adalah melontar jumroh dan bermalam (mabit)
3. Waktu melempar jumroh
1) melontar jumroh aqobah waktunya setelah tengah malam , pagi dan sore. Tetapi
diutamakan sesudah terbit matahari tanggal 10 Djulhijjah
2) melontar jumroh ketiga-tiganya pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah waktunya pagi,
siang, sore dan malam. Tetapi diutamakan sesudah tergelincir matahari.
Setiap melontar 1 jumroh 7 kali lontaran masing-masing dengan 1 krikil
Pada tanggal 10 Djulhijjah melontar jumroh Aqobah saja lalu tahallul (awal).
Dengan selesainya tahallul awal ini, maka seluruh larangan ihram telah gugur,
kecuali menggauli isteri. setelah tahallul tanggal 10 Djulhijjah kalau ada
kesempatan hendaklah pergi ke Mekkah untuk thawaI iIadah dan sa`i tetapi
harus kembali pada hari itu juga dan tiba di mina sebelum matahari terbenam.
Pada tanggal 11, 12 Djulhijjah melontar jumroh Ula, Wustha dan Aqobah secara
berurutan, kemudian kembali ke mekkah. itulah yang dinamakan naIIar awal.
Bagi jama`ah haji yang masih berada di Mina pada tanggal 13 Djulhijjah
diharuskan melontar ketiga jumroh itu lagi, lalu kembali ke mekkah. itulah yang
dinamakan naIIar tsani.
Bagi jama`ah haji yang blm membayar dam hendaklah menunaikannya disini dan
bagi yang mampu, hendaklah memotong hewan kurban.
Beberapa permasalahan di Mina yang perlu diketahui jama`ah adalah sebagai
berikut :
Masalah Mabit di Mina
Masalah melontar jumroh
melontar malam hari
melontar dijamakkan
tertunda melontar jumroh Aqobah
mewakili melontar jumroh
-. Kembali ke $ekka"
1. ThawaI IIadah
2. ThawaI Wada
3. Selesai melakukan thawaI wada bagi jama`ah gelombang pertama, berangkat ke
Jeddah untuk kembali ke tanah air.
D. Hi-$ah Mela-sana-an Ha,i
1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom
sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa
naIsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan
penuh kekhusyu`an
3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang
mulia.
5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu
karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya
berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka`bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan
persatuan.
7. Memperkuat Iisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat
memerlukan persiapan Iisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan
dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.
8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak meminta
pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk
melakukannya.
9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanIaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan
umat Islam sedunia.
UMRAH
A. Pen!er#ian U$rah
Umrah, artinya mengunjungi Kabah atau meramaikan Masjidil Haram. Karena ibadah itu
di lakukannya hamper bersamaan, maka di sebut juga haji kecil. Seperti haji, umrah hukumnya
Iardu`ain bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan apabila telah memenuhi syarat dan
rukunya.
1. Rukun Umrah
a. Ihram
b. Tahallul
c. TawaI
d. Tertib
e. Sa`i
2. Syarat wajib umrah
a. Ihram dari miqat ( ketentuan tempat dan waktu )
b. Meninggalkan larangan- larangan
c.
perbedaan antara haji dan umrah adalah jika umrah dapat di kerjakan sepanjang tahun, sedangkan
ibadah haji hanya boleh dilakukan dalam waktu yang telah di tentukan, yaitu mulai tanggal 08
sampai 13 Dzulhjjah.
Jika di perhatikan keterangan di atas, maka ihram ada 2 macam, yaitu ihram untuk umrah dan haji.
Ihram untuk umrah di mulai miqat kemudian di teruskan dengan tawaI, sa`i, dan tahallul. Sedang
ihram untuk haji dikerjakan ketika berangkat ke padang araIah pada tanggal 8 Djulhijjah.
B. Per,alanan ha,i dan u$rah di Ind/nesia
Umat islam adalah bagian terbesar bangsa Indonesia. Setiap tahun ratusan ribu orang
melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Penyelenggaraan dan pengaturan ibadah haji umat islam
Indonesia merupakan tugas pemerintah yang pada dasarnya bertujuan supaya berjalan lancer,
tertib, aman dan sempurna dan ibadahnya.
Keterlibatan pemerintah dalam pemberangkatan perjalanan ibadah hajiumat islam
Indonesia cukup besar, karena urusan haji merupakan amanat rakyat yang bertuang dalam GHBN
yang pada dasrnya berisi kehendak nasional dalam melanjutkan usaha-usaha peningkatan
pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat atas dasar itu pemerintah mengatur mulai dari
proses pemberangkatan, dalam perjalanan selama menunaikan ibadah haji sampai kembali ke tanah
air.
". Cara MendaItarkan Haji dan Umrah
PendaItaran haji dan umrah di laksanakan di kantor koordinator urusan haji pada tingkat
kabupaten atau kota madya/KBIH di seluruh Indonesia.
%eu#a$aan Ha,i dan U$rah
1. Haji merupakan syiar yang agung dan ibadah yang mulia, dengannya seorang hamba akan
mendapatkan rahmat dan berkah yang menjadikan setiap orang muslim sangat rindu
untuk segera melaksanakannya.
2. Sesungguhnya haji merupakan jalan menuju syurga dan membebaskan diri dari api neraka.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda :
- = _
3. 4 6aji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali syurga. 4 (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Haji dapat melebur dosa dan menghilangkan dampak maksiat dan perbutan jelek, sebagaimana
sabda Nabi shallallahu alaihi wassalam :
' - - ~ = - - - - _
4Barang siapa yang "endak ber"aji* dan tidak melakukan senggama (di7aktu terlarang dan
tidak berbuat -asi= (maksiat* maka ia akan kembali dari d'sa-d'sanya seperti saat ia
dila"irkan 'le" ibunya(. (HR Bukhari dan Muslim )
5. Ibadah haji sebagaimana bisa membawa kepada kejayaan di akhirat, begitu juga bisa
menyelamatkan dari keIakiran, sebagaimana hadist Ibnu Mas`ud bahwasanya Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam bersabda :
- - - - - - ~ - - - - + ' - _ - --
4Eaksanakanla" "aji dan umra"* karena keduanya meng"apus ke-akiran dan d'sa sebagaimana
api meng"ilangkan karat dari besi.( (HR. Tirmidzi )
6. Seorang muslim jika melaksanakan ibadah haji, maka dia telah masuk dalam katagori jihad.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Aisyah ra bahwa
beliau bertanya Nabi saw :
_ - + = ,, + = - ' _
4Apaka" 7anita itu 7ajib berji"ad F $aka beliau bersabda : 4 Kalian 7ajib berji"ad yang tidak
pakai perang* yaitu "aji.(
7. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat bagi yang sangat rindu hatinya untuk mengerjakan
ibadah haji dengan membawa bekal, meninggalkan keluarga dan negaranya, menjadi
tamu Allah Yang Maha Pengasih, seraya memakai ihram, mengucapkan talbiyah,
berdiri, berdo`a, berdzikir dan beribadah
BAB :I
=URBAN
A. =urban
1. Pengertian Qurban
Dari segi bahasa, qurban bermaksud sesuatu yang dikorbankan kerana Allah . Dari sudut syara, qurban
bermaksud menyembelih binatang yang tertentu pada masa-masa yang tertentu dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wataala.
2. Persyariatan dan Hikmahnya
Qurban telah disyariatkan pada tahun kedua hijrah sama seperti ibadah zakat dan Sholat Hari Raya.
Firman Allah subhanahu wataala:
= -
Maksudnya:
'Maka kerjakanlah Sholat kerana Tuhanmu dan sembelihlah qurban (sebagai tanda syukur) (Surah Al-
Kauthar 108:2)
Hikmah disyariatkan qurban ialah sebagai tanda bersyukur kepada Allah subhanahu wataala di atas
segala nikmatNya yang berbagai dan juga di atas kekalnya manusia dari tahun ke tahun. Ia juga
bertujuan menjadi kiIarah bagi pelakunya, sama ada disebabkan kesilapan-kesilapan yang telah
dilakukan ataupun dengan sebab kecuaiannya dalam menunaikan kewajipan di samping memberikan
kelegaan kepada keluarga orang yang berqurban dan juga mereka yang lain. Qurban tidak memadai
dengan menghulurkan nilai harganya, berbeza dengan ibadah zakat Iitrah yang bermaksud memenuhi
keperluan golongan Iakir, Imam Ahmad dikatakan menyebut amalan menyembelih qurban adalah lebih
aIdhal daripada bersedekah dengan nilai harganya.
3. Hukum melakukan Qurban
Hukum melakukan qurban ialah sunnah mu`akkadah bagi sesiapa yang mampu melakukannya.
Sabda Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam yang bermaksud:
'Aku diperintahkan agar menyembelih qurban dan ia Sunnah bagi kamu (Riwayat Tirmizi)
4. Pembagian Ibadah Qurban
Terdapat dua jenis qurban iaitu qurban wajib dan qurban Sunnah.
Qurban Wajib
Qurban Nazar.
Contohnya apabila seseorang menyebut, 'Kerana Allah wajib ke atasku berqurban seekor kambing atau
seekor unta ini ataupun dengan menyebut, 'Aku jadikan kambing ini sebagai qurban Sama sahaja
hukumnya dalam hal sama ada yang menyebutnya itu seorang yang kaya ataupun seorang Iakir.
Binatang yang dibelikan untuk tujuan qurban oleh seorang Iakir. Apabila seorang Iakir membeli seekor
kambing dengan niat untuk diqurbankan, maka ia menjadi wajib. Ini kerana membeli dengan tujuan
berqurban oleh seseorang yang tidak wajib melakukannya dikira wajib kerana perbuatan ini dikira
sebagai satu nazar.
Qurban Sunnah
Qurban Sunnah ialah qurban yang dilakukan oleh seseorang yang berkemampuan melakukannya sama
ada miskin ataupun yang bermusaIir, yang tidak berniat nazar atau membeli dengan tujuan qurban.
5. Syarat-syarat Qurban
Syarat qurban dapat dibahagikan kepada 3 bahagian iaitu:
Syarat Wajib/Sunnah Qurban.
Syarat Sah Qurban.
Syarat Mereka Yang Dituntut Berqurban.

Syarat Wajib/Sunnah Qurban
1. Untuk dijadikan ibadah qurban wajib ataupun Sunnah adalah disyaratkan dia mampu
melaksanakannya.
2. Orang yang dianggap mampu ialah mereka yang mempunyai harga untuk binatang qurban yang
lebih daripada keperluannya dan keperluan mereka yang di bawah tanggungannya untuk hari raya
dan harihari tasyrik kerana inilah tempoh masa bagi melakukan qurban tersebut.
3. Kedudukannya sama seperti dalam masalah zakat Iitrah, mereka mensyaratkan ia hendaklah
merupakan yang lebih daripada keperluan seseorang juga keperluan mereka yang di bawah
tanggungannya pada hari raya puasa dan juga malamnya sahaja.
Syarat Sah Qurban
Hendaklah binatang yang diqurbankan itu tidak mempunyai sebarang kecacatan yang menyebabkan
kekurangan kuantiti dagingnya ataupun menyebabkan kemudharatan terhadap kesihatan. Contohnya
cacat yang teruk pada salah satu matanya, berpenyakit yang teruk, tempang atau kurus yang melampau.
Hendaklah qurban itu dalam masa yang tertentu iaitu selepas Sholat Hari Raya Haji pada 10 Zulhijjah
hingga sebelum terbenam matahari pada akhir Hari Tasyrik iaitu pada 13 Zulhijjah.
Orang yang berkongsi mengorbankan unta atau lembu tidak lebih dari tujuh orang di mana masing
masing menyumbang 1/7 bahagian. Syarat Mereka Yang Dituntut Berqurban
Islam.
Merdeka.
Aqil Baligh.
Bermukim atau MusaIir.
Berkemampuan.

6. Waktu Pelaksanaan Ibadah Qurban
Waktu bagi menyembelih qurban bermula setelah selesai Sholat Hari Raya dan bacaan khutbahnya iaitu
setelah naik matahari sekadar segalah. Masanya berterusan siang dan malam sehingga Hari Tasyrik yang
akhir iaitu sebelum terbenam matahari pada hari tersebut. Ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayat
oleh Al-Barra` bin Azib :
'Perkara pertama yang kita mulakan pada hari ini ialah Sholat, kemudian kita balik dan melakukan
penyembelihan qurban. Sesiapa yang melakukan demikian maka dia telah menepati sunnah kami.
Sesiapa yang menyembelih sebelum itu, maka ia merupakan daging yang disediakan untuk ahli
keluarganya. Ia tidak dikira sebagai ibadah khas (qurban) ini sedikit pun.
7. Binatang Qurban
Perbincangan tentang binatang qurban ini meliputi empat perkara :
1. Jenis binatang yang diqurban.
2. Umur binatang qurban.
3. Kadar binatang yang disembelih.
4. SiIatsiIat binatang qurban.
1.1 Jenis Binatang Yang Diqurban
Para ulama` sependapat bahawa ibadah qurban tidak sah kecuali dengan menggunakan binatang
anam, iaitu binatang jinak yang berkaki empat seperti unta, lembu dan kerbau, kambing biri
biri dan semua yang termasuk dalam jenisnya, sama ada jantan atau betina. Oleh itu, tidak sah
berqurban dengan menggunakan binatang yang lain daripada binatang anam ini seperti kerbau
liar dan kijang.
Firman Allah subhanahu wataala:
, ' - = - ~ _ + + - `
Maksudnya:
'Dan bagi tiap-tiap satu umat, Kami syariatkan ibadah menyembelih qurban (atau lain-lainnya)
supaya mereka menyebut nama Allah sebagai bersyukur akan pengurniaanNya kepada mereka:
binatang-binatang ternak yang disembelih itu. (Surah Al-Hajj 22:34)
Tidak terdapat sebarang dalil sama ada yang dinaqalkan daripada Rasulullah sallallahu alayhi
wasallam atau sahabat yang menunjukkan mereka berqurban dengan binatang selain daripada
binatang-binatang ternakan (anam) ini. Oleh kerana qurban merupakan satu ibadah yang
dikaitkan dengan binatang, maka ia hanya ditentukan kepada binatang anam sahaja sama
seperti ibadah zakat.
Adapun binatang yang lebih aIdhal diqurban ialah unta diikuti dengan lembu kemudian biri-biri
atau kibasy kemudian kambing. Ini memandangkan kuantiti dagingnya yang lebih banyak bagi
maksud pengagihan yang lebih meluas untuk Iakir miskin.
Nabi sallallahu alayhi wasallam juga telah bersabda yang bermaksud:
'Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat dengan mandi junub, kemudian dia pergi (ke Jumaat)
maka dia seolah-olah telah berqurban seekor unta. Sesiapa yang pergi pada saat kedua maka dia
seolah-olahnya berqurban dengan seekor lembu. Sesiapa yang pergi pada saat ketiga maka dia
seolah-olah berqurban dengan seekor kibasy yang bertanduk.
2.1 Umur Binatang Qurban
Umur binatang yang hendak diqurbankan berbeza-beza mengikut jenis binatang iaitu:
a. Unta disyaratkan telah berumur lima tahun dan masuk ke umur enam tahun.
b. Kambing dan lembu disyaratkan telah berumur dua tahun dan masuk ke umur tiga tahun.
c. Kibasy disyaratkan telah memasuki umur dua tahun.
d. Bagi anak unta, lembu, kambing dan kibasy yang telah berumur dua tahun lebih (yang telah
bersalin gigi) harus dijadikan qurban.
3.1 Kadar Binatang Yang Disembelih
Para Iuqaha` bersepakat mengatakan bahawa seekor kambing atau kibasy hanya mencukupi
sebagai qurban untuk seorang sahaja. Seekor unta atau lembu pula mencukupi untuk menjadi
qurban bagi tujuh orang. Ini berdasarkan hadith Jabir:
'Kami berqurban bersama Rasulullah sallallahu alayhi wasallam semasa di Hudaybiyah dengan
seekor unta atau seekor lembu untuk tujuh orang.
Dalam riwayat Muslim pula menyebut :
'Kami keluar bersama Rasulullah sallallahu alayhi wasallam dan kami berniat Haji. Maka
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam telah memerintahkan kami supaya berkongsi
mengurbankan seekor unta atau seekor lembu. Setiap tujuh orang berkongsi seekor unta.
4.1 SiIatSiIat Binatang Qurban
SiIatsiIat binatang qurban sama ada betina atau jantan yang digariskan oleh syara adalah seperti
berikut:
1. Terang penglihatannya iaitu tidak buta.
2. Tidak cacat seperti kudung kaki, putus ekornya, terpotong hidungnya atau sebagainya.
3. Gemuk, tidak harus pada binatang yang terlalu kurus.
4. Ciri-ciri yang aIdhal terdapat pada binatang qurban itu:
5. Gemuk pada keseluruhan anggotanya.
6. Bertanduk.
7. Putih warna bulunya (pada kibasy).
8. Jantan.
SiIat yang makruh pada binatang qurban:
1. Rabit telinganya.
2. Terpotong sedikit bahagian belakang atau depan telinganya.
3. Tidak mempunyai tanduk sejak asalnya.
4. Patah tanduk sebelah atau keduanya atau pecah bahagian tanduknya.
5. Tanggal sebahagian giginya disebabkan tua atau jatuh.
6. Kabur penglihatannya.

8. Perkara yang disunnahkan ketika berqurban
Sunnah menambat binatang yang hendak diqurbankan itu beberapa hari sebelum disembelih.
1. Digantung tanda pada binatang yang hendak diqurbankan.
2. Dibawa dengan baik dan ihsan ketika ke tempat penyembelihan.
3. DiSunnahkan juga orang yang berqurban menyembelihnya.
4. Sunnah dihadapkan ke arah qiblat ketika menyembelih qurban.
5. Sunnah memilih binatang yang paling gemuk, terelok dan terbesar untuk dijadikan qurban.
6. Sunnah digunakan alat yang paling tajam dan diperbuat daripada besi.
7. Setelah selesai disembelih maka Sunnah ditunggu sehingga binatang yang disembelih itu sejuk dan
semua anggota tidak bergerak lagi.
8. Sunnah bagi mereka yang mahu melakukan qurban tidak bercukur dan tidak memotong kukunya
setelah tiba bulan Zulhijjah sehingga telah selesai berqurban.
9. Binatang qurban Sunnah dibaringkan di atas rusuk kiri sebelum dilakukan penyembelihan.
10.Sunnah ketika sembelihan qurban dilakukan adalah seperti berikut:
a. Membaca basmalah.
b. Bersalawat ke atas Nabi Muhammad.
c. Binatang diarahkan ke arah qiblat.
d. Bertakbir sebelum atau selepas membaca basmalah.
e. Berdoa.
Orang yang berqurban hendaklah membaca doa seperti berikut :
'Ya Allah, ini adalah nikmat yang datang dariMu dan dengannya aku mohon untuk dapat
mendampingiMu.
Sunnah wakil yang melakukan sembelihan menyebutkan orang yang mewakilkannya seperti:
'Dengan nama Allah dan Engkau Yang Maha Besar, ini daripadaMu dan untukMu. Terimalah
Ya Allah daripada si pulan, si pulan.....
9. Perkara yangdimakruhkan ketika berqurban
Berlaku kasar kepada binatang yang hendak diqurbankan seperti mengheret atau memukul
semasa membawa ke tempat sembelihan atau seumpamanya.
a. Memerah susu atau menggunting bulu atau mengambil sebarang Iaedah dari binatang yang hendak
dijadikan qurban.
b. Tidak menghadapkan ke arah qiblat semasa sembelihan dilakukan
b. .Bercukur atau memotong kuku setelah tiba bulan Zulhijjah hingga penyembelihan qurban selesai
dijalankan.
a. Binatang yang telah dibeli untuk tujuan qurban adalah makruh dijual kerana ia telah ditentukan
untuk qurban.
10. Hukum Daging Qurban
Qurban yang wajib iaitu yang dinazarkan ataupun yang ditentukan sama ada dengan menyebut,
'Ini adalah qurban, maka orang yang berqurban tidak boleh memakannya. Dia wajib menyedekahkan
semuanya sekali.
Anak kepada binatang qurban yang ditentukan juga, perlu disembelih seperti ibunya, tetapi
bezanya ia boleh dimakan kesemuanya oleh tuan yang mengurbankannya kerana disamakan dengan
hukum susu, kerana tuannya harus meminum susu binatang qurban yang selebih daripada anaknya
walaupun perbuatan itu makruh.
Bagi qurban Sunnah, maka tuannya Sunnah memakannya, iaitu yang aIdhalnya dia hendaklah
memakannya beberapa suap sebagai mengambil berkat. Ini bersesuaian dengan Iirman Allah subhanahu
wataala:
+ - ' -' -
Maksudnya:
'Dengan yang demikian makanlah kamu dari (daging) binatang-binatang qurban itu dan berilah
makan kepada orang yang susah, yang Iakir miskin.(Surah Al-Hajj, 22:28)
Hadith yang diriwayatkan oleh Al-Bayhaqi pula ada menyebut bahawa Rasulullah sallallahu
alayhi wasallam telah memakan sebahagian daripada hati binatang qurbannya. Hukum memakan daging
qurban pula tidak wajib, ini berdasarkan Iirman Allah subhanahu wataala:
+ - = -' +
Maksudnya:
'Dan Kami jadikan unta (yang dihadiahkan kepada Iakir miskin Makkah itu) sebahagian dari syiar
agama Allah untuk kamu; pada menyembelih unta yang tersebut ada kebaikan bagi kamu.(Surah Al-
Hajj, 22:36)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahawa ia dijadikan untuk kita. Setiap perkara yang dijadikan
untuk manusia, maka dia diberi pilihan sama ada mahu memakannya atau tidak.
Orang yang berqurban juga boleh menjamu kepada kalangan yang kaya, tetapi tidak boleh diberi
milik kepada mereka. Yang boleh cuma dihantar kepada mereka sebagai hadiah yang mana mereka tidak
akan menjualnya atau sebagainya
Mengikut pendapat dalam qawl jadid, orang yang berqurban boleh memakan sebahagian
daripada qurbannya. Mengikut qawl qadim pula harus memakan sebanyak separuh, manakala bakinya
hendaklah disedekahkan.
Sebahagian ulama` berpendapat daging qurban dibahagikan kepada tiga bahagian iaitu 1/3
daging disedekahkan dalam keadaan mentah, 1/3 daging dimasak dan dibuat jamuan dan 1/3 daging
dimakan oleh orang yang berqurban.
Pendapat yang asah pula, adalah wajib bersedekah dengan sebahagian daripada daging qurban
walaupun sedikit kepada orang Islam yang Iakir walaupun seorang. Walaubagaimanapun, yang lebih
aIdhal hendaklah disedekahkan kesemuanya kecuali memakannya beberapa suap untuk mengambil
keberkatan seperti yang telah dijelaskan.
Bagi qurban Sunnah pula, orang yang berqurban boleh sama ada bersedekah dengan kulit
binatang tersebut atau menggunakan sendiri, seperti mana dia harus mengambil Iaedah daripada
binatang itu semasa hidupnya. Tetapi bersedekah adalah lebih aIdhal. Bagi qurban yang wajib pula,
kulit binatang itu wajib disedekahkan.
Qurban juga tidak harus dibawa keluar dari negeri asalnya sebagaimana yang ditetapkan dalam
masalah membawa keluar zakat.
B. >A?i?ah
1. Penertian Aqiqoh
Aqiqah ialah sembelihan binatang anam yang dilakukan kerana menyambut kanak-kanak yang
baru dilahirkan sebagai tanda kesyukuran kepada Allah subhanahu wataala.
2. Hukum Melakukan Aqiqoh
Hukum melakukan aqiqah ialah sunnah mu`akkadah bagi orang yang menanggung sara hidup
kanak-kanak tersebut. Jika anak itu lelaki diSunnahkan menyembelih dua ekor kambing, manakala
jika anak itu perempuan diSunnahkan menyembelih seekor kambing. Binatang seperti lembu, kerbau
atau unta boleh dibahagikan kepada tujuh bahagian.
3. Waktu Pelaksanaan Aqiqoh
Waktu melakukan aqiqah adalah dari hari kelahiran kanak-kanak itu sehinggalah ia baligh.
Masa yang paling aIdhal untuk melakukan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran kanak-kanak
tersebut.
Sabda Rasullullah sallallahu alayhi wasallam:
, - - - _ -~ - - - - - , _ - .
Maksudnya:
"Setiap bayi itu tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih untuknya pada hari ketujuh dan dicukur
kepalanya dan diberi nama." (Riwayat Abu Daud)
4. Syarat Aqiqoh
Berniat aqiqah ketika menyembelih.
Hendaklah binatang tersebut tidak ada cacat yang boleh mengurangkan dagingnya serta sampai
umur.
5. Perkara yang disunnahkan semasa Aqiqoh
a. Berdoa semasa hendak menyembelih:
- ' + ~ = - = ... (sebut nama anak)
Maksudnya:
"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, binatang ini daripada-Mu dan kembali
kepada-Mu, ini aqiqah.".
b. Menyembelih ketika matahari sedang naik.
c. Daging aqiqah dimasak terlebih dahulu sebelum disedekahkan.
d. Tidak mematah-matahkan tulang-tulang daripada binatang aqiqah, hanya mencerai-
ceraikan sendi-sendinya.
e. Menyedekahkan daging aqiqah kepada Iakir miskin.
I. Memasak daging aqiqah dengan cara gulai manis untuk dihidangkan kepada tetamu.

6. Perkara yang perlu dilakukan ketika menyambut kelahiran anak
a. Mengazankan di telinga sebelah kanan anak yang baru lahir.
b. Membaca iqamah di telinga sebelah kirinya.
c. Membaca doa di kedua-dua belah telinganya, contohnya membaca surah Al-Ikhlas.
d. Menyapu lelangit kanak-kanak tersebut dengan benda-benda yang manis seperti buah tamar atau
pisang.
e. Menamakan kanak-kanak tersebut dengan nama-nama yang baik pada hari ketujuh
kelahirannya.
I. Mengadakan jamuan dan doa kesyukuran sempena kelahirannya.
g. Mencukur rambut kanak-kanak tersebut selepas menyembelih aqiqah untuknya.
h. Memberi sedekah emas atau perak seberat rambut kanak-kanak yang dicukur itu atau wang yang
sama nilai dengan emas atau perak tersebut.
i. Menyedekahkan daging aqiqah kepada Iakir miskin.

". Hi-$ah A?i?/h
Aqiqah mengandungi beberapa hikmah, antaranya:
1. Sebagai tanda kesyukuran kita kepada Allah kerana telah mengurniakan anak.
2. Untuk mengisytiharkan kepada masyarakat umum tentang anugerah yang dikurniakan oleh Allah.
3. Untuk memulakan kehidupan anak dengan perkara-perkara kebaikan.
4. Mengeratkan hubungan silaturrahim antara ahli-ahli masyarakat dengan keluarga yang dikurniakan
anak.
5. Melahirkan rasa kegembiraan kerana mendapat zuriat yang menepati sunnah Rasulullah.
6. Perbezaan antara aqiqah dan qurban.
7. Terdapat beberapa perbezaan antara aqiqah dengan qurban:
8. Aqiqah tidak terikat pada masa tertentu, sedangkan qurban dilakukan pada masa-masa tertentu, iaitu
selepas Sholat dan khutbah Hari Raya Aidil Adha hingga 13 Zulhijjah.
9. Daging aqiqah boleh diberi milik kepada orang kaya manakala daging qurban hanya boleh diberi
kepada Iakir miskin.
10. Aqiqah dilakukan sempena menyambut kelahiran anak sebagai tanda kesyukuran kepada Allah,
manakala qurban dilakukan kerana memperingati peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya,
Ismail.
11. Daging qurban Sunnah disedekahkan secara mentah, sedangkan daging aqiqah Sunnah
disedekahkan setelah dimasak.
.ADHILAT =URBAN DAN A=I=AH
Kedua-dua ibadah ini adalah antara amalan mulia dan penting dalam Islam kerana amat besar
Iadhilatnya, tetapi malangnya masih ramai orang yang samar-samar atau kabur keIahaman menerka
mengenainya, sehinggakan ada yang memandang ringan walaupun mempunyai kemampuan tetapi tidak mahu
melakukan penyembelihan qorban dan aqiqah ini. Semoga dengan penjelasan yang serba sedikit ini dapat
membantu keIahaman kita semua tentang ibadat Qurban serta Aqiqah serta keinginan untuk sama-sama mencari
pahala kedua ibadah ini akan meningkat.
Apakah sebenarnya qurban dan aqiqah itu? Apakah hukum melakukannya? Berapa kali kita dituntut
melakukan qurban sepanjang hayat kita? Apakah syarat-syarat binatang yang dikorbankan? Apakah perbezaan
antara qurban dan aqiqah? Bolehkah seekor lembu dikongsi sebahagian untuk qurban dan sebahaian untuk
aqiqah? Apakah hikmah atau Iaedah yang bakal diperolehi kerana melakukan kedua-dua ibadah itu?
Demikianlah antara masalah yang akan cuba kita kupas serta perjelaskan dibahagian ini dan disamping
itu akan dijelaskan beberapa perkara berkaitan dengan ibadah kurban dan aqiqah, semoga memberi keIahaman
yang jelas hingga kita dapat menghayatinya dengan penuh keimanan kerana menjunjung perintah Allah s.w.t.
dan mendapat Iadhilat daripada amalan yang akan kita lakukan ini.
PENEMBELIHAN =URBAN
Qurban ialah penyembelihan binatang qurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji (selepas solat 'Idil
Adhha) dan hari-hari Tasyriq iaitu ,11,12 dan 13 Zulhijjah kerana beribadah kepada Allah s.w.t. , iaitu sebagai
menghidupkan syariat Nabi Allah Ibrahim a.s. yang kemudiannya disyariatkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan telah Kami jadikan unta-unta itu sebahagian daripada syi'ar Allah, kamu memperolehi kebaikan
yang banyak daripadanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan
telah diikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang
yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah
Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur." (surah al-Haj:36)
"Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu dan berqurbanlah." (Surah al-Kauthar:2)
Daripada Aisyah r.a Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: "Tiada suatu
amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada
menyembelih haiwan qurban. Sesungguhnya haiwan qurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta
dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu
menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala)
qurban itu." (Riwayat al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)
Zaid bin Arqam berkata: "Mereka telah bertanya, Wahai Rasullullah, apakah Udhhiyah (Qurban)
itu? Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Ia sunnah bagi bapa kamu Nabi Ibrahim." Mereka bertanya lagi:
Apakah ia untuk kita? Rasulullah s.a.w. menjawab: "Dengan tiap-tiap helai bulu satu kebaikan." Mereka
bertanya: "maka bulu yang halus pula? Rasullullah s.a.w bersabda yang bermaksud "Dengan tiap-tiap helai bulu
yang halus itu satu kebaikan." (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)
HU%UM BER=URBAN
Hukumnya Sunnat Muakkad (Sunnat yang dikuatkan) atas orang yang memenuhi syarat-syarat
seperti berikut:
1. Islam
2. Merdeka (Bukan hamba)
3. Baligh lagi berakal
4. Mampu untuk berqurban
Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud:
"Aku disuruh berqurban dan ia sunnat bagi kau." (Riwayat al-Turmuzi).
"Telah diwajibkan kepada ku qurban dan tidak wajib bagi kamu." (Riwayat Daruqutni)
Walaupun hukum berqurban itu sunnat tetapi ia boleh bertukar menjadi wajib jika dinazarkan.
Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud: "Sesiapa yang bernazar untuk melakukan taat kepada Allah, maka
hendaklah dia melakukannya." (Sila Rujuk: Fiqh al-Sunnah)
PERLA%SANAAN =URBAN
Binatang yang diqurbankan daripada jenis unta, lembu atau kerbau, kambing biasa yang berumur dua tahun,
jika biri-biri telah berumur satu tahun atau telah gugur giginya sesudah enam bulan meskipun belum cukup satu
tahun.
Binatang itu disyaratkan tidak cacat, tidak buta sebelah atau kedua-duanya, kakinya tidak pincang, tidak
terlalu kurus, tidak terpotong lidahnya, tidak mengandung atau baru melahirkan anak, tidak berpenyakit atau
berkudis. Binatang yang hendak disembelih itu mestilah sihat sehingga kita sayang kepadanya.
Waktu menyembelihnya sesudah terbit matahari pada Hari Raya Haji dan sesudah selesai solat 'Id dan dua
khutbah pendek, tetapi aIdhalnya ialah ketika matahari naik segalah pada Hari Raya Hhaji sehingga tiga hari
sesuadah Hari Raya Haji (hari-hari Tastriq iaitu 11,12 dan 13 Zulhijjah)
Daging qurban sunnat, orang yang berkorban disunnatkan memakan sedikit daging qurbannya. Pembahagian
daging qurban sunnat terdapat tiga cara yang utamanya adalah mengikut urutan sepererti berikut:
1. Lebih utama orang yang berqurban mengambil hati binatang qurbannya dan baki seluruh dagingnya
disedekahkan
2. Orang yang berqurban itu mengambil satu pertiga daripada jumlah daging qurban, dua pertiga lagi
disedekahkannya.
3. Orang yang berqurban mengambil satu pertiga daripada jumlah daging, satu pertiga lagi disedekahkan
kepada Iakir miskin dan satu pertiga lagi dihadiahkan kepada orang yang mampu. Sabda Rasullullah
s.a.w: "Makanlah oleh kamu sedekahkanlah dan simpanlah."
HI%MAH DAN .ADHILAT
1. Menghidupkan sunnah Nabi Allah Ibrahim a.s.
2. Mendidik jiwa kearah takwa dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.
3. engikis siIat tamak dan mewujudkan siIat murah hati mahu berbelanja harta kejalan Allah s.w.t.
4. Menghapuskan dosa dan mengharap keredhaan Allah s.w.t.
5. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia terutama antara golongan berada dengan golongan
yang kurang bernasib baik.
6. Akan memperolehi kenderaan atau tunggangan ketika meniti titian al-Sirat al-Mustaqim diakhirat kelak.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Muliakanlah qurban kamu kerana ia menjadi
tunggangan kamu dititian pada hari kiamat."
A=I=AH UNTU% ANA%
Aqiqah pengertian dari segi bahasa ialah rambut dikepala kanak-kanak. Sementara pengertian
aqiqah dari segi syara ialah binatang yang disembelih pada hari mencukur rambut bayi. Aqiqah sebagai ibadah
yang telah disyariatkan oleh Allah s.w.t. sebagaimana penjelasan Rasulullah s.a.w. dengan sabdanya yang
bermaksud: "Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari
ketujuh (daripada hari kelahirannya), dicukur dan diberi nama." (Riwayat Abu Dawud, al-Turmuzi dan Ibnu
Majah)
Ibnu Majah menerangkan maksud "... terpelihara dengan aqiqahnya..." (pada maIhum hadis
diatas) adalah bahawa aqiqah itu sebagai sebab yang melepaskan kanak-kanak tersebut daripada gangguan
syaitan yang cuba menghilangkan daripadanya melakukan kebaikan.
Daripada Salman bin Amir al-Dhabley, bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang
bermaksud: "Untuk anak lelaki itu aqiqahnya. Tumpahkan atasnya darah dan hilangkanlah daripadanya
kekotoran dan najis." (Riwayat Abu Daqud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah).
Menurut Imam Ahmad bin Hambal, bahawa apabila seseorang kanak-kanak itu mati dalam
keadaan belum diaqiqahkan lagi, maka anak itu tidak dapat mensyaIaatkan kedua-dua orang tuanya diakhirat
kelak.
HU%UM A=I=AH
1. Hukum aqiqah itu adalah sama dengan ibadah qurban iaitu Sunnat Muakkad kecuali dinazarkan menjadi
wajib.
2. Penyembelihan aqiqah ialah pada hari ketujuh dari kelahiran bayi atau pada hari ke empat belas atau ke
dua puluh satu. Jika tidak dapat maka bila-bila masa selagi anak itu belum baligh.
3. Jika anak telah baligh, maka gugur tuntutan atas walinya dan sunnat bagi dirinya (individu yang
berkenaan) mengaqiqahkan untuk dirinya sendiri. Hal ini berdasarkan hadis dari Ahmad, Abu Dawud
dan al-Tabrani, bahawa Rasulullah s.a.w. pernah mengaqiqahkan dirinya sendiri sesudah Baginda s.a.w.
diangkat menjadi Rasul.
4. Anak zina, aqiqahnya sunnat atas ibunya kerana naIkah hidup anak zina itu tanggungan ibunya bukan
bapanya. Demikian pendapat Syaikh Ibnu Hajar dan Syaikh Ramli, manakala Khatib Syarbini pula
berpendapat, adalah tidak sunnat bagi ibu mengaqiqahkan anak zinanya meskipun si ibu memberi naIkah
kepadanya.
5. Anak lelai disembelihkan dua ekor kambing (tetapi sah sekiranya seekor) dan perempuan memadai
dengan seekor kambing. Diriwayatkan daripada Aisyah, bahawa Rasulullah s.a.w. memerintahkan para
sahabat agar menyembelih aqiqah untuk anak lelaki dua ekor kambing yang umurnya sama dan untuk
anak perempuan seekor kambing. (Riwayat al-Turmuzi). Daripada Ibnu Abbas r.a. pula menyatakan.
bahawa Rasullullah s.a.w. menyembelih aqiqah untuk Hasan dan Husin masing-masing dengan seekor
kambing. (Riwayat Abu Dawud)
HU%UM-HU%UM ANG LAIN BER%AITAN DENGAN =URBAN DAN A=I=AH
1. Jika menyembelih qurban sendiri hendaklah berniat: "Aku jadikan binatang ini qurban untuk diriku
kerana Allah Ta'ala" dan seumpamanya, atau jika penyembelihan aqiqah berniat : "Aku jadikan
penyembelihan binatang ini sebagai aqiqah untuk anakku kerana Allah Ta'ala."
2. Jika untuk tolong kepada orang lain maka hendaklah berakad iaitu dengan dua cara:
1) Secara wakil, maka orang yang mewakilkan berkata: "Aku wakilkan atas diriku untuk
menghasilkan penyembelihan qurban untuk diriku (atau aqiqah untuk anak ku...)." Orang yang
menerima wakil menjawab: "Aku terima sebagai wakil untuk menghasilkan penyembelihan qurban
untukmu (atau aqiqah untuk anakmu...)." (PERINGATAN: Orang yang menerima wakil
hendaklah melaksanakan penyembelihan dan tidak boleh diserahkan tanggungjawab menyembelih
kepada orang lain).
2) Secara menyerahkan tanggungan dengan berkata: "Saya meletakkan atas zimmah tanggungan tuan
untuk menghasilkan penyembelihan qurban untuk ku (atau aqiqah untuk anakku)."
(PERINGATAN: Penerima jika tidak dapat menyempurnakan tanggungjawab yang diterima, boleh
diserahkan kepada orang lain untuk menyempurnakan penyembelihan untuk orang-orang yang
berakad tadi).
3. Daging qurban sunnat disedekahkan kepada Iakir miskin atau dihadiahkan kepada orang yang mampu
dalam bentuk masih mentah tetapi aqiqah sunnat dimasak dengan masakan jenis manis seperti kurma,
kicap dan sebagainya.
4. Binatang unta, lembu atau kerbau boleh dikongsi sebhagian untuk qurban dan sebahagian untuk
aqiqah.
5. Disunnatkan tulang-tulang binatang qurban itu tidak dipatahkan atau dipecahkan sama ada oleh orang
yang mengaqiqahkan atau yang memakannya. Cuma hendaklah diceraikan pada setiap persendian
tulang. Sekiranya dipecahkan juga maka tidaklah pula makruh, tetapi khilaI aula (yakni bersalahan
dengan yang utama).
6. Daging aqiqah atau qurban atau mana-mana bahagian dari binatang (seperti kulit, tulang dan sebagainya)
tidak boleh dijadikan upah kepada orang yang menyembelih dan orang-orang yang menguruskan
pemotongan. Upah untuk mereka jika diperlukan, maka hendaklah diberi dalam bentuk wang atau harta
benda yang lainnya.
7. Orang kaIir tidak boleh diberi makan daging aiqah atau daging qurban, sekiranya telah diberi
umpamanya sekilo, maka wajib diganti dengan daging yang lain untuk memenuhi daging yang kurang
itu.
8. Daging atau mana-mana bahagian dari binatang qurban nazar atau aqiqah, haram dimakan atau diambil
oleh orang yang melakukannya.
=URBAN DAN A=I=AH BERAMAI-RAMAI
Sekarang ini ada pihak tertentu seperti Masjid, Surau atau badan kebajikan dan orang perseorangan
menganjurkan majlis Qurban dan Aqiqah secara beramai-ramai. Pada dasarnya amalan ini baik demi
menggalakkan masyarakat Islam melakukan kedua-dua ibadah yang sangat dituntut dalam Islam (Sunnat
Muakkad). Namun yang demikian, beberapa syarat berikut ini hendaklah dipatuhi:
1. Pengurusan hendaklah dilakukan dengan betul, dengan penuh amanah dan tanggungjawab.
2. Harga yang dikenakan hendaklah dinyatakan termasuk kos pengurusan (Penyembelihan, kenderaan,
upah menyembelih, melapah dan sebagainya jika memerlukan upah).
3. Hendaklah diadakan aqad atau ijab dan qabul antara orang yang melakukan qurban atau aqiqah
dengan pihak pelaksana (AJK Qurban/ Aqiqah atau AJK Masjid/ Surau/ Badan Kebajikan/ Orang
perseorangan).

Anda mungkin juga menyukai