Anda di halaman 1dari 4

TAKUT TIDAK BISA BERIBADAH

Oleh: H. Husen Zainal Mutaqin, Lc., M.Pd.I


(Bidgar Dakwah PD Persis Garut)

A.Tujuan Penciptaan Manusia


Ibadah kepada Allah adalah tugas pokok manusia, Allah Swt menciptakan manusia
untuk berbakti dan mengabdi kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-
zariyat ayat 56

‫س ا َِّْل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخ َل ْقتُ ا ْل ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

B.Hakikat Ibadah
Ibadah memiliki 2 makna, pertama ta’abbud dan kedua mutabbad bihi
Pertama : Ta’abbud
Ta’abbud adalah sikap mengabdi dan berbakti dan mengagungakan (ta’zim) kepada
Allah, Syeikh Muhammad Shalih Utsaimin menjelaskan

.‫ بفعل أوامره واجتناب نواهيه; حمبة وتعظيما‬-‫ عز وجل‬-‫ التعبد مبعىن التذلل هلل‬:‫األول‬

Al-Ta’bbud dengan makna tadzallul lillahi merendahkan diri kepada Allah dengan
mengerjakan semua yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. Dengan
dilandasi rasa cinta dan penghormatan

Kedua : Muta’abbad bihi


Muta’abbad bihi mengandung makan bentuk-bentuk pengabdian, Syeikhul islam
menjelaskan bentuk-bentuk pengabdian sebagai berikut

.‫اسم جامع لكل ما حيبه هللا ويرضاه من األقوال واألعمال الظاهرة والباطنة‬
Ibadah adalah sebuah nama yang mencakup semua yang dicintai dan diridhai oleh Allah
Swt, berupa ucapan dan perbuatan, baik yang zahir ataupun yang bathin (tidak
kelihatan)
Memperhatikan definisi tersebut bentuk ibada sangat luas, yaitu segala hal yang dicintai
dan diridhai oleh Allah Swt, namun jika digabungkan dan diklasifikasikan dengan
definisi di atas , maka bentuk ibadah terbagi kepada dua bagian yaitu menjalan perintah
Allah dan menjauhi larangannya, kemudian dilihat dari tingkatan perintah dan
laranngan terbagi kepada dua bagian pula yaitu memaksa dan tidak memaksa.Dengan
demikian bentuk ibdah terbagi kepada 4 bagian

1 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2023
1.Menjalankan semua perintah Allah yang wajib
2.Menjalankan semua perintah Allah yang sunat
3.Meninggalkan semua larangan Allah yang haram
4.Meninggalkan semua larangan Allah yang makruh

C.Kenapa Takut Tidak Bisa Ibadah


Setiap mukmin harus merasa takut untuk tidak bisa menjalankan tugas pokonya yaitu
sebagai hamba Allah yang berkewajiban menganbdi dan berbakti kepada-Nya.Ada
beberapa alasa kenapa mesti merasa takut untuk tidak bisa beribdah kepada Allah Swt
1.Tidak Beribadah mengundang murka Allah Swt
Tidak beribadah artinya tidak taat, perintahnya tidak dijalankan, larangannya
diabaikan.Tidak beribadah mengandung makna, tidak merasa dirinya sebagai hamba
yang telah diciptakan oleh Allah Swt, juga tidak beribadah dimakna sebagai
pembangkangan kepada dzat yang Maha Kuasa dan Maha Gagah.Tentunya hal itu
mengundang murka dan hukuman Allah Swt.

‫عذَابٌ اَ ِل ْي ٌم‬ ِ ‫ص ْيبَ ُه ْم فِتْنَةٌ اَ ْو ي‬


َ ‫ُص ْيبَ ُه ْم‬ َ َ‫فَ ْليَ ْحذَ ِر َّال ِذيْنَ يُخَا ِلفُ ْون‬
ِ ُ ‫ع ْن اَ ْم ِرهٖٓ اَ ْن ت‬
Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat
cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

Allah Swt marah dan menghukum Iblis karena ia tidak mau melaksanakan 1(satu)
saja perintah Allah, yaitu sujud kepada Nabi Adam
Allah Swt pun marah dan menghukum Nabi Adam karean ia mengabaikan 1
(satu) saja larangan dari Allah Swt yaitu untuk tidak mendekati pohon
Jadi mesti diingat dengan baik satu saja larangan atau perintah diabaikan akan
mengundang kemurkaan dan hukuman dari Allah Swt, bagaimana kalau lebih dari satu?
2.Ibadah adalah Puncaknya Kenikmatan
Banyak sekali kenikmatan yang Allah berikan, baik materi ataupun non
materi.Ibadah kepada Allah adalah kenikmatan puncak yang Allah berikan kepada
hamba-Nya. Berbagai bentuk ibadah yang dilakukan dengan baik dan benar akan
mendatang kenikmatan dan kelezatan yang tidak ada bandingannya dengan kenikmatan
materi.Ibadah bukanlah beban yang menyiksa, namun kedekatan dengan Sang Tercinta
yaitu Allah Swt.Seseorang akan merasah bahagia, saat berdekatan dengan yang
dicintainya.Bagi seorang Mukmin hanya Allah Swt yang dicintainya.
Ibadah adalah puncaknya kenikmatan, mengandung makna bahwa jika seseorang
tidak melaksanakan ibadah, berarti ia sedang mengalami musibah yang sangat
besar.Karena, kemungkina pertama, Allah sedang marah kepadanya, sehingga tidak
mau memberikan anugrah terbesarnya yaitu kenikmatan ibadah atau kemungkinan

2 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2023
kedua, Allah sedang marah kepadanya sehingga kenikmatan yang ia pernah ia rasakan
dicabut dari dirinya, karena ia dianggap tidak pantas menerimanya.
Jika seseorang ibadah, namun masih belum merasakan kenikmatan, maka
ibadahnya perlu dievaluasi.Selanjutnya, ia harus pokus memperbaiki
ibadahnya,berusaha untuk menjadikan semua bentuk ibadahnya sesuatu yang indah,
nikmat dan menyenangkan.
Jika seseorang sudah merasakan nikmatnya ibadah, tentunya akan merasa takut
kenikmatan itu hilang dan dicabut dari dirinya.Ia akan berusaha menjaga, merawat dan
mempertahankannya sekuat tenaga agar kenikamtan itu selalu ada pada dirinya. Seperti
seorang politikus atau pejabat yang sudah merasakan kenikmatan dengan jabatannya,
maka seumur hidup ia akan mempertahankan posisi dan jabatannya itu.
Hilang kenikmatan dalam ibadah akan menjadikan ibadah sebuah rutinitas yang
memberatkan dan membosankan.Terkadang, satu, dua bentuk ibadah mulai ia
tinggalkan.Tentunya hal itu bagi seorang mukmin dalah musibah terbesaar dalam
hidupnya.

3.Ibadah adalah keuntungan yang besar


Ibadah yang dilakukan oleh seseorang adalah bentuk penganbdian kepada Sang
Pencipta , juga sebagai bentuk rasa syukur kepada dzat yang Maha Rahman dan Maha
Rahim yang banyak melimpahkan rahmat dan nikma-Nya, juga merupakan ekpresi rasa
cinta kepada sang Penguasa.Namun, selain itu semua, terdapat sesuatu yang sangat
menarik, yaitu dianjurkan agar saat seseorang mengerjakan ibadah memilki perasaan
raja yaitu berharap mendapatkan imbalan yang besar dari Allah Swt .
Hal tersebut di atas dikarenakan, Allah Swt adalah maha Kaya dan Pemurah,
Rahmat-Nya begitu luas.Saat Allah memerintahkan dan melarang sesuatu kepada
hamba-Nya, Ia siapkan imbalan yang sangat besar, bagi yang taat kepadanya.Selain itu,
ia memerintahkan agar setiap hamba-Nya selalu berharap pada imbalan tersebut.
Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyebutkan imbalan-imbalan
yang akan Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat.Demikian pula dalam
hadis-hadis, banyak sekali disebutkan imbalan yang kan diraih oleh seseorang yang
mengerjakan suatu amaalan ibadah.
Dengan demikian, Jika seseorang mengerjakan amalan ibadah, maka akan
mendapatkan imbalan yang sangat besar, rugi sekali kalau ia lewatkan.Misalnya,
seseorang yang berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah, maka ia akan
mendapatkan keuntungan yang sangat besar, Syeikh Dr Fadl Ilahi dalam kitabya
Ahammiyah Shalat al-Jamaah, menyebutkan sekitar 9 keutamaan melangkahkan kaki
kemesjid, diantaranya:setiap langkahnya akan dicatat dihitung sebagai kebaikan,
menghapus dosa dan meninggikan derajat, dijamin masuk surga, dijamin mendapatkan
kehidupan yang baik dan kematian yang baik, akan mendapatkan Cahaya yang
sempurna di hari kiyamat, dan ganjaran berjalan ke masjid seperti ganjaran
melaksanakan ibadah haji dan umrah.

3 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2023
Dengan demikian seorang muslim akan senantiasa takut ada amal ibadah yang ia
tinggalkan, karena meninggalkannya dianggap sebagai kerugian yang sangat besar,
berapa banyak rahmat, Fadilah dan maghfirah yang ia leawtkan, berapa banyak
ganjaran yang ia tinggalkan.
D.Tingkatan Rasa Takut
1.Takut mengabaikan yang Diwajibkan dan Diharamkan
Takut terhadap hal ini hukumnya wajib, karena jika jika mengabaikan kewajiban dan
yang diharamkan termasuk pembangkangan sebuah maksiat, Allah akan murka dan
memberikan hukuman atau siksaan-Nya.
2.Takut mengabaikan yang disunatkan dan yang dimakruhkan
Jika seseorang memiliki rasa takut terhadap hal ini, menunjukan bahwa ia sudah
memiliki tingkatan yang tinggi sebagai hamba Allah, karena bukan lagi merasa takut
meninggalkan yang wajib, ia pun takut meninggalkan hal-hal yang sunat.Ibadah-ibadah
sunat ia jaga tidak mau ada yang ia lewatkan, kerugian yang sangat besar jika ia
lewatkan.
3.Takut mengerjakan hal-hal yang mubah kareana takut terjadi apa-apa
Taku pada level ini adalah pencapai tertinggi yang diraih oleh seorang hamba
dalam beribadah kepada Allah Swt.Yaitu, bukan hanya ia meninggalkan perbuatan
yang haram dan makruh, namun hal-hal yang mubah pun ia tinggalkan.Saat ia merasa
bahwa sibuk dengan perkara mubah dapat menganggu kesempurnaan yang wajib atau
meninggalkan yang sunat, makai a kan segera meninggalkan perkara yang mubah
tersebut.

َ :‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬


‫"َل يَ ْب لُ ُغ ال َْعْب ُد أَ ْن يَ ُكو َن‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ َ‫َع ْن َع ِطيَّة‬
َ َ‫ ق‬،‫الس ْع ِد ِي‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ْس بِ ِه َح َذ ًرا ِِمَّا بِ ِه ََبْس‬ َ ‫ِم َن املتَّقني َح ََّّت يَ َد‬
َ ‫ع َما ََل ََب‬
Dari Athiyah al-Sa’di Ra, Rasulullah Saw bersabda : “Seorang hamba tidak akan
sampai kepada derajat taqwa , sehingga ia dapat meninggalkan hal-hal yang tidak
mengapa, karena takut menjadi apa-apa. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

4 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2023

Anda mungkin juga menyukai