Anda di halaman 1dari 10

DASAR-DASAR DAN PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM

A. PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah
swt yang telah memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu
bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah
swt atau memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syariah
akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntuan Allah swt
dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan
beribadah.
Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya,
karena ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam
ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada
kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad berupa kitab suci Al-Quran
dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut
dengan hadits nabi
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk
beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syariat Nya.
Dalam ibadah, kita harus memperhatikan dasar dan ibadah yang kita lakukan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam makalah ini akan membahas
mengenai dasar dan prinspin ibadah dalam islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Ibadah
2. Hakekat Ibadah
3. Dasar Ibadah
4. Prinsip Ibadah
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Ibadah
Menurut bahasa, kata ibadah berarti patuh (al-thaah), dan tunduk (alkhudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri . Menurut al-Azhari,
kata ibadah tidak dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.

Ibadah adalah bahasa arab yang secara etimologi berasal dari akar kata --

- - yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri (kepada


Allah)Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.
Pengertian ibadah secara terminologis menurut ulama tauhid, dan hadits
ibadah adalah:




Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri
dan menundukkan jiwa kepadanya.
Para ahli di bidang akhlak mendefisikan ibadah sebagai berikut:






Mengerjakan segala bentuk kataatan badaniyah dan menyelenggarakan
segala syariat (hukum).
Ulama tasawuf mendefinisikan ibadah sebagai berikut:










Pekerjaan seorang mukallaf yang berlawanan dengan keinginan nafsunya
untuk membesarkan Tuhannya.
Menurut ahli fiqih ibadah adalah :


Segala bentuk ketaatan yang engkau kerjakan untuk mencapai keridaan
Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.
Menurut Jumhur Ulama :




Ibadah itu yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridai oleh
Allah SWT , baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan
maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan
pahala-Nya.
2. Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah
kepada Allah SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh
Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang
2

dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik
amalan batin ataupun yang dhahir (nyata).
Adapun hakekat ibadah yaitu:
a.Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat
ayat 56, yang menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk
beribadah kepada allah.
b.
Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
c.Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
d.
Hakikat ibadah sebagai cinta.
e.Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
f. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
3. Dasar Hukum Ibadah
Dasar hukum atau dalil perintah pelaksanaan ibadah
adalah nash al-Quran. Di dalam al-Qur'an banyak sekali ayatayat yang menyatakan perintah kepada hamba Allah untuk
melaksanakan ibadah. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan
bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan
yang terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai
perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan
Allah atas hamba-hamba-Nya.
Adapun

ayat-ayat

yang

menyatakan

perintah

untuk

melaksanakan ibadah tersebut di antaranya sebagai berikut:


a. Surat Yasin ayat 60:

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai


Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan?
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu. (Q.S. Yasin: 60)
b. Surat adz-Dzariyat ayat 56:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Q.S. adz-Dzariyat: 56)
3

Dari

ayat

di

atas,

jelaslah

bahwa

Allah

menciptakan jin dan manusia semata-mata untuk


menyembah-Nya, walaupun sebenarnya Allah tidak
berhajat

untuk

disembah

ataupun

dipuja

oleh

manusia. Allah adalah Maha Sempurna dan tidak


berhajat kepada apapun.
c. Surat an-Nahl ayat 36:
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu". Maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka

berjalanlah

kamu

dimuka

bumi

dan

perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang


yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. an-Nahl: 36)
d. Firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 25 :
Dan

Kami

sebelum

tidak

kamu

mengutus
melainkan

seorang

Rasulpun

Kami

wahyukan

kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang


hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku". (Q.S. al-Anbiya: 25)
e. 5. Firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 92:
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama
kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (Q.S. al-Anbiya: 92)
Dari
atas,

ayat-ayat

tampak

jelas

yang

telah

bahwa Allah
4

dikemukakan

di

memerintahkan

hamba-Nya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.


Diutusnya para Rasul untuk menyampaikan
yang

telah ditetapkan olehm Allah

manusia

adalah

supaya

kewajiban-kewajiban
dilaksanakannya

dalam

kepada

manusia

apa

saja

rangka

syari'at
umat

mengetahui
yang

harus

mensyukuri nikmat

yang telah Allah anugerahkan kepadanya.

4. Dasar Beribadah
Ibadah adalah amalan pokok dalam kehidupan manusia,
sebab manusia diciptakan oleh Allah swt, tidak lain adalah
dalam rangka untuk mengabdi (beribadah). Allah berfirman di
dalam Al-Qur'an surat adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya:
Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk mengabdi/beribadah kepada-Ku. Jelaslah ayat di atas
menjadi dasar bagi manusia dalam beribadah. Adapun dasardasar ibadah diantaranya:
1. Cinta; Maksudnya ibadah yang dilakukan oleh seorang
hamba didasarkan pada cintanya kepada Allah dan RosulNya, yang mengandung makna mendahulukan kehendak
Allah dan Rosul-Nya atas yang lainnya. Adapun tandatandanya: mengikuti sunnah Rosul, jihad dijalan Allah
dengan menggunakan jiwa, raga, dan hartanya.
2. Takut (Khauf); Maksudnya ibadah yang dilakukan oleh
seorang hamba didasarkan pada takutnya seorang hamba
kepada

Allah.

kepada

segala

Tidak

merasakan

bentuk

dan

sedikitpun

jenis

ketakutan

makhluk

melebihi

ketakutannya kepada Allah.


3. Harapan (Raja'); Maksudnya ibadah yang dilakukan oleh
seorang hamba dijalankan dengan penuh pengharapan
tanpa

ada

rasa

pantang
5

menyerah.

Seorang

hamba

dituntut

untuk

selalu

berharap

kepada

Allah

dengan

harapan yang sempurna tanpa merasa pernah putus asa.


Ibadah merupakan latihan spiritual rohani manusia yang
sangat diperlukan/dibutuhkan manusia dalam mendekatkan
diri dan mensucikan jiwanya serta sebagi sarana untuk
mendapatkan

pertolongan

Allah

swt.

Dengan

kesadaran

beribadah, maka sang hamba merasakan adanya pengayom


atau sandaran, yakni tempat mengadu manakala menghadapi
masalah yang besar, sehingga akan memperoleh ketentraman
perasan damai dan mempunyai semangat dalam rrienjalani
proses kehidupan di dunia ini.
Ibadah merupakan perwujudan keimanan seseorang,
iman tidak hanya sekedar rumusan-rumusan abstrak tanpa
kemampuan
Dengan

memberi

demikian

peribadatan

dorongan

keimanan

sebagai

batin

harus

ekspresi

kepada

individu.

diwujudakan

penghambaan

dalam

seseorang

kepada Allah. Ibadah yang dilakukan setiap hamba memiliki


tujuan sebagi berikut:
a. Memperoleh

ridlo

Allah;

Ibadah

yang

dilakukan

oleh

seorang hamba, dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa


mengharap apapun kecuali hanya untuk memperoleh ridlo
Allah.
b. Menumbuhkan

kesadaran

tanggung

jawab;

Dengan

melakukan ibadah dengan istiqomah akan membentuk jiwa


yang sadar akan tanggung jawab
c. Perwujudan dan pemeliharaan keimanan; Ibadah yang
dilakukan

oleh

seorang

hamba

secara

konsisten

merupakan perwujudan dan pemeliharaan keimanan


d. Meningkatkan

harkat

dan

martabat;

Dengan

ibadah

manusia dapat dibedakan harkat dan martabatnya dengan


hewan. Karena dengan akal dan fitrahnya, yang mengarah
kepada

ketaatan

kepada

beribadah dengan baik.


6

Tuhannya;

manusia

dapat

e. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah; Takwa merupakan


tujuan yang utama dalam beribadah. Karena dengan
ketakwaanya manusia akan memperoleh derajat yang
muklia disisi Tuhannya.
f. Tawajjuh (menghadap); Menghadap Tuhan Yang Maha . Esa,
Tuhan yang disembah, dan meng-Esakannya dengan niat
ibadah dalam setiap keadaan, hal itu diikuti dengan tujuan
penyembahan guna memperoleh kedudukan yang mulia.
g. Untuk perbaikan jiwa dan mencari anugerah; Seluruh
ibadah

mempunyai

fungsi

ukhrawiyah,

termasuk

memperoleh keberuntungan dengan nikmat surga dan


selamat dari azab neraka
5. Prinsip Ibadah
Adapun prinsip melaksanakan Ibadah sebagai berikut:
a. Ibadah itu tauqifiyyah (artinya, tidak ada tempat sedikitpun bagi kreasi
manusia di dalamnya) hanya Allah SWT semata yang membuatnya. Kita
beribadah

hanya

karena

ada

perintah

Allah

SWT.

Maka tetaplah engkau & orang yg telah taubat bersamamu pada jalan yg
benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu & janganlah kalian melampaui
batas (QS Hud:112)
b. Ibadah yang tulus kepada Allah SWT semata haruslah bersih dari noda-noda
kesyirikan. Apabila sedikit saja dari kesyirikan bercampur dengan ibadah
maka rusaklah ibadah itu .Ibadah dilakukan tanpa perantara, baik berupa
manusia, binatang, benda, maupun tumbuh-tumbuhan.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dgn Rabb-nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal saleh & janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kpd Rabb-nya (QS Al Kahfi:110)
b. Keharusan untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai

teladan &

pembimbing dalam ibadah.


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yg baik
bagi kalian (QS Al Ahzaab:110)
Rasulullah juga bersabda :
- Barangsiapa melakukan suatu amalan yg tidak ada contohnya dari kami,
maka amalannya tertolak (HR Muslim)

c. Ibadah itu memiliki batas kadar dan waktu yang tidak boleh dilampaui.
Sebgaimana firman Allah SWT. :
Sesungguhnya shalat kewajiban yg telah ditentukan waktunya (QS AnNissa:103)
d. Keharusan menjadikan ibadah dibangun diatas kecintaan, ketundukan,
ketakutan dan pengharapan kepada Allah SWT.
Orang-orang yg mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
Tuhan mereka siapa di antara mereka yg lebih dekat (kepada Allah) &
mengharapkan rahmat-Nya & takut akan azab-Nya (QS Al Israa :57)
e. Ibadah tidaklah gugur kewajibannya pada manusia sejak baligh dalam
keadaan berakal sampai meninggal dunia.
dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam
(QS Aali Imran:103
D. KESIMPULAN
Ibadah adalah segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya
(maqulat al-mana) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada
umumnya, maupun yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair maqulat mana),
seperti thaharah dan shalat, baik yang berhubungan dengan anggota badan seperti
rukuk dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah seperti zikir, dan hati
seperti niat.
Melalui ibadah (pengabdian) kepada Allah, hidup manusia terkontrol. Di
mana pun dan dalam keadaan apa pun, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan
sadar sebagai hamba Allah dan mampu menguasai dirinya, sehingga segala sikap,
ucapan, dan tindakannya selalu dalam kontrol Ila

E. PENUTUP
Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari penciptaan
kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al Quran dan Hadits
baik dalam ibadah mahdah (khusus) maupun dalam ibadah ghoiru mahdah (umum)
dengan niat semata-mata ikhlas untuk mencapai ridha Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, TM. Hasbi. Kuliah Ibadah; Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikmah. Cet. VII; Jakarta: Bulan Bintang. 1991.
Depag. 2010. Alquran dan Terjemahannya. Jakarta. Diponegoro.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci al-Quran. 1992.
Fauzi, Imam Romzan. Prinsip-prinsip Ibadah. 2012
Jalah Hati. Konsep Ibadah Dalam Islam. http://jalahati. wordpress.com/013/03/02/
Muhammad, Husein. Dari Ibadah Individual Menuju Ibadah Kemanusiaan. Cirebon. 2008.
Sodik

Muhammad. Hubungan

Ibadah

dan

Kesalehan

Sosial. http://sodikinmuhammad.blogspot.com/2011/12/ 04.html ( diunduh pada


Oktober 2013
Hasan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Kontemporer, (Jakarta: Karisma Putra Utama
Ofset, 2008

DASAR DAN PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu : DR. Ali Trigiyanto, S.Ag. M.Ag.

Disusun oleh :

1. NURUL MUSLIMAH
2. TINWAROTUL FATINAH

NIM. 2011315516
NIM. 2011315517

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2015

10

Anda mungkin juga menyukai